• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Kognisi Sosial Wacana Pesan Moral

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.8

Pada analisis kognisi sosial difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi, dipahami dan ditafsirkan. Pada penulisan Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong ini sebenarnya ditulis langsung oleh Chairul Tanjung dan peran Tjahja Gunawan hanya menyusun dan menyempurnakan setiap kisah yang ingin dituliskan. Seperti yang diungkapkan oleh Tjahja berikut ini :

“Saya kira itu hak semua orang untuk menafsirkan apapun dari buku dari anak singkong ini, tapi yang jelas buku itu buku auto biography, yang sebenarnya dia yang nulis saya penyusunnya, jadi benar-benar kata-katanya dia cermati betul, dia tidak mau ada kata-kata yang menyombongkan diri atau menyinggung orang lain”.9

7

Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Vol. 6: Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an.

(Jakarta : Lentera Hati. 2002), h. 233

8

Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta : LkiS,

2001), h. 260

9

70

70

Pemilihan kata pada setiap kisah dalam buku ini diawasi secara mendetail dan serius oleh CT, penggunaan bahasa formal, bertutur santun, dan sedikit puitis menjadi ciri khas dari buku biografi ini. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.

Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. Skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpan dalam memorinya dan bagaimana itu diintegrasikan dengan informasi baru yang menggambarkan bagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan, dan dimasukkan sebagai bagian dari pengetahuan kita tentang suatu realitas.10

Pandangan terhadap sesuatu baik manusia, peranan sosial, maupun peristiwa menjadi sebuah skematik yang ada dalam setiap individu, begitu pula dengan Tjahja selaku penyusun dari buku Chairul Tanjung si Anak Singkong ini, bagaimana pandangannya terhadap sosok Chairul Tanjung, penilaiannya terhadap peranan sosial dan memori mengenai sesuatu yang dekat hubungannya dengan CT, berikut ungkapannya :

“Hubungan kami awalnya formal, saya sebagai wartawan Kompas

meliput bidang ekonomi, dan ketika itu Chairul Tanjung sebagai narasumber saya, tapi lama kelamaan hubungannya bukan lagi sekedar

10

71

71

wartawan dan narasumber tapi sudah akrab seperti sahabat seperti teman. Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering mendengarkannya, tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya berharap setiap ketemu orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang bisa saya tulis untuk berita, tapi tidak demikian dengan Chairul Tanjung, setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak mesti bahan pembicaraan saya itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk informasi saya saja, karena yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia, jadi

pembicaraanya lebih banyak sebagai teman”11

.

Kedekatan antara Tjahja sebagai penyusun buku biografi dengan CT sebagai objek dalam buku tersebut, mengakibatkan pergeseran pandangan antara manusia terhadap manusia lain, peranan sosialnya, serta peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Penilaian tersebut mempunyai pengaruh besar pada teks yang dapat ditemukan pada analisis teks sebelumnya, karena umumnya struktur kognisi mempunyai kecenderungan atau perspektif tertentu ketika memahami suatu peristiwa maupun individu.

11

72

72

Ada beberapa macam skema / model yang dapat digambarkan seperti berikut ini :12

Skema Person (Person Schemas) Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.

Skema Diri (Self Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

Skema Peran (Role Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.

Skema Peristiwa (Event Schemas) Skema ini yang paling banyak di pakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu-lalang. Dan setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu.

Pada tabel skema di atas dapat terlihat yang termasuk dalam kategori pengarang atau penyusun baik cerita fiksi maupun buku biografi adalah skema person, karena pada dasarnya seseorang memandang dan menggambarkan orang lain berdasarkan penilaiannya terhadap seseorang itu, penilaian terkadang tidak sepenuhnya sama, hal itu bergantung dari sudut mana seseorang itu melihatnya.

Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain model adalah memori. Lewat memori kita bisa berpikir tentang sesuatu dan mempunyai pengetahuan tentang sesuatu itu pula. Dalam setiap memori terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan pesan-pesan, baik saat ini

12

73

73

maupun dahulu yang terus-menerus digunakan oleh seseorang dalam memandang suatu realitas.13

Secara umum, memori terdiri atas dua bagian. Pertama, memori jangka pendek (short-term memory), yakni memori yang dipakai untuk mengingat peristiwa, kejadian, atau hal yang ingin kita acu yang terjadi beberapa waktu lalu (durasi waktunya pendek). Kedua, memori jangka panjang (long-term memory), yakni memori yang dipakai untuk mengingat atau mengacu peristiwa, objek yang terjadi dalam kurun waktu yang lama.14

Memori yang umum digunakan dalam penulisan buku atuo biography ini adalah memori jangka panjang (long-term memory), karena jenis memori ini terdiri atas dua bagian utama yakni memori episodik (episodic memory) dan memori semantik (semantic memory), di mana memori episodik berperan untuk menjelaskan siapa diri kita, siapa orang tua, dan dari mana kita berasal, sedangkan memori semantik berperan untuk menjelaskan sesuatu yang diketahui mengenai realitas. 13 Ibid, h. 264 14 Ibid, h. 264-265

74

74

Buku biografi Chairul Tanjung si Anak Singkong ini ditulis berdasarkan memori jangka panjang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya namun, kendala dalam menggunakan memori jangka panjang terkadang terdapat pada kurang tepatnya mengingat kejadian-kejadian yang telah lampau, untuk mencegah hal tersebut, Tjahja melakukan wawancara kepada beberapa sumber yang dapat dipercaya demi kesempurnaan buku biografi ini seperti yang diungkapkannya berikut :

“Cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu di-kumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai sekarang yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80% kesaksian perjalanan hidupnya berasal dari teman-temannya tersebut”15

. Penjelasan di atas menegaskan bahwa kisah-kisah dalam buku biografi ini disusun berdasarkan informasi yang bersumber dari orang-orang yang pernah terlibat langsung di setiap kejadian yang dialami CT, selain menguatkan setiap kisah dalam buku tersebut, hal itu ditanggapi oleh Tjahja sebagai soul dari setiap kisah yang diceritakan. Semua kejadian yang telah dilalui dimaknai dalam model yang telah dibuat, yang relevan akan dimasukkan dan ditambahkan kedalam kisah tersebut, yang tidak relevan akan dihilangkan sehingga teks akan membentuk pemahaman tertentu dalam suatu model tertentu.

15

75

75

C. Analisis Konteks Sosial Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul

Dokumen terkait