BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
D. Analisis Komparatif Internalisasi Mahasiswa UIN Syarif
Universitas Sahid Jakarta Fakultas Ilmu Komunikasi Dalam Merespons Pemberitaan Kisruh RAPBD DKI
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya, bagaimana internalisasi yang dialami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta dalam merespons pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015. Serta eksternalisasi, objektifikasi,
selective attention, selective perception dan selective retention yang mempengaruhi internalisasi tersebut. Berikut merupakan hasil tabel komparasi internalisasi yang dialami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Sahid Jakarta dalam merespon pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015:
Tabel 4.18 Komparasi Internalisasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas Sahid Jakarta Dalam Merespons
Pemberitaan Kisruh RAPBD DKI
No Komparasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Universitas Sahid Jakarta
1 Internalisasi
Imbas dari kurang
transparannya RAPBD
DKI. Baik dalam proses
perancangan maupun
penggunaannya.
Gambaran masih banyak
nya celah untuk aparatur
pemerintah melakukan
korupsi.
Gambaran kurang harmo
-nisnya hubungan antara
pihak eksekutif dan
legislatif.
Sebagai bahan pelajaran
bagi daerah-daerah lain, terutama daerah terpencil.
Gambaran adanya oknum
yang memanfaatkan jaba -tan untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Gambaran banyaknya
pejabat yang kurang
amanah.
Kisruh akan berdampak
buruk kepada masyarakat.
Memperlihatkan
pemerintahan yang belum sejalan.
Sebagai hal yang biasa,
bahkan hanya sebuah
Cerminan buruk kinerja pemerintah daerah DKI Jakarta.
2 Eksternalisasi
Mengetahui pemberita-
an kisruh RAPBD DKI 2015.
Mayoritas mengikuti pem
-beritaan kisruh RAPBD DKI 2015.
Mengetahui pemberita-
an kisruh RAPBD DKI 2015.
Mayoritas tidak meng-
ikuti pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015.
3 Objektifikasi
Menganggap penting
pemberitaan kisruh
RAPBD DKI 2015 untuk
diketahui publik dan
mahasiswa.
Menganggap penting
pemberitaan kisruh
RAPBD DKI 2015 untuk
diketahui publik dan
mahasiswa.
4 Selective
Attention
Terpengaruh oleh keang-
gotaan pada organisasi.
Adanya ketertarikan pada
dunia politik, walau tidak terlalu besar.
Pembangunan citra hubu-
ngan dengan orang lain.
Minimnya ketertarikan
pada dunia politik.
Lingkungan kampus yang
kurang mendukung dalam merespon isu-isu menge- nai pemerintah.
5 Selective
Perception
Tidak aktif mencari di ber
bagai sumber.
Tidak aktif mencari di ber
bagai sumber.
6 Selective
Retention
Cukup banyak poin yang
diingat dari pemberitaan
kisruh RAPBD DKI
2015.
Minimnya poin yang
diingat dari pemberitaan
kisruh RAPBD DKI
2015.
Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan internalisasi yang dialami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih mendalam dibanding mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Hal ini dikarenakan, pengaruh seleksi terpaan media massa pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Mayoritas
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah mengetahui dan mengikuti pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 sedangkan mayoritas mahasiswa Universitas Sahid Jakarta, hanya mengetahui namun tidak mengikuti.
Meskipun begitu, keduanya melihat kisruh ini secara objektif adalah merupakan hal yang penting untuk diketahui publik dan mahasiswa. Sedangkan untuk tingkat ketertarikan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap kisruh ini lebih besar dibanding mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Latar belakang keanggotaan pada organisasi eksternal, lingkungan kampus yang mendorong mahasiswa untuk peduli dengan isu yang sedang berkembang dan keinginan terbangunnya citra yang positif dari pengetahuannya mengenai kisruh ini menjadikan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih tertarik untuk mengikuti pemberitaan ini. Sedangkan pada mahasiswa Universitas Sahid Jakarta tidak demikian, lingkungan kampus yang tidak terbiasa untuk merespon isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat, khususnya dalam hal politik membuat tingkat ketertarikan mereka pada pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 sangat minim. Perbedaan tingkat ketertarikan ini pun menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan dalam hal selective retention atau ingatan selektif. Ingatan akan poin-poin yang diberitakan media massa yang di alami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih banyak dibandingkan dengan ingatan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta.
