IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4. Analisis Lingkungan Perusahaan
1. Keuangan
Kondisi keuangan PT BPRS Amanah Ummah menurut data per Desember 2006 termasuk dalam kategori sehat menurut penilaian BI. Hal itu terlihat dari rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (CAR) sebesar 15,13% yang berada diatas batas sehat suatu bank yaitu 8 persen. Selain memiliki CAR 15,13%, PT BPRS Amanah Ummah memiliki tingkat hasil pengembalian dari modal yang diinvestaskan (ROE) sebesar 21,41% dan tingkat efektivitas dalam mengelola asset yang dimiliki (ROA) sebesar 3,69%.
PT BPRS Amanah Ummah telah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyalurkan dana yang dimilikinya. Hal ini bisa dilihat dari persentase Financing to deposit ratio (FDR) sebesar 90%. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh BI adalah 110 persen. Dalam kegiatan operasional, PT BPRS Amanah Ummah memiliki efisiensi yang cukup baik yang bisa dilihat dari rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) sebesar 79,91% sedangkan menurut ketentuan BI maksimal mencapai 93,52%. Adapun plafon pembiayaan yang diberikan oleh PT BPRS Amanah Ummah yaitu dengan plafon pembiayaan: < Rp.15 juta, Rp.16 juta-Rp.70 juta, dan > Rp.70 juta. Plafon pembiayaan tersebut dibedakan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:
a. Plafon Pembiayaan per-Akad
Plafon Pembiayaan per-Akad seperti disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Plafon pembiayaan per-Akad (dalam ribuan rupiah)
Jenis Akad Tahun 2005 Tahun 2006
Nominal % Nasabah Nominal % Nasabah Murabahah 17.241.022 97,44 1.012 17.854.611 93,74 1.193 Musyarakah 50.000 0,28 1 250.000 1,31 1 Mudharabah 18.000 0,10 1 6.000 0,03 1 Ijarah 175.777 0,99 22 590.553 3,10 26 Ba’i al Salam - - - - - - Al Qard 209.418 1,18 14 345.378 1,81 15 Jumlah 17.694.217 100 1.050 19.046.542 100 1.236
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007
Portofolio pembiayaan selama tahun 2006 masih didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah sebesar 93,74%. Pembiayaan murabahah terbanyak, yaitu 800 debitur (67,06%) pada plafon < Rp.15 juta dengan out standing baki debet sebesar Rp.2.944.840.655. Untuk plafon Rp.16 juta-Rp.70 juta sebanyak 300 debitur (25,98%) dengan out standing baki debet sebesar Rp.6.483.883.699. Sedangkan plafon > Rp.70 juta sebanyak 83 debitur (6,96%) dengan out standing baki debet sebesar Rp.8.425.885.934.
b. Plafon Pembiayaan per-Pangsa
Alokasi pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah pada tahun 2006 diberikan dalam bentuk modal kerja (yaitu sebesar 59,15% dari jumlah portofolio pembiayaan meningkat dibanding dengan tahun 2005 yang hanya sebesar 56%, investasi sebesar 17,16%, dan pembiayaan konsumtif sebesar 23,69%). Penekanan pada pembiayaan modal kerja dan investasi sesuai dengan fokus pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah yang lebih tertuju pada kegiatan ekonomi yang produktif dibandingkan dengan konsumtif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Plafon Pembiayaan per-Pangsa (dalam ribuan rupiah)
Alokasi Pembiayaan
Tahun 2005 Tahun 2006
Nominal % Nasabah Nominal % Nasabah Modal Kerja 9.937.266 56 645 11.266.442 59,15 811 Investasi 3.268.917 21 145 3.268.917 17,16 130 Konsumtif 4.105.183 23 260 4.511.183 23,69 295 Total 17.694.789 100 1.050 19.046.542 100 1.236
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007
c. Pembiayaan per-Sektor Ekonomi
Penyebaran pembiayaan menurut sektor ekonomi sepanjang tahun 2006 meliputi pertanian, industri jasa, perdagangan, dll. Porsi terbesar adalah sektor
