BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
B. Analisis Kognisi Sosial Laporan Utama Majalah GATRA
Selain menganalisa teks, dalam analisis wacana juga penting untuk
mengamati kognisi sosial teks yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi.
tidak sepenuhnya benar. Suatu teks itu bisa bermakna sesuatu karena diberikan
oleh si pemakai bahasa (penulis). Dan makna inilah yang dikonstruksi oleh
penulis. Selain makna dalam teks juga mengandung pendapat dan ideologi penulis
tersebut.
Dalam pandangan van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan dengan
proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah
dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak
hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukan
informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh
wartawan.11 Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks,
dibutuhkan penelitian kognitif dan strategi si penulis dalam memproduksi suatu
berita. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan,
prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.12 Sama halnya dengan
teks dalam pemberitaan “Seruan Boikot Israel dari New York,” teks ini tidak
terlepas dari proses produksi berita yang tentu melibatkan kesadaran mental dari
penulis yakni Tim Laporan Utama Majalah Gatra.
Wacana tentang seruan boikot Israel yang diangkat majalah Gatra ini
sebenarnya sudah cukup lama diperdengarkan ke masyarakat dunia. Namun,
mengapa kemudian santer lagi terdengar pada September 2012 lalu, karena
adanya pernyataan dari Anggota Gerakan Non Aliansi yang diwakili oleh Menteri
Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Marty Natalegawa yang menyerukan
boikot produk Israel pada pertemuan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) di New York, Amerika Serikat. Pernyataan ini dianggap berani karena
11 Ibid h. 266.
dilontarkan di tengah Sidang Umum PBB yang dihadiri negara pro Israel. Imbas
dari pernyataan ini tentunya menggugah masyarakat dunia untuk mendukung
upaya boikot produk Israel. Di negara-negara seperti di Palestina sendiri, Amerika
Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Uni Eropa, Afrika Selatan, dan Timur Tengah
gencar mendata produk buatan Israel dan melabeli produk tersebut jika
merupakan hasil dari wilayah pendudukan.
Dikutip dari wawancara peneliti dengan salah satu tim penulisan Laporan
Utama, Erwin Y Salim yang juga merupakan bagian dari tim Sidang Redaksi,
terkait dengan proses pengangkatan tema dan proses produksi laporan utama
“Seruan Boikot Israel dari New York”. Majalah Gatra dalam proses mengangkat
sebuah berita memiliki kriteria sendiri, termasuk dalam mengangkat tema seruan
boikot Israel tersebut. Proses penentuan tema berita laporan utama tersebut
dihasilkan melalui rapat pleno perencanaan setiap hari Rabu yang dihadiri oleh
segenap tiap personil redaksi (Reporter sampai dengan Pemimpin redaksi).13
Erwin menuturkan bagaimana pertimbangan Majalah Gatra dalam memilih
dan mengangkat tema tentang seruan boikot Israel tersebut. Terkait alasan
pengangkatan tema Seruan Boikot Israel ini dikarenakan berita tersebut
memenuhi kriteria layak siar juga layak rubrik termasuk jenis laporan utama ini.
Unsur kriteria berita layak siar di Majalah Gatra ini seperti yang diungkapkan
Erwin, antara lain :
Hangat (dalam arti sedang dibicarakan), baru (pertama kali tema itu
dimuat), memiliki daya tarik, memiliki kedekatan masalah, sudut pandang,
dramatik, fenomenal, eksklusif (tenar/sangat terkenal), dan unik.
“Nah dari kriteria ini, boikot Israel ini sangat memenuhi banyak dari 10 kriteria ini. Salah satu dari kriteria ini untuk pertama kalinya seorang Menlu RI Marty Natalegawa, menyerukan boikot. Kalau tidak salah juga secara resmi, Gerakan Non Blok di sebuah sidangnya atau konferensi menyatakan harus boikot Israel. Pernyataan Marty juga menarik itulah yang membuat GATRA mengangkat tema ini. Sebetulnya jika dilihat masalah boikot itu sendiri itu sudah lama, tetapi yang mendorong kita mengangkat tema ini adalah pernyataan Marty itu sendiri dan pernyataan gerakan non blok.” Kemudian berita itu diputuskan melalui rapat redaksi majalah GATRA.
Mengenai mekanisme peliputan berita Majalah GATRA terdapat alur kerja
sebagai berikut :
Gambar 8.Alur Peliputan Berita Redaksi Majalah Gatra
Sidang Redaksi Rapat Perencanaan
Isi
Hasil Rapat
1. Pemimpin Redaksi 2. Wakil Pemimpin Redaksi 3. Redaktur Pelaksana 4. Penanggung Jawab Rubrik 5. Reporter 6. Fotographer Penanggung Jawab Rubrik (surat penugasan) Pusat Liputan
Repoter Reporter Fotographer
Turun Lapangan Rapat Pengecekan Redaktur Pelaksana Editor Naskah Produksi Tatamuka
Dari alur peliputan diatas, dapat dijelaskan terdapat dua prosedur tahap
penugasan dan tahap penulisan. Pada tahap penugasan,bagian redaksi mulai dari
pemimpin redaksi sampai reporter melakukan rapat perencanaan untuk
menentukan masalah yang akan diangkat untuk dijadikan berita. Kemudian dari
hasil rapat, penanggung jawab rubrik membuat surat penugasan untuk dikirimkan
kepada pusat liputan. Setelah menerima surat penugasan, pusat liputan
menentukan reporter lalu diteruskan kepada reporter yang bersangkutan.Reporter
turun ke lapangan dan membuat laporan berdasarkan penugasan yang diberikan.
