• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

6.2.1. Analisis Lingkungan Jauh

Analisis lingkungan jauh mengkaji empat faktor penting yaitu ekonomi, sosial, politik dan teknologi.

46

6.2.1.1. Faktor Ekonomi

Aspek ekonomi berpengaruh penting terhadap kelangsungan suatu usaha. Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan atau sedang beroperasi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi E-coFarm antara lain:

1. Pertumbuhan Sektor Ekonomi

Kondisi perekonomian Kabupatn Bogor secara agregat menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun maka digunakan indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun 2000. Berikut ini merupakan pertumbuhan sektor ekonomi Bogor pada tahun 2003 sampai tahun 2007 (Tabel 10).

Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto Sektor Industri Non-Migas Atas Dasar Harga

Konstan Kabupaten Bogor pada Tahun 2003-2007 (Jutaan Rupiah) Tahun Nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan (Jutaan Rp)

2003 881.718,49

2004 940.062,95

2005 1.002.371,89

2006* 1.059.336,89

2007** 1.126.541,95

Sumber : Badan Pusat Statistik Bogor, 2007 Keterangan : *) angka diperbaiki

**) angka sementara

Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya korelasi yang positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan nilai PDRB yang dihasilkan, dimana

47

laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2007 semakin baik yang diiringi dengan peningkatan nilai PDRB yang dihasilkan.

2. Kenaikan Harga Bahan Baku

Beberapa hal yang akan dianalisis terkait dengan perkembangan harga yang memiliki pengaruh besar terhadap biaya produksi yaitu harga gula dan bahan bakar gas.

a. Harga Gula

Pada proses pengolahan produk, perusahaan menggunakan bahan penolong berupa gula. Harga gula di Indonesia selalu mengalami perubahan. Hal ini akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga gula dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perkembangan Harga Rata-Rata Gula Bulan Januari 2008-Bulan Februari 2009

Tahun Harga Rata-Rata Gula (Rp/Kg)

Januari 2008 6.415 Februari 2008 6.430 Maret 2008 6.437 April 2008 6.301 Mei 2008 6.440 Juni 2008 6.502 Juli 2008 6.441 Agustus 2008 6.463 September 2008 6.446 Oktober 2008 6.426 November 2008 6.434 Desember 2008 6.481 Januari 2009 6.649 Februari 2009 7.502

Sumber: Departemen Perdagangan RI, 2009

Berdasarkan Tabel 11, terlihat bahwa terjadi kenaikan harga gula pada tahun 2009. Kondisi ini dapat mengancam keberadaan industri minuman jadi yang menggunakan gula sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produknya.

48

Hal ini karena dengan adanya kenaikan harga gula maka akan meningkatkan biaya produksi.

b. Harga Bahan Bakar Gas

Bahan bakar gas juga memiliki fungsi yang sama pentingnya dalam proses pengolahan. Bahan bakar gas ini digunakan untuk melakukan pemanasan pada susu segar. Tabel 12 menunjukkan perkembangan harga gas elpiji tahun 2005- 2008.

Tabel 12. Perkembangan Harga Gas Elpiji per Kemasan (Rp/Kg)

Tahun Harga Gas Elpiji

3 Kg 6 Kg 12 Kg 50 Kg 2005 - 25500 51000 212500 2006 - 25500 51000 212500 2007 12750 25500 51000 312950 Jan-08 12750 25500 51000 396600 Apr-08 12750 25500 51000 340150 Jul-08 12750 31500 63000 343900 Aug-08 12750 - 69000 362750 Sumber: PT. Pertamina, 2009

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa harga gas elpiji cenderung mengalami kenaikan. Kondisi ini tentunya dapat mengancam pelaku usaha yang menggunakan gas elpiji untuk kelangsungan proses produksinya karena dapat menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu waspada terhadap fluktuasi harga yang terjadi sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjamin kelangsungan hidup para pelaku usaha.

