• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

55 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awal ini membahas proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran matematika sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi. Selanjutnya pada deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar matematika yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.

Proses pembelajaran masih bersifat monoton, yakni guru yang mengajar terlalu sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini dikarenakan mungkin pada waktu itu media pembelajaran di sekolah kurang lengkap. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

(2)

siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi bagian rangka di bagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Boto . Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SD N Boto.

Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.

4.1.1.1 Deskripsi Proses

Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2016 pada mata pelajaran IPA dengan SK 2. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan KD Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. Indikator pada pertemuan ini antara lain: menyebutkan bagian–bagian rangka.

(3)

apersepsi dengan bertanya jawab tentang siapa yang pernah mengalami patah tulang.

Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama siswa membuat kesimpulan. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam penutup.

4.1.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan

Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya memperoleh hasil dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 30, nilai rata-rata 61,25. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 13 siswa (40,6 %) dari 32 siswa. Analisis nilai hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 30–39 1 3,3%

2. 40–49 3 9,4%

3. 50–59 8 25,0%

4. 60–69 7 21,8%

5. 70–79 6 18,7%

6. 80–90 7 21,8%

Jumlah Siswa 32 100 %

Nilai Rata-rata 61,25

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 30

(4)

memperoleh nilai dibawah KKM. Sebanyak 19 siswa dari total keseluruhan 32 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya 13 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 30-39 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,3%, rentang nilai 40-49 sejumlah 3 siswa dengan persentase 9,4%, rentang nilai 50-59 sejumlah 8 siswa dengan persentase 25,0%, rentang nilai antara 60-69 sejumlah 7 siswa dengan persentase 21,8%, rentang nilai antara 70-79 sejumlah 6 siswa dengan persentase 18,7%, dan rentang nilai 80-90 sejumlah 7 orang siswa dengan persentase 21,8%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata siswa 61,25 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 30.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79

Frekuensi

(5)

Kriteria Ketuntasa diketahui bahwa sisw Minimal (KKM≥ 70) sedangkan yang suda 40,6% dari total kese persentase jumlah sisw dibandingkan dengan um tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. be

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal asan 70) sejumlah 19 siswa atau 59,4% dari total kese sudah mencapai KKM sebanyak 13 siswa den

eseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat di siswa yang telah mencapai ketuntasan minim an jumlah siswa yang belum berhasil menc

belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pa

agram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Tuntas; 40,60% BelumTuntas;

59,40%

rolehan nilai pada 4.2. berikut ini:

iswa

Persentase (%) 40,6 59,4 100

kondisi awal dapat riteria Ketuntasan keseluruhan siswa, dengan persentase t diketahui bahwa inimal lebih kecil ncapai kentutasan

pada diagram 4.2

al

(6)

Hasil observasi aktivitas guru pada kondisi awal dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 3 3 20%

2. Kegiatan Inti 9 3 20%

3. Kegiatan Akhir 3 1 6,7%

Jumlah 15 7 46,7%

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh skor 3, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 7 dengan kriteria cukup dan persentase proses pembelajaran sebesar 46,7%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 2 1 8,3%

2. Kegiatan Inti 9 2 16,7%

3. Kegiatan Akhir 1 1 8,3%

Jumlah 12 9 33,3%

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh skor 1, keiatan inti memperoleh skor 2, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 4 dengan kriteria kurang dan persentase proses pembelajaran sebesar 33,3%.

(7)

memperoleh skor 7 da matematika dengan m sebagai upaya untuk m tindakan kelas yang di

4.1.2 Deskripsi Sik Pelaksanaan tinda yang berlangsung pa dilakukan dalam keg beserta intrumen peni kriteria penilaian, l observasi; evaluasi; se n untuk observasi aktivitas siswa, hanya memper uruhan 12 dengan persentase sebesar 33,3%.

observasi guru dan observasi siswa dapat diliha

sentase Observasi Guru dan Observasi Siswa

n hasil belajar IPA dan hasil observasi yang n nilai evaluasi IPA siswa kelas 4 SDN Boto K

ka peneliti merasa perlu mengadakan perbaika n menerapkan model pembelajaran Kooperat

uk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA m dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus

iklus I

ndakan siklus I ini terdiri dari 1x pertemuan, ya pada hari Rabu, tanggal 23 November 2016.

egiatan ini adalah perencanaan antara lain: penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunc n, lembar observasi kegiatan pembelajaran;

; serta refleksi.

