56
Pada pelaksanaan tindakan ini, akan diuraikan tentang Deskripsi PraSiklus, Deskripsi siklus I, dan Deskripsi siklus II. PraSiklus peserta didik termasuk hasil belajar IPA sebelum dilaksanakan penelitian. Pada siklus I menjelaskan tentang tindakan penelitian antara lain tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi dari tindakan siklus I. Selanjutnya pada penelitian siklus II menjelaskan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Deskripsi PraSiklus
Penelitian ini dilakukan di SDN Cukil 01 pada Semester II tahun ajaran 2014/ 2015. Subjek penelitian ini adalah kelas 5 SDN Cukil 01 dengan jumlah 22 peserta didik yang terdiri dari 8 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Mata pelajaran IPA di SDN Cukil 01 diampu oleh Bapak Lumadi Sabar S.Pd.SD. Bapak Lumadi Sabar merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan menjadi seorang guru SD sudah bertahun-tahun sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru sudah kompeten.
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada guru dan peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan permasalahan dalam proses pembelajaran.
peserta didik dengan peserta didik ini menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar peserta didik. Faktor yang lain pembelajaran masih didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran yang diterapkan selama ini menjadikan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Faktor selanjutnya yaitu kurangnya pemanfaatan media/ alat peraga ini juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik. Hambatan-hambatan yang muncul menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga peserta didik kurang memahami materi, peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran, aktivitas peserta didik dalam pembelajran kurang.
Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran IPA, ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi dan cenderung bermain sendiri. Hal ini yang menyebabkan rendahnya aktivitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik yang rendah.
Kondisi tersebut diperkuat dengan data hasil penelitian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) prasiklus, data hasil observasi aktvitas guru prasiklus dan aktivitas peserta didik prasiklus, serta hasil belajar prasiklus yang masih rendah. RPP pada prasiklus ini sudah tidak mengarah pada pembelajaran yang konvensional namun pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas belum sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
Tabel 4.1
Hasil Penilaian RPP Prasiklus
Berdasarkan tabel 4.1 hasil penilaian RPP prasiklus diketahui hasil penilaian RPP yang memperoleh skor 1 sebanyak 2 item, indikator dengan skor 2 sebanyak 10 item, dan memperoleh skor 3 sebanyak 8 item dengan jumlah keseluruhan skor yang diperoleh ialah 46. Pada perumusan indikator pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 1, indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor perumusan indikator pembelajaran ialah 5 skor. Pada pemilihan dan pengorganisasian materi ajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 4, 5, 6, dan 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah keseluruhan dari pemilihan dan pengorganisasian materi ajar ialah 12 skor. Pada pemilihan sumber belajar/media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 8, dan 10 memperoleh skor 2, dan indikator dengan nomor 9 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pada pemilihan sumber belajar/media pembelajaran 7 skor. Pada skenario/kegiatan pembelajaran terdiri dari 6 indikator yaitu indikator dengan nomor 11,13, 14,15, dan 16 memperoleh skor 2, dan indikator dengan nomor 12 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pada skenario/kegiatan pembelajaran 13 skor. Pada penilaian hasil belajar terdiri
No. Komponen RPP Skor Penilaian Jumlah
dari 4 indikator yaitu dengan indikator nomor 20 memperoleh skor 1, indikator dengan nomor 19 memperoleh skor 2, dan indikator dengan nomor 17, dan 18 memperoleh skor 3 sehingga jumlah keseluruhan penilaian hasil belajar adalah 9 skor. Total keseluruhan skor hasil penilaian RPP prasiklus adalah 46 skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.1 sebagai berikut:
Diagram 4.1 Hasil Penilaian RPP Prasiklus
Proses pembelajaran prasiklus tidak hanya dilihat dari penilaian RPP tetapi juga dilihat dari skor aktivitas guru dan aktivitas peserta didik prasiklus. Berikut ini akan diuraikan tentang hasil observasi aktivitas guru prasiklus pada tabel 4.2 sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Komponen yang
