• Tidak ada hasil yang ditemukan

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

43

prasiklus, siklus I dan siklus II. Deskripsi prasiklus akan dijelaskan mengenai Prasiklus siswa dan hasil belajar siswa sebelum diadakannya siklus I dan siklus II. Sedangkan pada deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II akan diuraikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan per masing-masing siklus.

4.1.1. Deskripsi Prasiklus

(2)

Tabel 4.1

Hasil Penilaian RPP Prasiklus

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Perumusan indikator

pembelajaran 1, 2, 3 9

Pemilihan dan

pengorganisasian materi ajar

6, 7 4, 5 10

Pemilihan sumber belajar/

media pembelajaran 8, 9, 10 6

Skenario/ kegiatan Pembelajaran

11, 12,

13, 14 15 11

Penilaian hasil belajar 19 18 16, 17 9

Total 1 10 8 45

(3)

9 10

4.1 Diagram Penilaian RPP Prasiklus

Implementasi dari RPP yang telah dibuat dapat dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung. Data proses pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

(4)
(5)

16

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(6)

skor 1 sebanyak 7 item, indikator yang mendapat skor 2 sebanyak 1 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 68. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 8 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor.Pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 3 skor. Pada aspek penguasaan materi pelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1, sedangkan indikator nomor 7, 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Pada aspek pendekatan/strategi pembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator 11, 17 memperoleh skor 1, indikator nomor 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 13, 14, 15, 16, 18 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 19 skor. Pada aspek pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19, 20, 21, 22 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam 4 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 25, 26 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek sembilan 14 skor. Data tabel 4.3 dapat dilihat pada diagram 4.3:

8

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

(7)

Proses pembelajaran yang berlangsung pada setiap pertemuan akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Begitu juga dengan proses pembelajaran prasiklus yang telah dijabarkan sebelumnya. Proses pembelajaran yang kurang dalam penggunaan media membuat siswa merasa bosan dan kurang fokus sehingga hasil belajarnya rendah. Data hasil belajar IPA prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

No Rentang

Nilai Frekuensi

Presentase (%)

Keterangan Presentase Ketuntasan

(%) Ketuntasan Jumlah

1 49 - 61 6 19% Tidak tuntas

17 55%

2 62 - 74 11 36% Tidak tuntas

3 75 - 87 8 26% Tuntas

14 45%

4 88 - 100 6 19% Tuntas

Jumlah siswa 31 100% 31 100%

Nilai Rata-rata 74,39

Nilai Tertinggi 99

Nilai Terendah 49

(8)

19%

36% 26%

19%

0% 10% 20% 30% 40%

49-61 62-74 75-87 88-100

Nilai

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Prasiklus

Berdasarkan hasil belajar IPA siswa yang masih rendah, maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model PBL sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I.

B

a

ny

a

k

Sis

(9)

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan

Sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1, perlu adanya perencanaan tindakan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hasil belajar IPA siswa pada prasiklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA tersebut. Perencanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolabor dalam penelitian. Perencanaan tindakan siklus I dibuat dalam tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Perencanaan pada pertemuan pertama siklus I yang dilakukan peneliti adalah 1) Menyusun RPP menggunakan model PBL dengan materi cahaya, antara lain menyebutkan sumber cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan yang terakhir cahaya dapat menembus benda bening. Dalam pembelajaran dengan model PBL siswa akan dibawa ke dalam situasi permasalah yang merangsang kemampuan berfikir mereka. Kemudian siswa akan dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. 2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti lembar percobaan serta berbagai alat dan bahan. Setelah siswa dibentuk ke dalam kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan/ menemukan jawaban atas permasalahan yang telah guru sampaikan. 3) Menyiapkan soal evaluasi dengan materi cahaya yang diberikan pada pertemuan ketiga setiap siklusnya, dan 4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengamati situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran ialah Anik Prihatiningsih, S.Pd. SD. Observer akan melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi guru dan siswa sesuai dengan situasi dan kondisi pelaksanaan tindakan pembelajaran yang berlangsung.

