• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab ini membahas tiga hal utama yaitu deskripsi Kondisi Awal, deskripsi sikus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awal ini menjelaskan tentang kondisi awal siswa dalam hasil belajar pada mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakan tindakan penelitian. Sedangkan pada deskripsi siklus I dan II ini menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian yang meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi dari pelaksanaan siklus I dan II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD Negeri 1 Kebonagung memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 1 Penjaga Sekolah. Rata-rata tenaga pendidik di SD Negeri 1 Kebonagung ini berlatar belakang pendidikan S1, namun ada juga dua guru yang masih melanjutkan studi mendapatkan pendidikan S1 pula.

Subjek penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 22 siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Sifat-sifat Cahaya dengan Kompetensi Dasar (KD) : 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, dan 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Guru kelas 5 ini diampu oleh Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. Beliau mengajar seluruh mata pelajaran kelas 5 kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan karena sudah ada guru pada kedua mata pelajaran tersebut. Ibu Dwi sudah bertahun-tahun

(2)

mengajar di SD Negeri 1 kebonagung ini, jadi beliau sudah cukup berpengalaman dalam kinerja sebagai seorang guru SD.

1) Proses Pembelajaran Kondisi Awal

Pada kondisi awal ini, terlebih dahulu dilakukan observasi oleh peneliti.Observasi dilaksanakan pada hari senin, 19 Januari 2015 dengan melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan siswa-siswi kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, ditemukan beberapa permasalahan saat proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran IPA. Masalah itu antara lain pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran konvesional (ceramah) yang dilakukan oleh guru kelas dan dianggap itu merupakan pembelajaran yang umum seperti guru yang lainnya yang dianggap praktis dan tidak ribet. Guru enggan terampil dalam menciptakan kegiatan pembelajaran dikelas jadi siswa ada yang memperhatikan guru dan ada juga yang ramai sendiri. Kelas juga sering ditinggal keluar kelas jadi siswa jika ingin bertanya materi yang belum dipahami waktunya kurang. Hal ini menyebabkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas tersebut rendah. Permasalahan yang lain saat observasi adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga siswa hanya menerima materi saja dan pasif dalam pembelajaran. Pada hal ini guru beranggapan media pembelajaran tidak terlalu penting dilakukan. Padahal, dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran ini maka siswa dapat melakukan aktivitas yang merangsang pemikiran siswa tentang materi yang dipelajari sehingga siswa tidak hanya pasif dalam belajar tetapi juga melakukan. Kurangnya pemahaman guru terhadap manfaat media pembelajaran ini juga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada masalah-masalah tersebut, sangat mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran.

Hal ini dapat dilihat dari data hasil proses pembelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada tabel 4.1 berikut ini:

(3)

Tabel 4.1

Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi Awal

No. Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Skor Persentase

1. Observasi Aktivitas Guru 40 43,5%

2. Observasi Aktivitas Siswa 25 34,7%

3. Penilaian RPP 25 41,7%

Nilai Skor Rata-rata 30

Persentase 39,96%

Berdasarkan pada tabel 4.1 Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi Awal menjelaskan bahwa aspek penilaian observasi aktivitas guru memperoleh jumlah skor 40 dengan presentase sebesar 43,5%. Aspek penilaian observasi aktivitas siswa menunjukkan perolehan jumlah skor 25 dengan presentase 34,7%, sedangkan pada aspek penilaian RPP memperoleh skor 25 dengan presentase 41,7%.

Berdasarkan data tabel 4.1 penilaian proses pembelajaran IPA kondisi awal, agar lebih jelasnya dapat dibuat pada gambar 4.1 berikut ini:

Diagram 4.1 Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi Awal

2) Hasil Pembelajaran Kondisi Awal

Pada hasil pembelajaran kondisi awal ini membahas Perolehan nilai dari hasil pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam yang

Observasi Aktivitas Guru

Observasi

Aktivitas Siswa Penilaian RPP

Skor 40 25 25 Persentase 43,50% 34,70% 41,70% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 SKO R

(4)

dilakukan sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran discovery learning

berbantuan media benda konkret..

Hal ini ditunjukkan dengan beberapa siswa yang masih belum tuntas atau nilainya masih kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Batas nilai KKM yang ditetapkan oleh guru kelas 5 untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Pada observasi sebelum dilakukan tindakan penelitian, diperoleh data mata hasil belajar IPA Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam ulangan mata pelajaran IPA Semester I tahun 2014/2015.

Data hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. 27-31 1 4,55 % 2. 32-36 1 4,55 % 3. 37-41 1 4,55% 4. 42-46 1 4,55 % 5. 47-51 2 9,09 % 6. 52-56 1 4,55 % 7. 57-61 5 22,73% 8. 62-66 2 9,09 % 9. 67-71 4 18,18 % 10. 72-76 4 18,18 % Jumlah siswa 22 100 % Nilai Rata-rata 60,45 Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 30

Berdasarkan tabel 4.2 destribusi ulangan hari mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah, yaitu masih banyak anak yang belum memenuhi batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh guru kelas yaitu 65. Sebagian siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM ≥65. Terlihat jelas pada tabel 4.1 dari jumlah 22 siswa, yang sudah tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa, sedangkan

(5)

yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 27-31 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, nilai rentang 32-36 juga sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55% dari jumlah keseluruhan siswa, begitu pula pada rentang nilai 37-41 dan 42-46, jumlah siswa sama dengan yang diatas yaitu masing-masing hanya 1 siswa dari keseluruhan siswa dengan presentase 4,55%, sedangkan pada rentang nilai 47-51 mengalami sedikit peningkatan yaitu sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 52-56 jumlahnya hanya 1 siswa dengan presentase 4,55% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan pada rentang nilai antara 57-61 lebih banyak jumlahnya yaitu 5 siswa dengan presentase 22,73%, rentang nilai antara 62-66 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa. Sementara itu pada rentang antara 67-71 dan rentang 72-76 masing-masing sama yaitu 4 anak dengan presentase yang sama yaitu 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa. Pada daftar nilai kondisi awal nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan nilai terendahnya yaitu 30.