diamati 5 12 7 13 9
0 2 4 6 8 10 12 14
B
an
y
akn
y
a
S
ko
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus
No. Aspek yang diamati Skor Jumlah
skor
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran 1 2 5
II Kegiatan Awal 3, 4 4
III Kegiatan Inti Pembelajaran
7 6, 8, 10, 11, 12
5, 9 17
IV Penutup 15 13, 14 5
Total 2 10 3 - 31
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat diketahui hasil penilaian indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1sebanyak 2 item, indikator dengan skor 2 sebanyak 10 item, dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 3 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 31. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pra pembelajaran 5. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3 dan 4 memperoleh skor 2 sehingga jumlah kegiatan awal adalah 4 skor. Pada kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 5, 9 memperoleh skor 3, indikator nomor 6, 8, 10, 11, 12, 13 dan 14 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 7 memperoleh skor 1 sehingga jumlah aspek kegiatan inti pembelajaran adalah 17 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 13, 14 memperoleh 2 skor, dan indikator nomor 15 memperoleh 1 skor sehingga jumlah skor pada aspek penutup adalah 5 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 31 skor.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Prasiklus
No. Aspek yang diamati Skor Jumlah
skor
1 2 3 4
I Pra Pembelajaran 1 2 5
II Kegiatan Awal 3 4 5
III Kegiatan Inti Pembelajaran
8 5, 6, 7, 9, 10
11
IV Penutup 11, 12 13 4
Total 3 8 2 - 25
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas peserta didik yang mendapat skor 1 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 2 sebanyak 8, dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 25. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 3 sehingga jumlah aspek pra pembelajaran sebanyak 5 skor. Pada aspek kegiatan awal terdiri dari 2 indikator yaitu indikator dengan nomor 3 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek kegiatan awal adalah 5 skor. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 6 indikator yaitu indikator dengan nomor 5, 6, 7, 9, 10 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 8 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor pada aspek kegiatan inti adalah 11 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 11, 12 memperoleh skor 1 dan pada indikator nomor 13 memperoleh skor 2 sehingga jumlah pada aspek penutup sebanyak 4 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi peserta didik prasiklus adalah 25.
Tabel 4.4
Penilaian Proses Pembelajaran IPA Prasiklus
No. Aspek Penilaian Proses Pembelajaran
Skor Persentase
1 Penilaian RPP 46 57,5%
2 Observasi Aktivitas Guru 31 51,67%
3 Observasi Aktivitas Peserta Didik
25 48,17%
Nilai Skor Rata-rata 34
Rata-rata Persentase 52,45%
Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar IPA menjadi rendah, kurang dari KKM. Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Cukil 01 yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.
Hasil belajar mata pelajaran IPA peserta didik SDN Cukil 01 sebelum pelaksanan tindakan dari data ulangan diperoleh nilai tertinggi pada kondisi pra siklus adalah 80 dan terendah adalah 50, dan nilai rata-rata peserta didik adalah 65.45. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Destribusi Frekuensi Nilai IPA PraSiklus
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 50 – 56 4 18,18 %
2 57 – 63 5 22,73 %
3 64 – 70 9 40,91 %
4 71 – 77 3 13,64 %
5 78 – 84 1 4,54 %
Jumlah peserta didik 22 100 %
Nilai Rata-rata 65,45
Nilai Tertinggi 80
Dari tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel destribusi frekuensi nilai IPA Prasiklus diketahui perolehan nilai peserta didik pada rentang nilai antara 50-56 sejumlah 4 peserta didik dengan persentase 18,18% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 57-63 sejumlah 5 peserta didik dengan persentase 22,73% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 64-70 sejumlah 9 peserta didik dengan persentase 40,91% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 71-77 sejumlah 3 peserta didik dengan persentase 13,64% dari jumlah keseluruhan peserta didik, rentang nilai 78-84 sejumlah 1 orang peserta didik dengan persentase 4,54% dari keseluruhan peserta didik. Nilai tertinggi pada prasiklus adalah 80, sementara nilai terendah adalah 50. (Untuk daftar nilai ulangan harian IPA dapat dilihat pada lampiran nilai prasiklus).
