• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konvergensi Pendapatan Absolut

V. ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR

5.2. Analisis Konvergensi Pendapatan Absolut

Konvergensi absolut terjadi jika dengan tingkat pendapatan yang sama, setiap daerah dapat mencapai kondisi kemapanan yang sama. Tingkat konvergensi yang terjadi antar kabupaten/kota di Kawasan Timur Indonesia dapat dilihat melalui hasil perhitungan analisis regresi linier dengan menggunakan minitab. Untuk mengetahui adanya konvergensi absolut antar kabupaten/kota yang terjadi di Kawasan Timur Indonesia tahun 1993, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Konvergensi Absolut di Kawasan Timur Indonesia Tahun 1993

Prediktor Koefisien SE Koefisien T P-Value

Konstanta 0,40346 0,05441 7,42 0,000

ln1993 -0,032376 0,008629 -3,75 0,000

R-Sq(adj) = 10,8% R-Sq = 11,6%

S = 0,05734 Prob(F-statistik) = 0,000*

Sumber : Lampiran 11

Keterangan : * nyata pada taraf 5 persen

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ln(2004/1993)/11 = 0,403 - 0,0324 ln1993 ...7 Persamaan regresi PDRB per kapita pada tahun 1993 memiliki R2 sebesar 11,6 persen yang berarti bahwa variasi variabel tidak bebas dari persamaan regresi PDRB per kapita dapat dijelaskan secara linier oleh variabel bebas di dalam

persamaan sebesar 11,6 persen, sedangkan lainnya dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar persamaan sebesar 88,4 persen.

Berdasarkan hasil uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah persamaan yang diperoleh signifikan atau tidak, maka nilai peluang F-statistik yang diperoleh pada tahun 1993 yaitu sebesar 0,000 menyatakan bahwa persamaan ini melewati uji F. Nilai ini menandakan bahwa persamaan diatas mendukung keabsahan model, dan dapat juga dikatakan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model persamaan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan PDRB per kapita pada taraf nyata 5 persen.

Untuk melakukan pengujian pada masing-masing faktor (uji t) yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2004 signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikan terhadap masing-masing variabel tersebut. Nilai peluang yang kurang dari taraf nyata 5 persen menandakan bahwa variabel tersebut signifikan. Berdasarkan hasil pada Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan karena nilai peluangnya kurang dari taraf nyata 5 persen yaitu sebesar 0,000.

Plot antara sisaan baku (SRES) dengan dugaan (Fits) dapat dilihat pada gambar lampiran 8. Pada gambar tersebut ada 6 sisaan yang diluar batas antara 2 sampai dengan -2. Jika dalam pencilan itu (out line) ini tidak ada dalam gambar maka pola sisaan tersebut tidak begitu terlihat adanya pola heteroskedastisitas. Dari plot sisaan dengan nilai dugaan y terlihat menyebar saling bebas dan pencaran sisaan mulai nilai dugaan y minimum ke maksimum terlihat konstan, hal ini mengindikasikan asumsi kebebasan sisaan dan kehomogenan ragam terpenuhi.

62

Gambar 9. Plot pola hubungan antara PDRB 1993 dengan pertumbuhan tahun 2004

Untuk melihat tingkat konvergensi PDRB per kapita yang terjadi pada tahun 1993, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi. Jika nilai koefisien regresinya lebih rendah dari nol maka cenderung terjadi konvergensi. Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, koefisien regresi yang diperoleh sebesar -0,0324 (b < 0), hal ini berimplikasi bahwa pada tahun tersebut cenderung terjadi konvergensi pendapatan atau daerah miskin tumbuh lebih cepat dari pada daerah kaya sehingga pertumbuhan pendapatan per kapitanya semakin memusat. Bila dilihat dari Gambar 9. dapat disimpulkan bahwa suatu daerah yang PDRB per kapitanya pada tahun 1993 relatif rendah, cenderung pertumbuhan PDRB per kapitanya pada tahun 2004 relatif tinggi.

Untuk melihat hasil analisis konvergensi pendapatan yang terjadi antar kabupaten/kota di KTI sebelum adanya krisis ekonomi pada tahun 2004/1996, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis Konvergensi Absolut di Kawasan Timur Indonesia Tahun 1996

Prediktor Koefisien SE Koefisien T P-Value

Konstanta 0,62118 0,07332 8,47 0,000

ln1996 -0,065780 0,009846 -6,68 0,000

R-Sq(adj) = 28,8% R-Sq = 29,4%

S = 0,08151 Prob(F-statistik) = 0,000*

Sumber : Lampiran 12

Keterangan : * nyata pada taraf 5 persen

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 5 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ln(2004/1996)/8 = 0,621 - 0,0658 ln1996...8 Persamaan regresi dari pertumbuhan PDRB per kapita pada tahun 2004/1996 memiliki R2 sebesar 29,4 persen, yang berarti variasi variabel tidak bebas dari persamaan regresi PDRB per kapita dapat dijelaskan secara linier oleh variabel bebas di dalam persamaan sebesar 29,4 persen, sedangkan lainnya dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar persamaan sebesar 70,6 persen.

Sedangkan nilai peluang F-statistik yang diperoleh pada tahun 1996 yaitu sebesar 0,000 menyatakan bahwa persamaan ini melewati uji F. Nilai ini menandakan bahwa persamaan diatas mendukung keabsahan model, dan dapat juga dikatakan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model persamaan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap PDRB per kapita pada taraf nyata 5 persen.