3. Kebijakan Skim Kredit

Kebijakan skim kredit yang ditawarkan oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil merupakan peluang untuk meningkatkan modal kerja sehingga dapat mengembangkan usahanya. Sebagai contoh skim kredit yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia dalam menargetkan penyerapan kredit bagi usaha kecil menengah di Jawa Barat. Pada tahun 2008 penyaluran UMKM di provinsi Jawa Barat ditingkatkan dari Rp. 1,6 miliar menjadi 1,8 milliar3.

49

6.2.1.2. Faktor Sosial

Faktor Sosial dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dewasa ini meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk hasil pengolahan susu ataupun minuman kesehatan lainnya untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan nilai gizi tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. Selain itu semakin tinggi tingkat pendidkan masyarakat juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat akan minuman kesehatan. Hal ini terkait dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi bagi kesehatan. Tabel 13 menunjukkan konsumsi dan pengeluaran rata-rata minuman kesehatan per kapita sebulan tahun 2008.

Tabel 13. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Minuman Kesehatan Per Kapita Per bulan Tahun 2008

Golongan Pengeluaran Konsumsi Rata-Rata Minuman Kesehatan Per Kapita Perbulan (%)

Kurang dari 100.000 - 100.000-149.999 0,007 150.000-199.999 0,008 200.000-299.999 0,013 300.000-499.999 0,022 500.000-749.999 0,039 750.000-999.999 0,078 1.000.000 dan lebih 0,104

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008

Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa semakin tinggi golongan pengeluaran maka konsumsi rata-rata masyarakat untuk minuman kesehatan juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran masyarakat lebih besar dan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan mengalokasikan pengeluarannya untuk mengkonsumsi minuman kesehatan.

50

6.2.1.3. Faktor Politik

Kondisi politik dapat memberikan pengaruh kepada suatu usaha. Bentuk hukum, perundang-undangan hingga badan/instansi pemerintah lainnya yang mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha (Amir, 2005). Kondisi politik di Indonesia saat ini mulai membaik, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari menguatnya nilai rupiah terhada US dollar dan berkembangnya investasi di berbagai bidang. Tetapi kondisi politik di Indonesia sejauh ini tidak berpengaruh besar terhadap industri pengolahan susu di Indonesia terutama pada E-coFarm yang merupakan suatu usaha kecil yang juga bergerak dibidang pengolahan susu.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 19/PMK.011/2009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk-Produk Tertentu. Dalam peraturan ini ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, fullcream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0% terhitung mulai 13 Februari 2009. Peraturan tersebut merupakan pelindung bagi perusahaan besar produk susu olahan di Indonesia. Dengan demikian, jumlah susu impor yang di jual di Indonesia aka sangat banyak dan tentunya dengan harga yang lebih murah sehingga mempermudah para investor untuk membuka usaha pengolahan susu.

Ada beberapa peraturan yang memiliki pengaruh pada E-coFarm, diantaranya adalah label halal dari MUI, izin BPOM dan Tanda Daftar Industri. E- coFarm sampai saat ini belum memiliki label halal dari MUI begitu juga dengan izin dari BPOM. Izin dari BPOM ini terkait dengan izin edar suatu produk dan keamanan pangan. Produk pangan yang beredar harus lolos dari uji laboraturium BPOM. Peraturan selanjutnya adalah peraturan pemerintah daerah tentang Tanda Daftar Industri yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 tahun 2002 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan dan Perda Kabupaten Bogor Nomor 7 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri. Tiga peraturan tersebut bisa menjadi penghalang jika E-coFarm ingin memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas.

51

6.2.1.4. Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan teknologi dapat membantu meningkatkan produktivitas suatu usaha termasuk industri pengolahan susu. Penerapan teknologi pada industri pengolahan sangat membantu dalam proses produksi yaitu dengan meningkatkan efisiensi.

Penerapan teknologi pada pengolahan susu di E-coFarm masih tergolong sederhana, diantaranya belum memiliki inkubator untuk menyimpan bakteri pada suhu tertentu agar tidak mati, alat pasteurisasi yang digunakan adalah panci aluminium, lemari es/freezer dan kompor gas. Pada proses memanaskan susu digunakan kompor gas karena lebih efisien dan menghemat biaya produksi.

Dokumen terkait