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai IPA PraSiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 PraSiklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 13 59%
2 Belum Tuntas 9 41%
Jumlah 22 100%
Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus
Berdasarkan ketuntasan belajar peserta didik PraSiklus ini, maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini akan menguraikan tentang perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual meliputi penyusunan RPP, bahan-bahan dan alat peraga yang akan digunakan pada pertemuan I dan pertemuan II di siklus I. Sebelum melaksanakan tindakan, maka perlu didesain
Tuntas 59%
sebuah perencanaan yang nantinya diimplementasikan dalam tindakan. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga. Setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi peserta didik, nomor berkepala (untuk setiap peserta didik), menyiapkan lembar kerja kelompok, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas peserta didik, menyiapkan tanah kebun, air, kayu (sebagai pengaduk air dalam percobaan pembuktian bahan-bahan penyusun tanah), dan stoples untuk kegiatan kelompok yang dibagikan kepada setiap kelompok, serta penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)
2) Pertemuan Kedua
tanah berpasir, dan tanah liat). Kemudian peneliti juga perlu mempersiapkan nomor berkepala yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, daftar presensi peserta didik, lembar kerja kelompok, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas peserta didik, serta penghargaan yang akan diberikan kepada peserta didik yang aktif dalam pembelajaran.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus I, pertemuan ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual pada peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01. Materi yang digunakan untuk tes yaitu materi yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua lapisan tanah, bahan penyusun tanah, dan jenis-jenis tanah. Soal evaluasi juga sudah dikonsultasikan kepada Bapak Lumadi Sabar, S.Pd.SD selaku guru kolaborator. Sebelum dilaksanakn kegiatan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaran, antara lain RPP, soal evaluasi yang berjumlah 20 butir soal berbentuk pilihan ganda untuk 22 peserta didik dan lembar jawab juga disediakan untuk 22 peserta didik. Sebelum memberikan soal evaluasi, guru terlebih dahulu mengulas kembali materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah selesai mengulang materi kemudian guru mengadakan tes evaluasi kepada peserta didik.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan
1) Proses Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Rincian proses pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Maret 2015 pukul 09.00-10.10 WIB oleh gurukolaborator yaitu Bapak Lumadi Sabar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Cukil 01. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik adalah Ibu Eka Bagus Widiastutik, S.Pd. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti kegiatan belajar, guru mengajak peserta didik berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, selanjutnya guru melakukan presensi. Guru meminta peserta untuk mempersiapkan alat yang digunakan untuk pembelajaran. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik tentang materi sebelumnya “pembentukan tanah akibat pelapukan?”. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan melakukan tepuk semangat, supaya peserta didik menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu peserta didik dapat menyebutkan susunan tanah dan dapat membuktikan bahan-bahan penyusun tanah.
induk. Sedangkan bahan-bahan penyusun tanah antara lain kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, debu, dan humus. Selanjutnya kegiatan elaborasi ini peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok, setiap kelompok beranggota 5-6 orang. Peserta didik diminta untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, setiap anggota kelompok diberi nomor berkepala 1-6 .Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara melakukan percobaan untuk mengetahui bahan-bahan pembentuk tanah. Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja untuk didiskusikan bersama kelompoknya (terlampir). Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dan melakukan percobaan untuk mengetahui bahan-bahan pembentuk tanah .Guru membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. Setelah selesai berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan, guru memanggil salah satu nomor berkepala untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dari kelompok yang sedang maju di depan. Kemudian guru menunjuk nomor berkepala yang lain. Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan percobaan tersebut dan guru memberikan penghargaan kepada peserta didik.
Kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. Guru bersama peserta didik meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan.
Kegiatan akhir pembelajaran guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua
kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal dengan memberikan salam. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk memimpin doa. Selanjutnya guru melakukan kegiatan presensi, setelah itu guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab kepada peserta didik tentang materi sebelumnya “Susunan tanah dan bahan-bahan penyusun tanah”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis dan peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. Guru bersama peserta didik meluruskan kesalah pemahaman dan memberikan penguatan.
Kegiatan akhir guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 01 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Lumadi Sabar, S.Pd.SD. Pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada kegiatan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, menyiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi pada pertemuan pertama dan kedua, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dikuasi sebelum dilaksanakan tes evaluasi. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru memberikan soal evaluasi beserta lembar jawab kepada peserta didik, waktu mengerjakan yaitu 50 menit, setelah selesai mengerjakan soal evaluasi peserta didik dapat mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru. Kegiatan akhir dalam pertemuan ketiga pada siklus I yaitu guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan salam penutup.