Tahap kedua adalah tahap penulisan, tahap ini dimulai dari hasil
laporan-laporan yang ditulis oleh reporter kemudian dirapatkan ke dalam rapat
pengecekkan untuk menentukan apakah masalah tersebut sudah sesuai dengan
kriteria yang akan dimuat dalam majalah.Dari hasil rapat, redaktur pelaksana
membuat kertas merah yang dikirim kepada penanggung jawab rubrik. Lalu,
penanggung jawab rubrik membuat tulisan berdasarkan kertas merah yang
diberikan.Tulisan yang dibuat oleh penanggung jawab rubrik kemudian dikirim
kepada redaktur pelaksana untuk penyuntingan tulisan.Setelah penyuntingan
tulisan, kemudian tulisan dikirim kepada editor naskah untuk dilakukan
pengeditan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.Setelah
tulisan tersebut diedit kemudian dikirim kepada PTM untuk penyusunan layout.
Proses diatas merupakan prosedur produksi berita di Majalah Gatra. Ketika
dihadapkan dengan kondisi saat laporan utama “Seruan Boikot Israel dari New
York” ini dibuat, saat itu berita mengenai seruan boikot produk Israel ini tengah
Begitu pun dengan Gatra, setelah melalui rapat perencanaan dengan redaksi
dan dipilihnya tema boikot Israel ini, maka kemudian ditentukan penulis dan
narasumber terkait dengan tema tersebut. Tim penulis dalam laporan utama ini
diantaranya adalah Erwin Y Salim, M. Agung Riyadi, Basfin Siregar, dan Rach
Alida Bahaweres, dan Mujib Rahman. Setelah dipilih beberapa wartawan dan
penulis, sesuai dengan prosedur peliputan Majalah Gatra, maka masing-masing
wartawan mencari berita dengan dibekali Terms of Reference (TOR) yang dibuat
oleh redaktur berikut dengan narasumber yang terkait dengan tema tersebut. Pada
laporan utama ini, sumber berita utamanya adalah Marty Natalegawa, yang
dihubungi oleh wartawan Gatra, Basfin Siregar. Selain Marty, narasumber dalam
laporan utama ini adalah dari dalam negeri yaitu Anggota DPR RI, yang dimintai
komentarnya mengenai boikot Israel tersebut. Untuk sumber Internasionalnya,
karena tema Laporan utama ini termasuk jenis Internasional, maka data yang
diambil juga melibatkan rubrik Internasional.
Berita mengenai seruan boikot Israel ini tentu tidak terlepas dari
kecenderungannya terhadap suatu pihak. Karena kognisi wartawan dalam
penulisan laporan utama ini mempunyai pandangan dan perspektif berbeda
terhadap suatu peristiwa. Skema berita yang ditulis Gatra pada Seruan Boikot
Israel ini seperti yang diungkapkan Erwin yakni :
Kita berangkat dari apa dan apa sih Marty ini ngomong begitu tiba-tiba, dari situ kita menganggap bahwa ini pantas didukung dan yang kedua bahwa ternyata masih banyak produk Israel yang ternyata diam-diam masuk, dan produk produk perusahaan yang mendukung Israel. Nah mau diapain sih Marty ngomong begitu kita disini.14
14Wawancara dengan Erwin Y Salim
Erwin Y Salim, salah satu tim penulis Laporan Utama Seruan Boikot
Israel ini merupakan wartawan senior Gatra yang telah memiliki jam terbang
cukup banyak, salah satunya adalah pengalaman meliput langsung di
perbatasan Israel. Dari skema yang disebutkan Erwin tersebut, seperti yang
disebutkan van Dijk, ada beberapa model atau skema tertentu untuk
menggambarkan kognisi wartawan dalam pemberitaan.
Tabel. 4.3 Skema Kognisi Sosial Majalah GATRA
Skema Person (Person Schemas)
Gatra memandang seruan boikot produk Israel ini bentuk kepedulian
negara-negara non aliansi termasuk Indonesia untuk membebaskan rakyat
Palestina dari agresi militer Israel. Karena, melalui aksi boikot ini merupakan
jalan untuk menekan bentuk aneksasi Israel ke Palestina.
Skema Peran (Role Schemas)
Redaksi Gatra melihat upaya yang dilakukan oleh Marty Natalegawa
adalah sebuah keberanian yang harus didukung. Marty dan segenap pihak yang
mendeklarasikan upaya boikot ini tentu memiliki tujuan, yakni menekan Israel
dengan segala cara untuk menghentikan agresi militernya kepada rakyat
Palestina. Mengingat begitu besarnya peran media massa dalam menyebarkan
segala infomasi, Gatra berkewenangan dalam menyebarkan seruan yang
dilakukan oleh negara-negara pendukung pembebasan Palestina.
Skema Peristiwa (Event Schemas)
Israel dengan dukungan Amerika Serikat terus memperluas wilayahnya
ke tanah Palestina dengan cara melancarkan serangan militernya ke Palestina.
mereka berusaha membalas ke pihak Israel. Begitu pun seterusnya. Hal ini
yang kemudian mengakibatkan jiwa-jiwa tak berdosa melayang dari kedua
belah pihak. Upaya gencatan senjata juga terus dilakukan, namun hal tersebut
selalu gagal di meja perundingan oleh Israel.
C. Analisis Konteks Sosial Laporan Utama Majalah Gatra “Seruan Boikot