• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk persediaan bahan baku. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam menentukan kuantitas optimal pesanan pada analisis pengendalian persediaan merupakan perhitungan yang melibatkan berbagai jenis biaya yang terkandung dalam persediaan. Oleh karena itu sebelum dilakukan perhitungan-perhitungan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan komponen- komponen biaya-biaya persediaan yang terjadi. Biaya persediaan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah biaya pemesanaan bahan baku, biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pembelian bahan baku.

Biaya pemesanan bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan dan penerimaan bahan baku dari pemasok. Biaya ini berhubungan dengan pesanan, tetapi tidak tergantung dengan jumlah pesanan. Termasuk didalamnya adalah semua biaya administrasi, penempatan dan

penerimaaan order. Biaya penempatan pesanan (biaya telepon, faximile, surat menyurat). Biaya pemesanan per tahun dapat dihitung (Herjanto,2007:248):

Biaya pemesanan per tahun = frekuensi pesanan x biaya pesanan

Biaya penyimpanan bahan baku adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan diadakannya persediaan. Biaya ini berhubungan dengan jumlah persediaan yang ada digudang. Termasuk didalamnya biaya gudang, upah dan gaji pegawai gudang, biaya administrasi gudang dan bunga atas modal yang ditamankan kedalam investasi. Biaya penyimpanan per tahun dapat dihitung: (Herjanto;2007:248)

Biaya penyimpanan per tahun = persediaan rata-rata x biaya penyimpanan

Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

Biaya total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan Total cost (TC) = S(D/Q) + H(Q/2)

Dimana:

TC = Biaya total persediaan daging sapi

D = Pengunaan atau permintaan daging sapi per periode tahun S = Biaya pemesanan daging sapi per pesanan

Q = Jumlah pemesanan daging sapi per pesanan

H = Biaya penyimpanan daging sapi per kilogram per tahun D

Q x S

Q

Volume pemakaian bahan baku akan banyak digunakan dalam analisis ini, sebab volume pemakaian bahan baku dapat menunjukkan besar permintaan akan bahan baku yang termasuk salah satu variable penentu dalam penentuan kuantitas optimal. Sedangkan waktu tunggu bahan baku utama akan digunakan dalam menentukan jumlah waktu pesanan, sehingga pesanan dapat diterima pada saat yang tepat. Waktu tunggu bahan baku utama didasarkan pada catatan-catatan historis perusahaan.

Penelitian ini akan menggunakan metode pengendalian persediaan yang memiliki jenis permintaan terikat, dimana bila jenis bahan tersebut tidak ada maka proses konversi suatu perusahaan tidak dapat berjalan. Metode untuk jenis barang permintaan terikat lebih sesuai adalah Sistem Rencana Kebutuhan Bahan (Material Requirement Planning – MRP System). Menurut Hartiasih (2008:18), analisis persediaan bahan baku merupakan analisis kuantitatif untuk mengetahui berapa jumlah pemesanan optimal dan berapa total biaya persediaan yang muncul serta juga berapa stok yang aman.

3.4.2.1Metode (Meterial Requirement Planning– MRP)

Masalah yang akan dihadapi perusahaan yaitu inefisiensi dalam penentuan ukuran lot yang akan dipesan. Metode MRP ini dapat memberikan membantu permudahaan dalam menentukan waktu pemesanan dan ukuran lot yang akan dipesan sekaligus dapat memberikan biaya persediaan minimum bagi perusahaan. Format perhitungan dengan sistem MRP adalah seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1. Format Perencanaan Bahan Baku (MRP)

No Uraian Periode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Kebutuhan kotor (kg)

2. Proyeksi persediaan di tangan (kg) 3. Kebutuhan bersih (kg)

4. Rencana penerimaan pesanan (kg) 5. Rencana pelaksanaan pesanan (kg) Sumber: Buffa dan Sarin, 1996

Langkah-langkah mengisi format rencana MRP adalah sebagai berikut: a. Menentukan kebutuhan kotor

Kebutuhan kotor adalah rencana pemakaian bahan baku yang telah ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan produksi.

b. Menentukan persediaan di tangan

Persediaan di tangan adalah persediaan awal yang ada di tangan pada suatu periode. Apabila tidak terdapat kebutuhan bersih dan tidak tidak terdapat rencana penerimaaan pada periode sebelumnya, maka besarnya proyeksi persediaan di tangan periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor periode yang sebelumnya. Apabila terdapat penerimaan terjadwal pada periode sebelumya, tetapi tidak terdapat kebutuhan bersih dan rencana peneriman terjadwal pesanan pada periode sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode adalah sebesar penerimaan terjadwal periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor periode sebelumnya. Apabila terdapat kebutuhan bersih dan penerimaan pesanan pada periode sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode sebelumnya dikurangi dengan kebutuhan bersih periode sebelumnya.

