• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Aspek-Aspek Penilaian Bank

6. Analisis Kredit Bank

Dalam pelaksanaan pemberian fasilitas kredit kepada calon debitur, bank dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang cukup kompleks, antara lain :kepada siapa kredit harus diberikan, untuk tujuan apa kredit diberikan (obyek kredit), apakah calon debitur akan membayar bunga, hutang pokok dan kewajiban lainnya, berapa jumlah limit kredit yang layak diberikan, apakah kredit diberikan cukup aman dengan resiko yang kecil dan sebagainya.

Berbagai risiko dalam pemberian kredit dapat menyebabkan tidak dilunasinya pinjaman ketika tiba saat pelunasan. Perubahan permintaan konsumen atau perubahan teknologi dalam suatu industri dapat mengubah nasib perusahaan dan menempatkan seorang debitur yang menguntungkan dalam suatu posisi yang tidak mengembirakan. Perubahan siklus dunia usaha mempengaruhi laba banyak debitur dan mempengaruhi optimisme dan pesimisme pengusaha maupun konsumen. Sebagian risiko timbul karena faktor pribadi yang sulit untuk dijelaskan. Dalam menentukan apakah akan memberikan pinjaman atau tidak seorang bankir harus berusaha untuk mengukur risiko pinjaman macet. Risiko ini diperkirakan dengan menggunakan suatu proses yang disebut analisis kredit.

FORMAT ANALISIS KREDIT INFORMASI UMUM

A. Identitas perusahaan B. Legalitas perusahaan C. Aspek lingkungan

DATA DAN PERTIMBANGAN D. Hubungan perusahaan dengan bank E. Permohonan yang diajukan

F.Realisasi dan rencana usaha G. Aktivitas rekening

H. Aspek teknis

I. Analisis laporan keuangan J. Analisis barang jaminan

KESIMPULAN SARAN

Gambar 2.1

Bentuk Format Analisis Kredit

Sumber: Djohan (2000 : 100)

Format analisis kredit tersebut sifatnya fleksible, tergantung dari jenis kredit yang akan dianalisis dan tujuan yang ingin dicapai dari analisis kredit itu sendiri. Tujuan utama analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.

ANALISIS KREDIT PENGERTIAN

- Penilaian terhadap nasabah dan usahanya - Alternatif bahan pertimbangan keputusan kredit TUJUAN

Melihat kondisi dan potensi perusahaan nasabah melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif

Layak/tidaknya dibantu pembiayaan kredit CAKUPAN PENILAIAN

TUJUAN AKHIR

- Porto folio perkreditan yang sehat/lancar - Investasi dana yang profitable

- Menyediakan jenis kredit yang sesuai dengan kebutuhan pasar - Dasar pertimbangan persetujuan kredit

- Besarnya kredit - Jangka waktu kredit

- Pengamatan dalam penggunaan/pengembalian kredit

Gambar 2.2

Pemahaman Analisis Kredit

Tujuan akhir dari analisis kredit yaitu bank dapat menjual produk kredit dengan portofolio yang sehat dan profitable sesuai kebutuhan pasar. Guna mencapai hasil analisis yang berkualitas tersebut digunakan alat-alat dalam analisis yaitu:

ALAT ANALISIS KREDIT ANALISIS KUANTITATIF

1. Realisasi pembelian, produksi, penjualan 2. Rencana pembelian, produksi, penjualan 3. Analisis rasio

4. Proyeksi arus kas (cash budget) 5. Capital budgeting

ANALISIS KUALITATIF 1. Organisasi dan managemen 2. Legalitas usaha/badan hukum 3. Pemasaran 4. Kebijaksanaan pemerintah 5. Manfaat proyek/usaha 6. Kesempatan kerja 7. Potensi pesaing 8. Barang Pengganti Gambar 2.3 Alal-Alat Analisis Kredit

Sumber: Djohan (2000 : 102)

b. Beberapa Pendekatan Dalam Analisis Kredit 1) Pendekatan Jaminan

Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Apabila calon debitur mengajukan permohonan kredit dengan jumlah tertentu maka calon debitur tersebut akan menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit yang diminta, sehingga permohonan kreditnya dapat disetujui.

2) Pendekatan Karakter

Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur atau individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian yang dilakukan ternyata calon debitur memiliki moral baik, jujur, memenuhi perjanjian,

tidak pernah melakukan binis yang merugikan orang lain, maka dari segi karakter calon debitur dapat direkomendasikan untuk diberikan fasilitas kredit.

