• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Kinerja Reksa Dana

Pada bagian ini ditampilkan kinerja kelompok reksa dana yang dihitung

berdasarkan periode penelitian Januari 2008 sampai dengan Maret 2010, yaitu

periode dimana IHSG mengalami fase kejatuhan (market crash) dan pemulihan pasar (market rebound) yang dihitung berdasarkan tingkat pengembalian rata-rata disetahunkan (annual average return). Kemudian kinerja kelompok reksa dana saham di Indonesia diperbandingkan berdasarkan metode pengukuran dengan penyesuaian risiko yang dimilikinya (risk-adjusted measures) menggunakan indeks pengukuran kinerja Sharpe, Treynor, dan Jensen Alpha.

Indeks Sharpe menggambarkan kinerja portofolio berdasarkan total risiko yang dimilikinya melalui pengukuran risk premium terhadap standar deviasi atau

0 dl du 4-du 4-dl 4 2

terima tolak h0 tolak h0

simpangan baku dari fluktuasi perubahan nilai. Semakin tinggi nilai indeks

Sharpe maka reksa dana tersebut memiliki kinerja yang semakin baik.

Indeks Treynor sejatinya mirip dengan Indeks Sharpe, namun yang membedakan adalah pada Treynor mengukur volatilitas portofolio dengan membandingkan terhadap risiko sistematik pasar yang didapat dari nilai Beta ( ). Semakin tinggi nilai indeks Treynor juga diartikan reksa dana tersebut memiliki kinerja yang semakin baik.

Sedangkan Indeks Jensen Alpha digunakan untuk menilai apakah manajer investasi dalam mengelola portofolio reksa dana dapat memberikan tingkat pengembalian diatas kinerja pasar sesuai dengan risiko yang dimilikinya (risk adjusted). Indeks Jensen Alpha didapat dengan mengukur perbedaan risiko premium portofolio (portfolio risk premium) dari risiko premium pasar (market risk premium) pada tingkat beta portofolio tertentu. Semakin tinggi nilai alpha(α) positif menunjukkan kinerja portofolio yang semakin baik.

Tabel 6. Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Formula / keterangan

Return Reksa Dana atau

Return Portfolio (Rp)

Perbandingan antara selisih return pada akhir dengan awal periode. Return reksa dana disetahunkan.

Risk Free Rate Tingkat suku bunga bebas risiko pada periode t

Tingkat suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 1 bulan

Standar Deviasi Tingkat penyimpangan return

yang diperoleh dari tingkat return rata-rata. Nilai standar deviasi disetahunkan.

Beta Coefficient Risiko sistematik portofolio

Risiko Premium

Portofolio (portfolio risk premium)

Selisih antara return portofolio dengan tingkat suku bunga bebas risiko

Rp - Rf

Risiko Premium Pasar (market risk premium)

Selisih antara return pasar (IHSG) dengan tingkat suku bunga bebas risiko (SBI)

Return dari tiap kelompok dihitung berdasarkan return rata-rata dari ketiga produk sampel reksa dana saham yang diambil dari pergerakan bulanan NAB dan kemudian nilainya disetahunkan. Ringkasan hasil analisis kinerja reksa dana saham yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Analisis kinerja reksa dana saham Kelompok Kriteria Annual Average Return Std. Dev. Beta

Coef. Sharpe Treynor

Jensen Alpha A AUM > Rp.500 M & umur > 5 tahun 13,35% 35,30% 1,0023 0,1301 0,1262 0,1278 B AUM > Rp.500 M & umur < 5 tahun 12,04% 39,38% 1,1162 0,0832 0,1015 0,1239 C AUM Rp.100-499 M

& umur > 5 tahun 12,68% 38,80% 1,0951 0,1010 0,1094 0,0571 D AUM Rp.100-499 M

& umur < 5 tahun 11,22% 46,06% 1,2621 0,0535 0,0834 0,0452 E AUM < Rp.100 M &

umur > 5 tahun 1,34% 40,41% 1,1321 -0,1835 0,0057 -0,0557 F AUM < Rp.100 M &

umur < 5 tahun 13,08% 36,39% 0,9937 0,1187 0,1245 0,1243 IHSG Benchmark 7,13% 34,99% 1,0000 -0,0466 0,0643 0,0000

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil analisis kinerja reksa dana menggunakan metode pengukuran dengan penyesuaian terhadap risiko yang dimilikinya (risk-adjusted measures), yang menghasilkan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen Alpha dengan nilai tertinggi adalah Kelompok A, yang terdiri dari Schroder Dana Prestasi Plus, Manulife Dana Saham, dan Fortis Pesona. Kelompok A merupakan kelompok reksa dana dengan dana kelolaan kategori besar dan sudah berumur lebih dari 5 tahun sejak tanggal penerbitannya (inception date). Di peringkat 2 adalah Kelompok F yang terdiri Simas Danamas Saham, Lautandhana Equity, dan Grow-2-Prosper. Kelompok F masuk dalam kategori reksa dana dengan dana kelolaan kecil dan masih baru (terbit perdana dibawah 5 tahun sebelumnya); Peringkat 3, Kelompok C (Danareksa Mawar, Bahana Dana Prima, dan Batavia Dana Saham), Kelompok C kategori reksa dana dengan dana kelolaan menengah dan sudah berumur lebih dari 5 tahun; peringkat 4, Kelompok B (Manulife Saham Andalan, Fortis Infrastruktur Plus, dan First State Indoequity Sectoral Fund). Kelompok B kategori reksa dana dengan dana kelolaan besar namun masih berumur kurang