2) Hasil Tindakan
Tabel 4.7
Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 60 – 66 4 18,18%
2 67 – 73 8 36,37%
3 74 – 80 8 36,37%
4 81 – 87 1 4,54%
5 88 – 94 1 4,54%
Jumlah Peserta Didik 22 100%
Nilai Rata-rata 72,50
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai Siklus I disajikan dalam bentuk tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 Siklus I
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
1 Tuntas 18 81,82%
2 Belum Tuntas 4 18,18%
Jumlah 22 100%
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 Siklus I
4.1.2.3. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, dan pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer
untuk mengamati aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 22 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas peserta didik. Dalam setiap indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 yang berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkaan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1 – 20 berada pada kriteria sangat tidak baik, persentase 21 – 40 berada pada kriteria kurang baik, persentase 41 – 60 termasuk
82% 18%
Tuntas
ke dalam kriteria cukup baik, persentase 61 – 80 termasuk ke dalam kriteria baik, dan pada persentase 81 – 100 pada kriteria sangat baik.
a) Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama terdiri dari empat tahapan pembelajaran yaitu kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Data hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observasi indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 5 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 13 item, dan indikator dengan skor 4 sebanyak 4 item sehingga keseluruhan skor diperoleh 65. Pada kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor pra pembelajaran 14 skor. Pada kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan indikator dengan nomor 5, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor dari kegiatan awal 8 skor. Pada kegiatan inti terdiri dari 12 indikator yaitu indikator dengan nomor 10, 11, 15 memperoleh skor 2, indikator dengan nomor 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 8 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan inti 34 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 21 memperoleh skor 2, indikator nomor 20 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 22 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan akhir adalah 9 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 65 skor.
b) Aktivitas Peserta Didik
Aktivitas peserta didik yang diamati adalah aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual pada mata pelajaran IPA. Aktivitas peserta didik yang diamati selama pembelajaran adalah aktivitas peserta didik pada pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.
keseluruhan skor yang diperoleh 54. Pada kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 2 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pra pembelajaran5 skor. Pada kegiatan awal terdiri dari3 indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 2, indikator dengan nomor 3 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan awal 9 skor. Pada kegiatan inti terdiri dari 12 indikator yaitu indikator dengan nomor 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16 memperoleh skor 2,indikator dengan nomor 9, 10, 15, 17 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan inti 30 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 18, 19 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan akhir adalah 10 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I pertemuan pertama adalah 54 skor.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer
untuk mengamati aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
a) Aktivitas Guru
dari kegiatan inti 40 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 20, 21 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 22 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan akhir adalah 10 skor.Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 74 skor.
b) Aktivitas Peserta Didik
Hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek yaitu pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Data hasil observasi aktivitas peserta didik dapat diketahui hasil penilaian dari observasi indikator aktivitas peserta didik yang mendapat skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 66. Pada kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor pra pembelajaran 6 skor.Pada kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3, 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan awal 10 skor. Pada kegiatan inti terdiri dari 12 indikator yaitu indikator dengan nomor 7, 8 memperoleh skor 2, indikator dengan nomor 9, 11, 12, 13, 14, 16 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 6, 10, 15, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan inti 38 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 18, 19, 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan akhir adalah 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I pertemuan kedua adalah 66 skor.
4.1.2.4. Refleksi Siklus I
refleksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan.
Diagram 4.6 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar peserta didik yang mendapatkan skor 2 sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 3 item. Pada pertemuan kedua yang mendapat skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Dari skor penilaian observasi aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh 67,5% dan pada siklus I pertemuan kedua persentase hasil observasi peserta didik meningkat menjadi 82,5%. Di bawah ini akan dijelaskan juga melalui diagram 4.7 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas peserta didik siklus I pertemuan I dan II sebagi berikut:
68.00% 70.00% 72.00% 74.00% 76.00% 78.00% 80.00% 82.00% 84.00% 86.00%
Pertemuan I 73.86%
Pertemuan II 84.09%
Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik dengan ketuntasan belajar pada KKM ≥ 70 pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 81,82% peserta didik tuntas. Yang berarti hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 85%. Pada siklus I ini masih ada 4 peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM 70. Namun nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas 5 SDN Cukil 01 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 65,45 menjadi 72,50 setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari kondisi awal 59%menjadi 81,82%.
