• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Analisis Kitab Al- Mar‟ah Ash -Shalihah

1. Konsep Pendidikan Akhlak Istri Terhadap Suami dalam Kitab Al-Mar’ah Ash-Shaihah

Dalam kitab Al-Mar‟ah Ash-Shalihah akhlak yang harus

dimiliki oleh seorang istri terhadap suami berjumlah 35. Sedangkan

menurut Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dalam bukunya Fiqhu

Sunnah Lin Nisa menyatakan ada 16 akhlak yang harus dimiliki

oleh seorang istri terhadap suami. Menurut Syafi‟i Abdullah dalam

bukunya Seputar Fiqih Wanita Lengkap ia mengungkapkan bahwa akhlak yang harus dimiliki oleh istri ada 5.

Menjadi wanita shalihah di dalam sebuah keluarga merupakan poin terpenting bagi wanita. Ketika seorang perempuan mampu menjadikan dirinya sebagai wanita yang memiliki akhlak baik, tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangganya. Ada beberapa hal yang bisa di jadikan sebagai acuan untuk

menjadikan wanita sebagai istri shalihah. Seperti dalam kitab

Al-Mar‟ah Ash-Shalihah dijelaskan bahwa ketika istri akan berpergian (keluar rumah) hendaknya meminta ijin terlebih dahulu kepada suami hal ini sesuai dengan pendapat Abu Malik Kamal bin Sayyid Salam ia juga mengatakan bahwa seorang istri tetap tinggal di rumah dan tidak keluar kecuali dengan izin suami. Dalam hal ini penulis sependapat dengan apa yang telah kedua penulis paparkan, sebab hal ini dilakukan untuk mencegah akan adanya fitnah baik

86

dari pihak istri maupun suami. Menjaga kehormatan suami merupakan kewajiban istri, salah satunya yaitu tidak berpergian kecuali atas izin dari suami, menjaga hartanya ketika suami tidak ada di rumah, tidak menceritakan permasalahan keluarga dengan orang lain. Menjaga kehormatan keluarga bukan hanya di lakukan oleh istri saja akan tetapi seorang suami pun juga harus mampu untuk menjaga kehormatan keluarganya dengan tidak membeberkan setiap persoalan yang terjadi di dalam sebuah keluarga, adapun ketika ingin menceritakan persoalan dalam rumah tangga alangkah lebih baik saling menceritakan kebaikan dari setiap pasangan agar dapat memotivasi pasangan lain untuk saling menghormati pasangan hidup masing-masing sehingga mereka pun mampu untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang saling menjaga dan mengharumkan pasangan. Seperti dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 187:

...

ََّنُهَلٌَساَبِلَْمُتْ نَاَوَْمُكَّلٌَساَبِلََّنُى

...

"

:ةرقبلا(

817

)

Artinya: “...Istri-istri kamu adalah pakaian untuk kamu, dan kamu adalah pakian untuk mereka...” (QS. Al-Baqarah:187) (Departemen Agama RI, 2009: 29)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa suami istri saling

membutuhkan, tidak hanya dalam kebutuhan berpakaian saja akan tetapi ayat ini mengisyaratkan bahwa suami istri harus mampu

87

untuk menutupi kelemahan dari setiap pasangannya. Seperti yang sudah diketahui bahwa di dunia ini tidak ada seorang pun manusia yang sempurna, menutupi kekurangan dari setiap pasangan merupakan hal yang harus di lakukan oleh setiap suami istri.

Merawat diri dengan mempercantik diri di depan suami merupakan salah satu langkah yang bisa di ambil oleh setiap istri untuk menyenangkan hati suami, seperti halnya ketika suami telah kembali dari tempat ia mencari nafkah ketika pulang mendapatkan sambutan yang hangat dari istri hal ini tentu saja akan membuat hati suami menjadi bahagia, apalagi istri menyambut dengan senyum yang terus mengembang di wajah serta berpenampilan cantik akan melunturkan rasa lelah suami ketika ia sudah seharian bekerja. Ketika suami mengajak istri untuk pergi keluar rumah alangkah lebih baik jika istri mempercantik diri dengan dandanan yang tidak mencolok sehingga membuat orang memusatkan perhatiannya terhadap istri. Allah swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59:

ََّنِهِبْيِبَلَجَْنِمََّنِهْيَلَعََنْيِنْدُيََنْيِنِمْؤُمْلاِءاَسِنَوََكِتاَنَ بَوََكِجاَوْزَِلاَْلُقَُّيِبَّنلااَهُّ يَااَي

َئَنْدَاَ َكِلَذ

:بازحلاا(َاًمْيِحَراًرْوُفَغَُللهاََناَكِوَِنْيَذْؤُ ي َلاَفََنْفَرْعُ يَْنَا

55

َ)

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, „Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.‟ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk lebih mudah dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah

88

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59) (Departemen Agama RI, 2009: 426)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum wanita di wajibkan untuk menutupi seluruh anggota tubuhnya (berhijab), sebab dengan berhijab tentu saja dapat melindungi dan menjaga harga diri setiap kaum wanita serta kehormatannya. Selain itu ketika seorang perempuan pergi meninggalkan rumah tidak perkenankan mengenakan pakaian yang bisa memusatkan perhatian setiap orang kepadanya (aksesoris) yang berlebihan. Sebab hal ini ditakutkan akan menimbulkan fitnah. Jadi alangkah lebih baiknya ketika suami mengajak istri untuk pergi keluar perlu lah istri mengenakan riasan baik pada wajahnya maupun pakaiannya untuk menjaga kehormatan suami, akan tetapi istri menghias dirinya dengan hal yang sederhana saja atau tidak terlalu mencolok dan tidak terlalu berlebihan dalam berpenampilan.