perdagangan (55,26%), lain-lain (23,37%), industri (3,36%), dan sektor pertanian (0,81%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pembiayaan per-Sektor Ekonomi (dalam ribuan rupiah)
Sektor Usaha Tahun 2005 Tahun 2006
Nominal % Nasabah Nominal % Nasabah Pertanian 261.349 1,48 7 154.099 0,81 7 Industri 725.642 4,10 7 640.085 3,36 9 Jasa 3.291.176 18,60 143 3.275.323 17,20 141 Perdagangan 9.407.556 53,17 636 10.525.096 55,26 785 Lain-lain 4.008.494 22,65 257 4.451.939 23,37 294 Jumlah 17.694.217 100 1.050 19.046.542 100 1.236
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007
d. Pembiayaan per-Lokasi
Berdasarkan penyebaran lokasi pembiayaan, kecamatan Leuwiliang mendominasi, yaitu sebesar 37,84% dengan jumlah nasabah sebanyak 520 orang, serta dana yang terserap sebesar Rp. 5.575.464.000. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pembiayaan per-Lokasi (dalam ribuan rupiah)
Lokasi Tahun 2005 Tahun 2006
Nominal % Nasabah Nominal % Nasabah Leuwiliag 7.008.627 39,61 503 7.207.700 37,84 520 Jasinga 502.665 2,84 26 427.957 2,25 34 Cigudeg 147.735 0,83 13 180.872 0,95 26 Nanggung 124,247 0,70 12 310.497 1,63 27 Rumpin 51.768 0,29 8 194.923 1,02 10 Cibungbulang 1.076.525 6,08 109 1.951.874 10,25 127 Ciomas 192.647 1,09 10 196.092 1,03 17 Parung 56.356 0,32 7 174.895 0,92 24 Dramaga 568.404 3,21 26 343.694 1,80 25 Pamijahan 295.123 1,67 44 237.755 1,25 33 Ciampea 1.350.339 7,63 74 1.673.011 8,78 132 Kodya Bogor 5.316.940 30,05 202 5.575.464 29,27 242 Lain-lain (luar kota) 1.002.841 5.67 16 571.728 3,00 19 Jumlah 17.694.217 100 1.050 19.046.542 100 1.236
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007
2. Pemasaran
Analisis pemasaran dilakukan dengan menganalisis bauran pemasaran yang meliputi analisis produk, harga, tempat, dan promosi.
a. Produk
PT BPRS Amanah Ummah memiliki lima produk dalam penghimpunan dana masyarakat dan empat produk penyalurkan dana. Produk-produk yang ditawarkan oleh PT BPRS Amanah Ummah sudah cukup bervariasi.
Selain itu PT BPRS Amanah Ummah memiliki kerjasama dengan pihak asuransi syari’ah takaful. Namun, harus terus dilakukan inovasi produk, baik dengan cara membuat produk baru maupun dengan cara memodifikasi produk yang telah ada sehingga meningkatkan keunggulan bersaing. Produk-produk PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Produk-produk PT BPRS Amanah Ummah
Jenis Produk Keterangan Produk Penghimpunan
Tabungan Wadi’ah Tabungan Wadi’ah adalah simpanan pihak ketiga pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan cara-cara tertentu
Tabungan Ummah Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Tabungan Pendidikan
Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan santri.
Tabungan Mudharabah/ Tabungan Haji dan Umrah (Taharah)
Merupakan tabungan yang berfungsi untuk menyimpan dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada Bank yang hanya dapat ditarik oleh yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian dengan Bank, dengan jangka waktu satu, tiga, enam, dan dua belas bulan.
Penyaluran Dana
Murabahah Merupakan akad jual beli antara Bank dengan nasabah. Bank membiayai (membelikan) kebutuhan investasi, modal kerja atau barang konsumtif nasabah yang dijual dengan haraga pokok dan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama.
Ijarah Merupakan perjanjian dimana Bank menyewakan suatu barang atau asset yang dibutuhkan nasabah, harga sewa, jenis barang dan lama waktu sewa ditentukan semasa akad.