Dalam penelitian siklus I ini terdapat kelebihan dan kekurangannya dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Kelebihan dan kekurangan akan dijelaskan sebagai berikut: Kelebihan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek sudah mengalami peningkatan. Sebagian Peserta sudah aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran koopertif tipe NHT berbantuan media audio visual. Peserta didik sudah terarah dalam kerja kelompok dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Melalui model pembelajaraan kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual ini pembelajaran sudah tidak lagi menggunakan metode ceramah terus menerus.
Selain kelebihan ada juga kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, kekurangan dalam siklus I antara lain yaitu kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan perencanaan, guru kurang membangkitkan semangat kepada peserta didik agar peserta didik siap dalam menerima materi yang akan dipelajari. Guru kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses kerja kelompok guru kurang membimbing peserta didik sehingga kegiatan kurang berjalan dengan baik. Peserta didik masih kebingungan dalam pembagian kelompok karena guru kurang menjelaskan dengan seksama mengenai langkah-langkah model pembelajaran NHT tersebut. Beberapa peserta didik masih malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya pada saat peserta didik dipanggil untuk menyampaikan hasil diskusinya. Ada beberapa peserta didik yang yang tidak aktif dalam kerja kelompok dan bermain sendiri.
Dari beberapa kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti dan guru kolaborator mendapat masukan sehingga bisa memperbaiki kegiatan tersebut pada siklus II.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini, akan dijelaskan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, dan refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
sebuah perencanaan yang nantinya diimplementasikan dalam tindakan. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga. Setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
nomor berkepala (untuk setiap peserta didik), menyiapkan lembar kerja kelompok, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas peserta didik, serta penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)
2) Pertemuan Kedua
didik, serta penghargaan yang akan diberikan kepada peserta didik yang aktif dalam pembelajaran.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus II, pertemuan ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus II. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual pada peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01. Materi yang digunakan untuk tes yaitu materi yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tentang lapisan bumi dan lapisan atmosfer. Soal evaluasi juga sudah dikonsultasikan kepada Bapak Lumadi Sabar, S.Pd.SD selaku guru kolaborator. Sebelum dilaksanakn kegiatan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaran, antara lain RPP, soal evaluasi yang berjumlah 20 butir soal berbentuk pilihan ganda untuk 22 peserta didik dan lembar jawab juga disediakan untuk 22 peserta didik. Sebelum memberikan soal evaluasi, guru terlebih dahulu mengulas kembali materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah selesai mengulang materi kemudian guru mengadakan tes evaluasi kepada peserta didik.
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dibagi menjadi dua yaitu proses pelaksanaan dan hasil tindakan. Proses dan hasil tindakan akan diuraikan sebagai berikut:
1) Proses Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 pukul 09.00-10.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Bapak Lumadi Sabar, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN Cukil 01. Yang menjadi observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik ialah Eka Bagus Widiastutik, S.Pd. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk mengikuti kegiatan belajar, guru mengajak peserta didik berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, selanjutnya guru melakukan presensi. Guru meminta peserta untuk mempersiapkan alat yang digunakan untuk pembelajaran. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya kepada peserta didik “seperti pakah struktur bumi sesungguhnya?”. Setelah itu guru meperlihatkan gambar telur matang yang sudah dibelah. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan melakukan tepuk semangat, supaya peserta didik menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu peserta didik dapat menyebutkan lapisan bumi dan peserta didik dapat mendeskripsikan lapisan-lapisan bumi.
kerja untuk didiskusikan bersama kelompoknya (terlampir). Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi mengenai tugas yang diberikan guru. Guru membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. Setelah selesai berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan, guru memanggil salah satu nomor berkepala untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dari kelompok yang sedang maju didepan. Kemudian guru menunjuk nomor berkepala yang lain. Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan mengenai lapisan-lapisan bumi dan meberikan penghargaan kepada peserta didik.
Kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. Guru bersama peserta didik meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan.
