• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Persentase Hasil Observasi

Kondisi awal Siklus I Siklus II

% % %

1. Guru 46,7 66,5 96,5

2. Siswa 33 62,5 91,5

Untuk memperjelas peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:

Diagram 4.19 Penin Siswa Selanjutnya pe kondisi awal/sebelum yaitu pada siklus I dan si

Perban No. Ketuntasan Belajar 1. Tuntas 2. Belum Tuntas Jumlah Nilai Rata-rat Berdasarkan diketahui bahwa terja siklus II. Dari hasil pe nilai rata-rata siswa be mencapai indikator sehingga masih dipe dilanjutkan dengan matematika siswa bisa

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Kondisi Awal

ningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivi swa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II peningkatan hasil belajar matematika yang um pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksa dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut

Tabel 4.19

rbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II asan

Nilai Kondisi awal Siklus I

Jumlah % Jumlah %

≥ 70 13 40,6 18 56,3

untas < 70 19 59,4 14 43,8

32 100 32 100

-rata 61,25 64,84

an tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasa rjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi aw l pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa a belum tercapai dan ketuntasan belajar siswa or keberhasilan tindakan penelitian yang te diperlukan perbaikan pada siklus II. Kem

n pelaksanaan tindakan siklus II agar ketunt bisa mencapai indikator keberhasilan yang di

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

tivitas Guru dan s II g diperoleh siswa aksanaan tindakan kut: ka Siklus II Jumlah % 6,3 32 100 43,8 0 0 100 32 100 80,63 untasan belajar IPA,

awal, siklus I, dan hwa secara klasikal swa belum mampu telah ditentukan emudian tindakan ketuntasan belajar diharapkan yaitu Guru Siswa

sejumlah ≥70% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.20 berikut:

Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.21 berikut ini:

Diagram 4.21 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 13 18 32 Belum Tntas 19 14 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Ju m la h S is w a Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata 61,25 64,84 80,63 0 20 40 60 80 100

4.3 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw untuk menyelesaikan soal cerita IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017. Kemampuan menyelesaikan soal cerita IPA dengan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas 4 mengalami peningkatan yang cukup baik, yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 64,84 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 80,63. Diperolehnya hasil di atas dimungkinkan karena dalam pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan secara kreatif berusaha menemukan solusi dari permasalahan yang diajukan, saling berinteraksi dengan teman maupun guru, saling bertukar pikiran, sehingga wawasan dan daya pikir mereka berkembang. Hal ini akan banyak membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sehingga ketika mereka dihadapkan dengan suatu pertanyaan, dan mengembangkan tanggapannya tidak hanya dengan cara menghafal tanpa memperdalam dan memperluas pemikirannya.

Kondisi ini didorong oleh suasana pada pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw yang menuntut siswa untuk selalu aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu aktif untuk menemukan solusi dari masalah secara kreatif, juga aktif berinteraksi dengan siswa lain melalui kegiatan diskusi kelompok serta presentasi di depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator, disamping memberikan kemudahan (fasilitas) belajar kepada siswa dan siswa berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang dapat mempermudah proses belajarnya. Jadi dalam pembelajaran dengan model

Kooperatif Tipe Jigsaw, aktivitas siswa mendominasi proses pembelajaran, atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa.

Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan. Pada siklus I, siswa sudah melaksanakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan baik. Hal itu dapat

dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada siklus I yang mendapatkan nilai rata-rata 64,84 dengan presentase 56,3% yang termasuk dalam kategori cukup, meskipun belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih belum berhasil. Untuk itu peneliti dan observer melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya dengan melakukan refleksi, kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I akan diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

Pada siklus II, proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaranKooperatif Tipe Jigsawberjalan dengan sangat baik. Hal itu dapat dibuktikan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu mencapai 80,63 dengan presentase 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah dikatakan berhasil. Oleh karena itu peneliti menyudahi pelaksanaan tindakan hanya sampai pada siklus II. Secara keseluruhan kemampuan menyelesaikan soal IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw telah mencapai titik keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran matematika siswa kelas SD N Blaru 02 ditandai dengan adanya peningkatan dan perubahan pada setiap siklus.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam menyelesaikan soal IPA pada siswa kelas 4 SDN Boto Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hikmah, dari penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat menjadi 79,74 dengan presentase 91,30% setelah penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Selanjutnya penelitian menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar sampai 100%.

Dokumen terkait