3) Pendekatan Kemampuan Pelunasan

Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai dengan skedul waktu yang ditetapkan. Kemampuan membayar kembali tersebut tentunya lebih diutamakan dari dana yang berasal dari usaha pokok debitur, bukan dari sumber-sumber lainnya. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis anggaran kas.

4) Pendekatan Kelayakan Usaha

Pendekatan berdasarkan kelayakan usaha dimaksudkan bahwa persetujuan pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau proyek yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak dibiayai. Penilaian kelayakan usaha ini meliputi penilaian atas keseluruhan aspek dari rencana usaha yang disimpulkan dalam bentuk analisis kuantitatif dari studi kelayakan usaha dimana Net Present Value = positif dan Internal

Rate of Return lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.

5) Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan

Pendekatan pemberian kredit sebagai perpanjangan tangan pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha kecil dengan memberikan keringanan atau kemudahan beberapa persyaratan bank teknis. Dalam hal ini bank berperan sebagai agen pembanguan dalam rangka memberikan

pemerataan kesempatan berusaha. Persyaratan yang diringankan misalnya keringanan jaminan dan penyederhanaan persyaratan perizinan.

Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis lima C, yang merupakan standar minimal yang lazim digunakan dikalangan perbankan, yaitu

1) Character

Konsep karakter dalam kaitannya dengan transaksi kredit, berarti tidak hanya kesediaan untuk melunasi kredit tetapi juga memiliki keinginan yang kuat untuk menepati kewajiban sesuai dengan persyaratan perjanjian. Seseorang yang mempunyai karakter yang baik biasanya mempunyai sifat yang jujur, terhormat, rajin, dan bermoral tinggi. Tetapi karakter adalah sesuatu yang sulit untuk diukur. Karakter yang penting bagi kredit tergantung pada kejujuran dan integritas seseorang, pengalaman masa lalu dalam memenuhi kewajiban biasanya memperoleh nilai penting dalam menilai karakternya. Tetapi terkadang penilaian karakter lebih merupakan persoalan penilaian, tidak didukung oleh informasi nyata yang luas.

2) Capacity

Penilaian yang sifatnya subyektif tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dan kewajiban lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian, dan hasil usaha yang diperoleh. Dalam penilaian ini didasarkan atas kemampuan berproduksi, keuangan dan manajemen. Termasuk juga penilaian kemampuan riil perusahaan di lapangan, pabrik, toko, dan lain-lain.

3) Capital

Penilaian atas kemampuan keuangan perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur dalam arti kemampuan untuk menyertakan dana sendiri atau modal sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan. Sedangkan untuk perusahaan perorangan dapat diketahui dengan jalan mengurangi total harta dengan total hutang kepada pihak ketiga.

4) Collateral

Collateral adalah jaminan kredit yang memperkuat keyakinan bank bahwa debitur beserta bisnisnya mampu melunasi kredit. Menurut Tjoekam (2000 : 97), secara umum keseluruhan jaminan kredit dapat berbentuk:

a) Atas dasar kepemilikan jaminan, dapat berupa kekayaan dari debitur atau kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang diserahkan untuk menjamin kredit debitur.

b) Berdasarkan status kekayaan tersebut dalam suatu perusahaan dapat berbentuk aktiva lancar dan dapat juga berupa aktiva tetap.

c) Dari wujud barang jaminan itu sendiri, dalam bentuk aktiva nyata, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, dan jaminan kebendaan lainnya serta juga jaminan tidak berwujud yaitu jaminan pribadi ataupun rekomendasi. d) Atas dasar fungsi jaminan dalam kredit yang bersangkutan, yaitu

jaminan pokok adalah barang jaminan yang dibiayai dengan kredit itu sendiri dan jaminan tambahan yaitu barang jaminan lain di luar yang dibiayai dengan kredit.

e) Dari segi jumlah kreditur, jaminan dapat dibedakan sebagai jaminan tunggal yaitu kekayaan yang hanya dijaminkan kepada satu bank dan jaminan gabungan yaitu kekayaan yang dijaminkan kepada beberapa bank.

f) Dari segi kestabilan yaitu jaminan yang akan mengalami penurunan nilai dari waktu ke waktu dan jaminan yang akan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

g) Dari penggunaan barang jaminan, dibedakan dengan jaminan secara fisik dikuasai oleh bank dan jaminan yang secara fisik dikuasai dan digunakan kembali oleh pihak debitur terutama jaminan pokok.

h) Dari segi risiko berupa jaminan kekayaan yang berisiko tinggi dan jaminan yang tidak mengandung risiko.

i) Dari sudut yuridis, yaitu jaminan kebendaan (barang bergerak dan barang tidak brgerak) dan jaminan bukan kebendaan yaitu jaminan pribadi (borgtocht) dan avalist.

