• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) lancarnya yang sudah ataupun yang akan jatuh tempo. Selain itu analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Pengukuran tingkat Likuiditas PT PLN Persero menggunakan rasio lancar dan rasio kas. Ringkasan perkembangan rasio likuiditas selama periode 2006-2010 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 8. Analisis Likuiditas Periode Tahun 2006-2010 PT PLN (Persero)

KOMPONEN 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Rasio Lancar 104,05% 107,29% 76,44% 98,12% 81,60% 93,50% Rasio Kas 46,82% 40,45% 15,71% 34,59% 35,64% 34,64% Rasio Likuiditas 75,44% 73,87% 46,08% 66,36% 58,62% 64,07% Sumber : laporan keuangan diolah

Rata-rata Rasio Likuiditas selama lima tahun terakhir adalah sebesar 64,07 persen, dimana nilai tersebut hasil bagi setelah kedua rasio, rasio lancar dan rasio kas dijumlahkan. Meliputi rasio lancar 93,50 persen dan rasio kas sebesar 34,64 persen. Nilai rasio lima tahun terakhir yang sebesar 64.07 ini menggambarkan kemampuan PT PLN (Persero) untuk setiap Rp100,00 kewajiban lancarnya dapat dijamin dengan aset lancarnya sebesar Rp64,07. Dari Rasio Likuiditas terlihat perusahaan tidak cukup likuid karena untuk setiap tahunnya perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva yang dimiliki perusahaan dan angka rasio likuiditas ini berada dibawah 200 persen. Nilai 200 persen mengacu pada aturan umum yang biasa dipakai, jika rasio likuiditas 2:1 atau lebih baik lagi maka perusahaan cukup baik secara keuangan, sementara rasio dibawah 2:1 menujukkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2:1 ini menunjukkan bahwa tersedia asset lancar Rp2 untuk setiap Rp1 kewajiban lancar atau jika dipandang dari sudut lain, nilai asset lancar pada saat likuidasi dapat turun hampir sebesar 50 persen dan perusahaan masih dapat melunasi kewajiban lancar.

Sumber likuiditas PT PLN (Persero) terutama diperoleh dari arus kas masuk aktivitas usaha dan pendanaan. Perusahaan dan anak perusahaan telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk pengelolaan dana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan persyaratan likuiditas manajemen. Perusahaan dan anak perusahaan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan fasilitas cadangan pinjaman, dengan terus memantau perkiraan dan arus kas aktual, dan mencocokkan profil jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Likuiditas Perusahaan pada penelitian ini dinilai dengan rasio lancar. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya dengan aset lancarnya. Semakin tinggi nilai rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin baik. Dari hasil perhitungan, rata-rata rasio lancar PT PLN (Persero) adalah 93,50 persen yang artinya bahwa setiap Rp100,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp93,50 aset lancarnya. Besarnya aset lancar pada perusahaan disebabkan oleh jumlah kas dan setara kas, piutang subsidi dan persediaan sebesar 14,53 persen dari total keseluruhan presentase aset lancar .

Tahun R a s io L a n c a r (% ) 2010 2009 2008 2007 2006 140 130 120 110 100 90 80 70 A ccuracy Measures MA PE 14,315 MA D 13,690 MSD 287,048 Variable Forecasts A ctual Fits Trend Analysis Plot for Rasio Lancar (%)

Quadratic Trend Model

Yt = 87.1227 + 2.19867*t - 0.0904609*t**2

Gambar 4. Grafik Perkembangan dan Proyeksi Tren Rasio Lancar PT PLN (Persero) periode tahun 2006-2010

Jumlah aset lancar pada setiap triwulan mengalami fluktuasi, rata-rata terjadi kenaikan pada triwulan III dan penurunan di triwulan IV. Pada tahun 2006 dan 2007 jumlah aset lancar masih berada pada kisaran angka yang lebih besar dari pada jumlah kewajiban lancar dan kewajiban lancar tersebut yang sebagian besar berupa hutang dapat dibayar dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2008, 2009 dan 2010 jumlah aset lancar berada dibawah jumlah kewajiban lancarnya sehingga nilai aset lancar pada tahun ini dibawah 100 persen.

Rasio Lancar terkecil terjadi pada tahun 2008 hal ini disebabkan karena pada bulan September 2008, terjadi krisis keuangan di Amerika Serikat yang membawa dampak terjadinya krisis keuangan secara global, termasuk di negara Indonesia dan PT PLN (Persero). Pengaruh dari krisis ini mengakibatkan terjadinya depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas pada triwulan IV tahun 2008 dan tingginya tingkat suku bunga serta kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula penurunan harga saham dan pengetatan penyediaan kredit PT PLN (Persero).

