• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparatif

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 47-52)

1. Hasil Tindakan

4.2.2 Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini membahas tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung melalui model discovery learning berbantuan media benda konkret pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan tabel berikut ini:

Tabel 4.16

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No. Ketuntasan

Belajar

Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 65 10 45,5 15 68,18 22 100 2. Belum Tuntas < 65 12 54,5 7 31,82 0 0 Jumlah 22 100 22 100 22 100 Nilai Rata-rata 60,23 71,82 87,5

Berdasarkan tabel perbandingan ketuntasan belajar IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar di kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal siswa yang tuntas memenuhi KKM (65) hanya 10 siswa dengan presentase 45,5% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 anak dengan presentase 55,5%, rata-rata nilainya adalah 60,23. Pada siklus I siswa yang tuntas memenuhi KKM (65) sebanyak 15 dengan presentase 68,18% dan siswa yang tidak tuntas mencapai KKM berjumlah 7 dengan

presentase 31,82% dan jumlah nilai rata-ratanya adalah 71,8. Kemudian pada siklus II ini semua siswa yang berjumlah 22 telah tuntas dalam mencapai KKM (65) yang berjumlah 22 dengan presentase 100%, dengan nilai rata-rata 87,5.

Perbandingan ketuntasan belajar pada kondisi awal, siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 4.18 Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Sedangkan pada peningkatan rata-rata dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram 4.19 Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA kondisi awal, siklus I, siklus II 0 5 10 15 20 25

kondisi awal siklus I siklus II

tuntas belum tuntas

kondisi

awal siklus I siklus II nilai rata-rata 60,23 71,82 87,5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 n ila i

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi, Sebelum diadakan penelitian di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pembelajaran yang digunakan guru setiap hari adalah pembelajaran yang masih bersifat konvensional sehingga pembelajaran didominasi kepada guru serta kurangnya memanfaatkan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Pembelajaran tersebut tentunya mempengaruhi antusias dan kejenuhan siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam pembelajaran di kelas. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 65 ada 10 siswa atau 45,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapau KKM ada 12 siswa atau 55,5% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi ini peneliti merasa memerlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajr IPA siswa kels 5 SD Negeri 1 Kebnagung. Setelah peneliti mengadakan observasi di SD tersebut, maka peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian tindakan kelas pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret.

Berikut ini tabel 4.17 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.17

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

X % X % X %

Aktivitas Guru 40 43,48 102,5 77,65 117,5 89,02

Aktivitas Siswa 25 34,72 92 76,67 107 89,17

Pada tabel 4.17 perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dikelas 5

SD Negeri 1 Kebonagung yang dihasilkan yaitu pada aktivits guru rata-rata skor yaitu 40 dengan presentase 43,48% dan aktivitas siswa memperoleh skor 25 dengan presentase 34,72%. Setelah dilakukan penelitian tindakan pada pelaksanaan siklus I rata-rata skor aktivitas guru menjadi 102,5 dengan persentase 77,65%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata skor 117,5 dengan presentase 89,02%. Selain peningkatan pada guru, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dilihat pada tabel bahwa aktivitas siswa pada siklus I rata-rata skor 92 dengan presentase 76,67%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata skor 107 dengan presentase 89,17%.

Berdasarkan pada tabel peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada kegiatan awal, siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata skor dari observasi aktivitas guru dan siswa. Peningkatan skor rata-rata observasi aktivitas guru dan siswa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung menjadi lebih baik dan memenuhi KKM (65) yang telah ditentukan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes evaluasi rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung setelah pelaksanaan penelitian yang diktahui hasilnya sebagai berikut ini:

Tabel 4.18

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 60,45 71,82 87,5

Sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kondisi awal mula-mula adalah 60,45. Kemudian dilakukan tindakan penelitian dengan hasiltindakan belajar IPA siklus I nilai rata-rata diperoleh mencapai 71,82, dari tingkatan kondisi awal yang diperoleh 60,23 dengan presentase ketuntasan hanya 55,5%. Dari pembelajaran yang diperoleh data hasil tindakan penelitian tersebut

dapat dinyatakan bahwa pada kondisi awal ke siklus I sudah menunjukkan peningkatan rata-rata yaitu 72,82 dengan presentase ketuntasan 68,18%. Pembelajaran pada siklus I ini sudah mengalami peningkatan hasil belajar namun masih rendah dan masih ada yang belum mencapai KKM, maka dilakukan tindakan uapaya perbaikan dengan hasil rata-rata nilai belajar IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada siklus II yaitu 87,5 dengan presentase 100% dan semuanya sudah memenuhi KKM.

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPA siklus I dan siklus II dapat digambarkan pada diagram berikut ini:

Diagram 4.20 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Pada pengamatan dari proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II terlihat rata-rata nilai mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung hasil pembelajaran tampak terlihat semakin membaik dan mengalami peningkatan secara bertahap. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, dengan menggunakan media siswa juga lebih dapat memahami materi tanpa membayangkan saja dan dapat berpikir secara konkrit. Dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret ini dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Series1 60,45 71,82 87,5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ra ta -ra ta n ila i

dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan sifat-sifat cahaya, sehingga hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Berdasarkan uraian yang etalh disajikan, maka penerapan pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebongaung Tahun Pelajaran 2014/2015 ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Achmad Dian Hermawan. Dari penelitian tersebut diketahui presentase hasil belajar IPA meningkat dengan presentase ketuntasan 88,89%. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Andri Kristiawan meningkat dengan presentase ketuntasan 94,87%. Dari hasil penelitian tersebut maka terbukti dengan penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 47-52)

Dokumen terkait