Observasi Guru Observasi Siswa

Persentase

persentase sebesar peroleh skor 4 dari

lihat pada diagram

swa Kondisi Awal

ng masih rendah, o Kecamatan Jaken ikan pembelajaran

ratif Tipe Jigsaw

melalui penelitian us I dan siklus II.

n, yaitu pertemuan 1 2016. Hal-hal yang n: menyusun RPP kunci jawaban dan ran; pelaksanaan;

(8)

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang meliputi perencanaan pertemuan I :

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu pertama bulan November. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model

(9)

Kecamatan Jaken Kabupaten Pati agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan I ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati . Materi evalusi ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama yaitu rangka di bagi menjadi tiga bagian : rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD selaku guru teman sejawat. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 10 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal berbentuk isian. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal berbentuk isian untuk 32 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang rangka manusia di bagi menjadi 3 bagian yaitu bagian rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(10)

1) Pertemuan pertama

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berada di ruang kelas 4 SDN Boto pada hari Senin, tanggal 7 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Zulva Nanik Ahmawati, S.Pd.SD. Materi pada pembelajaran ini adalah Rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal diawali dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas maju ke depan untuk memimpin do’a, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal terkait dengan materi yang dipelajari sebelumnya “adakah di antara mereka yang pernah mengalami patah tulang”. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang rangka dan kegunaanya. b) Kegiatan Inti

(11)

diterima, siswa kembali kekelompok awal untuk menyampaiakan materi yang telah diperoleh. Siswa dalam kelompok awal saling bergantian menyampaikan materi yang telah dipelajari. Dimulai dari siswa yang memiliki materi bagian-bagian rangka sedangkan siswa yang terakhir menyampaikan adalah siswa yang mempelajari materi menunjukkan bagian rangka. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyampaiakan materi. Siswa saling bergantian menyampaikan materi sambil menujukkan/ menggunakan media pembelajaran yang berupa gambar yang telah disiapkan guru. Guru memberikan lembar LKS untuk di kerjakan oleh siswa.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang belum jelas serta menguatkan kesimpulan yang diperoleh sesuai hasil kerja kelompok maupun individu. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya guru menginformasikan materi selanjutnya serta meminta siswa untuk mempelajari dirumah dan mengucap salam. Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama sudah selesai.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 41–48 2 6,2 %

2. 49– 56 8 25,0 %

3. 57–64 3 9,4 %

4. 65–72 10 31,3 %

5. 73–80 8 25,0 %

6. 81–90 1 3,1

Jumlah Siswa 32 100 %

Nilai Rata-rata 64,84

Nilai Tertinggi 90

(12)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas distribusi frekuensi nilai IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, dapat diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal 61,25 menjadi 64,84 pada siklus I. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dinyatakan dalam diagram 4.6 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Ketuntasan Belajar Siklus I No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 18 56,3

2. Belum Tuntas < 70 14 43,8

Jumlah 32 100

Dari tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) sebanyak 14 siswa atau 43,8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 56,3% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil

0 2 4 6 8 10 12

41 – 48 49 – 56 57 – 64 65 – 72 73 – 80 81 – 90 Jumlah Siswa

F

re

k

u

e

n

si

(13)

tersebut menunjukkan hasil yang diperoleh t ditentukan peneliti se dilihat pada diagram 4.7

4.1.2.3 Observasi Pada pelaksanaan observasi aktivitas gu menerapkan model observasi pada pertem

Kegiatan obse aktivitas selama prose aktivitas siswa. Hasi observasi yang terdiri siswa. Masing-masing

ukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belaj h tersebut belum memenuhi indikator keberha sebesar ≥ 70%. Ketuntasan belajar siswa pada

4.7 berikut:

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Sikl

naan observasi, akan menjelaskan mengenai ana s guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan

l Kooperatif Tipe jigsaw yang terdiri dari emua pertama.

observasi dilakukan oleh guru observer unt oses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivita asil pengamatan proses pembelajaran diperol diri dari 15 indikator aktivitas guru dan 12 indi sing indikator dalam lembar observasi tersebut di

aktivitas tidak dilaksanakan, sedangkan skor udian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasik

[CATEGORY

lajar IPA, namun hasilan yang telah da tabel 4.5 dapat

iklus I

analisis data hasil kan siklus I dengan dari analisis hasil

untuk mengamati vitas guru maupun roleh dari lembar indikator aktivitas but diberi skor 0 dan skor 1 aktivitas sikan berdasarkan

(14)

Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 3 3 20%

2. Kegiatan Inti 9 5 33%

3. Kegiatan Akhir 3 1 7%

Jumlah 15 9 60%

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 9 dengan kriteria cukup dan persentase proses pembelajaran sebesar 60%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 2 1 8%

2. Kegiatan Inti 9 5 42%

3. Kegiatan Akhir 1 1 8%

(15)

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 1, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 7 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 56%.

Dari hasil-hasil pengamatan tersebut, ada beberapa catatan dari guru

observerdi antaranya yaitu:

1) Selama diskusi siswa masih kesulitan mengungkapkan pendapat, atau hasil pemikiran mereka. Siswa masih malu dan takut untuk berbicara.

2) Pada kegiatan diskusi tidak semua anggota kelompok bekerja dengan baik. Ada siswa yang hanya diam dan melihat teman mereka bekerja.

3) Siswa masih belum berani bertanya, mempresentasikan jawaban di depan kelas, maupun berkomentar terhadap pekerjaan teman atau kelompok lain. 4) Ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang sedang disampaikan

oleh guru.

5) Beberapa siswa ada yang bermain sendiri bahkan mengganggu temannya.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

(16)

suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 14 siswa atau 43,8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 56,3% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar ≥ 70%. Ketuntasan belajar siswa. Dengan kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan Kooperatif Tipe Jigsaw menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara kreatif dan berbeda sehingga hasil belajar meningkat.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 5, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 9. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, pada kegiatan inti mengalami peningkatan. Dengan pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Aspek Skor Pertemuan I Persentase

Kegiatan awal 3 20%

Keiatan inti 5 33%

Kegiatan akhir 1 7%

(17)

Berdasarkan tabel dapat dilihat pada diag

Diagram 4.8 Distr Perte Berdasarkan di pada kegiatan inti. Indi kegiatan inti yaitu penjelasan tentang pe dilihat pada diagram siklus I pertemuan per

Diagram 4.9 Pen

el 4.11 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivita diagram 4.8 Berikut ini:

stribusi Frekuensi Observasi Aktivitas G rtemuan I

n diagram 4.6 di atas aktivitas guru mengala . Indikator aktivitas guru yang mengalami pe tu membagi siswa dalam berkelompok da permasalahan yang akan dibahas. Untuk lebih

m 4.9 peningkatan persentase hasil observasi n pertama sebagai berikut:

eningkatan Persentase Hasil Observasi Akti Siklus I Pertemuan I

Pertemuan I

vitas Guru Siklus I

as Guru Siklus I

alami peningkatan peningkatan pada dan memberikan bih jelasnya dapat asi aktivitas guru

ktivitas Guru

(18)

Hasil observa aktivitas guru seban pertama sebesar 60%.

Peningkatan aspe tabel 4.10 berikut ini:

Distribusi Freku Siklus I dapat dilihat pa

Diagram 4.10 Distr Perte Berdasarkan di kegiatan inti. Indikator inti yaitu mendengar Untuk lebih jelasnya observasi aktivitas sisw

rvasi pada pertemuan pertama dengan indi banyak 15 item, hasil persentase aktivitas g

%.

n aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat ni:

Tabel 4.10

ekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pe Skor

n tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Observasi Akti hat pada diagram 4.10 Berikut ini:

istribusi Frekuensi Observasi Aktivitas S rtemuan I

n diagram di atas aktivitas siswa mengalami pe kator aktivitas siswa yang mengalami peningkata garkan penjelasan tentang permasalahan yang ya dapat dilihat pada diagram 4.9 peningkatan

siswa siklus I pertemuan pertama dan kedua seba

Pertemuan I

s I Pertemuan I

ktivitas Siswa

Siswa Siklus I

(19)

Diagram 4.11 Pen Hasil observa aktivitas siswa seban pertama sebesar 56%.