Pada tahun 2009 kondisi ekonomi mulai relatif stabil pada triwulan III yang ditandai dengan berkurangnya fluktuasi kurs mata uang asing dengan nilai Rupiah cenderung menguat sehingga rasio likuiditas PT PLN (Persero) pun

menunjukkan perubahan ke angka yang lebih besar. Tahun 2010 rasio lancar perusahaan adalah sebesar 81,6 %, menurun dari posisi 98,12 % di tahun 2009. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

Proyeksi trend Rasio Lancar PT PLN untuk empat (4) periode ke depan disajikan pada Tabel 9 :

Tabel 9. Hasil Proyeksi Trend Rasio Lancar PT PLN (Persero)

Tahun Periode Peramalan

2011

Periode 3 Bulan yang berakhir 31 Maret 93,4 % Periode 6 Bulan yang berakhir 30 Juni 91,7 % Periode 9 Bulan yang berakhir 30 September 89,8 % Tahun yang berakhir pada 31 Desember 87,8 % Kecenderungan pada proyeksi trend rasio lancar pada empat (4) periode ke depan adalah menurun dalam satu periode, namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 trend rasio lancar mengalami kenaikan sebesar 6,18 persen.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas ini merupakan indikator paling likuid dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar tepat pada waktunya. perusahaan belum cukup memiliki kas untuk memenuhi kewajibannya.

Nilai rata-rata rasio kas perusahaan adalah 34,64 persen. Ini menunjukkan setiap Rp. 100,- kewajiban lancar perusahaan dijamin dengan Rp. 34,64 uang kas dan bank. Dalam hal ini perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya dengan kas, meskipun sebagian besar pemasukan aset lancar perusahaan berasal dari kas dan bank.

Perkembangan indikator rasio kas pada triwulan IV dalam lima periode terakhir cenderung menurun dan kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2009, ini berarti pada tahun 2009 terjadi peningkatan nilai kas dan bank yang tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah kewajiban lancar yang sepadan. Perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan dalam kemampuannya membayar kewajiban lancarnya sebesar 34,59 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 15,71 persen.

Tahun R a s io K a s ( % ) 2010 2009 2008 2007 2006 70 60 50 40 30 20 10 A ccuracy Measures MA PE 28,903 MA D 9,300 MSD 139,670 Variable Forecasts A ctual Fits Trend Analysis Plot for Rasio Kas (%)

Growth Curve Model Yt = 31.9893 * (1.00066**t)

Gambar 5. Grafik Perkembangan dan Proyeksi Tren Rasio Kas PT PLN (Persero) periode tahun 2006-2010

Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu hasil emisi obligasi dan perolehan hutang bank. Peningkatan ini sesuai dengan prioritas jangka pendek perusahaan yaitu mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas, dan meningkatkan kemampuan pendanaan jangka pendek. Akibat adanya tiga kegiatan dalam perusahaan, yaitu kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan terdapat jumlah penyesuaian pada ketiga kegiatan ini yang dapat dilihat pada tabel 10.

Proyeksi trend Rasio Kas PT PLN untuk empat (4) periode ke depan disajikan pada Tabel 11.

Tabel 10. Hasil Proyeksi Trend Rasio Kas PT PLN (Persero)

Tahun Periode Peramalan

2011

Periode 3 Bulan yang berakhir 31 Maret 32,43 % Periode 6 Bulan yang berakhir 30 Juni 32,45 % Periode 9 Bulan yang berakhir 30 September 32,47 % Tahun yang berakhir pada 31 Desember 32,49 %

Kecenderungan pada proyeksi trend rasio kas pada empat (4) periode ke depan adalah menurun. Namun penurun yang terjadi tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 11. Laporan Penyesuaian Arus Kas PT PLN (Persero) Periode 2006- 2010 Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Penyesuaian Aktivitas Operasi 6838882 16890143 7780481 5898187 22969258 Penyesuaian Aktivitas Investasi -5285440 - 20759837 - 21952056 - 30566969 - 30720965 Penyesuaian Aktivitas pendanaan 7998939 7192056 4268420 31324351 14425309

Kenaikan Bersih Kas dan

Setara Kas 9552381 3322362 -9903155 6655569 6673602

KAS & SETARA KAS

AWAL TAHUN 5361749 12968420 16290782 6387627 13043196

rekening dibatasi

penggunaannya -1945710 0 0 0 0

KAS & SETARA KAS

AKHIR TAHUN 12968420 16290782 6387627 13043196 19716798

Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan (Dalam Jutaan Rupiah)

Dokumen terkait