Berdasarkan data nilai IPA pada tabel 4.2, agar lebih jelasnya dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.2 berikut ini:

Diagram 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal 4,55% 4,55% 14,55% 4,55% 9,09% 4,55% 22,73% 9,09% 18,18% 18,18% 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 27-31 32-36 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 67-71 72-76 B an ya k Si sw a Nilai

(6)

Pada diagram 4.2 destribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal, dapat dilihat siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 12 siswa dan yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa. Kemudian dibuat tabel ketuntasan pada kondisi awal sebagai berikut:

Tabel 4.3

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase

(%)

1. ≥ 65 10 45,5% Tuntas

2. <65 12 54,5% Belum Tuntas

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal memiliki nilai yang kurang dari KKM sejumlah 12 siswa dengan presentase 54,5% dan yang sudah memenuhi KKM sejumlah 10 siswa dengan presentase 45,5%. Jadi kesimpulannya bahwa siswa yang belum tuntas dalam ulangan mata pelajaran IPA lebih tinggi daripada siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu 65. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

Diagram 4.3 Ketuntasan Kondisi Awal Tuntas 45,5% Belum Tuntas 55,5%

Kondisi Awal

(7)

Berdasarkan diagram ketuntasan pada kondisi awal dalam mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 kebonagung, presentase nilai siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 55,5% dan yang sudah tuntas sebanyak 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih rendah, maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

Discovery Learning berbantuan mendia benda konkret, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas 5 ini melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II agar pembelajaran tidak konvensional lagi.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, membahas tentang tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi ada siklus I. Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga pertemuan, dan masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan menjelaskan tentang perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan pembelajaran beserta perencanaan tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I ada tiga pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut ini:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada minggu ke 2bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran, peneliti meyiapkan bahan-bahan yang mendukung untuk pembelajaran diantaranya membuat RPP dengan model discovery learning berbantuan media benda konkret dengan Kompetensi Dasar 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. RPP didiskusikan dengan guru kelas 5 yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd.yaitu menentukan waktu, penyusunan indikator, tujuan pembelajatan serta media yang akan digunakan didalam proses

(8)

pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) Mengidentifikasi cahaya dan sifat cahaya dapat merambat lurus, (2) Mengidentifikasi sifat cahaya dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) melalui percobaan sederhana, (3) Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Kemudian menyusun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret adalah : (1) Melalui apersepsi menutup mata, siswa dapat mengidentifikasi cahaya dengan benar, (2) Melalui eksplorasi sederhana menggunakan lilin/senter, siswa dapat membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus dengan semangat, (3) Melalui percobaan menggunakan senter, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) dengan benar, (4) Melalui eksperimen menggunakan cermin dan sendok, siswa dapat menemukan sendiri sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dengan benar. Selanjutnya menyiapkan materi pembelajaran yang akan didiskusikan yaitu sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap), dan sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung, serta menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan I yaitu antara lain: lampu senter, karton, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, karton, potongan tripleks, plastik bening, air jernih, air berlumpur/keruh, cermin datar, kertas hitam/merah, sendok, pensil. Selain itu peneliti juga mempersiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pada perencanaan pembelajaran pertemun kedua ini, hampir sama dengan pada pertemuan pertama, namun yang bembedakan adalah pada indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan media yang akan digunakan. Pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Peneliti masih menyusun RPP menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang didiskusikan dengan guru kolaborator kelas 5 mengenai indikator

(9)

pada pertemuan kedua ini, antara lain (1) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya mengenai peristiwa pembiasan cahaya, dan (2) Menunjukkan contoh peristiwa sifat penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendiskusikan indikator, kemudian merencanakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pada pertemuan kedua ini dengan menggunakan model discovery learning

berbantuan media benda konkret, antara lain (1) Melalui langkah-langkah percobaan menggunakan air dan pensil, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya tentang peristiwa pembiasan cahaya dengan semangat, dan (2) Melalui pembuatan gelembung air sabun, siswa dapat menunjukkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan dengan semangat.Setelah membahas indikator dan tujuan pembelajaran, kemudian menyiapkan materi yang akan lakukan tindakan yaitu materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diraikan. Media pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I pertemuan kedua ini adalah Pensil, gelas bening, air, uang logam/koin, air sabun, sedotan.

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pada siklus I pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran ini digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model discovery learning

berbantuan media benda konkret.Materi yang diteskan adalah materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I yaitu tentang cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap), sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung), sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diuraikan. Soal yang diujikan untuk tes berjumlah 20 soal untuk 20 siswa dalam bentuk pilihan ganda dengan waktu yang ditentukan yaitu dua kali 35 menit. Sebelum dilakukan tes, guru mengulang materi tentang pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I.