Dilihat dari ha dibaghi menjadi tiga anggota gerak mengg cukup baik walaupun m

Dari hasil obs dapat diketahui beber pembelajaran mengg kekurangan tersebut di 1) Kelebihan

a. Rancangan pembe mencapai hasil bela b. Kegiatan pembelaj c. Siswa sudah terara

individu dalam kel d. Kondisi pembelaj pembelajaran ber

Peningkatan Persentase Hasil Observasi Akti Siklus I Pertemuan I

rvasi pada pertemuan pertama dengan indi banyak 12 item, hasil persentase aktivitas si

%.

hasil pengamatan, proses pembelajaran pada iga bagian yaitu rangka kepala, rangka bada

ggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

upun masih ada catatan-catatan dalam pelaksanaann observasi yang dilakukan pada pelaksanaan ti berapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksa

ggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw.

but diantaranya:

belajaran sudah tersusun dengan baik w belajar yang maksimal.

lajaran menjadi tidak membosankan.

rarah dalam kegiatan kerjasama kelompok denga kelompok.

lajaran yang terbentuk lebih baik, domina berkurang. Guru mengarahkan dan meng

Pertemuan 1

Persentase

ktivitas Siswa ndikator penilaian

siswa pertemuan

ada materi rangka adan dan rangka

Tipe Jigsaw sudah aannya.

tindakan siklus I aksanaan tindakan

. Kelebihan dan

walaupun belum

dengan perbedaan

inasi guru dalam engorganisasikan

(20)

pembelajaran kepada aktivitas siswa yang terampil dan kreatif dalam situasi yang antusias dan menantang.

2) Kekurangan

a. Selama proses diskusi kebanyakan siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, hasil diskusi atau hasil pemikiran mereka. Siswa masih cenderung diam, malu, dan takut untuk berbicara.

b. Pada kegiatan diskusi tidak semua anggota kelompok bekerja dengan baik. c. Ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang sedang disampaikan

oleh guru.

d. Beberapa siswa ada yang bermain sendiri bahkan mengganggu temannya. Dari berbagai kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah berlangsung, untuk menyusun rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang selanjutnya akan diterapkan pada siklus II, sebagai berikut:

a. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti sebaiknya melakukan pengarahan dan diskusi bersama guru teman sejawat mengenai langkah-langkah dari model Kooperatif Tipe Jigsaw sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

b. Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

c. Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

d. Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan pendapatnya. Salah satu contoh pemberian motivasi yang bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

(21)

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang meliputi perencanaan pertemuan I

1) Pertemuan Pertama

(22)

Materi evalusi ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama mengenai bagian rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Zulva Nanik Ahmawati, S. Pd. SD selaku guru teman sejawat. Soal yang diujikan pada siklus II berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 32 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II yaitu di ruang kelas 4 SD N Boto. Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang penyelesaian masalah yang berkaitan dengan rangka dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangka kepala, rangka badan dan rangka anggota gerak yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

(23)

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal diawali dengan mengucapkan salam, kemudian ketua kelas maju ke depan untuk memimpin do’a, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal terkait dengan materi yang dipelajari sebelumnya “adakah di antara mereka yang pernah mengalami patah tulang”. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang rangka dan kegunaanya. b) Kegiatan Inti

(24)

pembelajaran yang berupa gambar yang telah disiapkan guru. Guru memberikan lembar LKS untuk di kerjakan oleh siswa.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang belum jelas serta menguatkan kesimpulan yang diperoleh sesuai hasil kerja kelompok maupun individu. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya guru menginformasikan materi selanjutnya serta meminta siswa untuk mempelajari dirumah dan mengucap salam. Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama sudah selesai.