Kegiatan akhir pembelajaran guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
2) Pertemuan Kedua
Selanjutnya kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegiatan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, peserta didik diminta untuk mengamati video “lapisan atmosfer” yang sudah disediakan guru. Guru bertanya jawab tentang lapisan atmosfer pada video yang sudah disediakan. Guru menjelaskan tentang lapisan atmosfer antara lain lapisan troposfer, lapisan stratosfer, lapisan mesosfer, dan lapisan termosfer. Selanjutnya kegiatan elaborasi guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual yang digunakan dalam pembelajaran kali ini. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggota 5-6 orang.
Kemudian guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompok masing-masing, setiap peserta didik diberi nomor berkepala 1-6.guru membagi lembar kerja kelompok tentang lapisan atmosfer (terlampir). Peserta didik diberi kesempatan untuk mengerjakan tugasnya tersebut. Guru membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan mengerjakan, lembar kerja dikumpulkan kepada guru. Guru memanggil salah satu nomor kepala yang dipakai oleh peserta didik untuk maju kedepan mewakili kelompoknya memaparkan hasil diskusinya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dari kelompok yang sedang maju di depan. Kemudian guru menunjuk nomor berkepala yang lain. Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan diskusi tentang lapisan atmosfer dan memberikan penghargaan kepada peserta didik.Pada kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. Guru bersama peserta didik meluruskan kesalah pemahaman dan memberikan penguatan.
Kegiatan akhir guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga
pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran pada kegiatan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, menyiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi pada pertemuan pertama dan kedua, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dikuasi sebelum dilaksanakan tes evaluasi. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru memberikan soal evaluasi beserta lembar jawab kepada peserta didik, waktu mengerjakan yaitu 50 menit, setelah selesai mengerjakan soal evaluasi peserta didik dapat mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru. Kegiatan akhir dalam pertemuan ketiga pada siklus II yaitu guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan salam penutup.
2) Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus II ini berupa hasil belajar mata pelajaran IPA peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi pada pertemuan ketiga siklus II. Hasil belajar IPA akan disajikan pada tabel 4.9 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 65 – 71 6 27,27%
2 72 – 78 3 13,64%
3 79 – 85 7 31,82%
4 86 – 92 1 4,54%
5 93 – 100 5 22,73%
Jumlah Peserta Didik 22 100%
Nilai Rata-rata 81,59
Nilai Tertinggi 100
Dari tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai IPA siklus II dapat dikatakan meningkat dari hasil siklus I, hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata peserta didik menjadi 81,59. Pada rentang nilai 65 – 71 sejumlah 6 peserta didik (27,27%), pada rentang nilai 72 – 78 sejumlah 3 peserta didik dengan persentase 13,64%, pada rentang nilai 79 – 85 sejumlah 7 peserta didik dengan persentase
Diagram 4.8 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai Siklus II disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase (%)
Dari data ketuntasan belajar peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 pada siklus II diketahui bahwa peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari KKM ≥ 70 sebanyak 1 peserta didik atau 4,55% dari jumlah keseluruhan peserta didik dan peserta didik yang mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 21 peserta didik dengan persentase 95,45% dari jumlah keseluruhan peserta didik. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 85%. Ketuntasan hasil belajar IPA disajikan dalam diagram 4.9 sebagai berikut:
Diagram 4.9 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Kelas 5 SDN Cukil 01 Siklus II
4.1.3.3 Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, dan pertemuan kedua sebagai berikut:
Tuntas 95.45%
1) Pertemuan Pertama
Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik pada siklus II pertemuan pertama yaitu terdiri dari 22 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas peserta didik. Dalam setiap indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 yang berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1 – 20 berada pada kriteria sangat tidak baik, persentase 21 – 40 berada pada kriteria kurang baik, persentase 41 – 60 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase 61 – 80 termasuk ke dalam kriteria baik, dan pada persentase 81 – 100 pada kriteria sangat baik. Observasi kegiatan guru dan peserta didik akan diuraikan sebagai berikut:
a) Aktivitas Guru
b) Aktivitas Peserta Didik
Observasi aktivitas peserta didik siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek yaitu pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Data hasil observasi aktivitas peserta didik dapat diketahui dari hasil penilaian observer indikator aktivitas peserta didik yang mendapat skor 3 sebanyak 10 item, dan skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 70. Pada kegiatan pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator dengan nomor 2 memperoleh skor 3 dan indikator dengan nomor 1 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor pra pembelajaran 7 skor. Pada kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 3, 5 memperoleh skor 3 dan indikator dengan nomor 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor pada kegiatan awal 10 skor. Pada kegiatan inti terdiri dari 12 indikator yaitu indikator dengan nomor 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16 memperoleh skor 3 dan indikator dengan nomor 6, 7, 10, 15, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor dari kegiatan inti 41 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengn nomor 18, 19, 20 memperoleh skor 4 sehingga skor dari kegiatan akhir adalah 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas peserta didik siklus II pertemuan pertama adalah 70 skor.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus II kegiatan observasi dilakukan oleh guru
observer untuk mengamati aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 22 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas peserta didik. Dalam setiap indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 yang berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik.