(10)

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, maka perencanaan pada pertemuan kedua masih sama dengan pertemuan kedua namun yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan.

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi dengan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini selain menyiapkan RPP, peneliti menyiapkan soal evaluasi dengan 15 soal berbentuk pilihan ganda.

4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab pelaksanaan tindakan pembelajaran akan dideskripsikan proses pembelajaran dan hasil tindakan pada siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran.

1) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Implementasi tindakan yaitu pada materi sumber cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda bening.

(11)

juga tidak lupa memeriksa kesiapan siswa untuk belajar dengan bertanya “Apakah kalian sudah siap mengikuti pembelajaran hari ini? dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam pembelajaran. Setelah itu guru melakukan apersespi dan motivasi dengan bertanya jawab bersama siswa mengenai materi yang akan dibelajarkan. Guru meminta siswa mengamati ruang kelas dan bertanya mengenai sumber-sumber cahaya yang ada di sekitar siswa. Siswa menjawab pertanyaan guru secara serentak. Melalui motivasi, guru memberikan permasalahan pada siswa “Bagaimana cara menggunakan senter?

Bagaimana arah cahaya yang dipancarkan oleh senter?”. Dalam pemberian motivasi ini guru meminta beberapa siswa untuk mempraktikan penggunaan senter di depan kelas. Kemudian siswa yang lain diminta untuk mengamati praktik penggunaan senter tersebut dan menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru secara individu dengan tunjuk jari. Hanya beberapa siswa saja yang mempunyai inisiatif untuk menjawab. Karena siswa yang menjawab hanya sedikit, guru berinisiatif untuk menunjuk beberapa siswa untuk mengumpulkan pendapat lebih banyak lagi. Namun hal itu tidak mendatangkan respon yang maksimal dari siswa sehingga guru mengalihkan perhatian siswa dengan mengoreksi beberapa pendapat siswa yang berhubungan dengan praktik penggunaan senter tersebut. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran di antaranya “Setelah mengikuti pembelajaran hari ini kalian diharapkan dapat menyebutkan sumber cahaya dengan benar, menyebutkan peristiwa perambatan cahaya dengan benar, menyebutkan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar, menyebutkan benda yang dapat ditembus cahaya dengan benar, mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dan menyebutkan peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

(12)
(13)

memberikan teguran, namun ada beberapa siswa yang memang sulit untuk dikondisikan. Sehingga membutuhkan beberapa kali teguran dengan meninggikan nada suara supaya mereka dapat diam dan memperhatikan. Namun hal itu tidak begitu mempengaruhi kondisi presentasi, kelompok yang tidak sedang presentasi dibimbing guru untuk memberikan tanggapan hasil kerja kelompok yang presentasi. Pada kegiatan ini guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan membenarkan persepsi siswa jika ada yang salah, guru juga menambahkan materi yang sekiranya perlu untuk disampaikan. Setelah diskusi selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya dan menyemangati siswa yang hasil diskusinya kurang.

Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan bertanya kepada siswa “Apa kesimpulan yang kalian dapat pada pertemuan kali ini?”. Pada saat penarikan kesimpulan ini guru juga meminta siswa untuk menjawab secara individu dengan tunjuk jari. Guru menulis semua kesimpulan yang diungkapkan siswa di papan tulis. Setelah menarik kesimpulan, guru melakukan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi apa yang belum dipahami siswa dalam pembelajaran kali ini. Guru juga tidak lupa memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam. b) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015 pukul 09.00 – 10.10 WIB. Implementasi tindakan yaitu pada materi cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan.