E. Interpretasi
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa fakta menarik untuk dikaji. Penelitian ini mengambil objek penelitian internalisasi mahasiswa dalam merespon pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015, yang mana peneliti membandingkan (studi komparatif) antara internalisasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Universitas Sahid Jakarta. Mengapa peneliti mengambil dua universitas tersebut. Karena peneliti menilai social culture di kedua universitas ini sangat berbeda. Pendapat ini didasari dari hasil observasi sebelum dan selama penelitian dilakukan. Sehingga internalisasi mahasiswa dalam merespon pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 antara kedua universitas ini dirasa menarik untuk dikaji dan dibandingkan.
Seperti yang peneliti katakan diawal, telah ditemukan fakta menarik dalam penelitian ini, fakta tersebut terlihat dari hasil analisis komparatif yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya. Peneliti melihat adanya perbedaan yang cukup signifikan antara internalisasi yang terjadi pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Internalisasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cukup beragam dan beralasan serta berkesinambungan dengan apa yang dipaparkannya saat wawancara. Sedang internalisasi mahasiswa Universitas Sahid Jakarta tidak terlalu mendalam namun tetap beragam. Tapi sangat disayangkan pemaparan mereka saat diwawancara dan pemahaman yang mereka kemukakan tidak cukup beralasan dan berkesinambungan.
Faktor eksternalisasi, objektifikasi, selective attention, selective perception dan selective retention ternyata sangat mempengaruhi satu sama lain serta memiliki peranan penting dalam internalisasi atau pemahaman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Sahid Jakarta dalam memaknai pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015. Peneliti melihat faktor eksternalisasi dan selective attention lah yang paling memiliki peranan besar pada pemahaman dan penafsiran yang dikemukakan oleh mahasiswa, baik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun mahasiswa Universitas Sahid Jakarta.
Pada dasarnya, peneliti melihat social culture yang berkembang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Sahid Jakarta memang sangat jauh berbeda. Dari apa yang diamati penulis sebelum dan selama penelitian social culture di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat mendukung untuk mahasiswanya menanggapi isu-isu mengenai gejolak pemerintahan yang sedang beredar di masyarakat. Berbeda dengan social culture di Universitas Sahid Jakarta yang lebih tertarik dengan hal-hal yang “berbau” entertainment dibandingkan dengan politik. Hal tersebut merupakan satu poin besar yang menyebabkan perbedaan internalisasi antara kedua belah pihak. Yang mana poin tersebut termasuk dalam proses
selective attention.
Ketidaktertarikan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta terhadap politik bukan tanpa alasan. Disinyalir ketidaktertarikan ini berkaitan
dengan gejala yang dinamakan “alineasi politik”. Yaitu rasa lelah karena
sebenarnya mudah untuk ditenggarai namun dibuat sulit dan berlarut-larut. Yang mana membuat munculnya sikap apatis, tidak mau peduli, tidak mau percaya dan lain sebagainya terhadap pemerintah merupakan cerminan dari rasa lelah akan ketidakpastian gejolak politik di negeri ini.13
Dapat dikatakan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta sedang merasakan keterasingan politik atau alineasi politik. Alineasi politik
dirasakan ketika ada “jarak” yang sangat lebar antara proses politik yang
terjadi di tingkat elit dengan perilaku dan tindak-tanduk politis di atas bawah. Artinya, rakyat mulai tidak mengerti, tidak percaya, tidak mampu berbuat untuk mengubah keadaan, mulai apatis dan semakin merasa terasing dengan proses-proses politik.14 Yang kemudian menimbulkan rasa ketidaktertarikan dengan isu-isu mengenai pemerintah.
Memang sangat disayangkan, ketidaktertarikan tersebut membuat mereka memahami pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 dengan biasa saja, bahkan ada yang hanya mengganggap ini semua sebagai hiburan semata. Mayoritas mahasiswa Universitas Sahid Jakarta melihat kisruh ini hanya sebagai ajang perdebatan antara Gubernur dan DPRD. Mereka tidak mencoba untuk memahami lebih jauh lagi, apa sebab dari perdebatan tersebut. Ataupun tidak mencoba melihat sisi lain dari ajang perdebatan tersebut, yang sebenarnya bukan hanya permasalahan adu argumen yang ada pada kisruh RAPBD DKI 2015 kemarin.