Mudharabah Merupakan pembiayaan kerjasama antara Bank sebagai shahibul maal/pemilik dana dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib). Musyarakah Merupakan perjanjian antara Bank dengan
Nasabah sebagai pengusaha, dimana pihak Bank maupun pengusaha secara bersama-sama membiayai usaha yang dikelola secara bersama maupun salah satu pemilik dana atau pihak yang disepakati bersama, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal penyertaan masing-masing
Qardhul Hasan dan Qard
Merupakan perjanjian pemberian pinjaman bank kepada pihak kedua atau nasabah dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama (sebesar yang dipinjam).
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007
b. Harga
Harga pada industri perbankan syari’ah dinyatakan dengan nisbah bagi hasil, yaitu perbandingan pembagian keuntungan (profit sharing ratio). Faktor yang mempengaruhi nisbah bagi hasil yaitu hasil pendapatan selama periode tertentu. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan oleh PT BPRS Amanah Ummah cukup kompetitif, sehingga menarik minat nasabah. Hal ini terjadi karena PT BPRS Amanah Ummah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola dana yang terkumpul.
Nisbah yang ditawarkan oleh PT BPRS Amanah Ummah adalah seperti yang terlihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Nisbah Bagi Hasil Deposito dan Tabungan
Jenis Periode Nisbah (%)
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Deposito Nasabah:Bank 56:44 59:41 63:37 65:35 Januari 8,99 9,47 10,11 10,43 Februari 9,99 10,52 11,28 11,64 Maret 10,02 10,56 11,28 11,64 April 10,77 11,35 12,12 12,51 Mei 10,89 11,47 12,25 12,64 Juni 11,65 12,27 13,10 13,52 Juli 11,49 12,11 12,93 13,34 Agustus 10,91 11,49 12,27 12,66 September 10,67 11,25 12,01 12,39 Oktober 11,13 11,73 12,52 12,92 November 10,72 11,29 12,06 12,44 Desember 11,81 12,44 13,29 13,71 Tabungan Januari 4,17 Februari 4,64 Maret 4,65 April 5,00 Mei 5,06 Juni 5,41 Juli 5,34 Agustus 5,06 September 4,96 Oktober 5,17 November 4,98 Desember 5,48
Sumber: PT BPRS Amanah Ummah, 2007 c. Tempat
PT BPRS Amanah Ummah terletak di Jalan Raya Leuwiliang No. 1. Tempat tersebut sangat strategis karena dekat dengan konsumen, yaitu terletak di pasar Leuwiliang yang merupakan pusat perdagangan di Leuwiliang, khususnya bagi para pedagang skala mikro.
d. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah sudah cukup baik, yaitu seperti menjadi sponsor kegiatan dan mengadakan pengajian rutin dengan masyarakat sekitar. Hal ini selain mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar juga berfungsi sebagai promosi keberadaan PT BPRS Amanah Ummah. Selain itu pelayanan yang baik dapat mendukung promosi karena mitra yang merasa puas dengan pelayanan PT BPRS Amanah Ummah, dengan sendirinya akan melakukan promosi word by mouth.
3. Operasional
Proses transaksi di PT BPRS Amanah Ummah dilakukan selama lima hari dari hari Senin sampai hari Jum’at pada pagi hari dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan sore hari pukul 15.00 WIB. Untuk mendukung kegiatan operasional PT BPRS Amanah Ummah memiliki 2 (dua) buah kendaraan mobil, 15 komputer, 10 buah pesawat telepon, dan sebuah mesin fax.
Dalam hal penyaluran dana, nasabah dapat mendatangi langsung PT BPRS Amanah Ummah atau pihak PT BPRS Amanah Ummah yang mendatangi tempat calon peminjam. Setelah dilakukan pengumpulan data calon peminjam, kemudian AO melakukan analisa kelayakan lalu melakukan rapat komite dengan direksi. Apabila layak diberikan pinjaman kemudian dilakukan monitoring dan pemberian pinjaman.
PT BPRS Amanah Ummah juga bekerjasama dengan BUS dalam menyalurkan dana yang telah terkumpul. Namun, PT BPRS Amanah Ummah masih memiliki kelemahan yaitu belum lengkapnya sistem prosedur dan kebijakan yang menyangkut sumberdaya insani.
PT BPRS Amanah Ummah didirikan oleh para tokoh agama yang dikenal memiliki integritas dan komitmen terhadap kepentingan umat. Selain itu PT BPRS Amanah Ummah dipimpin oleh figur tokoh masyarakat yang kharismatik sehingga keberadaan PT BPRS Amanah Ummah mudah diterima oleh masyarakat. Latar belakang pendidikan karyawan PT BPRS Amanah, yaitu satu orang S2, 19 orang S1, tiga orang D3, satu orang D2, 22 orang SMA/K dan satu orang SMP.
PT BPRS Amanah Ummah memiliki delapan orang AO yang memiliki pembagian wilayah masing-masing di Bogor, namun tidak menutup kemungkinan mencari nasabah dari luar Bogor, seperti Jakarta. Seorang AO menangani jumlah nasabah yang bervariasi, mulai dari seorang nasabah hingga 200 orang nasabah.
PT BPRS Amanah Ummah masih memiliki permasalahan berupa kualitas sumberdaya insani yang masih terbatas, hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman terhadap perbankan syari’ah. Untuk mengatasi masalah tersebut PT BPRS Amanah secara berkesinambungan selalu mengadakan dan mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal bank, diantaranya pelatihan pelaporan Sistem Informasi Debitur (SID) yang diselenggarakan oleh BI, Training of trainer BPRS oleh Lembaga Sertifikasi dan BI, pelatihan tahunan Analisa Pembiayaan dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah, dan beberapa pelatihan lainnya. PT BPRS Amanah pun telah menerapkan reward and punishment untuk meningkatkan motivasi karyawan.
4.4.2. Lingkungan Jauh
1. Politik
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi dunia usaha diantaranya adalah arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah. Setiap kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berpengaruh pula pada kebijakan suatu perusahaan. Dikeluarkannya UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 10 Tahun 1998 sangat berpengaruh bagi BPRS. Dengan adanya UU tersebut BPRS mempunyai
landasan hukum yang lebih kuat karena sebelumnya peraturan bagi BPRS hanya berbentuk Peraturan Pemerintah.
2. Ekonomi
Kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Iklim perekonomian yang kondusif akan membantu perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Apabila dilihat dari indikator perekonomian seperti inflasi, kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang cukup baik jika dibandingkan dengan kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2006. Seperti terlihat pada Tabel 13, selama tahun 2007 pemerintah telah berhasil menjaga stabilitas inflasi pada kisaran 6%.
Tabel 13. Tingkat Inflasi Nasional Tahun 2007
Bulan Tingkat Inflasi (%) Desember 6,59 November 6,71 Oktober 6,88 September 6,95 Agustus 6,51 Juli 6,06 Juni 5,77 Mei 6,01 April 6,29 Maret 6,52 Februari 6,30 Januari 6,26
Sumber: Bank Indonesia, 2008
Tingkat inflasi yang bertahan pada satu digit dapat meningkatkan daya beli masyarakat dibandingkan dengan tahun lalu untuk pendapatan yang relatif sama. Hal ini dikarenakan nilai dari pendapatan masyarakat akan bertambah meskipun secara nominal uang yang didapat sama. Hal ini juga menjadi pendorong berkembangnya perekonomian rakyat khususnya perdagangan. Adanya peningkatan daya beli masyarakat dan berkembangnya perekonomian rakyat, khususnya perdagangan dapat menjadi pendorong perkembangan perbankan. Namun, belum semua pengusaha muslim di Leuwiliang telah tersentuh oleh BPRS. Hal ini dapat menjadi peluang bagi PT BPRS Amanah Ummah untuk mengembangkan usahanya.