(10)

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran setiap pertemuan dn hasil tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus I.

1. Proses Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 April 2015 pukul 07.00 – 08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. Guru yang ditunjuk sebagai sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran adalah Ibu Teguh Sumartini, S.Pd. kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam dan berdoa kemudian dilanjutkan presensi. Guru juga meminta untuk menyiapkan alat tulis untuk siap dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengajak semua siswa kelas 5 untuk menutup kedua mata dengan menggunakan kedua tangan, kemudian guru memberikan pertanyaan “Apa yang terjadi jika mata di pejamkan? Kenapa gelap? Bagaimana dengan bumi jika tidak ada cahaya?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu 1) Melalui apersepsi menutup mata, siswa dapat mengidentifikasi cahaya dengan benar, (2) Melalui eksplorasi sederhana menggunakan lilin/senter, siswa dapat membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus dengan semangat, (3) Melalui percobaan menggunakan senter, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) dengan benar, (4) Melalui eksperimen menggunakan cermin dan sendok, siswa dapat menemukan sendiri sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dengan benar. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

(11)

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. pada kegiatan stimulus, guru memberikan rangsangan kepada siswa tadi tentang siswa menutup mata dan memberikan sedikit penjelasan bahwa cahaya itu penting untuk kehidupan. Kemudian guru mengambil media senter, karton, benda bening, dan lain-lain yang sudah direncanakan sebelumnya, kemudian memberi pertanyaan kepada siswa: (1) Apakah yang akan terjadi apabila cahaya pada senter disorotkan ke kertas karton yang tengahnya dilubangi celah kecil? Apakah bisa melihat cahaya lilin melalui celah yang segaris tersebut?, (2) Bagaimana dengan sifat cahaya yang apabila cahaya senter di sorotkan ke benda bening, berwarna,dan gelap? Apa saja benda-benda yang dapat ditembus dan tidak dapat ditembus oleh cahaya senter?, (3) Bagaimana pula dengan sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung)?. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah sifat-sifat cahaya yang mengenai cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening,berwarna serta cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

(12)

Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan pertama siklus I ini. Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 9 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB.oleh guru kolaborator yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. selaku guru kelas 5 di SD Negeri 1 Kebonagung. Sedangkan guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas kegiatan guru dan siswa, yaitu Ibu Teguh Sumartini, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan doa, kemudian dilanjutkan presensi siswa, dan menyiapkan alat tulis sebelum dimulai pembelajaran. Guru memberi apersepsi dengan bertanya “apakah anak-anak pernah melihat dan menangkap ikan di sungai? Susah apa tidak?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu (1) Melalui langkah-langkah percobaan menggunakan air dan pensil, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya tentang peristiwa pembiasan cahaya dengan semangat, dan (2) Melalui pembuatan gelembung air sabun, siswa dapat menunjukkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan dengan semangat. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. Pada kegiatan stimulus, setelah guru memberi apersepsi tentang ikan disungai tadi, kemudian guru mengambil

(13)

media pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun dalm perencanaan, kemudian memberikan pertnyaan kepada siswa: (1) “Apakah yang akan terjadi apabila pensil ditempatkan pada gelas yang berisi air? Bagaimana letak pensil pada saat tidak diberi air dengan sesudah diberi air?”, (2) Apakah yang akan terjadi apabila air sabun dibuat menjadi balon air dengan cara ditiup dibawah sinar matahari langsung.? Dan bagaimana warnanya dari balon air tersebut?”. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah sifat-sifat cahaya yang mengenai cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan kedua siklus I ini. Kemudian guru menyampaikan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu tes evaluasi pilihan ganda, guru meminta siswa kelas 5 untuk belajar agar bisa mengerjakan soal tes tersebut dengan lancar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.Pelaksanaan pertemuan kedua ini hampir sama dengan pertemuan pertama, namun yang mmembedakan adalah pada materi pembelajarannya.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksnaan tindakan siklus I pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 10 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas

(14)

5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho A.Ma.Pd. kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus I ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucap salam dan doa, dilanjutkan presensi, dan menyiakan alat tulis untuk memulai pelajaran. Sebelum dimulai tes evaluasi pada siklus I pertemuan ketiga ini, guru dan siswa mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang materinya antara lain: cahaya, sifat cahhaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat menembus benda bening dan keruh, sifat cahaya dapat dipantulkan, sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dan diuraikan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang belum dipahami sebelum dimulai tes evaluasi siklus I. Setelah tidak ada pertanyaan, tes evaluasi siklus I dimulai dengan waktu yang ditentuan yaitu dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan dengan tenang dan lancar. Selah selesai mengerjakan, soal dan jawaban dikumpulkan. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajri pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam penutup.