Avalist adalah suatu perjanjian dimana pihak ketiga menyanggupi

kepada pihak berpiutang bahwa ia akan membayar suatu hutang apabila yang berhutang tidak menepati janjinya.

Pada umumnya untuk aktiva tanah dan bangunan bank lebih menyaratkan bukti kepemilikan dalam bentuk Sertfifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) daripada Sertifikat Hak Pakai atau lainnya.

5) Condition of Economy

Kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajiban keuangannya tetapi berada di luar kekuasaan debitur maupun kreditur. Debitur mungkin mempunyai karakter yang baik, seorang yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan pendapatan, serta harta yang cukup, tetapi kondisi perekonomian mungkin bisa menyebabkan pemberian kredit yang berakibat tidak baik. Di sinilah peranan pejabat kredit menjadi seorang peramal ekonomi. Semakin lama jatuh tempo pinjaman, semakin penting membuat ramalan ekonomi karena terdapat kemungkinan yang semakin besar ekonomi akan mengalami kemunduran, sebelum pinjaman dibayar penuh.

Banyak debitur makmur di masa cerah tetapi dalam masa resesi mungkin menyusut, pendapatan menurun, bahkan karakter pun dapat berubah. Faktor ini dapat menyebabkan macetnya pinjaman. Seorang pejabat kredit bank harus selalu mengetahui denyut perekonomian bangsa, komunitas, dan industri yang memperoleh pinjaman dari bank tersebut.

c. Aspek-Aspek Analisis

Dalam menganalisis permohonan kredit diperlukan suatu standar analisis yang meliputi penilaian atas keseluruhan dari aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian tingkat kelayakannya, sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa usaha calon debitur layak atau tidak layak untuk dibiayai. Beberapa aspek yang perlu mendapat penilaian adalah:

1) Aspek Yuridis

Aspek yuridis mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan aspek yang terpenting diantara aspek lainnya, karena walaupun semua aspek yang ada cukup layak tetapi kalau secara yuridis tidak sah, maka semua ikatan perjanjian kredit antara bank dengan debitur akan menjadi batal secara hukum. Sasaran dari analisis aspek yuridis adalah untuk menentukan apakah calon debitur mempunyai kecakapan dalam mengadakan perjanjian kredit dengan pihak bank dan apakah status badan hukum dari perusahaannya secara legal telah diakui keberadaannya oleh negara.

a) Penilaian Kecakapan Calon Debitur

Ada beberapa bentuk lembaga atau badan usaha yang dapat mengajukan kredit kepada bank, beberapa diantaranya memerlukan perlakuan hukum yang berbeda karena status yuridisnya

b) Perizinan Usaha Calon Debitur

Bagian kedua dari penilaian aspek yuridis yaitu kelengkapan atas berbagai perizinan yang dimiliki perusahaan dari instansi yang berwenang atas kegiatan usahanya. Bentuk perizinan tersebut beragam sesuai dengan jenis

usaha masing-masing dan berasal dari instansi yang berbeda pula. Tujuan utama dari penelitian izin usaha tersebut adalah dengan maksud jangan sampai bank membiayai kegiatan usaha yang ilegal atau liar, sehingga bank tidak akan dihadapkan dengan risiko kemacetan kredit karena usaha ditutut oleh yang berwenang.

2) Aspek Manajemen

Analisis tentang aspek manajemen perusahaan berkaitan dengan karakter, kualifikasi dan kemampuan para manajer dalam mengelola keseluruhan sumber daya perusahaan guna pencapaian optimalisasi tingkat laba. Fokus analisis adalah terhadap sumber informasi dari daftar riwayat hidup direktur utama, direktur komisaris utama, komisaris, dan posisi kunci lainnya. Yang diteliti adalah segi karakter dan kualifikasi dari masing-masing manajer, apakah telah memenuhi persyaratan dari segi pendidikan, pengalaman, dan keterampilan pada posisinya masing-masing. Informasi tersebut juga dapat diperoleh dari informasi antar bank, kegiatan sosial calon debitur dan kalangan dunia usaha.