Kurangnya daya tarik dan pemahaman mereka membuat tidak adanya keinginan untuk kedepannya lebih peduli dengan kebijakan-
13 Hamdi Muluk, Mozaik Psikologi Politik Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
26.
kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dalam artian lebih mengamati dan mencermati setelah adanya kisruh RAPBD ini. Pertanyaan yang peneliti ajukan mengenai, mengenai tindakan apa yang akan dilakukan untuk pemerintah selanjutnya, dijawab oleh mahasiswa Universitas Sahid Jakarta dengan jawaban normatif. “Mestinya si iya”, “Ya... kedepannya
akan lebih peduli lah”, kurang lebih jawaban-jawaban seperti itulah yang terlontar dari mulut mereka. Namun, dengan melihat social culture yang ada pada universitas tersebut, peneliti pesimis akan pernyataan mereka yang menyatakan bahwa kedepannya akan lebih peduli dengan isu-isu mengenai politik di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.
Berbeda dengan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mereka cukup banyak mengetahui duduk permasalahan yang ada di pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 ini. Yang kemudian merubah paradigma mereka akan pentingnya transparansi APBD. Beberapa dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengaku bertambah pengetahuannya tentang RAPBD ini, mereka mengaku sebelum adanya kisruh ini mereka tidak mengetahui bahwasanya tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan APBD sebuah daerah cukup rumit. Beberapa dari mereka pun menjadi sadar bahwa, transparansi APBD itu adalah hal yang penting.
Walaupun banyak dari mereka yang menyatakan tidak tertarik dengan politik, namun tidak menyurutkan keinginan mereka untuk mengetahui dan mencerna lebih jauh lagi perihal kisruh RAPBD DKI 2015 kemarin. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban-jawaban yang
mereka kemukakan. Peneliti yakin social culture yang ada di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi lah yang membuat mahasiswanya lebih berfikiran terbuka dalam melihat sebuah permasalahan yang bergulir di pemerintahan.
Oleh karena itu semua, penelitian ini menunjukan bahwa penting bagi kita semua untuk peduli dengan apa yang terjadi di pemerintahan. Peduli pada kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, dan terus mengawal dan mengawasi jalannya pemerintahan. Walaupun rasa lelah karena ketidakpastian ritme politik yang ada di negara ini selalu mengintai. Kita sebagai warga negara tidak semestinya bersikap apatis. Justru ketidakpedulian kita terhadap pemerintah akan menjadi boomerang dimasa yang akan datang. Selain itu, tingkat partisipasi politik masyarakat dalam sebuah negara menunjukan seberapa maju negara tersebut.
98 A. Kesimpulan
Setelah melihat data-data yang didapat dan menganalisa dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara internalisasi yang dialami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Internalisasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam merespons pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 adalah sebagai berikut:
1. Merupakan imbas dari kurang transparannya RAPBD DKI. Baik dalam proses perancangan maupun penggunaannya.
2. Gambaran masih banyak nya celah untuk aparatur pemerintah melakukan
korupsi.
3. Gambaran kurang harmonisnya hubungan antara pihak eksekutif dan
legislatif.
4. Sebagai bahan pelajaran bagi daerah-daerah lain, terutama daerah terpencil.
5. Cerminan buruk kinerja aparatur negara.
Sedangkan internalisasi mahasiswa Universitas Sahid Jakarta dalam merespons pemberitaan kisruh RAPBD DKI 2015 adalah sebagai berikut:
1. Gambaran adanya oknum yang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi dan golongan.
2. Gambaran banyaknya pejabat yang kurang amanah. 3. Kisruh akan berdampak buruk kepada masyarakat. 4. Memperlihatkan pemerintahan yang belum sejalan.
5. Sebagai hal yang biasa, bahkan hanya sebuah hiburan.
Perbedaan tersebut dikarenakan faktor eksternalisasi, objektifikasi,
selective attention, selective perception dan selective retention yang dialami masing-masing pihak. Diantara faktor-faktor tersebut, terdapat faktor yang paling dominan yang membuat perbedaan internalisasi tersebut. Yaitu faktor eksternalisasi dan selective attention. Penyesuaian diri (eksternalisasi) yang terjadi pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap isu-isu yang sedang berkembang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Selective attention atau ketertarikan pada sesuatu, dalam hal ini adalah pemberitaan mengenai pemerintah juga berperan besar. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih tertarik dengan pemberitaan ini dibandingkan dengan Universitas Sahid Jakarta.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, yang bertujuan agar adanya perbaikan di masa yang akan datang. Karena peneliti sadar bahwa karya ilmiah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, adapun saran yang ingin disampaikan peneliti kepada pihak-pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Saran praktis
Saran ini ditujukan kepada objek penelitian skripsi yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
a. Jaga dan tingkatkan rasa peduli terhadap pemerintah dan partisipasi politik.
b. Jangan mudah puas dengan informasi yang disampaikan oleh media.
c. Terus kawal, cermati dan kritisi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dimasa yang akan datang.
Untuk mahasiswa Universitas Sahid Jakarta:
a. Tingkatkan rasa peduli terhadap pemerintah dan partisipasi politik.
b. Cobalah menggali informasi dari sebuah pemberitaan melalui berbagai sumber.
c. Mulailah mencermati dan mengkritisi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dimasa yang akan datang.
2. Saran akademis
Saran ini ditujukan untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai sebuah acuan dalam penelitian selanjutnya namun tidak memungkiri bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, peneliti menyarankan untuk penelitian sejenis selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitiannya dengan lebih dalam menganalisa data-data yang ditemukan. Serta mengumpulkan data lebih banyak lagi.
101
Bastian, Indra. Akutansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga, 2006.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana, 2011. ---. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2008.
Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: Lkis, 2002.
Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Herdiansyah, Haris. Metode Peneltian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
J Moeleng, Lexy. Metode Peneltian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Jumroni dan Suhaimi. Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana, 2008.
---. dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. ---. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Muluk, Hamdi. Mozaik Psikologi Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. N Hidayat, Deddy. Paradigma dan Metodelogi Penelitian Sosial Empirik Klasik.
Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003. Nordiawan, Dedi. dkk. Akutansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat, 2008. Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007.
Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007.
Quinn Patton, Michael. Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rd Edition. California: Sage Publications, 2002.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: RemajaRosdakarya, 2007.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard. Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi ke-5. Jakarta: Kencana, 2009. Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi Produk dan Kode
Etik. Bandung: Nuansa, 2004.
Suhaemi dan Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Professional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Sunarno, Siswanto. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.
Tim Penyusun. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2013. Jakarta: UIN Jakarta, 2012.
Yani, Ahmad. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2008.
Skripsi
Noer Cahyo, Bayu. “Pendekatan Public Relation Politik Dalam Persuasif Pemilih Muslim Jelang Pemilu 2014 (Studi Komparatif PKS dan PPP).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Nur, Rizkila Lola. “Respon Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus (Studi Komparasi Antara Fakultas Syariah dan Hukum Dengan Fakultas Sains dan Teknologi.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Internet
Aziza, Kurnia Sari. “Kecewa Pengajuan APBD 2015, Ketua DPRD Merasa Ditipu
Ahok,” artikel diakses pada 14 Desember 2015 dari
http://megapolitan.kompas.com/read2015/02/13/18555901/Kecewa.Pengaj uan. APBD.2015.Ketua.DPRD.Merasa.Ditipu.Ahok
Liputan6.com. “Ini Penyebab Kisruh Ahok Dengan DPRD DKI,” berita diakses pada 29 Maret 2015 dari m.liputan6.com/news
Putera, Andri Donnal. ”Mayoritas Warga Jakarta Ikuti Isu APBD dan Anggaran
Siluman”, berita diakses pada 14 Desember 2015 dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/19/16085821/Mayoritas.Wa rga. Jakarta.Ikuti.Isu.APBD.dan.Anggaran.Siluman
Putera, Andri Donnal. “Kekisruhan APBD, Warga Lebih Percaya Informasi dari Ahok Ketimbang DPRD”, berita diakses pada 14 Desember 2015 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/19/1619024/Kekisruhan.AP BD. Warga.Lebih.Percaya.Informasi.dari.Ahok.ketimbang.DPRD
Tamalea, Tara Marchelin. “Kisruh APBD, Jakarta Dikhawatirkan Rugi Rp 11,4
Triliun”, berita diakses pada 14 Desember 2015 dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/03/15392921/Kisruh.APBD. Jakarta.Dikhawatirkan.Rugi.Rp.11.4.Triliun
Tamalea, Tara Marchelin Tamalea. “Kerugian Masyarakat Akibat Kisruh APBD”,
berita diakses pada 14 Desember 2015 dari http://megapolitan.kompas. com/read/2015/03/03/13205631/Kerugian.Masyarakat.Jakarta.Akibat.Kisr uh.APBD
Uinjkt.ac.id. “Sejarah UIN Jakarta,” artikel diakses pada 20 September 2015 dari http://www.uinjkt.ac.id/?page_id=49
Usahid.ac.id. “Profil Usahid,” artikel diakses pada 22 September 2015 dari www.usahid.ac.id
Windyaastuti Savitri, Ayunda. “Kronologi Ahok VS DPRD Dari Dana Siluman
Sampai Hak Angket,” artikel diakses pada 29 Maret 2015 dari
http://news.detik.com/berita/2844167/kronologi-ahok-vs-dprd-dari-dana- siluman-sampai-hak-angket
Nama subjek : Rifka Oktavia
Asal Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Semester : 9
Organisasi yang diikuti : Sketsa
Waktu : 13 November 2015, pukul 13.30 – 14.00 Tempat : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pelaku Uraian Wawancara
Peneliti:
Subjek:
Rifka, saya mau nanya nih. Mengenai kisruh RAPBD DKI 2015 beberapa waktu yang lalu. Apakah anda mengetahui perihal adanya kisruh RAPBD DKI 2015 beberapa waktu yang lalu? E... Tau kok, yang ada... perbedaan versi RAPBD antara DPRD
sama Pemprof kan yah? Peneliti:
Subjek: Peneliti: Subjek:
Iya betul yang itu. Kamu tahu darimana tentang kisruh RAPBD DKI 2015 waktu itu?