2. Hasil Tindakan

Pada hasil tindakan ini membahas tentang hasil pembelajaran tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung melaui model pembelajaran

discovery learning berbantuan media benda konkret. Pelaksanaan tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada siklus I yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini dapat disajiakan pada tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung sebagai berikut:

(15)

Tabel 4.4

Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

NO. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 45 - 50 2 9,09% 2. 51 – 56 1 4,55% 3. 57 – 62 4 18,18% 4. 63 – 68 1 5,55% 5. 69 – 74 1 4,55% 6. 75 – 80 7 31,82% 7. 81 - 86 6 27,27% Jumlah siswa 22 100% Nilai rata-rata 71, 82 Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 50

Berdasarkan tabel 4.4 destribusi frekuensi nilai IPA siklus I dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung mengalami peningkatan dari kondisi awal, hal ini ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai tara-rata siswa menjadi 71,82%. Hasil nilai IPA pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada rentang nilai 45-50 sejumlah 2 siswa dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 51-56 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai 57-62 sejumlah 4 siswa dengan presentase 18,18%. Pada rentang nilai 63-68 dengan jumlah 1 siswa memperoleh persentase sebanyak 4,55%, yang sama dengan rentang nilai 69-74 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai antara 75-80 jumlah nilai 7 siswa dengan persentase 31, 82%, dan pada rentang nilai antara 81-86 dengan 6 siswa memperoleh persentase 27, 27%. Dari data tersebut diketahui nilai terendah yang dperoleh siswa adalah 50, dan nilai tertinggi adalah 85, sedangkan rata-rata dari jumlah nilai tersebut adalah 71,82. Berdasarkan uraian diatas dapat ditampilkan dalam diagram berikut ini:

(16)

Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan KKM (65) data hasil perolehan nilai siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase

(%)

1. ≥ 65 15 68,18% Tuntas

2. <65 7 31,82% Belum Tuntas

Pada tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus I dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tuntas atau sudah mencapai KKM (65) sebanyak 15 siswa dengan presentase 68,18%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM sebanyak 7 siswa dengan presentase 31, 82%. Hasil tersebut sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Dapat diihat pada diagram berikut ini:

45 - 50 51 – 56 57 – 62 63 – 68 69 – 74 75 – 80 81 - 86 Frekuensi 2 1 4 1 1 7 6 9,09% 4,55% 18,18% 5,55% 4,55% 31,82% 27,27% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 frek u e n si

(17)

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi

Pada pokok bahasan ini membahas tentang analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret. Analisis hasil observasi ini dilakukan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dengan uraian sebagai berikut ini :

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas guru kolaborator dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 30 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi aktivitas tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 disini berarti kurang, skor 2 cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan brdasarkan kriteria penlaian dalam persentase. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada presentase 1% - 20% berada pada kriteria sangat kurang, presentase 21% - 40% berada pada kriteria kurang, sedangkan pada persentase 41% - 60% termasuk kedalam kriteria cukup baik, presentase skor 61% - 80% termasuk dalam kriteria baik, dan presentase skor 81% - 100% termasuk pada kriteria sangat baik.

68% 32%

Tuntas Belum Tuntas

(18)

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 8, 11, 13, 14, 16, 19, 22, 32. 8.2=16 3. Skor 3 3, 6, 7, 9, 10, 12, 15, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31. 17.3=51 4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 21, 26, 29, 33. 8.4=32 TOTAL 33 99

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99. Pada kegiatan Pra Pembelajaran terdiri dari empat aspek dengan rincian sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 guru mengadakan doa bersama siswa dan presensi memperoleh skor 4, indikator 3 dengan Guru memeriksa kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran memperoleh skor 3, sedangkan indikator 4 guru menyampaikan tujuan pembelajaran memperoleh skor 4. Kemudian pada kegiatan awal pembelajaran dengan indikator 5 dan 6 guru melakukan apersepsi dan stimulus masing-masing memperoleh skor 4 dan 3. Sedangkan pada indikator 7 dan 8 guru memberi motivasi dan guru menyajikan materi dengan media pembelajaran memperoleh skor 3 dan 2. Pada indikator 9 dengan guru memberi petunjuk sebelum melakukan presentasi memperoleh skor 3. Pada indikator 10 guru menjelaskan aturan diskusi memperoleh skor 3, indikator 11 dengan membagi lembar kerja dan mengarahkan memperoleh skor 2, indikator 12 menyampaikan rumusan masalah memperoleh skor 3. Kemudian pada indikator 13 dan 14 mengajak siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis percobaan memperoleh skor masing-masing 2.

(19)

Pada kegiatan inti, indikator 15 membimbing langkah menggunakan media benda konkret memperoleh skor 3,sedangkan indikator 16 dengan mengumpulkan data memperoleh skor 2. Pada indikator 17 dan 18 tentang membimbing siswa untuk mencatat hasil dari pengumpulan data dan kerjasama siswa memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 19 dan 20 mengolah data dan membimbing menafsirkan hasil data yang diperoleh mendapat skor 2 dan 3. Pada indikator 21 guru melibatkan siswa untuk mempraktekkan langkah-langkah percobaan memperoleh nilai 4, sedangkan pada indikator 22 menganalisis data dari kegiatan memperoleh skor 2, dan untuk indikator 23,24, dan 25 membuktikan hipotesis dan membuat kesimpulan dari hasil data memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 26 dan 27 pada menyampaikan hasil diskusi dan meluruskan hasil pembelajaran memperoleh skor 4 dan 3. Pada kegiatan akhir, indikator 28 dan 29 dengan bertanya hal-hal yang belum dipahami dan membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Indikator 30 dan 31 dengan penggunaan bahasa dan refleksi pembelajaran memperoleh skor masing-masing 3. Sedangkan untuk indikator 32 dan 33 menyampikan materi berikutnya dan menutup pembelajaran memperoleh skor 2 dan 4.Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 99 skor. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 75%, hail ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model discovery learning

berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:

(20)

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Setelah membahas hasil observasi aktivitas guru, selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijelaskan dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor 1. Skor 1 27 1 2. Skor 2 11, 12, 14, 17, 20, 21 6.2=12 3. Skor 3 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 28, 29. 18.3= 54 4. Skor 4 2, 5, 25, 26, 30. 5.5= 20 TOTAL 30 87 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JU M LA H IN D IKA TO R SKOR PENCAPAIKAN

(21)

Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dapat diketahui indikaor yang memperoleh skor 1 hanya 1 item, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator dengan skor 3 sebnyak 18 item, dan untuk indikator dengan skor 4 sebanyak 5 item. Jadi jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 87. Hal ini dapat dirincikan sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 menyiapkan alat belajar dan doa memperoleh skor 3 dan 4, sedangkan indikator 3 dan 4 menyimak tujuan pembelajaran dan antusias dalam mengikuti pembelajaran masing-masing memperoleh nilai 3. Indikator 5 menirukan apersepsi dari guru ini sangat baik dan memperoleh skor 4, sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10 menjawab pertanyaan dari apersepsi, memperhatikan motivasi, memperhatikan penjelasan guru, membentuk kelompok dengan tenang, menyimak rumusan masalah dari guru memperoleh skor masing-masing adalah 3. Indikator 11 dan 12 dengan siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis memperoleh skor sama yaitu 2. Indikator 13 dan 14 menyimak penjelasan guru dan aktif bertanya memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 15 dan 16 melaksanakan percobaan dengan baik dan antusias dalam melakukan percobaan memperoleh skor sama yaitu 3. Pada indikator 17 mengumpulkan data dengan menggunakan media memperoleh skor 2, untuk indikator 18 dan 19 kerjasama dalam kelompok dan mencatat hasil pengumpulan data mmemperoleh skor yng sama yaitu 3. Pada indikator 20 dan 21 menafsirkan data dalam diskusi dan menganalisis data memperoleh skor masing-masing 2, dan untuk indikator 22,23,24 membuktikan dengan langkah-langkah, membuat kesimpulan diskusi, dan menyampaikan hasil diskusi memperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 3. Indikator 25 dan 26 melakukan percobaan sesuai waktu yang ditentukan dan menyimak saat meluruskan jawaban memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 bartanya materi yang belum dipahami memperoleh skor 1. Pada indikator 28 dan 29 membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari dan melakukan refleksi bersam memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 30 memberikan salam penutup mendapat skor 4. Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 87 skor. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam

(22)

bentuk peersentase menjadi 72,5%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model discovery learning

berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan dililihat dalam diagram batang menunjukkan skor aktivitas guru paling banyak ada pada skor 3 dengan jumlah indikator 18 item, dan pada hasil aktivitas siswa pada diagram batang menunjukkan hasil skor paling tinggi adalah pada skor 3 dengan jumlah banyak skor yaitu 54.

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dengan menerapkan model discovery learning berbantuan media benda konkret dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

Series1 1 1 18 10 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 frek u e n si in d ik at o r

(23)

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 8, 14, 19. 3.2=6 3. Skor 3 3, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32. 20.3=60 4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 6, 17, 21, 26, 29, 33. 10.4=40 TOTAL 33 106

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 20 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 106. Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 2 memperoleh skoe 3, indikator 4,5, dan 6 mmemperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 4. Pada indikator 7 dan 8 memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 9, 10, 11, 12, dan 13 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 14,15,16 memperoleh skor masing-masing yaitu 2, 3, 3, sedangkan pada indikator 17, 18, 19, 20 memperoleh skor masing-mmasing yaitu 4, 3, 2, 3. Pada indikator 21 memperoleh skor 4, kemudian indikator 22, 23, 24, 25 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Pada indikator 26 memperoleh skor 4, indikator 27 dan 28 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 29 memperoleh skor 4, indikator 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor yang sama yaitu 3, dan pada indikator 33 memperoleh skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I adalah 106.Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 80,3%, hasil ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.7 Hasil observasi aktivitas guru pertemuan

(24)

kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

berbantuan media benda konkret sebagai berikut:

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Setelah mengetahui hasil aktivitas guru, selanjutnya membahas pada hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor 1. Skor 1 27 1.1=1 2. Skor 2 12 1.2=2 3. Skor 3 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 29. 18.3= 54 4. Skor 4 1, 2, 5, 17, 22, 24, 25, 26, 28,30. 10.4=40 TOTAL 30 97 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JU M LA H IN D IKA TO R SKOR PENCAPAIKAN

(25)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktiviitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Kebonagung dengan menerapkan model pembelajaran

discovery learning berbantuan media benda konkret pada pertemuan kedua siklus I dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 2 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator skor 4 sebanyak 10 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4.

Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 3 dan 4 memperoleh skor masing-masing 3, indikator 5 memperoleh skor 4. Sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10,11 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 3. Pada indikator 12 memperoleh skor 2, indikator 13,14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4. Indikator 18,19,20,21 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 22 memperoleh skor 4, dan indikator 23 memperoleh skor 3. Pada indikator 24,25,26 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 memperoleh skor 1, indikator 28 memperoleh skor 4, indikator 29 memperoleh skor 3, dan indikator 30 mendapat skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I adalah 97. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi 80,8%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.8 Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret sebagai berikut:

(26)

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga siklus I ini. Hasil refleksi ini diambil dari lembar observasi yang telah dilakukan oleh guru observer. Refleksi ini digunakan sebagai perbaikan pada saat proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang ditetapkan dan untuk mengetahui kekurang dan kelebihan dari pelaksanaan kegitan tersebut dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung. Kegiatan refleksi ini dilakuakan dalam diskusi anatara semua pihak yaitu peneliti, guru pelaksana, guru observer, dan siswa. Diskusi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dengan melaksanakan model ini ada perubahan sikap siswa dalam menerima pelajaran pada mata pelajaran IPA dan guru juga mendapat pengalaman dengan menggunakan model yang tidak biasa beliau gunakan dalam mengajar.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertamma siklus Iyang mendapat skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99.Kemudian pada pertemuan kedua yang memperoleh indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 20 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JU M LA H IN D IKA TO R SKOR PENCAPAIKAN

(27)

sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 106. Pada pelaksanaan tersebut mengalami peningkatan. Hasil presentase aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,3%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II:

Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II Sikus I

Berdasarkan pada hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, pada siklus I pertemuan pertama dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 1 hanya 1 item, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 18 item, dan untuk indikator dengan skor 4 sebanyak 5 item. Jadi jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 87. pada pertemuan kedua siklus I dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 2 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator skor 4 sebanyak 10 item. pada Pada pelaksanaan tersebut mengalami peningkatan. Hasil presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 72,5%, pertemuan kedua meningkat

Pertemuan I Pertamuan II Series1 73% 80,80% 68% 70% 72% 74% 76% 78% 80% 82% P R ES EN TA SE

(28)

menjadi 80,8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dan II:

Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II Siklus I

Pada diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama siklus pertama ini mencapai 72,5% atau 73%, kemudian pada tindakan yang dilakukan mengalami peningkatan hasil aktivitas siswa menjadi 80,80%.

Pada pelaksanaan observasi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa dengan dijelaskannya peningkatan presentase pada hasil observasi aktivitas guru dan siswa, tentunya ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

berbantuan media benda konkret. Kelebihan yang ada ditemui dalam pembelajaran antara lain:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan rancangan yang disusun dengan baik

b. Siswa meperhatikan penjelasan yang telah disampaikan guru

Pertemuan I Pertamuan II Series1 73% 80,80% 68% 70% 72% 74% 76% 78% 80% 82% P R ES EN TA SE

(29)

c. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan antusias dalam menerima materi sehingga aktivitas siswa meningkat.

d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret.

Sementara itu kelemahan yang dialami yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Karena model yang digunakan dalam pembelajaran masih baru jadi siswa masih merasa bingung dalam melaksanakan proses pembelajaran tindakan siklus I.

b. Masih ada beberapa siswa yang belum bisa diajak bekerjasama dalam menjalankan pelaksanaan pembelajaran tindakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media konkret ini. c. Siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapat dalam aktivitas

yang dilakukan sesuai dengan pembelajaran.

Dengan mengetahui kelemahan dalam pembelajaran tersebut, maka tindakan guru dengan peneliti mendiskusikan tindak lanjut yang dilakukan agar kelemahan tersebut yaitu antara lain:

1. Guru memberi penjelasan yang sesuai dengan bahasa dan pemikiran siswa 2. Memberi arahan kepada siswa agar dalam kelompok untuk bekerjasama

dengan baik.

3. Guru memberi motivasi agar siswanya tidak malu dalam mengeluarkan pendapat.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub bab ini membahas tentang tindak lanjut atau upaya pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Siklus II ini juga menguraikan tentang tahap-tahap yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksaan

(30)

observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini membahas tentang perencaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator kelas 5 sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. Perencanaan ini meliputi penyusunan RPP dan semua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II ini. Kegiatan pada siklus II ini dilaksanakn dalam tiga kali pertemuan, masing-masing waktunya adalah dua kali 35 mmenit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan perencanaan pada pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan April. Materi yang akan dibahas yaitu tentang Cakram Warna, alat-alat yang dapat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya, dan membuat kaca pembesar sederhana. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran peneliti menyiapkan segala keperluan untuk mendukung jalannya pembelajaran seperti mmbuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda konkret dengan Kompetensi Dasar (KD) 6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan guru kolaborator kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho A.Ma.Pd yang menjalankan selama pembelajaran siklus II nanti. Diskusi ini meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media pembelajaran yang perlu digunakan dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama ini adalah Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan membuat cakram warna. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama ini melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model

discovery learning berbantuan media benda konkret adalah Melalui percobaan membuat gangsing warna dengan karton, siswa dapat membuktikan sendiri bahwa