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto dapat dilihat pada tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai matematika siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 70–75 13 40,62%

2. 76–80 8 25,00%

3. 81–85 4 12,50%

4. 86–90 3 9,38%

5. 91–95 2 6,25%

6. 96–100 2 6,25%

Jumlah Siswa 32 100 %

Nilai Rata-rata 80,63

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

(25)

Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Ketuntasan Belajar Siklus II No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 32 100

2. Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 32 100

Dari tabel 4.12 ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100% tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.12 berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14

70 – 75 76 - 80 81 – 85 86 - 90 91 – 95 96 - 100

Frekuensi

(26)

Diagr 4.1.3.3 Observasi

Pada pelaksanaan observasi aktivitas gur menerapkan model observasi pada setiap pe

Kegiatan observa selama proses pembel siswa. Hasil pengam yang terdiri dari 15 Masing-masing indika Skor 0 berarti akt dilaksanakan. Kemudi kriteria penilaian.

Kriteria penila persentase 1%-20% berada pada kriteria cukup, persentase skor skor 81%-100% pada kr

Diagram 4.13 Ketuntasan Belajar Siklus II

naan observasi, akan menjelaskan mengenai ana s guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan si l Kooperatif Tipe Jigsaw yang terdiri dari ap pertemuan yaitu pertemuan pertama.

rvasi dilakukan oleh guru observer untuk men belajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru m amatan proses pembelajaran diperoleh dari le 15 indikator aktivitas guru dan 12 indikator ndikator dalam lembar observasi tersebut diber

ktivitas tidak dilaksanakan, sedangkan skor udian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasik

nilaian pada lembar observasi yaitu untuk t berada pada kriteria sangat kurang, persent ia kurang, persentase 41%-60% termasuk ke skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik,

da kriteria sangat baik.

100,00%

Frekuensi

Tuntas

analisis data hasil n siklus II dengan ari analisis hasil

engamati aktivitas u maupun aktivitas lembar observasi or aktivitas siswa. beri skor 0 dan 1. skor 1 aktivitas sikan berdasarkan

(27)

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 3 3 20%

2. Kegiatan Inti 9 9 60%

3. Kegiatan Akhir 3 2 13%

Jumlah 15 14 93%

Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 2 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 14 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 93%.

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 3 3 20%

2. Kegiatan Inti 9 9 60%

3. Kegiatan Akhir 3 3 20%

Jumlah 15 15 100%

(28)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I No. Aspek yang

Diamati

Aspek item

Jumlah skor aspek

item yang terlaksana Persentase

1. Kegiatan Awal 2 2 16,7%

2. Kegiatan Inti 9 9 75%

3. Kegiatan Akhir 1 1 8,3%

Jumlah 12 12 100%

Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui hasil penilaian dari observer. Pada kegiatan awal memperoleh jumlah skor 2, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 1 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 12 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 100%.

Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi. Berikut hasil observasi yang diperoleh dari siklus II:

a) Siswa sudah terlihat tidak takut untuk mengungkapkan pendapat saat diskusi bersama kelompok.

b) Dalam mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok, seluruh anggota kelompok tersebut terlihat sangat antusias.

c) Seluruh siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang sedang dipelajari.

d) Saat proses pembelajaran masih terlihat 1-2 siswa yang masih mengganggu teman-temannya.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

(29)

Dengan demikian penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam menyelesaikan soal cerita IPA dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu proses dan hasil belajar IPA siswa juga meningkat. Hal tersebut menandakan penelitian berhasil, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian ke siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama diketahui pada siklus II pertemuan pertama kegiatan awal memperoleh jumlah skor 3, kegiatan inti memperoleh jumlah skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh jumlah skor 3 sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 15. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, pada kegiatan awal dan kegiatan inti mengalami peningkatan. Dengan pembelajaran model Koo[peratif Tipe Jigsaw, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16

Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Aspek Skor

Pertemuan II

Persentase

Kegiatan awal 3 20%

Keiatan inti 9 60%

Kegiatan akhir 3 20%

Jumlah 15 100%

(30)

