• Tidak ada hasil yang ditemukan

2) Hasil Tindakan

4.2. Analisis Komparatif

Sub judul analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada Prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Ketuntasan

Belajar

Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas ≥ 75 14 45 21 68 29 94

2 Tidak Tuntas < 75 17 55 10 32 2 6

Jumlah 31 100 31 100 31 100

Nilai Rata-rata 74,39 79,68 87,90

Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa. Pada Prasiklus siswa yang sudah mencapai KKM hanya berjumlah 14 siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa. Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada Prasiklus yaitu 74,39. Sedangkan siswa yang belum tuntas lebih banyak jumlahnya yaitu 17 siswa atau 55%. Setelah diadakan siklus I hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 79,68. Jumlah siswa yang tuntas menjadi

21 siswa atau 68% dari jumlah keseluruhan siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 32%. Pada pelaksanaan siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM, namun untuk jumlah siswa yang tuntas belum mencapai indikator keberhasilan tidakan penelitian yang sudah ditentukan. Setelah dilaksanakan siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 87,90. Ketuntasan siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yaitu sebesar 94% dari jumlah keseluruhan siswa atau 29 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa atau 6% dari jumlah keseluruhan siswa.

Perbandingan ketuntasan belajar Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.22 berikut:

0 10 20 30 Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 14 21 29 Tidak Tuntas 7 10 2

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.22 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.23 berikut ini:

J

um

la

h Sis

65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 Rata-rata 74,39 79,68 87,90

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.23 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo semester I tahun 2014/2015 sebelum pelaksanaan tindakan penelitian IPA masih rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya alat peraga dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga memicu rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya siswa lebih sering berbicara sendiri, jarang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya pemahaman konsep IPA yang telah diajarkan.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 14 siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 17 siswa atau 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo dengan menerapkan model PBL.

Berikut ini tabel 4.16 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada prasiklus serta pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.16

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

x % x % x %

Aktivitas Guru 121 79,60 130 85,53 141 92,76

Aktivitas Siswa 68 65,38 76 73,08 86 82,69

Berdasarkan tabel 4.16 skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui peningkatan aktivitas guru dan siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II dengan penerapan model PBL. Pada saat prasiklus, skor aktivitas guru mencapai 121 dengan presentase 79,60%, sedangkan skor aktivitas siswa mencapai 68 atau 65,38%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 130 dengan presentase 85,53%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 141 dengan presentase 92,76%. Rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 76 dengan presentase 73,08%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 86 dengan presentase 82,69%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.24 sebagai berikut:

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Aktivitas Guru 79,60% 85,53% 92,76% Aktivitas Siswa 65,38% 73,08% 82,69%

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.24 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Dengan situasi belajar yang semakin baik, hal itu berpengaruh pula terhadap hasil belajar IPA siswa. Pada siklus I, siswa yang tuntas hanya 68% dari jumlah keseluruhan siswa, setelah siklus II siswa yang tuntas ada 94% dari jumlah

Ra ta -ra ta Sk o r O bs er v a si

siswa seluruhnya. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa dapat diketahui dalam tabel 4.17 sebagai berikut:

Tabel 4.17

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 74,39 79,68 87,90

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa. Rata-rata hasil belajar IPA siswa pada prasiklus belum mencapai KKM yang telah ditetapkan, sedangkan pada siklus I dan siklus II hasil belajar IPA siswa sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,68, pada prasiklus nilai rata-rata siswa hanya 74,39. Namun jumlah ketuntasan siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan sehingga dilaksanakan siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 87,90. Jumlah ketuntasan siswa pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada diagram 4.25 sebagai berikut:

65 70 75 80 85 90 Rata-rata 74,39 79,68 87,9 Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.25 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa hasil observasi siswa dan hasil tindakan selalu mengalami peningkatan setiap siklusnya. Melalui model PBL, siswa terlihat lebih aktif,

kreatif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan pemberian masalah pada awal pembelajaran memaksa siswa untuk berfikir kritis dan kreaatif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian masalah dilakukan melalui kegiatan percobaan secara berkelompok supaya siswa dapaat berinteraksi satu sama lain serta merangsang kreativitas siswa. Selain itu manfaat dari proses pembelajaran yang demikian ialah proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi siswa juga dirangsang untuk aktif serta siswa dapat secara langsung menyusun pengetahuan mereka sendiri melalui hal konkrit dalam kegiatan penyelesaian masalah melalui percobaan. Hasil tersebut selaras dengan teori Tan (dalam Rusman, 2010:229) yang menyebutkan bahwa PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara kesinambungan. Kemampuan berfikir siswa dioptimalkan terlihat dari kegiatan percobaan yang dilaksanakan siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo. Setelah diterapkannya model PBL dalam proses pembelajaran, siswa memang terlihat lebih aktif dan kreatif dalam mengasah dan mengembangkan pengetahuan serta pemahaman mereka sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Dengan proses pembelajaran yang semakin baik, hal tersebut juga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model PBL dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan yang telah diuraikan, terbukti bahwa model PBL dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar IPA siswa.

Dokumen terkait