Tau dari media. Media nya mana aja?
Ya... semua, kan dari cetak, elektronik, online. Kan.. waktu itu, yang kisruh RAPBD DKI diberitakan kan dimana-mana. Jadi headline di semua media kan. Setel TV yang diberitain DPRD vs e.. itu.. Pemprof, liat koran, yang diberitain tentang dana siluman. Terus aku lagi akses portal berita juga apalagi.. banyak banget.
Peneliti:
Subjek:
O.. iya.. iya.. e... terus, kamu sendiri ngikutin pemberitaan tentang kisruh RAPBD DKI 2015 kemarin nggak? Kalo misalkan ngikutin, kenapa kamu tertarik untuk ngikutin pemberitaan nya? Apa karena kamu tertarik dengan dunia politik?
E... Ngikutin sih, tapi... bukan karena aku nya memang tertarik sama dunia politik. Kebetulan, waktu itu kan. E... aku juga ada niat tuh buat jadiin kisruh itu sebagai bahan penelitian aku. Terus jadi aku berusaha ngikutin pemberitaannya. Tapi ya gituh ujung-ujungnya nggak jadi sih, hehehe (tertawa kecil).
dari online. Kan soalnya paling gampang aku akses kan online. Kalo TV sekilas-sekilas aja paling, kan yang penting tau tuh kalo misalkan ada beritanya masuk TV, kalo cetak cuma liat ada di headline koran-koran. Kan yang namanya kalo udah jadi headline kan berarti berita nya penting tuh. Udah jadi agenda media, terus yang seterusnya jadi agenda publik deh.
Peneliti: Subjek:
Em... Terus, apa-apa aja sih yang diberitain sama media tentang kisruh RAPBD DKI kemarin?
E.... banyak deh kayaknya, e.... diantaranya aja nih ya... yang aku inget. Yang aku persis tau sih yang itu... yang... pertama itu kan ada... pemberitaan tentang Pemprof DKI yang ngajuin RAPBD DKI 2015, yang bukan dari hasil sidang paripurna DPRD. Nah, mulai dari situ tuh... muncul deh, selisih paham, antara DPRD sama Pemprof DKI yang... tentang RAPBD DKI. Terus.. e... yang ujung-ujungnya itu berlanjut dengan pemberitaan-pemberitaan tentang adanya... itu loh.. argumen yang dari kedua belah pihak. Yang... untuk mempertahankan... yang satu mempertahankan RAPBD versi nya masing-masing. Terus.. yang argumen... kedua.. e.. terus... udah tuh kan ya.. Mulai dari pemberitaan adanya dana siluman menurut Pemprof DKI yang RAPBD 2015 yang versi DPRD, terus.. e... DPRD balik serang kan, e... dengan... yang cara dia mengajukan hak angket tentang... yang... etika Pak Ahok itu. Terus sama kesalahan nya karena mengajukan RAPBD yang bukan dari hasil sidang paripurna.
Peneliti:
Subjek:
Em.... iya iya. Jadi bisa dibilang kamu... e... lebih.. eh... jadi bisa dibilang media massa itu lebih banyak ngeberitain mengenai perselihan antara DPRD sama Pemprof?
E.... Sebenernya maksud aku nggak gituh. Tapi, bener juga sih, kan soalnya kisruh RAPBD DKI yang 2015 kemarin itu kan banyak diberitain nya.. yang... pokoknya.. yang lebih banyak itu kan tentang selisih antara DPRD sama Pemprof kan. Tapi, emang bukannya gituh ya? Kan.. yang jadi penyebab kisruhnya RAPBD DKI 2015 kemarin itu kan ya.. kan kalo misalkan mereka nggak selisih paham, pasti kan semua baik-