a) Aktivitas Guru
akhir pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui dari hasil penilaian observer yang memperoleh skor 3 sebanyak 3 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 19 item sehingga jumlah keseluruhan adalah 85 skor. Pada kegiatan pra pembelajaran yang terdiri dari 4 indikator yaitu indikator dengan nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 maka jumlah skor pra pembelajaran adalah 16 skor. Pada kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor keseluruhan dari kegiatan awal 12 skor. Pada kegiatan inti terdiri dari 12 indikator yaitu indikator dengan nomor 10, 11 memperoleh skor 3 dan indikator dengan nomor 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor kegiatan inti adalah 46 skor. Pada kegiatan akhir terdiri dari 3 indikator yaitu indikator dengan nomor 21 memperoleh skor 3 dan indikator dengan nomor 20, 22 memperoleh skor 4 sehingga jumlah keseluruhan kegiatan akhir adalah 11 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan kedua adalah 85 skor.
b) Aktivitas Peserta Didik
kegiatan akhir adalah 12 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas peserta didik siklus II pertemuan kedua adalah 76 skor.
4.1.3.4. Refleksi Siklus II.
Setelah kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga langkah selanjutnya yaitu melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi digunakan untuk mengetahui sudah sesuaikah dengan perencanaan. Selain itu refleksi juga digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan dan mengetahui hasil evaluasi pada saat pembelajaran. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan.
Diagram 4.10 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II pertemuan pertama indikator aktivitas belajar peserta didik yang mendapatkan skor 3 sebanyak 10 item, dan yang mendapatkan skor 4 sebanyak 10 item. Pada pertemuan kedua yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 item dan skor 4 sebnayak 16 item. Dari skor penilaian observasi aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama dengan persentase sebesar 87,5% dan pada pertemuan kedua persentase hasil observasi peserta didik meningkat menjadi 95%. Dibawah ini akan disajikan diagram 4.11 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas peserta didik siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:
89.00% 90.00% 91.00% 92.00% 93.00% 94.00% 95.00% 96.00% 97.00%
Pertemuan II 92.04%
Pertemuan II 96.59%
Diagram 4.11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pertemuan I dan II
Hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik dengan ketuntasan belajar pada KKM ≥70 pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data sebanyak 21 peserta didik dengan prosentase 95,45% peserta didik mencapai KKM ≥70. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik secara klasikal mencapai 81.59. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA serbesar 85% dari total keseluruhan peserta didik, maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai peserta didik mencapai KKM 70. Dari hasil evaluasi peserta didik pada siklus II ketuntasan peserta didik telah mencapai 95,45%. Dilihat dari hasil indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.
4.2. Analisis Komparatif
Pada Analisis komparatif ini, akan dijelaskan mengenai hasil tindakan dari data hasil evaluasi mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Setelah data diperoleh dari hasil evaluasi maka selanjutnya dianalisi. Analisis komparatif ini meliputi perolehan data pada PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II. Nilai PraSiklus diperoleh dari data nilai ulangan harian peserta didik.
82.00% 84.00% 86.00% 88.00% 90.00% 92.00% 94.00% 96.00%
Pertemuan I 87.5%
Pertemuan II 95%
Berdasarkan analisis ketuntasan dari hasil tindakan diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SD N Cukil 01 semester tahun ajaran 2014/2015. Perbandingan hasil belajar IPA peserta didik disajikan dalam tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 5 SDN Cukil 01
Ketuntasan PraSiklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
Tuntas 13 59% 18 81,82% 21 95,45%
Belum Tuntas 9 41% 4 18,18% 1 4,55%
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
Nilai Tertinggi 80 90 100
Nilai Terendah 50 60 65
Rata-rata 65,45 72,50 81,59
memperjelas perbandingan hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar peserta didik dari prasiklus, siklus I, dan siklus II pada diagram 4.12 berikut ini:
Diagram 4.12 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Peserta Didik PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 5 SDN Cukil 01
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut ini:
4.3. Pembahasan
Sebelum tindakan atau pra siklus, dari total jumlah peserta didik yaitu 22 peserta didik. Pada pra siklus peserta didik yang dinyatakan tuntas atau mencapai KKM 70 sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 59% dan peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 9 peserta didik dengan persentase 41%. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas 5 SD N Cukil 01dengan menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Hal tersebut karena pembelajaran yang diterapkan guru masih cenderung menggunakan ceramah. Pemanfaatan media dalam pembelajaran juga masih langka dilakukan guru, padahal pembelajaran menggunakan media dapat membantu guru dalam menambah ketertarikan peserta didik serta meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi, dengan menggunkan media peserta didik juga tidak bosan dan jenuh.
Pembelajaran pada SD N Cukil 01 kelas 5 masih didominasi guru, peserta didik kurang aktif meskipun ada sebagaian peserta didik yang sudah antusis dalam pembelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yang rendah.
Berikut ini akan dijelaskan melalui tabel 4.12 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan peserta didik pada tindakan siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.12
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II
Tindakan Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 69,5 78,98 83 94,32
Aktivitas Peserta Didik 60 75 73 91,25
Dari tabel 4.12 perbandingan analisis rata-rata observasi aktivitas guru dan peserta didik terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Pada tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru yaitu 69,5 dengan persentase 78,98%. Sedangkan pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru meningkat menjadi 83 dengan persentase 94,32%. Aktivitas peserta didik juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata aktivitas peserta didik mencapai 60 dengan persentase 75%, dan pada siklus II meningkat menjadi 73 dengan persentase 91,25%. Dibawah ini akan dijelaskan melalui diagram 4.14 tentang perbandingan rata-rata skor observasi siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Diagram 4.14 Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Siklus I dan Siklus II
Rata-rata skor observasi aktivitas guru dan peserta didik terbukti mengalami peningkatan, dengan meningkatnya aktivitas guru dan peserta didik dalam model pembelajarn kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual ini berdampak pada hasil belajar peserta didik juga ikut mengalami peningkatan baik dari siklus I sampi dengan siklus II. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus I dan siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA siklus I dan siklus II
Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA 72,50 81,59
Pada siklus I pelaksanaan tindakan memperoleh nilai rata-rata 72,50 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,59. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.15 sebagai berikut:
Diagram 4.15 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Siklus I dan Siklus II
Dari hasil pengamatan dari pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II rata-rata kemampuan peserta didik dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual peserta didik menjadi lebih aktif, pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, interaksi antara guru dan peserta didik terjalin sangat baik, peserta didik lebih berani dalam menyampaikan gagasannya, peserta didik bekerja sama dalam kelompok dengan baik, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual memberikan hal-hal yang positif salah satunya yaitu dengan peningkatan hasil peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Media
Siklus I Siklus II
Rata-rata 72.5 81.59
audio visual dalam pembelajaran ini memberikan manfaat karena dengan adanya media audio visual lebih memahami materi yang diberikan oleh guru tentang materi tanah dan struktur bumi. Model NHT dengan kerja kelompok menggunakan nomor berkepala peserta didik dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dengan baik. Interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, guru dengan peserta didik terjalin dengan baik. Peserta didik sangat antusias dalam kerja kelompok tersebut. Guru juga memberikan penghargaan berupa kartu semangat kepada kelompok yang aktif dalam proses kerja kelompok tersebut. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk menambah semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajara peserta didik terhadap mata pelajaran IPA.