Diagram 4.15 Distr Perte Berdasarkan di kegiatan akhir. Indika kegiatan akhir yaitu pa pada diagram 4.15 pe pertemuan pertama se

Diagram 4.16 Pen

Hasil observa aktivitas guru seban

0

istribusi Frekuensi Observasi Aktivitas G rtemuan I

n diagram di atas aktivitas guru mengalami pe ndikator aktivitas guru yang mengalami peni

u pada pemberian PR/tugas. Untuk lebih jelasn peningkatan persentase hasil observasi aktivit sebagai berikut:

Peningkatan Persentase Hasil Observasi Akt Siklus II Pertemuan I

rvasi pada pertemuan pertama dengan indi banyak 15 item, hasil persentase aktivitas g

(31)

pertama sebesar 93%, hingga persentase 100

Peningkatan aspe tabel 4.17 berikut ini:

Distribusi Freku Siklus II pertemuan I da

Diagram 4.17 Distr Perte Berdasarkan di kegiatan inti. Indikator inti yaitu mencatat k mengungkapkan penda

%, selanjutnya pada pertemuan kedua mengala 100%.

n aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat ni:

Tabel 4.17

kuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II P Skor

n tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Observasi Akti n I dan II dapat dilihat pada diagram 4.14 Berikut

istribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Si rtemuan I

n diagram di atas aktivitas siswa mengalami pe kator aktivitas siswa yang mengalami peningkata t keterangan-keterangan penting yang diberi ndapat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pad ntase hasil observasi aktivitas siswa siklus II per

Pertemuan II berikan guru serta pada diagram 4.17 ertemuan pertama

(32)

Diagram 4.18 Pen Hasil observa aktivitas siswa seban pertama sebesar 83%, hingga persentase 100

Berdasarkan p hasil refleksi yang dipe 1) Pelaksanaan pem Pembelajaran (RP pada pelaksanaan perbaikan yang te 2) Siswa lebih antusi

model Kooperati

Peningkatan Persentase Hasil Observasi Akti Siklus II Pertemuan I

rvasi pada pertemuan pertama dengan indi banyak 12 item, hasil persentase aktivitas si %, selanjutnya pada pertemuan kedua mengala 100%.

n pengamatan dari observer pada siklus II sec diperoleh pada proses pembelajaran siklus II seb

pembelajaran sudah sesuai dengan Rencan (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakuka naan tindakan pembelajaran siklus II sesuai de

telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. ntusias mengikuti kegiatan pembelajaran denga

ratif Tipe Jigsaw, terlihat dari respon positi a kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani

enanggapi jawaban.

ekerjasama dengan baik dan berdiskusi seca s pembelajaran.

pulkan bahwa permasalahan-permasalahan yan kan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yan

Pertemuan I positif siswa selama ni menyampaikan

secara kondusif di

yang muncul pada yang direncanakan

(33)

pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:

1) Peneliti telah melakukan diskusi bersama guru kelas 5 untuk membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa.

3) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa.

4.2 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan

Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Persentase Hasil Observasi

Kondisi awal Siklus I Siklus II

% % %

1. Guru 46,7 66,5 96,5

2. Siswa 33 62,5 91,5

(34)

Diagram 4.19 Penin Siswa

Selanjutnya pe kondisi awal/sebelum yaitu pada siklus I dan si

Perban siklus II. Dari hasil pe nilai rata-rata siswa be mencapai indikator sehingga masih dipe dilanjutkan dengan matematika siswa bisa

0%

ningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivi swa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

peningkatan hasil belajar matematika yang um pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksa dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.19 berikut

Tabel 4.19

rbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II asan

Nilai Kondisi awal Siklus I

Jumlah % Jumlah %

≥ 70 13 40,6 18 56,3

untas < 70 19 59,4 14 43,8

32 100 32 100

-rata 61,25 64,84

an tabel 4.19 tentang perbandingan ketuntasa rjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi aw l pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa a belum tercapai dan ketuntasan belajar siswa or keberhasilan tindakan penelitian yang te diperlukan perbaikan pada siklus II. Kem

n pelaksanaan tindakan siklus II agar ketunt bisa mencapai indikator keberhasilan yang di