c. Menentukan kebutuhan bersih

Kebutuhan bersih adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat dipenuhi oleh persediaan perusahaan. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode lebih besar dari kebutuhan kotor periode tersebut, maka tidak terdapat kebutuhan bersih untuk periode tersebut. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode lebih kecil dari kebutuhan kotor periode tersebut, maka kebutuhan bersih untuk periode tersebut adalah kebutuhan kotor dikurangi dengan jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan periode tersebut.

d. Rencana penerimaan pesanan

Rencana penerimaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan akan diterima untuk suatu peiode tertentu. Besar rencana penerimaan pesanan ditentukan berdasarkan teknik penentuan ukuran lot (lot sizing technique) yang digunakan.

e. Rencana pelaksanaan pesanan

Rencana pelaksanaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan akan dipesan pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh perusahaan pada saat yang tepat. Rencana pesanan sama dengan rencana penerimaan pesanan, hanya saja periode pelaksanaannya adalah lebih besar waktu tunggu (lead time) pesanan.

1. MRP Teknik Lot For Lot (LFL)

Hal yang pertama kali dilakukan dalam metode MRP teknik lot for lot adalah menentukan kebutuhan kotor, apabila pada saat periode pengamatan terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan persediaan awal tersebut terlebih dahulu, sehingga tidak dilakukan pemesanan bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selama waktu tunggu dan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya.

Saat persediaan bahan baku suatu periode tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kotor, maka kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan pesanan tepat sebesar kebutuhan bersih, sehingga proyeksi persediaan di tangan dapat ditekan sampai sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan baku dalam menjalankan teknik ini perlu diketahui secara akurat serta didasarkan pada jadwal produksi master dan waktu tunggu bahan baku.

2. MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik ini digunakan dalam menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya (pemesanan dan penyimpanan). Ukuran lot yang dapat meminimumkan biaya persediaan dapat dicari dengan rumus:

EOQ =

Dimana:

D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S = Biaya pemesanan (per pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan

2 SD H

H = Biaya penyimpanan per unit per periode waktu

Teknik EOQ dapat diperoleh kuantitas pesanan optimal, maka dilakukan metode MRP seperti yang dilakukan dengan Lot For Lot, besar pesanan adalah sebesar kelipatan dari EOQ dan terdekat dengan kebutuhan bersih.

Biaya-biaya yang diperlukan dalam teknik ini yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya-biaya lain adalah konstan, sehingga dengan meminimumkan jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berarti juga meminimumkan biaya total. Jika persediaan awal cukup besar, maka perusahaan tidak melakukan rencana penerimaan bahan baku sampai persediaan awal tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya.

3. MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Teknik POQ, rata-rata permintaan digunakan dalam metode EOQ untuk mendapatkan rata-rata jumlah barang setiap kali pemesanan. Angka ini selanjutnya dibagi dengan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya dibulatkan kedalam angka integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan. Perhitungannya dapat diselesaikan dengan rumus:

Jumlah pesanan = EOQ Permintaan rata-rata

4. MRP Teknik Part Period Balancing (PPB)

Teknik penyeimbang bagian periode (part period balancing – PPB) merupakan pendekatan yang lebih dimanis untuk menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam teknik PPB, besar pesanan dilakukan sebesar kebutuhan pokok pada suatu periode yang dapat digabungkan. Penggabungan periode dilikukan untuk sebagian berurutan yang memiliki nilai kumulatif bagian periode yang mendekati nilai Economic Part Period (EPP). EPP dihitung dengan rumus:

Bagian periode dihitung dengan cara mengalikan persediaan ekstra yang ditanggung dengan periode yang ditanggung. Pesanan yang direncanakan akan diterima pada saat jumlah yang mencukupi kebutuhan kotor sepanjang periode gabungan sesuai dengan perhitungan PPB berdasarkan EPP yang telah dihitung sebelumnya. Sehingga pada suatu periode gabungan yang telah ditentukan tidak memiliki kebutuhan bersih, maka tidak ada rencana penerimaan pesanan. Dan pada periode gabungan kedua dan ketiga dan seterusnya dari suatu gabungan periode, dimana kebutuhan kotornya sudah diterima pada periode pertama dari gabungan periode, maka periode kedua, ketiga dan seterusnya tidak terdapat kebutuhan bersih, sehingga pesanan direncanakan yang akan diterima juga sama dengan nol. Pada awal periode gabungan, rencana pesanan akan diterima sebesar kebutuhan kotor sepanjang periode gabungan.

Biaya pemesanan Biaya penyimpanan per unit/periode EPP =

Dokumen terkait