3) Aspek Pemasaran

Pemasaran adalah satu aspek yang sangat penting bagi satu unit bisnis untuk mencapai tujuan dalam rangka mendapatkan laba sesuai dengan yang direncanakan. Melalui aspek pemasaran inilah dapat diketahui besarnya kemampuan menjual yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan pangsa pasar dan potensi pasar yang ada.

4) Aspek Teknis

Aspek teknis berkaitan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola dan mengorganisir keseluruhan sumber daya/faktor produksi perusahaan dalam pencapaian tujuan. Analisis tentang aspek teknis lebih ditekankan kepada kemampuan perangkat keras perusahaan. Beberapa faktor produksi yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama adalah lokasi pabrik, fasilitas bangunan pabrik, kehandalan mesin-mesin yang digunakan, standar kualitas serta pengawasan kualitas.

5) Aspek Keuangan.

Dalam analisis aspek keuangan yang pertama diperhatikan adalah laporan keuangan (neraca dan rugi laba) calon debitur baik yang telah diaudit atau belum diaudit.Laporan keuangan peminjam adalah salah satu sumber informasi kredit yang paling penting bagi pejabat kredit bank. Kegunaan laporan keuangan selama beberapa tahun dalam membuat keputusan kredit tergantung pada ketepatan dan mutu laporan tersebut. Pejabat kredit harus menghindari terlalu menekan pada informasi neraca masa lalu karena kondisi keuangan perusahaan dapat merosot dengan cepat jika perusahaan mengalami kerugian operasi.

Penilaian dalam aspek keuangan menggunakan analisis rasio. Menurut Reed (2005 : 194) analisis rasio adalah “angka perbandingan antara komponen-komponen neraca dengan neraca, komponen-komponen neraca dengan laba rugi dan perbandingan antara sesama komponen rugi laba, yang diukur dengan standar

tertentu untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan tersebut baik atau tidak”

Menurut Weston (2000 : 156) Para analis kredit di bank-bank pada umumnya memfokuskan penilaian analisis rasio pada empat kelompok rasio, yaitu:

a) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas dapat diukur dengan:

(1) Current Ratio

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

% 100 x Liability Current Total Assets Current Total = (2) Cash Ratio

Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat berharga yang dapat segera diuangkan.

% 100 x Liability Current Total Securities Marketable Cash+ = (3) Quick Ratio

Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang dengan aktiva yang lebih likuid.

% 100 x liability current Total inventory assets current Total − = b) Rasio Solvabilitas

Solvabilitas digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas dapat diukur dengan:

(1) Total Debt to Equity Ratio

Menunjukkan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

% 100 'sEquityx Owner Debt Total =

(2) Total Debt to Total Asset

c) Rasio Profitabilitas

Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu. Profitabilitas dapat diukur dengan:

(1) Net Profit Margin

Menunjukkan keuntungan netto rupiah penjualan. % 100 x Sales Net Tax After Earning = (2) Return On Investment

Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.

% 100 x Sales Net Tax After Earning = (3) Return On Equity

Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

% 100 's Equity x Owner Tax After Earning = d) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber dana. Terdiri dari rasio:

(1) Receivable Turnover

Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam pada piutang berputar dalam periode tertentu.

ceivable Average Credit On Sales Net Re =

(2) Total Aset Turnover

Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan harta, berputar pada periode tertentu. Assets Total Sales Net = (3) Inventory Turnover

Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam inventori berputar pada suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventori dan kecendrungan adanya overstock.

Inventory Average Sold Goods of Cost =

7. Keputusan Kredit Bank

% 100 x Assets Total Debt Total =

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait, maka akan ada keputusan kredit yang disetujui atau ditolak.

Menurut Tjoekam (2000 : 150), surat persetujuan/penegasan kredit meliputi: a. Jenis kredit, dapat dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,

kredit konsumsi, bank garansi, dan lain sebagainya. b. Limit kredit, besarnya jumlah plafon kredit yang disetujui. c. Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas kredit yang dimaksud. d. Jangka waktu, sampai kapan fasilitas kredit tersebut berlaku, tanggal

angsuran atau jadwal pelunasan.

e. Suku bunga, yaitu suku bunga pertahun, bersifat tetap atau suku bunga mengambang (floating rate).

f. Provisi, besarnya biaya bunga yang dibebankan pada saat pencairan kredit. Biaya tersebut dapat juga berbentuk commitment fee.

g. Jaminan kredit, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur.

h. Ketentuan lainnya, memuat ketentuan tentang syarat-syarat pencairan kredit, keharusan pembuatan laporan, kunjungan on the spot, dan penandatanganan surat persetujuan kredit oleh calon debitur.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen terkait