(14)

guru melakukan apersespi dengan bertanya “Masih ingatkah kalian pembelajaran minggu lalu mengenai sifat-sifat cahaya? Apa saja sifat-sifat cahaya yang sudah kalian temukan pada pertemuan yang lalu?”. Siswa yang menjawab lebih banyak dibandingkan dengan saat apersepsi pada pertemuan pertama. Namun siswa masih terbiasa menjawab pertanyaan dengan serentak. Kemudian setelah apersepsi, siswa diberikan motivasi dengan memunculkan suatu permasalahan yaitu siswa diminta untuk menemukan sifat-sifat cahaya selain yang sudah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran di antaranya setelah pembelajaran siswa diharapkan dapat menyebutkan alat optik beserta fungsinya dengan benar dan membuat karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

(15)

diberikan oleh guru. Semua siswa dilibatkan dalam penggunaan media pecobaan. Pada percobaan kali ini siswa bersama kelompok diharuskan menemukan sifat cahaya ketika mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dan cahaya dapat diuraikan. Dalam pembelajaran guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan secara kelompok. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dengan melakukan percobaan. Guru berkeliling mengamati, memotivasi, membantu dan memfasilitasi setiap kelompok dalam melakukan percobaan untuk menemukan sifat-sifat cahaya. Situasi percobaan pada pertemuan kedua ini lebih terlihat menarik terutama di saat kelompok melakukan percobaan cakram warna. Kemudian guru membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Masing-masing kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil pekerjaan atau penyelesaian masalah dengan jawaban permasalahan di depan kelas secara bergantian. Sama seperti pertemuan pertama, siswa membacakan hasil percobaan mereka ke depan kelas, kemudian kelompok lain menanggapi. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi. Pada kegiatan ini guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan membenarkan persepsi siswa jika ada yang salah, guru juga menambahkan materi yang sekiranya perlu untuk disampaikan. Setelah diskusi selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya dan menyemangati kelompok yang hasil diskusinya masih kurang.

Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, guru juga mengadakan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi, memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

c) Pertemuan Ketiga

(16)

salam, berdoa, dan presensi. Berdoa dipimpin oleh salah satu siswa, setelah itu guru melakukan presensi dengan memanggil nama siswa satu persatu. Setelah presensi dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang sifat-sifat cahaya. Proses tanya jawab lancar dikarenakan sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun ada beberapa siswa yang hanya diam memperhatikan saja. Ketika ditanya oleh guru mereka terlihat ragu-ragu dan malu untuk menjawab. Oleh karena itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Proses evaluasi berjalan lancar dan kondusif. Selesai evaluasi, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

2) Hasil Tindakan

Hasil tindakan berupa hasil belajar yang diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

(17)

Berdasarkan tabel 4.5 tampak bahwa hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari Prasiklus, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 78,93. Hasil belajar IPA siklus I pada rentang nilai 49-61 sejumlah 2 siswa atau 6% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-74 sejumlah 8 siswa atau 26%, rentang nilai 75-87 sejumlah 13 siswa atau 42% dan rentang nilai 88-100 sejumlah 8 siswa atau 26%. Dari data tersebut diketahui jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 (32%) sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 21 (68%). Nilai tertinggi setelah diadakannya siklus I ialah 100 dan nilai terendah siswa adalah 53. Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram 4.6 sebagai berikut:

6% 26%

42%

26%

0% 10% 20% 30% 40% 50%

49-61 62-74 75-87 88-100

Nilai

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut:

Tuntas 68% Tidak Tuntas

32%

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus I

B

a

ny

a

k

Sis

(18)

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati

aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil observasi proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 38 indikator aktivitas guru dan 26 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

(19)
(20)

16

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(21)

indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 14 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 4 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 74. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor.Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9 yang memperoleh skor 2, sedangkan indikator nomor 7, memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 7 skor. Pada aspek respon siswa dalam pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 2 sedangkan nomor indikator 12, 13, 14 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek empat 13 skor. Pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 19, 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 15, 18, 21, 22 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 17 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 22 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 23, 24, 25 memperoleh skor 3, indikator 26 memperoleh skor 4,

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

(22)

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1, 2, 3,

(23)

nomor 8, 11, 12 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 9, 10, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 21 skor. Pada aspek pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 16 memperoleh skor 3, indikator nomor 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 12 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19, 26, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 40 skor. Pada aspek penghargaan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 8 skor. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31, 32 mendapat skor 3 sedangkan indikator nomor 33 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34, 35, 36, 37 mendapat skor 3 sedangkan indikator nomor 38 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Data tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.10:

16

Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:

(24)

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(25)

skor aspek empat 14 skor. Pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16 memperoleh skor 2, indikator nomor 15, 18, 19, 20, 21, 22 memperoleh skor 3, indikator nomor 17 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 23, 24, 25 memperoleh skor 3, indikator 26 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek enam 13 skor. Data tabel 4.9 dapat dilihat

Diagram 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4.Refleksi Siklus I

Sebelum dilaksanakan tindakan pembelajaran pada siklus II, diadakan refleksi terlebih dahulu pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I dan dilakukan bersama teman sejawab selaku observer. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran. Selain itu kegiatan refleksi juga digunakan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer agar pada siklus selanjutnya hasil evaluasi dapat mencapai target serta mengetahui manfaat dari penggunaan model PBL dalam pembelajaran IPA. Dengan adanya refleksi, dapat diketahui ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran siklus I, yaitu rancangan

(26)

pembelajaran dan pelaksanaannya sudah sesuai dengan model yang dipakai namun pada pelaksaan tindakan pembelajaran meskipun model PBL dapat meningkatkan keaktifan dan keceriaan siswa, hal itu dirasa belum maksimal karena hanya sebagian siswa yang terarah mengikuti pembelajaran dengan model tersebut.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 38 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh sebesar 84,21%, sedangkan pada pertemuan kedua persentase meningkat menjadi 86,84% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.12 sebagai berikut:

8250% 8300% 8350% 8400% 8450% 8500% 8550% 8600% 8650% 8700%

Pertemuan I 84,21%

Pertemuan II 86,84%

Skor aktivitas

Diagram 4.12 Peningkatan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II

(27)

6900% 7000% 7100% 7200% 7300% 7400% 7500%

Pertemuan I 71,15%

Pertemuan II 75,00%

Skor aktivitas

Diagram 4.13 Peningkatan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 68% siswa tuntas. Masih ada 10 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo sudah mengalami peningkatan dari Prasiklus 74,42 menjadi 78,93 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari Prasiklus 45% menjadi 68%.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II akan diuraikan tentang tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II.

4.1.3.1. Perencanaan Tindakan

(28)

masing-masing pertemuan pada siklus II juga berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Perencanaan pada pertemuan pertama siklus II yang dilakukan peneliti adalah 1) Menyusun RPP menggunakan model PBL dengan materi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Karya/model yang dibuat pada siklus I adalah periskop sederhana. Dalam pembelajaran dengan model PBL siswa akan dibawa ke dalam situasi permasalah yang merangsang kemampuan berfikir mereka. Siswa diberikan permasalahan bagaimana caranya membuat karya/model alat optik. Kemudian siswa akan dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. 2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti lembar percobaan serta berbagai alat dan bahan. Setelah siswa dibentuk ke dalam kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan/ membuat periskop sederhana. 3) Menyiapkan soal evaluasi dengan materi cahaya yang diberikan pada pertemuan ketiga setiap siklusnya, dan 4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengamati situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran ialah Anik Prihatiningsih, S.Pd. SD. Observer akan melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi guru dan siswa sesuai dengan situasi dan kondisi pelaksanaan tindakan pembelajaran yang berlangsung.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, maka perencanaan pada pertemuan kedua masih sama dengan pertemuan kedua namun yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model lup sederhana.

3) Pertemuan Ketiga

(29)

sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini selain menyiapkan RPP, peneliti menyiapkan soal evaluasi dengan 20 soal berbentuk pilihan ganda.

4.1.3.2.Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab pelaksanaan tindakan pembelajaran akan dideskripsikan proses pembelajaran dan hasil tindakan pada siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran.

1) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Implementasi tindakan yaitu pada materi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model periskop sederhana.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam. Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa, kemudian presensi dilakukan dengan memanggil siswa satu per satu. Tidak lupa sebelum masuk ke materi, guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Setelah itu guru melakukan apersespi dengan bertanya “Masih ingatkah kalian tentang materi sifat-sifat cahaya? Sudah tahukah kalian benda apa saja yang cara kerjanya menggunakan sifat-sifat cahaya?”. Siswa terlihat lebih aktif dalam menjawab pertanyaan guru. Melalui motivasi, guru memberikan permasalahan pada siswa, “Bagaimanakah cara membuat alat optik secara sederhana?”. Dengan pemberian motivasi tersebut, siswa menjadi lebih aktif mengungkapkan pendapatnya mengenai bahan apa saja yang dapat digunakan dalam membuat alat optik sederhana. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(30)

yang akan dibelajarkan pada pertemuan pertama siklus kedua ini. Kemudia guru bertanya tentang apa itu periskop? bagaimanakah cara kerja periskop? Dan dapatkah kalian membuat periskop secara sederhana?. Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggota 5 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok dihadapkan dengan masalah yang menjadi topik dalam pembelajaran. Bersama kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan oleh guru. Kelompok diberikan lembar kerja siswa untuk membuat periskop secara sederhana. Semua alat dan bahan dipersiapkan oleh guru. Kemudian guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan secara kelompok. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dengan melakukan percobaan. Guru berkeliling mengamati, memotivasi, membantu dan memfasilitasi setiap kelompok dalam melakukan percobaan untuk menemukan sifat-sifat cahaya. Setelah percobaan selesai, guru membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Masing-masing kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil pekerjaan atau penyelesaian masalah dengan jawaban permasalahan di depan kelas secara bergantian. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi. Pada kegiatan ini guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan membenarkan persepsi siswa jika ada yang salah, guru juga menambahkan materi yang sekiranya perlu untuk disampaikan. Setelah diskusi selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya. Dan memberikan semangat kepada siswa yang hasil kerja kelompoknya kurang.

Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, guru juga mengadakan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi, memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

b) Pertemuan Kedua

(31)

Implementasi tindakan yaitu pada materi cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru juga tidak lupa memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Setelah itu guru melakukan apersespi dengan bertanya “Masih ingatkah kalian pembelajaran minggu lalu mengenai pembuatan periskop? Apa saja sifat-sifat cahaya yang sudah kalian temukan pada pertemuan yang lalu?”. Kemudian siswa diberikan motivasi dengan memunculkan suatu permasalahan yaitu siswa diminta untuk membuat lup sederhana. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran di antaranya setelah pembelajaran siswa diharapkan dapat menyebutkan alat optik beserta fungsinya, siswa dapat membuat karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

(32)

selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya.

Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, guru juga mengadakan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi, memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

c) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Setelah tes evaluasi selesai, Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

2) Hasil Tindakan

Hasil tindakan berupa hasil belajar yang diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus II. Hasil belajar IPA siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No Rentang

Nilai Frekuensi

Presentase (%)

Keterangan Presentase Ketuntasan

(%) Ketuntasan Jumlah

(33)

2 62 - 74 1 3% Tidak tuntas

Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari Prasiklus, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 87,90. Hasil belajar IPA siklus II pada rentang nilai 49-61 sejumlah 1 siswa atau 3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-74 sejumlah 1 siswa atau 3%, rentang nilai 75-87 sejumlah 11 siswa atau 36% dan rentang nilai 88-100 sejumlah 18 siswa atau 58%. Dari data tersebut diketahui jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 (6%) sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 29 (94%). Nilai tertinggi setelah diadakannya siklus II ialah 100 dan nilai terendah siswa adalah 60. Berdasarkan tabel 4.10 dapat digambarkan dalam diagram 4.14 sebagai berikut:

Diagram 4.14 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

(34)

Tuntas 94 %

Tidak Tuntas 6 %

Diagram 4.15 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3.Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab pelaksanaan observasi akan dijelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model PBL yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Ketentuan pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan siklus I.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

(35)

Penggunaan Bahasa 33 31, 32 11 Membuat Kesimpulan dan

Melakukan Kegiatan Refleksi

34 35, 36,

37, 38 19

Total 17 21 138

Kriteria Sangat baik

(36)

