• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.8. Analisis Kepekaan

Analisis kepekaan dilakukan untuk melihat pengaruh apa yang akan terjadi akibat beberapa perubahan pada harga bahan baku, biaya tenaga kerja, kapasitas produksi.

4.8.1. Perubahan Pada Harga Bahan Baku

Perubahan pada harga bahan baku bertujuan untuk melihat apakah perusahaan akan tetap layak dijalankan jika di tahun yang akan datang terjadi kenaikan pada harga bahan baku sebesar 10 persen akibat adanya kenaikan inflasi. Kenaikkan harga pada bahan baku akan menyebabkan perubahan sebagai berikut:

Tabel 17. Rekapitulasi Kenaikkan Harga Bahan Baku 10% Pada Analisis Sensitifitas KRITERIA Stn NILAI KELAYAKAN 1 NPV (000Rp) -840.133 2 IRR % 13 3 NET B/C -- 0,17 5 BEP- th analisis th 9,3 7 PBP-NET B th 1,2

Tabel diatas menggambarkan perubahan yang terjadi akibat adanya kenaikkan harga pada bahan baku. peningkatan pada harga bahan baku akan meningkatkan harga jual pada pupuk organik tersebut. Jika perusahaan tidak menaikkan harga jual maka kondisi perusahaan saat harga bahan baku meningkat menjadi tidak layak. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang negatif. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya perusahaan meningkatkan harga jualnya agar kondisi perusahaan tetap layak untuk dijalankan.

4.8.2. Peningkatan Biaya Tenaga Kerja

Analisis pada biaya tenaga kerja bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu perusahaan jika terjadi peningkatan upah sebesar 15% setiap tahun. Kenaikkan upah ini merupakan kebijakan perusahaan. Setelah melakukan perhitungan analisis kepekaan dengan menaikkan biaya tenaga kerja maka di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 18. Rekapitulasi Analisis Sensitifitas Peningkatan Biaya Tenaga Kerja 15% KRITERIA KELAYAKAN Stn NILAI 1 NPV (000Rp) 1.693.843 2 IRR % 16 3 NET B/C -- 2,66 4 BEP- th analisis th 9 5 PBP-NET B th 1,2

Peningkatan pada biaya tenaga kerja sebesar 15% ternyata berpengaruh banyak terhadap perubahan pendapatan perusahaan. Hal ini terlihat dari penurunan NPV yang tidak terlalu mencolok yaitu

awal NPV sebesar Rp. 2.159.141.000 menjadi Rp. 1.693.843.000. Dari kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang layak untuk memberikan peningkatan pada upah karyawan sebesar 15% setiap tahun dari kondisi awal dimana peningkatan upah hanya sebesar 10% setiap tahunnya.

4.8.3. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak

Analisis perubahan harga bahan bakar minyak bertujuan untuk mengetahui perubahan apa saja yang akan terjadi akibat kenaikkan BBM sebesar 30 persen setiap 2 tahun. Perubahan harga BBM akan berpengaruh pada biaya transportasi penyediaan bahan dan transportasi pengiriman barang.

Setelah melakukan perhitungan dengan menaikkan harga BBM maka di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 19. Analisis Sensitifitas pada harga bahan bakar minyak

KRITERIA Stn NILAI KELAYAKAN 1 NPV (000Rp) 1.968.097 2 IRR % 15 3 NET B/C -- 2,89 4 BEP- th analisis th 8,9 5 PBP-NET B th 1,2

Peningkatan harga BBM juga tidak terlalu menimbulkan peubahan yang mencolok pada perusahaan, hal ini terlihat dari penurunan nilai NPV yang tidak terlalu besar yaitu sebesar Rp 191.044. Dan nilai BEP yang meningkat 0,2 tahun lebih lama dibandingkan kondisi normal.

4.8.4. Peningkatan Kapasitas Produksi

Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan apa saja yang akan terjadi jika kapasitas produksi setiap tahun meningkat 10 persen. Peningkatan kapasitas sebesar 10 persen akan menaikkan jumlah bahan baku yang akan digunakan dan secara otomatis akan menaikkan biaya bahan baku serta akan meningkatkan penerimaan sebesar 10%.

Setelah melakukan perhitungan, peningkatan kapasitas produksi akan menyebabkan perubahan sebagai berikut:

Tabel 20. Rekapitulasi Analisis Kepekaan Peningkatan Kapasitas Produksi KRITERIA KELAYAKAN Stn NILAI 1 NPV (000Rp) 3.411.594 2 IRR % 15 3 NET B/C -- 4,35 4 BEP- th analisis th 8,7 5 PBP-NET B th 1,2

Dari tabel diatas terlihat bahwa jika perusahaan meningkatkan kapasitas menjadi 10% maka akan terjadi peningkatan nilai NPV. NPV akan naik menjadi Rp. 3.411.594 dari NPV awal sebesar Rp. 2.159.141.

4.8.5. Penambahan Tenaga Kerja Pemasaran

Aspek pemasaran sangat berperan penting dalam mempromosikan sebuah produk. Agar produk pupuk organik cair ini dapat dikenal oleh banyak kalangan maka PT Mulyo Tani harus menambah tenaga pemasarnya. Penambahan tenaga pemasar diharapkan dapat menambah volume penjualan. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan saat terjadi penambahan tenaga kerja bagian pemasaran:

Tabel 21. Rekapitulasi Penambahan Tenaga Kerja Bagian Pemasaran

KRITERIA KELAYAKAN Stn NILAI 1 NPV (000Rp) 2.032.109 2 IRR % 15 3 BEP- th analisis th 8,8 4 PBP-NET B th 1,2 5 NET B/C -- 3

Dari hasil perhitungan diatas bahwa PT Mulyo Tani dapat menambah tenaga pemasarnya. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang jauh dari nol dan penambahan ini juga tidak terlalu merubah kondisi kelayakan perusahaan. Sehingga kebijakan untuk menambah tenaga kerja pemasaran dapat dilakukan.

4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin

Produk pupuk organik ini dibuat dari bahan-bahan yang tidak tahan lam dan mudah sekali membusuk. Sehingga saat ini untuk menghindari kerugian akibat bahan baku yang membusuk PT Mulyo Tani melakukan pembelian bahan baku dengan jarak waktu satu minggu. Hal ini tentu saja menambah biaya transportasi untuk pengadaan bahan dan juga rawan terjadi keterlambatan bahan baku.

Oleh karena itu pengadaan mesin pendingin dapat sangat membantu untuk mengurangi biaya transportasi dan juga menghindari keterlambatan dan ketidaktersediaan bahan baku dipasar. Hasil perhitungan akibat terjadi penambahan mesin pendingin adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Rekapitulasi Penambahan Mesin Pendingin

KRITERIA KELAYAKAN Stn NILAI 1 NPV (000Rp) 2.434.024 2 IRR % 15 3 BEP- th analisis th 8,7 4 PBP-NET B th 1,2 5 NET B/C -- 3,42

Hasil dari perhitungan diatas bahwa keuntungan yang di dapat oleh perusahaan meningkat. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan pada biaya transportasi akibat dari frekuensi pembelian bahan baku yang berkurang. Oleh karena itu perusahaan dapat menambah mesin pendingin pada perusahaannya.

4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisis Kepekaan

Rekapitulasi aspek finansial dan analisis kepekaan adalah perbandingan antara kondisi perusahaan pada saat kondisi normal dan saat kondisi perusahaan setelah dilakukan beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain adalah peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, peningkatan harga bahan bakar minyak, peningkatan kapasitas, penambahan tenaga kerja pemasaran, dan penambahan investasi mesin pendingin. Perubahan tersebut akan

mempengaruhi kondisi kelayakan perusahaan. Kondisi kelayakan perusahaan sangat peka terhadap kenaikkan harga bahan baku hal ini disebabkan sumber penerimaan PT Mulyo Tani hanya dari proses produksi pupuk organik cair, yang sangat bergantung pada pemakaian bahan baku. Sehingga jika terjadi peningkatan harga bahan baku sebesar 10%, maka kondisi perusahaan menjadi tidak layak, hal ini terlihat dari perolehan nilai NPV yang negatif. Dalam kondisi seperti ini perusahaan harus melakukan peningkatan harga jual, dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 36.000 agar kondisi perusahaan tetap layak.

Kondisi kelayakan perusahaan juga sangat peka terhadap perubahan biaya tenaga kerja. Jika perusahaan akan meningkatkan upah karyawan sebesar 15%. Hal ini menyebabkan kondisi perusahaan menjadi kurang menguntungkan, karena pada tahun ke 9 dan ke 10 NPV bernilai negatif. Agar kondisi perusahaan tetap layak dan kebijakan tersebut dapat dijalankan, maka harga jual pupuk harus dinaikkan dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 30.000 untuk meningkatkan penerimaan. Dengan meningkatkan harga jual maka kondisi perusahaan akan kembali layak.

Selain perubahan pada harga bahan baku dan peningkatan biaya tenaga kerja, perubahan yang lain tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kelayakan perusahaan. Bahkan penerimaan perusahaan akan meningkat jika perusahaan meningkatkan kapasitas setiap tahun menjadi 10% dan menambah investasi mesin pendingin perusahaan dapat mengurangi jadwal pembelian bahan baku sehingga perusahaan dapat menekan biaya transportasi, dengan menekan biaya transportasi maka keuntungan perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan kebijakan untuk menambah investasi mesin pendingin dan meningkatkan kapasitas 10% setiap tahun untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Gambaran perbandingan antara kondisi normal perusahaan dan berbagai perubahan terdapat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 23. Rekapitulasi Aspek Finansial Pada Kondisi Normal dan Pada Saat Terjadi Kepekaan Skenario Kriteria A B C D E F G NPV (Rp) 2.159.1 41 -840.13 3 1.693.8 43 1.968.09 7 3.411.5 94 2.032.1 09 2.434.0 24 IRR (%) 15 13 16 15 15 15 15 NET B/C 3,12 0,17 2,66 2,89 4,35 3 3,42 BEP (10 Thn) 8,7 9,3 9 8,9 8,7 8,8 8,6 PBP (10 Thn) 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 Keterangan :

Skenario A : Keadaan pada kondisi normal.

Skenario B : Keadaan dimana harga bahan baku produksi meningkat 10%. Skenario C : Keadaan dimana biaya tenaga kerja meningkat 15%.

Skenario D : Keadaan dimana harga bahan bakar minyak meningkat 30% setiap 2 tahun.

Skenario E : Keadaan dimana kapasitas produksi meningkat 10% pada setiap tahun.

Skenario F : Keadaan dimana perusahaan menambah tenaga pemasaran.

Skenario G : Keadaan dimana perusahaan menambah investasi mesin pendingin.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait