BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Analisis Kesalahan Data Jawaban
Analisis adalah penyelidikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa
dalam mengerjakan soal cerita trigonometri.
2. Kesalahan
Kesalahan adalah kekeliruan yang dapat dilihat dari pekerjaan tertulis
siswa dalam mengerjakan soal cerita trigonometri.
3. Soal Cerita Trigonometri
Soal cerita trigonometri adalah soal matematika yang berbentuk cerita
yang terkait dengan pokok bahasan trigonometri.
F.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan kesalahan yang dihadapi oleh siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi trigonometri.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan
6
G.Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan mampu membuat siswa mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri, sehingga siswa menjadi lebih teliti dalam menyelesaikan
soal cerita trigonometri setelah mengetahui letak kesalahan yang
dilakukan.
2. Bagi guru mata pelajaran matematika
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk
mengetahui kesalahan dan faktor penyebab kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi trigonometri,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih
metode yang tepat dalam mengajarkan materi trigonometri kepada
siswa di kelas.
3. Bagi peneliti sebagai calon guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
wawasan tentang dunia pendidikan. Hasil penelitian ini juga membantu
peneliti sebagai calon guru untuk lebih memahami kesulitan siswa
dalam belajar terlebih dalam kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam
mengerjakan soal cerita pada materi trigonometri dan faktor penyebab
kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada
materi trigonometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H.Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II merupakan landasan teori yang memaparkan teori-teori
yang menjadi landasan dalam penelitian. Teori-teori yang digunakan
adalah analisis, kesalahan, soal cerita trigonometri, faktor penyebab
kesalahan, jenis kesalahan, menyelesaikan soal cerita dengan
langkah-langkah Polya, ,tinjauan materi soal trigonometri, dan kerangka berpikir.
Bab III merupakan metode penelitian yang memaparkan tentang
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,
variabel penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen
penelitian, validitas, reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur
pelaksanaan penelitian.
Bab IV merupakan pembahasan yang memaparkan tentang
pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisa data, dan pembahasan.
Bab V merupakan penutup yang memaparkan tentang kesimpulan
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim penyusun, 2011), arti
dari kata analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya). Menurut Kamus Matematika (Roy Hollands,
1983), arti dari kata analisis adalah peristiwa pemisahan ke dalam
bagian-bagian. Analisis yang dimaksud pada penelitian ini adalah penyelidikan
terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri.
B. Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim penyusun, 2011), arti
dari kata kesalahan adalah perihal salah; kekeliruan; kealpaan. Kesalahan
yang dimaksud pada penelitian ini adalah kesalahan yang dialami oleh siswa
dalam mengerjakan soal cerita trigonometri. Menurut Kamus Matematika
(Roy Hollands, 1983), arti dari kata kesalahan adalah tidak betul; tidak baik;
jawaban tidak selalu sederhana betul atau salah.
Lerner dalam Mulyono (2009:262) mengemukakan berbagai
kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas
matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya
pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan
kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.
Kesalahan yang dimaksud pada penelitian ini adalah kekeliruan yang
dapat dilihat dari pekerjaan tertulis siswa dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri. Kesalahan dalam matematika dapat dilihat dari hasil pekerjaan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika seperti kesalahan dalam
menggunakan teorema dalam mengerjakan soal dan kesalahan teknis dalam
menghitung jawaban yang kurang tepat.
C. Soal Cerita Trigonometri
Soal cerita trigonometri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim
penyusun, 2011), arti dari kata soal adalah apa yang menuntut jawaban dan
sebagainya (pertanyaan dalam hitungan dan sebagainya). Arti dari kata cerita
adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal
(peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Arti dari kata trigonometri adalah ilmu
ukur mengenai sudut dan sempadan segitiga (digunakan dalam astronomi dan
sebagainya). Soal cerita yang dimaksud pada penelitian ini adalah soal
matematika yang berbentuk cerita yang terkait dengan pokok bahasan
10
D. Faktor Penyebab Kesalahan
Faktor penyebab kesalahan secara umum dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu faktor kognitif dan faktor non kognitif.
1. Faktor Kognitif
Menurut Suwarsono (1982), faktor kognitif adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dalam
memproses atau mencerna materi matematika ke dalam pikiran.
2. Faktor Nonkognitif
Menurut Burton dalam M. Entang (1984: 13-14), faktor-faktor
penyebab timbulnya kesulitan belajar dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu:
a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain kelemahan
secara fisik seperti suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang
secara sempurna, luka atau cacat, atau sakit, sehingga sering
membawa gangguan emosional, yang menghambat usaha-usaha
belajar secara optimal. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik
kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang
sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh
pendidikan, antara lain: kelemahan mental (taraf kecerdasannya
memang kurang), nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi
sebenarnya hanya kurang minat, kebimbangan, kurang usaha,
aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat dan sebagainya, juga
kurang menguasai keterampilan dan kebiasaan fundamental dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar. Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain terdapatnya
rasa tidak aman (insecurity), penyesuaian yang salah (adjusment)
terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan-tuntutan tugas dan
lingkungan, tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipati),
mekanisme pertahanan diri. Kelemahan yang disebabkan oleh karena
kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: malas belajar,
sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. Tidak memiliki
keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan
seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai
pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya
secara sekuensial (meningkat dan beruntun), kurang menguasai
bahasa asing yang diperlukan.
b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain: kurikulum
yang seragam, bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak sesuai
dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan
individu; ketidaksesuaian estandar administratif (sistem pengajaran,
penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar,
dan sebagainya); terlalu berat beban belajar (siswa) atau mengajar
(guru), terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu berat
menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya; terlalu sering pindah
sekolah, atau program tinggal kelas dan sebagainya; kelemahan dari
sitem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan sebelumnya;
12
status sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan
sosial psikologis; terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler;
kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.
Pada penelitian ini, peneliti membahas faktor kognitif yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri. Penyebab kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal matematika pada umumnya antara lain:
1)Kurangnya pemahaman konsep atas materi prasyarat maupun materi
pokok yang dipelajari
2)Kurangnya penguasaan bahasa matematika
3)Keliru dalam menafsirkan atau menerapkan rumus
4)Kurang teliti dalam memasukkan data
5)Kurang teliti dalam teknik menghitung
E. Jenis Kesalahan
Hadar, Zaslavsky, dan Inbar (1987) mengklasifikasikan kesalahan
dalam 5 tipe, yaitu:
1. Siswa menambah atau mengabaikan data
2. Siswa menerjemahkan pernyataan verbal ke dalam pernyataan matematika
dengan arti yang berbeda
3. Siswa menggunakan teorema atau definisi yang salah
4. Siswa menggunakan logika secara salah dalam mengambil kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Siswa membuat kesalahan dalam keterampilan dasar
Kelima kategori kesalahan di atas bersifat hipotesis. Pada tahun
berikutnya, mereka mengadakan penelitian lagi dengan menambah satu
kriteria baru, yaitu “penyelesaian yang tidak diperiksa kembali”.
Kemudian Hadar dan kawan-kawan (1987) menetapkan model
klasifikasi kesalahan yang dibuat oleh para siswa sekolah menengah Israel
sebagai berikut:
1. Kesalahan data
2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa (model)
3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
5. Penyelesaian yang Tidak Diperiksa Kembali
6. Kesalahan teknis
Penjelasan dari tiap-tiap kategori kesalahan menurut Hadar dan
kawan-kawan (1987) adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan Data
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan
dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang
dikutip oleh peserta tes. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan berikut:
a. Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal
b. Mengabaikan data penting yang diberikan
c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang
14
d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya
e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak
sesuai
f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain
g. Salah menyalin soal
2. Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa
Kategori kesalahan menginterpretasikan bahasa meliputi
kesalahan-kesalahan berikut:
a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika
dengan arti yang berbeda.
b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya
berbeda
c. Salah mengartikan grafik
3. Kesalahan Menggunakan Logika untuk Menarik Kesimpulan
Pada umumnya, yang termasuk kategori ini adalah
kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang
diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:
a. Kesimpulan dari pernyataan ⟹ dengan kebalikan baik bentuk positif ⟹ atau dengan bentuk negatif ~ ⟹ ~ .
b. Dari pernyataan bentuk implikasi ⟹ , siswa menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Bila q diketahui terjadi, maka p pasti terjadi.
- Bila diketahui p salah, maka q pasti juga salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Menyimpulkan bahwa ⟹ ketika q bukan merupakan akibat dari p. d. Menggunakan ukuran logika seperti “semua”, “ada”, “sedikitnya” pada
tempat yang salah.
e. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q
sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang
betul.
4. Kesalahan Menggunakan Definisi atau Teorema
Kesalahan ini merupakan suatu penyimpangan dari prinsip, aturan,
teorema atau definisi yang pokok dan khas. Kesalahan-kesalahan ini antara
lain:
a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai. Misalnya
menerapkan hukum: sin =sin ; dengan unsur-unsur dan terdapat pada segitiga yang berbeda dengan segitiga yang memuat unsur-unsur
dan .
b. Menerapkan sifat fungsi atau sifat operasi pada kondisi yang tidak
sesuai.
Misalnya:
- sin + = sin + sin
- logba=log alog b
- + �= �+ �
c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau
teorema.
16
Xmin = − sebagai ganti Xmin = − a − b = a + ab − b
5. Penyelesaian yang Tidak Diperiksa Kembali
Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh
peserta tes benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan
penyelesaian dari soal tersebut.
6. Kesalahan Teknis
Kategori kesalahan teknis meliputi kesalahan-kesalahan berikut:
a. Kesalahan-kesalahan perhitungan, contoh: 7 x 8 = 54
b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel
c. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar, misalnya:
menulis − . − sebagai pengganti dari − −
F. Menyelesaikan Soal Cerita dengan Langkah-Langkah Polya
Pembelajaran matematika dalam hal kemampuan menyelesaikan soal
cerita sangat dibutuhkan untuk menunjang belajar mata pelajaran lain atau
untuk hidup di masyarakat. Oleh sebab itu perlu diadakan cara yang
memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang dihadapi. Polya
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membimbing para siswa serta
mencari cara agar siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal cerita itu.
Cara yang digunakan oleh Polya untuk menyelesaikan soal cerita itu dikenal
dengan langkah-langkah Polya, yang meliputi soal cerita itu dibuat lebih
operasional sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Memahami Masalah
Memahami masalah yang dimaksud adalah semua unsur yang ada
di dalam soal cerita ke dalam bentuk yang lebih jelas dengan menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
2. Membuat Rencana Penyelesaian
Pada langkah ini siswa diminta untuk menuliskan kalimat
matematika dari soal cerita itu dengan menggunakan operasi hitung yang
sudah diketahui oleh siswa, misalnya +,- ×,: dan penggunaan tanda ( ). 3. Pelaksanaan Rencana Penyelesaian
Pelaksanaan rencana ini adalah menyelesaikan kalimat yang telah
ditulis sesuai dengan aturan urutan operasi hitung yang berlaku.
4. Memeriksa Kembali
Pada langkah ini siswa diharapkan dapat memeriksa kembali
jawaban soal cerita dengan cara mencocokkan kembali antara hasil
jawaban dengan soal semula. Agar langkah tersebut di atas lebih jelas
peneliti akan berikan beberapa contoh soal cerita dan penyelesaiannya
dengan menggunakan langkah-langkah Polya.
Kendala utama para siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita
adalah lemahnya kemampuan mereka dalam memahami maksud soal dan
kurangnya keterampilan menyusun rencana penyelesaiannya. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat bentuk soal yang disajikan selama ini baik pada
ulangan akhir semester maupun ujian nasional adalah bentuk pilihan
18
tipe pemecahan masalah, juga kurang efektif mengukur kemampuan
mengorganisir dan mengekspresikan ide (Depdiknas, 2005:21).
G. Tinjauan Materi Soal Trigonometri 1. Aturan Sinus
Aturan sinus pada segitiga:
sin
=
sin=
sinContoh :
Tentukan panjang YZ pada segitiga berikut!
Gambar 2.1 Segitiga ABC Aturan Sinus
X 450 600 Z Y 12 cm
Gambar 2.2 Segitiga XYZ A c β α C B γ b a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembahasan: XZ = 12 cm ∠X = 60° ∠Y = 45° YZ sin = XZ sin YZ √ = XZ √ YZ = √ √ × YZ = √ cm
Jadi, panjang YZ adalah √ cm.
2. Aturan Kosinus
Aturan kosinus pada segitiga:
a2 = b2 + c2 –2bc cos α
b2 = a2 + c2 – 2ac cos c2 = a2 + b2 – 2ab cos
Gambar 2.3 Segitiga ABC Aturan Kosinus
A α c β
C
B γ
20
Contoh:
Segitiga samakaki ABC dengan sudut C = 30°.
Jika panjang BC = 12 cm, tentukan panjang AB!
Pembahasan:
Dengan aturan kosinus, diperoleh
c2 = a2 + b2 –2ab cos
c2 = 122 + 122 – 2(12)(12) cos 300
c2 = 288– 288 √
c = √ 88 − √
c = 12 √ −√ cm
Gambar 2.4 Segitiga ABC Sama Kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Luas Segitiga
Luas segitiga adalah luas yang mencakup isi dari segitiga
tersebut, rumus untuk mencari luas segitiga adalah sebagai
berikut:
Diketahui segitiga samasisi ABC dengan panjang sisi 12 cm
yang diperlihatkan pada gambar berikut!
Tentukan luas segitiga sama sisi ABC!
Pembahasan:
Ambil garis tinggi dari segitiga
Gambar 2.6 Segitiga ABC Sama Sisi Gambar 2.5 Rumus Luas Segitiga
Gambar 2.6 Segitiga ABC Sama Sisi 12 cm A C B 12 cm A C B
22
Menggunakan phytagoras untuk mencari tinggi segitiga
t = √ − = √ − = √ 8 = √ cm Luas segitiga: � = alas × tinggi = × √ = √ cm2 H. Kerangka Berpikir
Analisis kesalahan dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut. Analisis
kesalahan ini dilakukan terhadap siswa kelas X IPA 5 SMA Kolese De Britto
Yogyakarta pada materi soal cerita trigonometri.
Trigonometri merupakan salah satu materi yang terdapat di kelas X
IPA pada semester 2. Soal cerita trigonometri merupakan soal matematika
yang berbentuk cerita yang terkait dengan pokok bahasan trigonometri.
Materi ini merupakan materi yang baru bagi siswa yang diterima siswa di
tingkat SMA.
Pada penelitian ini, peneliti mencari tahu jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita trigonometri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan tes soal pemahaman dan tes soal cerita. Peneliti memberikan
tes pemahaman terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
akan materi trigonometri. Setelah mengetahui tingkat pemahaman siswa,
peneliti memberikan tes soal cerita trigonometri. Kemudian peneliti mengolah
hasil pekerjaan siswa dan melakukan analisis kesalahan terhadap hasil
pekerjaan siswa. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada beberapa
siswa yang dipilih.
Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita trigonometri
sebagai cara untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa,
sehingga peneliti mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa
dalam mengerjakan soal cerita trigonometri. Jenis kesalahan yang dilakukan
oleh siswa diklasifikasikan berdasarkan teori dari Hadar dkk. Wawancara
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab siswa dalam melakukan
kesalahan. Analisis kesalahan siswa bertujuan untuk mendeskripsikan
kesalahan dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
yang dihadapi oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, serta holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,
2008:6).
Pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa
melakukan kesalahan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta yang
bertempat di jalan Laksda Adisucipto 161 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2014/2015 pada bulan April hingga Mei 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek dan Objek Penelitian
Seluruh peserta didik SMA Kolese De Britto berjenis kelamin
laki-laki. Penelitian ini dilakukan di kelas X IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4, dan IPA
5 SMA Kolese De Britto Yogyakarta pada semester genap tahun pelajaran
2014/2015. Peneliti mengambil salah satu kelas yang paling banyak
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal dan memiliki nilai paling
rendah untuk keperluan peneliti menganalisis secara lebih mendalam. Setelah
semua kelas mengerjakan seluruh soal cerita dan dikoreksi oleh peneliti,
ditemukan kelas yang paling banyak melakukan kesalahan dan nilainya
paling rendah ialah kelas X IPA 5.
Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita
trigonometri.
D. Bentuk Data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah hasil tes dan hasil wawancara.
Data hasil tes berupa hasil tes pemahaman dan hasil tes soal cerita. Data hasil
26
E. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan
data, yaitu:
1. Tes Tertulis
Menurut Sudjana (2009:35) tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan bahan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes yang akan digunakan oleh
peneliti adalah bentuk uraian. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian
ini karena peneliti dapat melihat setiap langkah yang dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan tes, sehingga dapat diketahui letak kesalahan yang
dilakukan siswa untuk dilakukan analisis kesalahan. Tes tertulis terdiri dari
2 tes, yaitu tes pemahaman dan tes soal cerita.
a. Tes Pemahaman
Tes pemahaman digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam materi trigonometri. Tes pemahaman berupa
soal-soal materi trigonometri secara umum. Tujuan diberikan tes
pemahaman ini adalah peneliti ingin melihat tingkat pemahaman siswa
terhadap materi trigonometri sebelum siswa mengerjakan tes berupa
soal cerita pada materi trigonometri.
b. Tes Soal Cerita
Tes Soal Cerita dilakukan untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
trigonometri. Tes soal cerita berupa soal-soal trigonometri yang diubah
ke dalam soal cerita seperti kehidupan sehari-hari. Dari
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita akan
menunjukkan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dari
kesalahan-kesalahan tersebut peneliti mencari faktor-faktor yang
menyebabkan kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
2. Wawancara
Arikunto (2012:44) menyebutkan bahwa wawancara atau interviu
(interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.
Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan bagaimana
cara berpikir siswa ketika mengerjakan soal cerita trigonometri. Materi
wawancara berisi bagaimana proses siswa dalam mengerjakan soal cerita
trigonometri dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mengerjakan soal cerita trigonometri. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kesulitan dan kesalahan siswa saat mengerjakan soal cerita
trigonometri. Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa siswa yang
melakukan kesalahan yang lebih banyak dari siswa lain, kesalahan yang
dilakukan bervariasi, dan menarik untuk diteliti. Dalam melakukan
wawancara peneliti menggunakan media berupa kamera dan pedoman
28
F. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006:160) instrumen adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data meliputi:
1. Soal Tes Pemahaman
Sebelum memberikan tes soal cerita, peneliti memberikan tes
pemahaman terlebih dahulu yang terdiri dari soal trigonometri secara