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

tivitas Guru dan s II

g diperoleh siswa aksanaan tindakan untasan belajar IPA,

awal, siklus I, dan hwa secara klasikal swa belum mampu telah ditentukan emudian tindakan ketuntasan belajar diharapkan yaitu

Guru

(35)

sejumlah ≥70% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.20 berikut:

Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.21 berikut ini:

Diagram 4.21 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 13 18 32

Belum Tntas 19 14 0

0 5 10 15 20 25 30 35

Ju

m

la

h

S

is

w

a

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

Rata-rata 61,25 64,84 80,63

(36)

4.3 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw untuk menyelesaikan soal cerita IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017. Kemampuan menyelesaikan soal cerita IPA dengan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas 4 mengalami peningkatan yang cukup baik, yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 64,84 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 80,63. Diperolehnya hasil di atas dimungkinkan karena dalam pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan secara kreatif berusaha menemukan solusi dari permasalahan yang diajukan, saling berinteraksi dengan teman maupun guru, saling bertukar pikiran, sehingga wawasan dan daya pikir mereka berkembang. Hal ini akan banyak membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sehingga ketika mereka dihadapkan dengan suatu pertanyaan, dan mengembangkan tanggapannya tidak hanya dengan cara menghafal tanpa memperdalam dan memperluas pemikirannya.

Kondisi ini didorong oleh suasana pada pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw yang menuntut siswa untuk selalu aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu aktif untuk menemukan solusi dari masalah secara kreatif, juga aktif berinteraksi dengan siswa lain melalui kegiatan diskusi kelompok serta presentasi di depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator, disamping memberikan kemudahan (fasilitas) belajar kepada siswa dan siswa berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang dapat mempermudah proses belajarnya. Jadi dalam pembelajaran dengan model

Kooperatif Tipe Jigsaw, aktivitas siswa mendominasi proses pembelajaran, atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa.

(37)

dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada siklus I yang mendapatkan nilai rata-rata 64,84 dengan presentase 56,3% yang termasuk dalam kategori cukup, meskipun belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih belum berhasil. Untuk itu peneliti dan observer melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya dengan melakukan refleksi, kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I akan diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

Pada siklus II, proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaranKooperatif Tipe Jigsawberjalan dengan sangat baik. Hal itu dapat dibuktikan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu mencapai 80,63 dengan presentase 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah dikatakan berhasil. Oleh karena itu peneliti menyudahi pelaksanaan tindakan hanya sampai pada siklus II. Secara keseluruhan kemampuan menyelesaikan soal IPA siswa kelas 4 SDN Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw telah mencapai titik keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran matematika siswa kelas SD N Blaru 02 ditandai dengan adanya peningkatan dan perubahan pada setiap siklus.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam menyelesaikan soal IPA pada siswa kelas 4 SDN Boto Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hikmah, dari penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat menjadi 79,74 dengan presentase 91,30% setelah penerapan model pembelajaran

Gambar

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal
Tabel 4.2
Tabel 4.4Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

110 Hasil penelitian dari aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I pertemuan I diperoleh jumlah rata-rata prosentase 37,5 dan pada siklus I

Berdasarkan hasil aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar siklus II pertemuan I diperoleh jumlah rata-rata prosentase 79,17 % dan siklus II pertemuan II diperoleh rata-rata

Berdasarkan temuan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tiga siklus melalui observasi kegiatan guru dalam pembelajaran, observasi aktivitas siswa dalam

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga maka perlu dilakukan refleksi. Refleksi digunakan untuk

games tournament sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada pertemuan pertama. Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan kedua mengalami

Peningkatan proses pembelajaran diketahui dari hasil observasi aktivitas guru dan siklus 1 pertemuan pertama sebesar 81 %, pertemuan kedua meningkat menjadi 92%, selanjutnya pada

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan awal

Berdasarkan penghitungan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I, maka aktivitas dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament