• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang ingin disampaikan terkait buku biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang telah diteliti, diantaranya sebagai berikut :

1. Beberapa kisah yang terdapat di buku biografi ini dirasa masih ada yang kurang spesifik, baik dari alur kisah dan konten dari beberapa sub bab dalam buku ini.

2. Alur maju-mundur yang diterapkan dalam buku biografi ini diharapkan bisa diperpendek lagi jarak waktu antara kisah satu dengan kisah yang lain. Agar pembaca bisa mendapatkan view dari kisah-kisah yang sedang berlangsung.

3. Penggunaan tanda bahasa seperti : titik, atau koma dan sebagainya agar lebih diperhatikan lagi dalam setiap kisah yang diceritakan.

4. Jilid ke 2 atau spesial story diharapkan hadir untuk melengkapi kisah-kisah yang dirasa masih kurang maksimal, dengan begitu akan ada nilai-nilai moral tambahan yang belum tersampaikan dalam buku biografi yang pertama ini.

5. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai studi perbandingan antara buku biografi dari tokoh yang berbeda dan mencari pesan moral yang terdapat didalamnya.

90

Hasil wawancara

1. Bagaimana awal hubungan Bapak dengan Chairul Tanjung?

Hubungan kami awalnya formal, saya sebagai wartawan Kompas meliput bidang ekonomi, dan ketika itu Chairul Tanjung sebagai narasumber saya, tapi lama kelamaan hubungannya bukan lagi sekedar wartawan dan narasumber tapi sudah akrab seperti sahabat seperti teman.

Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering mendengarkannya, tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya berharap setiap ketemu orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang bisa saya tulis untuk berita, tapi tidak demikian dengan Chairul Tanjung, setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak mesti bahan pembicaraan saya itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk informasi saya saja, karena yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia, jadi pembicaraanya lebih banyak sebagai teman.

2. Tadi Bapak menyinggung bahwa dia bukan suka dipublikasi hidupnya, mengapa dia berfikiran untuk membuat buku, bukannya itu termasuk publikasi juga?

Nah itu karena lebih kepada janji lama atau komitmen lama dia, dia berharap suatu saat perjalanan hidupnya (Chairul Tanjung) akan saya tulis. Menurut saya pribadi tujuan beliau membuat buku ini bukan untuk narsis tapi untuk men-share,

memprovokasi, atau memotivasi anak-anak remaja untuk menjadi pengusaha lebih maju daripada dia, dan bisa menjadi inspirasi. Jadi buku itu betul-betul tentang true story Chairul Tanjung, jadi dalam buku tersebut tidak terdapat motif politik apapun.

3. Adakah pendapat-pendapat Bapak yang dituangkan dalam buku tersebut?

Itu tidak ada, cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu dikumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai sekarang yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80% kesaksian perjalanan hidupnya berasal dari teman-temannya tersebut.

4. Rencana jangka panjang Bapak setelah terbitnya buku ini ?

InsyaAllah kalau ada orang lain yang ingin pengalaman hidupnya ditulis saya siap membantu.

5. Rencana jangka pendek tentang buku ini?

91

6. Keuntungan bagi beliau dan bapak sendiri mengenai buku itu apa?

Keuntungan bagi beliau atas buku ini adalah sebagai amal jariyah, karena royalti dari buku tersebut diberikan ke penulis dia tidak mengambil keuntungan apapun. Bagi saya untuk menulis biography Chairul Tanjung sudah bersyukur Alhamdulillah.

7. Apa nilai-nilai moral yang dapat diambil dari buku itu?

Terlebih dari itu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil, ada tentang kerja keras, Hormat kepada orang tua terutama Ibu. Kemudian komitmen, pertama tentang Hormat kepada ibu sudah menjadi way of life dia, Ibu adalah orang nomer satu dan tidak bisa ditawar- tawar lagi, di berbagai forum bedah buku ia sempat ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dan mempengaruhi dalam kehidupannya? Dia menjwab pertama, Ibu, kedua ibu, dan ketiga ibu, jadi bagi dia ibu adalah segalanya. Lalu yang kedua kerja keras karena dia hidup dari keluarga miskin, jadi anak singkong itu adalah simbol dari keluarga miskin, jadi kerja keras bagi dia sudah biasa, sebelum dia menikah dengan Ibu Anita dia sudah kerja keras setiap hari dari mulai jam 8 pagi hingga dini hari sampai jam 1 jam 2 dini hari sudah biasa.

Jadi menurut dia sukses adalah hak setiap orang tapi untuk meraih sukses butuh ekstra ordinary, butuh kerja keras yang luar biasa, tidak sekedarnya aja.

Ketiga komitmen, jadi kalo Ia sudah mempunyai keinginan dia komitmen dan melakukannya untuk mewujudkan semua hal tersebut, dia akan full support usahanya. Dia juga tidak pernah lupa dengan teman lama, jadi saya sudah lama tidak ketemu, sejak bertemu di 2006 atau 2007 kemudian lama tidak komunikasi tapi setelah itu dia menghubungi lagi di pertengahan 2010. lalu dia tanya kerjaan saya bagaimana, lalu kemudian saya ditawari untuk nulis buku, tadinya mau yang nulis buku biografinya adalah Ramadhan K.H, tapi Ramadhan K.H. keburu meninggal, jika beliau belum meninggal maka yang nulis bukunya adalah Ramadhan K.H, jadi saya disuruh pak CT menggantikan Ramadhan K.H. untuk menulis biographynya, lalu saya terima dan saya pelajari dulu buku-buku Ramadhan K.H seperti gaya penulisannya dan lain sebagainya.

8. Tahun 2014 ini akan ada pemilihan Presiden, apakah Chairul Tanjung membuat buku ini sebagai penyebar citra dia?

Saya kira itu hak semua orang untuk menafsirkan apapun dari buku anak singkong ini, tapi yang jelas buku itu buku auto biography, yang sebenarnya dia yang nulis saya penyusunnya, jadi benar-benar katanya dia cermati betul, dia tidak mau ada kata-kata yang menyombongkan diri atau menyinggung orang lain, dan buku itu bukan buku politik, hingga akhirnya ada persepsi macam-macam itu hak orang lain,

92

namanya persepsi sah-sah saja tapi yang penting ini buku auto biography Chairul Tanjung yang tadinya Nothing menjadi something kira-kira begitu. Saya kira sangat patut dijadikan role model bagi anak-anak muda sekarang bahwa kerja keras itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

9. Apa harapan bapak mengenai buku ini?

Saya ingin buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama generasi muda, jadi jangan sampai buku ini bukan untuk kalangan akademisi saja, dengan kalimat-kalimat yang enak dibaca, True story mengalir apa adanya, dan ada nilai dari setiap sub bab buku tersebut.

10.Jika untuk Kompas sendiri, apa keuntungannya dengan diterbitkannya buku ini?

Karena ini diterbitkan di penerbit buku Kompas juga, ini ada kerjasama antar lembaga itu saja dalam hal ini penerbit buku Kompas. Jadi keuntungannya bisa berbagi informasi mengenai pengalaman hidup Chairul tanjung.

Tjahja Gunawan Diredja

93

94

FOTO PENULIS DAN PENULIS BUKU CHAIRUL

TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Dokumen terkait