16 12 20

Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 item, skor 3

(37)

sebanyak 19 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 6 item. sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 83. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 1, 3, 4 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 15 skor. Pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 2, sedangkan indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek tiga 9 skor. Pada aspek respon siswa dalam pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 5 indikator yaitu indikator dengan nomor 10, 11, 12, 13, 14 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek empat 15 skor. Pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 18, 19, 20, 21, 22 memperoleh skor 3, indikator nomor 15, 17, memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 26 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 23, 25, 24 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 26

Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

(38)

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1, 2, 3,

melakukan eksplorasi 8

9, 10,

(39)

12 skor. Pada aspek membimbing siswa melakukan eksplorasi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 9, 10, 11, 12, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 23 skor. Pada aspek pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 12 skor. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 12 indikator yaitu indikator nomor 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 17, 24, 25, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 41 skor. Pada aspek penghargaan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 8 skor. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34, 35, 36, 37, 38 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 20 skor. Data tabel 4.13 dapat dilihat pada diagram 4.18:

16 12 23

Diagram 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut:

(40)

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(41)

18, 19, 20, 21, 22 memperoleh skor 3, indikator nomor 15, 17 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 26 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23 memperoleh skor 3, sedangkan skor 24, 25, 26 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 15 skor. Data tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.19:

16

Diagram 4.19 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4.Refleksi Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru sudah terlihat lebih kreatif dalam memancing minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan apersepsi, motivasi dan eksplorasi terlihat lebih lancar dari sebelumnya, siswa terlihat lebih aktif dalam menanggapi pertanyaan atau pernyataan dari guru, sudah terlihat lebih aktif bertanya dengan teman dan berdiskusi menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran IPA dengan model PBL. Sehingga dalam pelaksanaan siklus II, pembelajaran terlihat semakin baik, menyenangkan dan hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 38 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh sebesar 90,79%, sedangkan pada pertemuan kedua hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh sebesar 94,77%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.20 sebagai berikut:

(42)

8800%

Diagram 4.20 Peningkatan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 26 item, hasil aktivitas siswa 79,80% pada pertemuan pertama memperoleh sebesar, sedangkan pada pertemuan kedua perolehan meningkat menjadi 85,58%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.21 sebagai berikut:

(43)

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II sudah mencapai 93% siswa tuntas. Ada 2 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo sudah mengalami peningkatan dari siklus I 78,93 menjadi 87,90 setelah pelaksanaan tindakan siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari 68% menjadi 94%. Berdasarkan keterangan tersebut, diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan.

4.2. Analisis Komparatif

Sub judul analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada Prasiklus/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Ketuntasan

Belajar

Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas ≥ 75 14 45 21 68 29 94

2 Tidak Tuntas < 75 17 55 10 32 2 6

Jumlah 31 100 31 100 31 100

Nilai Rata-rata 74,39 79,68 87,90

(44)

21 siswa atau 68% dari jumlah keseluruhan siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 32%. Pada pelaksanaan siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM, namun untuk jumlah siswa yang tuntas belum mencapai indikator keberhasilan tidakan penelitian yang sudah ditentukan. Setelah dilaksanakan siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 87,90. Ketuntasan siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yaitu sebesar 94% dari jumlah keseluruhan siswa atau 29 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa atau 6% dari jumlah keseluruhan siswa.

Perbandingan ketuntasan belajar Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.22 berikut:

0 10 20 30

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas 14 21 29

Tidak Tuntas 7 10 2

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.22 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.23 berikut ini:

J

um

la

h Sis

(45)

65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00

Rata-rata 74,39 79,68 87,90

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.23 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo semester I tahun 2014/2015 sebelum pelaksanaan tindakan penelitian IPA masih rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya alat peraga dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga memicu rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya siswa lebih sering berbicara sendiri, jarang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya pemahaman konsep IPA yang telah diajarkan.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 14 siswa atau 45% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 17 siswa atau 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo dengan menerapkan model PBL.

(46)

Tabel 4.16

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

x % x % x %

Aktivitas Guru 121 79,60 130 85,53 141 92,76

Aktivitas Siswa 68 65,38 76 73,08 86 82,69

Berdasarkan tabel 4.16 skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui peningkatan aktivitas guru dan siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II dengan penerapan model PBL. Pada saat prasiklus, skor aktivitas guru mencapai 121 dengan presentase 79,60%, sedangkan skor aktivitas siswa mencapai 68 atau 65,38%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 130 dengan presentase 85,53%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 141 dengan presentase 92,76%. Rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 76 dengan presentase 73,08%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 86 dengan presentase 82,69%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.24 sebagai berikut:

0,00%

Diagram 4.24 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Dengan situasi belajar yang semakin baik, hal itu berpengaruh pula terhadap hasil belajar IPA siswa. Pada siklus I, siswa yang tuntas hanya 68% dari jumlah keseluruhan siswa, setelah siklus II siswa yang tuntas ada 94% dari jumlah

(47)

siswa seluruhnya. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa dapat diketahui dalam tabel 4.17 sebagai berikut:

Tabel 4.17

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

Hasil Belajar IPA 74,39 79,68 87,90

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa. Rata-rata hasil belajar IPA siswa pada prasiklus belum mencapai KKM yang telah ditetapkan, sedangkan pada siklus I dan siklus II hasil belajar IPA siswa sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,68, pada prasiklus nilai rata-rata siswa hanya 74,39. Namun jumlah ketuntasan siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan sehingga dilaksanakan siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 87,90. Jumlah ketuntasan siswa pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada diagram 4.25 sebagai berikut:

65 70 75 80 85 90

Rata-rata 74,39 79,68 87,9 Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram 4.25 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

(48)

kreatif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan pemberian masalah pada awal pembelajaran memaksa siswa untuk berfikir kritis dan kreaatif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian masalah dilakukan melalui kegiatan percobaan secara berkelompok supaya siswa dapaat berinteraksi satu sama lain serta merangsang kreativitas siswa. Selain itu manfaat dari proses pembelajaran yang demikian ialah proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi siswa juga dirangsang untuk aktif serta siswa dapat secara langsung menyusun pengetahuan mereka sendiri melalui hal konkrit dalam kegiatan penyelesaian masalah melalui percobaan. Hasil tersebut selaras dengan teori Tan (dalam Rusman, 2010:229) yang menyebutkan bahwa PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara kesinambungan. Kemampuan berfikir siswa dioptimalkan terlihat dari kegiatan percobaan yang dilaksanakan siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo. Setelah diterapkannya model PBL dalam proses pembelajaran, siswa memang terlihat lebih aktif dan kreatif dalam mengasah dan mengembangkan pengetahuan serta pemahaman mereka sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Dengan proses pembelajaran yang semakin baik, hal tersebut juga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Penilaian RPP Prasiklus
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Retribusi kebersihan di Kota Palu merupakan salah satu sumber.. Pendapatan Asli Daerah yang Implementasi kebijakan retribusi sepenuhnya dilaksanakan dan menjadi

Pendaftaran Nama Siswa L/P Sekolah Asal CALON PESERTA DIDIK BARU. TAHUN

Terdapat diantaranya beberapa indikator sikap siswa yang dikembangkan oleh Rio Darmawangsa (2018) yaitu implikasi sosial belajar fisika, adopsi dari sikap

Aktivitas pemberian kredit oleh PT BFI Finance juga sudah aman terhadap risiko terjadinya kecurangan dan penipuan, hal tersebut didukung oleh penerapan sistem pengendalian

Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, garis kemiskinan relatif cukup untuk digunakan dan disesuaikan dengan tingkat pembangunan negara

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan gatal terutama pada malam hari pada lipatan paha sejak 2 minggu yang lalu.. pada pemeriksaan fisik, status dermatologi

Berdasarkan hasil penelitian tentang pertumbuhan tanaman tebu ( Saccharum Officinarum L.) varietas VMC dan PSJT dengan menggunakan bibit stek dengan jumlah mata

Bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat virus avian influenza subtipe H5N1 untuk diinfeksikan pada hewan coba.. Sampel yang digunakan untuk