(31)

cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan semangat. Perencanaan selanjutnya adalah peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP tentang cakram warna dan mempersiapkan media pembelajaran yaitu antara lain karton tebal, pewarna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu), penggaris, pensil, benang. Selain itu peneliti juga mempersiapkan presensi, lembar diskusi, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pada perencanaan pertemuan kedua ini sama seperti perencanaan pertemuan pertama, namun yang membedakan pada pertemuan kedua ini pada materi yang akan dilakukan tindakan. Pokok bahasan yang akan dibahas ini adalah alat-alat yang dapat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya dan membuat lup atau kaca pembesar sederhana dengan menggunakan piring bening. Sebelum melakukan kegiatan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya RPP dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. RPP didiskusikan dengan Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator di SD Negeri 1 Kebonagung dalam pelaksanaan tindakan penelitan. Dalam diskusi ini yang dibahas meliputi penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Indikator pada pertemuan kedua ini antara lain (1) Mengidentifikasi alat-alat yang dapat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya, dan (2) Membuat karya/model (kaca pembesar) dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yaitu (1) Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan alat-alat yang dapat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya dengan benar, dan (2) Melalui eksperimen minyak dan air, siswa dapat membuat sendiri karya lup(kaca pembesar) sederhana dengan semangat.

Setelah menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, perencanaan selanjutnya adalah peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP

(32)

yang telah dibuat yaitu tentang alat-alat yang dapat membantu penglihatan sesuai dengan sifat-sifat cahaya, dan membuat lup atau kaca pembesar sederhana. Kemudian peneliti menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk tindakan pada pertemuan kedua, meliputi: contoh gambar alat-alat yang dapat membantu penglihatan sesuai sifat cahaya seperti kamera, periskop, teleskop, lup, piring bening atau transparan, air, minyak, dan kertas yang ada tulisannya. Setelah itu, peneliti juga menyiapkan lembar diskusi, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan daftar presensi siswa.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua siklus II.Perencanaan pertemuan ketiga ini membahas tes evaluasi pada siklus II yang telah dipelajari siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tentang cakram warna, alat-alat yang dapat membantu penglihatan sesuai dengan sifat cahaya, dan membuat lup sederhana yang akan diteskan oleh guru kolaborator kepada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung. Peneliti menyusun soal tes evaluasi dengan mendiskusikan bersama guru kolaborator. Sebelum menyusun peneliti juga mempersiapkan RPP terlebih dahulu. Soal tes evaluasi terdiri dari 20 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan alokasi waktu selama dua kali 35 menit. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang materi pada pertemuan pertama dan kedua siklus II sebelumnya.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan dan hasil tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus II.

1. Proses Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan siklus II. Pelaksanaan siklus II dilakukan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

(33)

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan ini dilaksanakan hari Rabu, 15 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilakukan oleh guru kolaborator sekaligus guru kels 5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd, dan guru observer yang bertugas mengamati berlangsungnya pembelajaran terhadap aktivitas guru adalah Ibu Teguh Sumartini, S.Pd. pada kegiatan awal pembelajaran siklus II ini adalah mengucap salam, berdoa, presensi dan motivasi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru juga meminta untuk menyiapkan alat tulis untuk siap dalam kegiatan pembelajaran.kemudian guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan “warna apa saja yang ada pada pelangi? apa yang akan terjadi apabila warna-warna pelangi diputar kencang dengan menggunakan seperti gangsing ?” Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu Melalui percobaan membuat gangsing warna dengan karton, siswa dapat membuktikan sendiri bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan semangat. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. .

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjtkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. Pada kegiatan stimulus, guru memberikan rangsangan kepada siswa tadi tentang warna pelangi dan memberikan sedikit penjelasan tentang warna pelangi yang berhubungan dengan cakram warna. Kemudian guru mengambil media Karton warna putih, Benang, Spidol warna (merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila, dan ungu), Gunting, Penggaris yang sudah direncanakan sebelumnya, kemudian memberi pertanyaan kepada siswa: (1) Bagaimana membuktikan proses warna-warna pelangi dapat menyusun warna putih?, (2) Apakah yang akan terjadi apabila warna-warna pelangi diputar kencang dengan menggunakan cakram warna?. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut

(34)

dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah mengenai cakram warna. Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan pertama siklus II ini. Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya tentang Alat yang dapat membantu penglihatan manusia sesuai dengan sifat cahaya dan membuat lup atau kaca pembesar sederhana, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan pertemuan kedua siklus kedua ini dilakukan pada hari Kamis, 16 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB dengan guru kolaborator Ibu Dwi Nugroho A.Ma.Pd selaku guru kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dengan guru observer yaitu Ibu Teguh Sumartini, S.Pd yang mengamati pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan peneliti menyiapkan media yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ini.

Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan doa, kemudian dilanjutkan presensi siswa, dan menyiapkan alat tulis sebelum dimulai pembelajaran. Guru memberi apersepsi dengan bertanya “apakah cahaya

(35)

dapat dilihat oleh manusia? Alat-alat apa saja yang dapat membantu penglihatan? Bagaimana dengan lup (kaca pembesar)”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu (1) Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan alat-alat yang dapat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya dengan benar, (2) Melalui eksperimen minyak dan air, siswa dapat membuat sendiri karya lup(kaca pembesar) sederhana dengan semangat. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan yaitu6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. Pada kegiatan stimulus, setelah guru memberi apersepsi tentang alat penglihatan sesuai sifat cahaya, kemudian guru mengambil media pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun dalam perencanaan yaitu gamabr, piring bening atau transparan, air, minyak. Kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa: “Apakah yang akan terjadi apabila kertas dilubangi kemudian ditetesi air (dilapisi plastik transparan) kemudian dibawahnya diberi kertas bertulisan huruf kecil-kecil?Bagaimana membuktikannya?”. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah membuat lup sederhana. Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan

(36)

dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan kedua siklus II ini. Kemudian guru menyampaikan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu tes evaluasi pilihan ganda, guru meminta siswa kelas 5 untuk belajar agar bisa mengerjakan soal tes tersebut dengan lancar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. Pelaksanaan pertemuan kedua ini hampir sama dengan pertemuan pertama, namun yang membedakan adalah pada materi pembelajarannya.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho A.Ma.Pd. kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus II ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II selama hasil kegiatan pelkasanaan pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pelaksanaan tes evaluasi ini dilakukan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucap salam dan doa, dilanjutkan presensi, dan menyiakan alat tulis untuk memulai pelajaran. Sebelum dimulai tes evaluasi pada siklus II pertemuan ketiga ini, guru dan siswa mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang materinya antara lain: Cakram warna, alat yang dapat membantu penglihatan sesuai dengan sifat cahaya, dan membuat lup sederhana. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang belum dipahami sebelum dimulai tes evaluasi siklus II. Setelah tidak ada pertanyaan, tes evaluasi siklus I dimulai dengan waktu yang ditentuan yaitu dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan dengan tenang dan lancar. Selah selesai mengerjakan, soal dan jawaban dikumpulkan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam.

(37)

1. Hasil Tindakan

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus II. Pelaksanaan tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada siklus II yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini dapat disajiakan pada tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung sebagai berikut:

Tabel 4.10

Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II NO. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 60-65 1 4,55% 2. 66-71 1 4,55% 3. 72-77 2 9,09% 4. 78-83 1 4,55% 5. 84-89 3 13,64% 6. 90-95 12 54,55% 7. 96-101 2 9,09% Jumlah siswa 22 100% Nilai rata-rata 87,5 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 65

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I dengan rata-rata nilai siklus II sebesar 87,5. Pada rentang nilai 60-65 sebanyak 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai 66-71 sebanyak 1 siswa dengan perolehan presentase 4,55%, rentang nilai antar -77 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09%, rentang nilai 78-83 sebanyak 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai 84-89 dengan 3 siswa memperoleh presentase 13,64%. Pada rentang nilai 90-95 sebanyak 12 siswa memperoleh presentase 54,55%, dan rentang anatara 96-101 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 65. Maka disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan kelas siklus II dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret telah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dinyatakan dalam diagram berikut ini:

(38)

Diagram 4.12 Desrtibusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan ketuntasan belajar siklus II dalam bentuk tabel:

Tabel 4.11

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase

(%)

1. ≥ 65 22 100% Tuntas

2. < 65 0 0% Belum Tuntas

Dari tabel ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada siklus II ini dapat dijelaskan bahwa dari jumalah 22 siswa, semua sudah memenuhi KKM yaitu 65 dan dinyatakan tuntas semua. Hal ini berarti pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II telah berhasil dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret dengan presentase 100%.

60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95 96-101 Frekuensi 1 1 2 1 3 12 2 4,55% 4,55% 9,09% 4,55% 13,64% 54,55% 9,09% 0 2 4 6 8 10 12 14 FR EKU EN SI

(39)

4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi

Pada pelaksanaan observasi siklus II ini membahas tentang hasil observasi dengan mengunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, serta hasil tes evaluasi yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus II. Keriga pertemuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini: 1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 - - 3. Skor 3 3,7,8,9,10,12,13,14,15,16, 18,19,20,22,23, 25, 27, 31,32. 19.3=57 4. Skor 4 1,2,4,5,6,11,17,21,24,26,28,29,30,33. 14.4=56 TOTAL 33 113

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 3 sebanyak 19 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 14 item. Total indikator 33 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 113. Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 2 memperoleh skor 3, indikator 4,5, dan 6 mmemperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 4. Pada indikator 7,8,9,10 memperoleh skor sama yaitu 3, sedangkan indikator 11memperoleh skor 3. Indikator 12.13.14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4, indokator 18, 19, 20 memperoleh skor sama yaitu 4, 3, 2, 3. Pada indikator 21 memperoleh skor 4, kemudian indikator 22 dan

Gambar

Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA   Kondisi Awal
Diagram 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal  4,55% 4,55% 14,55% 4,55%9,09%4,55%22,73%9,09% 18,18% 18,18%00,511,522,533,544,527-31 32-36 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 67-71 72-76Banyak SiswaNilai
Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perintah yang digunakan untuk menampilkan data tersebut

Tujuan penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Area Taman Di Kecamatan Tembalang

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

dari faktor luar atau ekstrinsik. Beberapa contoh motivasi intrinsik seperti keinginan untuk menguasai suatu ilmu, keinginan untuk menjadi terkenal, dan

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit hawar daun pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibanding bila penularan terjadi pada tanaman yang lebih tua

pemotongan vidio dimana dalam proses konstruksi pesan, penulis menyesuaikan konten yang dibangun melalui story line.. Proses Penyetaraan Audio Sumber : Penulis. Pada tahap

Alhamdulillah hirabbil alamin, segala puji syukur tetap terhaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam atas limpahan rahmat dan karunia-NYA penulis dapat

Tahapan penelitian ini terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) Analisis perubahan penggunaan lahan; (2) Analisis faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan; (3)