dari 5 tahun; peringkat 5, Kelompok D (Pratama Saham, Makinta Mantap, dan Dana Ekuitas Prima). Kelompok D kategori reksa dana dengan dana kelolaan menengah dan masih berumur kurang dari 5 tahun; sedangkan di peringkat terakhir adalah Kelompok E (BNI Dana Berkembang, Rencana Cerdas, dan Axa Citra Dinamis).

Tabel 8. Peringkat kinerja kelompok reksa dana saham

Peringkat Kelompok Produk Reksa Dana Saham Kriteria

1 A

Schroder Dana Prestasi Plus, Manulife Dana Saham, dan Fortis Pesona

AUM > Rp.500 M & umur > 5 tahun

2 F

Simas Danamas Saham, Lautandhana Equity, dan Grow-2-Prosper

AUM < Rp.100 M & umur < 5 tahun

3 C

Danareksa Mawar, Bahana Dana Prima, dan Batavia Dana Saham

AUM Rp.100-499 M & umur > 5 tahun

4 B

Manulife Saham Andalan, Fortis Infrastruktur Plus, dan First State Indoequity Sectoral Fund

AUM > Rp.500 M & umur < 5 tahun

5 D

Pratama Saham, Makinta Mantap, dan Dana Ekuitas Prima

AUM Rp.100-499 M & umur < 5 tahun

6 E

BNI Dana Berkembang, Rencana Cerdas, dan Axa Citra Dinamis

AUM < Rp.100 M & umur > 5 tahun Apabila kinerja tersebut dijelaskan melalui diagram dengan berdasarkan pada pendekatan Capital Market Line (CML) dan Security Market Line (SML) pada periode penelitian Januari 2008 sampai dengan Maret 2010, atau periode dimana IHSG mengalami fase kejatuhan (market crash) dan pemulihan pasar (market rebound) maka menunjukan slope yang negatif, hal ini menggambarkan bagaimana ketika terjadi gejolak di pasar keuangan ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan return pasar yang rendah.

Pada kondisi normal, kurva CML dan SML akan membentuk slope positif (berbentuk linier dari kiri bawah ke kanan atas) karena return risk free (Sertifikat Bank Indonesia) berada dibawah return pasar (IHSG). Pada periode krisis keuangan global tahun 2008, suku bunga Bank Indonesia sempat dinaikkan hingga 9,5% dan IHSG turun tajam sampai dengan akhir tahun. Tahun 2009, Bank Indonesia mulai melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan

penurunan suku bunga untuk mendorong perekonomian, hingga akhirnya bulan Juli 2009 suku bunga diturunkan hingga 6,5% dan IHSG berangsur-angsur naik kembali menandai periode pemulihan pasar.

Gambar 7. Diagram kinerja kelompok reksa dana saham dengan pendekatan capital market line

Semua titik diatas garis CML menunjukan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe diatas pasar (IHSG) atau bisa juga diartikan memiliki kinerja diatas pasar. Standar deviasi (simpangan baku) menunjukan return per unit risiko atau fluktuasi perubahan nilai (volatilitas).

Gambar 8. Diagram kinerja kelompok reksa dana saham dengan pendekatan security market line

Pada pendekatan SML, titik diatas garis SML menunjukan reksa dana yang memiliki indeks Treynor diatas pasar (IHSG) atau bisa juga diartikan memiliki kinerja diatas pasar. Selain itu, garis SML yang merepresentasikan CAPM juga menggambarkan opportunity cost dari kegiatan investasi. Titik diatas garis SML disebut portofolio yang undervalued (dihargai dibawah yang seharusnya) karena dengan risiko melekat yang dimilikinya (beta), reksa dana tersebut mampu memberikan return yang lebih tinggi, sedangkan titik dibawah garis SML disebut

portofolio yang overvalued (dihargai mahal dari yang seharusnya) karena memberikan return lebih rendah berdasarkan risikonya.

Secara keseluruhan, dari keenam kelompok hampir kesemuanya berhasil memiliki return diatas IHSG, hanya satu kelompok yaitu Kelompok E yang kinerjanya berada dibawah kinerja pasar. Kelompok E yang sudah berumur lebih dari 5 tahun namun dari dana kelolaan masih masuk kategori kecil, sedangkan kelompok reksa dana saham yang terhitung baru (berumur kurang dari 5 tahun), berdasarkan rekapitulasi hasil analisis (return dan indeks pengukuran) secara umum menunjukan kinerja yang cukup baik.

Dokumen terkait