Seorang istri yang baik sudah pasti akan mematuhi apa yang telah diperintahkan oleh suami, akan tetapi disini perlu di garis bawahi bahwa bagi setiap istri tidak boleh melaksanakan apa yang diperintahkan suami apabila perintah yang di lakukan suami merupakan suatu keburukan atau yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan hal tersebut jika dilaksanakan bisa membahayakan jiwa istri. Istri boleh untuk menolak perintah tersebut, tentu saja penolakan yang dilakukan dengan cara yang baik serta memberikan

89

pengertian terhadap suami bahwa apa yang ia perintahkan merupakan suatu perintah yang salah.

Setelah penulis membandingkan isi dari kitab Al-Mar‟ah Ash

-Shalihah dengan pemikiran-pemikiran beberapa tokoh di atas

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa isi dari kitab Al-Mar‟ah

Ash-Shalihah mempunyai keterkaitan yang tidak berbeda jauh dengan pemikiran-pemikiran tokoh yang lain, walaupun tokoh-tokoh tersebut hanya menyebutkan beberapa poin saja, akan tetapi penadapat mereka memiliki tujuan serta maksud yang sama.

Penulis setuju dengan apa yang telah di paparkan pada bab sebelumnya bahwa seorang istri harus memiliki akhlak yang baik

terhadap suaminya, isi dalam kitab Al-Mar‟ah Ash-Shalihah tentu

saja bisa dijadikan sebagai acuan bagi perempuan yang ingin menyenangkan hati suami serta menjadikan dirinya sebagai istri yang shalihah. Ketika seorang istri mampu untuk melayani suami dengan baik tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap hubungan keluarga tersebut.

2. Relevansi Konsep Pendidikan Akhlak Istri Terhadap Sumai dalam Kitab Al-Mar’ah Ash-Sholihah Dikaitkan dengan Konteks Kekinian Pada Wanita Karir.

Peradaban kini, kaum perempuan banyak sekali yang ikut berperan di dalam dunia kerja. Tidak hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja akan tetapi di masa kini kaum Hawa juga banyak

90

yang berkecimpung di dalam dunia politik. Seperti saat ini banyak kursi pemerintahan yang juga di isi oleh perempuan-perempuan, tidak hanya duni politik saja akan tetapi banyak sekali pekerja dari kalangan perempuan mengambil pekerjaan yang mana jenis pekerjaan tersebut biasanya dikerjakan oleh pihak laki-laki.

Seperti halnya yang sudah di jelaskan pada bab sebelumnya bahwa selain sebagai ibu rumah tangga seorang istri boleh mengerjakan pekerjaan selain itu, seperti bekerja baik untuk menambah uang belanja maupun menambah kebutuhan yang lain asalkan dengan ijin dari suami. Menurut apa yang telah di paparkan tersebut, penulis setuju terhadap pernyataan tersebut karena sesungguhnya kesetaraan jender sudah di terapkan sejak jaman Rasulullah saw seperti halnya istri-istri Nabi yang terlibat dan berperan penting dalam mendukung pihak laki-laki untuk memenangkan peperangan. Melihat fenomena sekarang banyak sekali pekerjaan yang bisa di perankan oleh kaum wanita tentu saja hal ini akan menggerakkan hati sang istri untuk ikut bekerja apalagi jika penghasilan yang di peroleh oleh pihak laki-laki di rasa belum bisa memenuhi kebutuhan.

Walaupun istri memiliki dua jenis profesi (ibu rumah tangga dan wanita karir) sudah sepantasnya bahwa ia tidak melalaikan kewajibannya sebagai pemimpin dalam rumah tangga, karena sesungguhnya ketika seorang perempuan sudah berkeluarga ia

91

memiliki tanggung jawab atas keluarganya, sehingga sesibuk apapun istri sebagai wanita karir ia juga harus pandai-pandai mengatur waktu untuk keluarga. Karena tidak sedikit keluarga yang gagal dalam membina bahtera rumah tangganya sebab masalah kecil, seperti tidak adanya waktu untuk keluarga sehingga komunikasi yang terjalin pun kurang karena adanya kesibukan masing-masing. Hal ini tentu saja akan bedampak buruk terhadap kelangsungan rumah tangga.

Kesibukan yang terjadi antara suam istri terkadang bisa

merenggangkan hubungan baik dalam keluarga, dengan

memanfaatkan waktu luang di sela kesibukan setiap pasangan, seperti bercanda gurau, menceritakan kesibukan baik dari suami maupun istri, memberikan sebuah hadiah, membuatkan makanan kesukaan suami, berpenampilan menarik di depan suami tentu saja hal ini akan membuat hubungan kedua belah pihak akan tetap terjalin baik.

Dokumen terkait