Untuk melakukan pengujian pada masing-masing variabel (uji t) yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2004/1996 secara signifikan, perlu dilakukan uji signifikan terhadap masing-masing variabel tersebut. Nilai peluang kurang dari taraf nyata 5 persen menandakan bahwa

64

variabel tersebut signifikan. Nilai peluang pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan karena nilai peluangnya kurang dari taraf nyata 5 persen yaitu sebesar 0,000.

Plot antara sisaan baku (SRES) dengan dugaan (Fits) dapat dilihat pada gambar lampiran 9. Pada gambar tersebut ada 7 sisaan yang diluar batas antara 2 sampai dengan -2. Jika dalam pencilan itu (out line) ini tidak ada dalam gambar maka pola sisaan tersebut tidak begitu terlihat adanya pola heteroskedastisitas. Dari plot sisaan dengan nilai dugaan y terlihat menyebar saling bebas dan pencaran sisaan mulai nilai dugaan y minimum ke maksimum terlihat konstan, hal ini mengindikasikan asumsi kebebasan sisaan dan kehomogenan ragam terpenuhi.

Gambar 10. Plot pola hubungan antara PDRB 1996 dengan pertumbuhan tahun 2004

Untuk melihat tingkat konvergensi PDRB per kapita yang terjadi pada tahun 1996, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi. Jika nilai koefisien regresinya lebih rendah dari nol maka cenderung terjadi konvergensi. Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, koefisien regresi yang diperoleh sebesar -0,0658 (b < 0), hal ini berimplikasi bahwa pada tahun tersebut cenderung terjadi

konvergensi pendapatan atau daerah miskin tumbuh lebih cepat dari pada daerah kaya sehingga pertumbuhan pendapatan per kapitanya semakin memusat. Bila dilihat dari Gambar 10. dapat disimpulkan bahwa suatu daerah yang PDRB per kapitanya pada tahun 1996 relatif rendah, cenderung pertumbuhan PDRB per kapitanya pada tahun 2004 relatif tinggi.

Tingkat konvergensi absolut yang terjadi pada tahun 2004/1998 setelah krisis ekonomi melanda Indonesia, dapat dilihat dari Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Analisis Konvergensi Absolut di Kawasan Timur Indonesia Tahun 1998

Prediktor Koefisien SE Koefisien T P-Value

Konstanta 0,50323 0,08482 5,93 0,000

ln1998 -0,04261 0,01151 -3,70 0,000

R-Sq(adj) = 10,5% R-Sq = 11,4%

S = 0,08705 Prob(F-statistik) = 0,000*

Sumber : Lampiran 13

Keterangan : * nyata pada taraf 5 persen

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 6 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ln(2004/1998)/6 = 0,503 - 0,0426 ln1998 …...…..(9) Persamaan regresi dari pertumbuhan PDRB per kapita pada tahun 2004/1998 memiliki R2 sebesar 11,4 persen, yang berarti variasi variabel tidak bebas dari persamaan regresi PDRB per kapita dapat dijelaskan secara linier oleh variabel bebas di dalam persamaan sebesar 11,4 persen sedangkan sisanya sebesar 88,6 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar persamaan.

Berdasarkan hasil uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah persamaan yang diperoleh berarti atau tidak, maka nilai peluang F-statistik yang diperoleh pada tahun 1998 yaitu sebesar 0,000 menyatakan bahwa persamaan ini

66

melewati uji F. Nilai ini menandakan bahwa persamaan diatas mendukung keabsahan model, dan dapat juga dikatakan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model persamaan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap PDRB per kapita pada taraf nyata 5 persen.

Untuk melakukan pengujian pada masing-masing faktor (uji t) yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2004/1998 secara signifikan, perlu dilakukan uji signifikan terhadap masing-masing variabel tersebut. Nilai peluang kurang dari taraf nyata 5 persen menandakan bahwa variabel tersebut signifikan. Nilai peluang pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan karena nilai peluangnya kurang dari taraf nyata 5 persen yaitu sebesar 0,000.

Plot antara sisaan baku (SRES) dengan dugaan (Fits) dapat dilihat pada gambar lampiran 10. Pada gambar tersebut ada 6 sisaan yang diluar batas antara 2 sampai dengan -2. Jika dalam pencilan itu (out line) ini tidak ada dalam gambar maka pola sisaan tersebut tidak begitu terlihat adanya pola heteroskedastisitas. Dari plot sisaan dengan nilai dugaan y terlihat menyebar saling bebas dan pencaran sisaan mulai nilai dugaan y minimum ke maksimum terlihat konstan, hal ini mengindikasikan asumsi kebebasan sisaan dan kehomogenan ragam terpenuhi.

Gambar 11. Plot pola hubungan antara PDRB 1998 dengan pertumbuhan tahun 2004

Untuk melihat tingkat konvergensi PDRB per kapita yang terjadi pada tahun 1996, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi. Jika nilai koefisien regresinya lebih rendah dari nol maka cenderung terjadi konvergensi. Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, koefisien regresi yang diperoleh sebesar -0,0426 (b < 0), hal ini berimplikasi bahwa pada tahun tersebut cenderung terjadi konvergensi pendapatan atau daerah miskin tumbuh lebih cepat dari pada daerah kaya sehingga pertumbuhan pendapatan per kapitanya semakin memusat. Bila dilihat dari Gambar 10. dapat disimpulkan bahwa suatu daerah yang PDRB per kapitanya pada tahun 1998 relatif rendah, cenderung pertumbuhan PDRB per kapitanya pada tahun 2004 relatif tinggi.

68

Dokumen terkait