• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provins

Tahun 2003-2007

Pembangunan ekonomi suatu wilayah terdiri dari beberapa komponen pertumbuhan wilayah, antara lain: (1) Pertumbuhan Regional (PR) yang dalam pembahasan ini pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta terhadap

pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa, (2) komponen Pertumbuhan Proporsional (PP), dan (3) komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW).

Komponen pertumbuhan regional (PR) merupakan hasil kali antara rasio PDRB Pulau Jawa dengan PDRB sektor i pada Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2003. Hasil dari penghitungan pertumbuhan regional sama dengan nilai Ra yang dinyatakan dalam persen. Nilai Ra sebesar 0,252 artinya secara keseluruhan perekonomian Pulau Jawa tahun 2003-2007 telah memengaruhi peningkatan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 25,2 persen. Nilai pertumbuhan regional dapat berubah jika terjadi perubahan kebijakan ekonomi atau terjadi perubahan hal-hal yang memengaruhi semua sektor ekonomi.

Tabel 5.8. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I.

Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Pulau Jawa, Tahun 2003-2007

Lapangan Usaha PRij PRij

(Miliar Rupiah) (Persen)

Pertanian 742,83 25,2

Pertambangan dan Penggalian 30,09 25,2

Industri Pengolahan 585,83 25,2

Listrik, Gas dan Air Bersih 34,11 25,2

Konstruksi 296,80 25,2

Perdagangan, Hotel dan Restoran 780,49 25,2

Pengangkutan dan Komunikasi 362,06 25,2

Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan 354,96 25,2

Jasa-jasa 682,79 25,2

Total 3.869,97 25,2

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008.

Secara keseluruhan semua sektor perekonomian di D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan kontribusi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar

Rp780,49 miliar. Kemudian sektor yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar secara berturut-turut adalah sektor pertanian (Rp742,83 miliar), sektor jasa- jasa (Rp682,79 miliar), dan sektor industri pengolahan (Rp585,83 miliar). Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian (Rp30,09 miliar). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan perekonomian di Pulau Jawa.

Komponen pertumbuhan proporsional (PP) sebagai komponen

pertumbuhan wilayah kedua didapat dari hasil kali antara PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sektor i tahun 2003 dengan selisih antara Ri dan Ra. Tabel 5.8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terbesar (PPij > 0) adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar Rp268,9 miliar. Sedangkan sektor-sektor lain yang memiliki pertumbuhan cukup cepat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor konstruksi. Sehingga ketiga sektor ini sebaiknya selalu dikembangkan di Provinsi D.I. Yogyakarta mengingat banyak pemakai jasa angkutan dan komunikasi, banyak pengguna hotel, wisatawan yang banyak berbelanja, banyaknya wisata kuliner.

Sektor ekonomi yang memiliki nilai pertumbuhan proporsional terkecil adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp-350,8 miliar dan tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat (PPij < 0). Hal ini disebabkan teknologi pertanian yang digunakan masih bersifat tradisional dan kurang efektif dalam berproduksi. Laju pertumbuhan proporsional untuk tiap sektor tidak sama, terbesar pada sektor

pengangkutan dan komunikasi (18,7 persen) dan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian (-22,9 persen).

Tabel 5.9. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I.

Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007

Lapangan Usaha PPij PPij

(Miliar Rupiah) (Persen)

Pertanian -350,8 -11,9

Pertambangan dan Penggalian -27,3 -22,9

Industri Pengolahan -30,2 -1,3

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,8 0,6

Konstruksi 36,6 3,1

Perdagangan, Hotel dan Restoran 236,4 7,6

Pengangkutan dan Komunikasi 268,9 18,7

Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan -66,9 -4,8

Jasa-jasa -46,1 -1,7

Total 21,3 0,1

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008.

Tabel 5.10 menunjukkan besarnya komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPWij). Jika nilai PPWij > 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang baik, namun sebaliknya jika nilai PPWij < 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang kurang baik. Selanjutnya, dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang memiliki dayasaing yang baik di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sektor konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian. Artinya kedua sektor tersebut mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa.

Sedangkan ketujuh sektor lainnya yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pedagangan, hotel dan

jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa kurang mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa.

Tabel 5.10. Analisis Shift Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-2007

Lapangan Usaha PPWij PPWij

(Miliar Rupiah) (Persen)

Pertanian -7,0 -0,2

Pertambangan dan Penggalian 16,1 13,5

Industri Pengolahan -352,9 -15,2

Listrik, Gas dan Air Bersih -4,5 -3,3

Konstruksi 221,5 18,8

Perdagangan, Hotel dan Restoran -364,4 -11,8

Pengangkutan dan Komunikasi -192,8 -13,4

Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan -1,8 -0,1

Jasa-jasa -274,5 -10,1

Total -960,1 -6,3

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008.

Sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor konstruksi yaitu sebesar 18,8 persen. Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terkecil adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar -15,2 persen. Dengan menggunakan analisis profil pertumbuhan wilayah, dapat dijelaskan laju pertumbuhan perekonomian yang dimiliki Provinsi D.I. Yogyakarta berdasarkan letak sektor-sektor ekonomi pada kuadran-kuadran yang terbentuk dari perpotongan antara komponen pertumbuhan proporsional (PP) dengan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW).

Gambar 3. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta Periode 2003-2007

Berdasarkan Gambar 3, seluruh sektor menyebar ke empat kuadran. Sektor konstruksi terletak di kuadran I, artinya pada tahun 2003-2007 sektor konstruksi tergolong sektor yang progresif (maju) dengan laju pertumbuhan cepat dan memiliki dayasaing yang baik. Sementara itu kuadran II ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Artinya sektor-sektor tersebut memiliki dayasaing yang rendah tetapi memiliki laju pertumbuhan yang cepat.

Sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa terletak di kuadran III, artinya sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan dayasaing yang kurang baik. Dua sektor yang lain, yaitu sektor pertanian dengan sektor pertambangan dan penggalian menempati kuadran IV, artinya dua sektor tersebut memiliki dayasaing yang baik tetapi laju pertumbuhannya lambat.

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air

Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan,

Persewaan danJasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa PP

Kuadran I Kuadran IV

Kuadran III Kuadran II

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dokumen terkait