• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Makan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Makan

4.3.1 Lingkungan Mikro

1. Perusahaan

Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki sistem manajerial yang diterapkan dalam menjalankan usahanya. Sistem manajerial ini berguna untuk memperjelas jenis pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung jawab yang diemban.

2. Pemasok

Pemasok daging bebek yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berjumlah lima pemasok. Pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memilih pemasok-pemasok tersebut berdasarkan kesinambungan pengiriman bahan baku yang dapat dilakukan oleh pihak pemasok.

3. Perantara Pemasaran

Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tidak memiliki perantara pemasaran dalam memasarkan produknya. Hal ini dirasa tidak diperlukan karena terdapat layanan pesan antar yang dapat memudahkan konsumen yang ingin membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tanpa harus datang ke Rumah Makan Bebek Gendut Bogor.

4. Pasar Pelanggan

Pasar pelanggan yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pasar konsumen dan pasar pemerintah. Pasar konsumen terdiri dari konsumen perkantoran, mahasiswa dan penduduk perumahan sekitar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Pasar pemerintah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pegawai negeri Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Pasar pelanggan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang mendominasi adalah pasar konsumen khususnya penduduk perumahan. Hal ini dikarenakan letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang dekat dengan Perumahan Yasmin dan pemesanan banyak yang berasal dari Perumahan Yasmin.

5. Pesaing

Pesaing bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah rumah makan dan restoran yang menjual produk yang sejenis dengan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Restoran yang menjual produk sejenis diantaranya adalah Bebek H. Slamet dan Bebek Pak Ndut yang berlokasi di Air Mancur, Kota Bogor. Pesaing-pesaing tersebut tidak berpengaruh besar terhadap Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, karena pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor merasa yakin dengan kualitas produk dan layanan yang dimiliki.

6. Masyarakat

Masyarakat keuangan tidak dilibatkan dalam pendirian Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Modal yang digunakan dalam pendirian Rumah Makan Bebek Gendut Bogor semua berasal dari pemilik Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Masyarakat media digunakan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam mempromosikan produknya yang terdiri dari media cetak dan elektronik. Keterlibatan pemerintah bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah dengan dikeluarkannya pra sertifikasi halal oleh Dinas Pertanian Kota Bogor.

Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidak memiliki kontribusi kepada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor baik dalam pendiriannya atau promosi. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki hubungan baik dengan penduduk lokal sekitar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan penduduk lokal sebagai penjaga keamanan dan petugas parkir. Hubungan masyarakat internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor baik, yaitu hubungan antara pemilik, pengelola dan pegawai karena mengutamakan rasa kekeluargaan antara pemilik dan pengelola dengan pegawai.

4.3.2 Lingkungan Makro

1. Demografis

Secara geografis Kota Bogor terletak diantara 106’48’ BT dan

6’26’ LS memiliki luas daerah sebesar 11. 850 Ha terdiri dari enam

kecamatan dan enam puluh delapan kelurahan. Sebelah utara Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede dan Kecamatan Sukaraja. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin. Berikut disajikan mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 pada Tabel 10. Tabel 10. Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut

kecamatan di Kota Bogor tahun 2010

No. Kecamatan

Luas Penduduk (orang) Kepadatan Penduduk (orang/KM2) KM2 % Jumlah % 1 Bogor Selatan 30,81 26 181.392 19,09 5.887 2 Bogor Timur 10,15 8,57 95.098 10,01 9.369 3 Bogor Utara 17,72 14,95 170.443 17,94 9.619 4 Bogor Tengah 8,13 6,86 101.398 10,67 12.472 5 Bogor Barat 32,85 27,72 211.084 22,21 6.426 6 Tanah Sareal 18,84 15,9 190.919 20,09 10.134 Jumlah 118,50 100 950.334 100 8.020

Sumber: BPS Kota Bogor (2011)

Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berlokasi di Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan terluas di Kota Bogor dengan luas wilayah 32,85 KM2. Jumlah penduduk Kecamatan Bogor Barat juga kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Bogor yaitu 211.084 jiwa dengan kepadatan penduduk 6.426 jiwa/KM2. Hal ini merupakan peluang tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memasarkan produknya.

2. Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu negara atau daerah dapat mempengaruhi iklim bisnis. Laju pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tabel 11 terlihat peningkatan PDRB Kota Bogor tahun 2008-2012.

Tabel 11. Pertumbuhan PDRB perkapita Kota Bogor tahun 2008-2012 (Rupiah)

No. Tahun PDRB Perkapita Atas

Dasar Harga Konstan Laju Pertumbuhan (%)

1 2008 4.902.344 -

2 2009 5.099.212 4,01

3 2010 5.311.184 4,15

4 2011 5.552.156 4,53

5 2012 5.868.376 5,69

Sumber: BPS Kota Bogor (2013)

Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan prospek potensial yang positif untuk menjalankan usaha. Industri restoran dan rumah makan merupakan salah satu jenis usaha yang terkena dampak positif dari kondisi ekonomi yang meningkat setiap tahunnya. Laju pertumbuhan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor tahun 2008 sampai 2012 cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan peluang yang baik bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memasarkan produknya, namun pertumbuhan restoran dan rumah makan yang cenderung meningkat setiap tahunnya merupakan ancaman bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor karena berdampak pada jumlah pesaing yang semakin bertambah.

3. Alam

Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 meter dari permukaan laut. Suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembapan udaranya kurang lebih tujuh puluh persen. 4. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat membantu dalam menjalankan aktifitas usaha karena dengan penggunaan teknologi dapat membuat aktifitas usaha menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan

teknologi pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sudah cukup baik, diantaranya penggunaan pendingin (freezer) untuk menyimpan bahan baku, kulkas untuk menyimpan minuman ringan, mixer untuk mencampur bumbu, blender untuk membuat jus dan exhaust fan untuk menghisap asap yang ditimbulkan dari proses memasak.

Pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor juga menyediakan pengeras suara bagi konsumen agar dapat mendengarkan musik yang telah disediakan dan wifi untuk koneksi internet. Kasir hanya menggunakan perhitungan dengan menggunakan kalkulator bukan mesin kasir. Menurut pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, tidak digunakannya mesin kasir karena untuk menghilangkan citra mahal dari harga produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Namun kedepannya penggunaan sistem dengan menggunakan komputer akan digunakan mengingat hal ini dapat mempermudah dalam menjalankan dan mengkontrol aktifitas usaha.

5. Politik

Faktor politik memiliki pengaruh dalam menjalankan kegiatan usaha, diantaranya arah, kebijakan dan stabilitas politik. Situasi politik yang kondusif dapat memberikan dampak yang positif dalam dunia usaha.

Peraturan Daerah Kota Bogor No. 6 Tahun 2011 mengatur tentang pajak restoran dengan sistematika 1) ketentuan umum, 2) obyek, subyek dan wajib pajak, 3) dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak, 4) wilayah pemungutan, 5) masa pajak, saat pajak terutang dan surat pemberitahuan pajak daerah, 6) surat tagihan pajak, 7) tata cara pembayaran pajak dan penagihan, 8) keberatan dan banding, 9) pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administratif, 10) pengembalian kelebihan pembayaran pajak, 11) kadaluwarsa penagihan, 12) ketentuan pidana, 13) penyidikan, 14) ketentuan peralihan, 15) ketentuan penutup.

6. Budaya

Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis dengan produktifitas kerja tinggi menjadikan masyarakat tidak memiliki waktu banyak untuk menyiapkan makanan sendiri sehingga masyarakat lebih cenderung untuk makan di luar rumah. Rumah

Dokumen terkait