Aspek sosial yang mempengaruhi PT BPRS Amanah Ummah adalah adanya kepercayaan berupa loyalitas yang tinggi dari nasabah/mitra karena PT BPRS Amanah Ummah dipimpin oleh para tokoh masyarakat yang dekat dengan masyarakat dan para tokoh pesantren. Loyalitas ini juga dikarenakan masyarakat berbasis di sekitar pesantren sehingga menjadi potensi pangsa yang besar bagi pengembangan perbankan syari’ah. Namun, masyarakat masih belum memiliki kesiapan dan persepsi yang tepat tentang perbankan syari’ah, sehingga perlu ditingkatkan sosialisasi perbankan syari’ah dan produk-produknya.
PT BPRS Amanah Ummah juga telah menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik. CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan pasal 74 UU Perseroan Terbatas (UUPT). CSR memiliki konsep triple bottom line, yaitu sinergi dari aspek keuangan, sosial dan lingkungan. Sebagai bentuk realisasi CSR, PT BPRS Amanah Ummah telah melakukan kegiatan diantaranya:
1) Mengelola dan menyalurkan dana Qardhul Hasan kepada golongan ekonomi lemah yang membutuhkan, dana tersebut berasal dari infaq dan shadaqah. Pada tahun 2006 telah menyalurkan dana Qardhul Hasan sebesar Rp.72.050.000.
2) Mengelola dan menyalurkan dana zakat untuk kegiatan ekonomi dan sosial. Pada tahun 2006 dana zakat yang terkumpul sebesar Rp.166.282.442 dan telah disalurkan kepada 2.500 orang mustahiq. Dana zakat tersebut berasal dari zakat perusahaan (bank), karyawan, nasabah dan sumber lain.
3) Menyalurkan dana zakat melalui BPRS Bangun Drajat Warga
dan Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta yang merupakan korban bencana gempa.
4) Memberikan bantuan dan sumbangan kepada Pondok
Pesantren, Majelis Ta’lim, Sekolah dan Masjid dalam bentuk beasiswa pendidikan, santunan kepada anak yatim dan sumbangan kegiatan peringatan hari-hari besar Islam.
PT BPRS Amanah Ummah telah menerapkan teknologi untuk menunjang kegiatan operasionalnya, seperti penerapan Local Area Network (LAN) antar komputer dan penggunaan software akuntansi dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) untuk pengerjaan laporan keuangan dan penghitungan rasio keuangan serta pencatatan transaksi dan pembuatan database telah terkomputerisasi. PT BPRS Amanah Ummah telah melakukan pelaporan kinerja keuangan kepada BI secara on line dengan menggunakan ekstranet. Selain itu juga telah diterapkan Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah terkoneksi dengan SID BI, sehingga setiap ada calon nasabah pembiayaan dapat dilakukan bank checking dimana saja calon nasabah tersebut pernah mendapatkan fasilitas pembiayaan serta mutu pembiayaannya (kolektibilitasnya). 4.4.3. Lingkungan Industri
1. Persaingan dalam Industri
Banyaknya jumlah pesaing yang membidik segmen UMK ditandai dengan masuknya Bank Umum ke dalam segmen kredit mikro. Saat ini jumlah pesaing di wilayah Leuwiliang yaitu tiga unit Bank Umum, yaitu BRI, Lippo dan Bank Jabar, satu unit BPR yaitu BPR Kujang Artha Sembada, satu unit BPRS yaitu BPRS Al Salaam, satu unit Baitul Maal wa Tamwil (BMT), yaitu BMT Khairu Ummah, dan satu unit koperasi, yaitu koperasi Putera Setia Mandiri. Dengan banyaknya jumlah pesaing dalam hal pemberian kredit/pembiayaan tentunya juga terjadi tingkat persaingan yang ketat baik dalam pemberian persentase bunga dengan nisbah bagi hasil, maupun dalam hal pelayanan seperti kemudahan-kemudahan dalam memperoleh kredit/pembiayaan. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi PT BPRS Amanah Ummah dalam mengembangkan usahanya.
2. Daya Tawar Pembeli
Pembeli dalam hal ini adalah para debitur. Bagi PT BPRS Amanah Ummah, debitur memiliki daya tawar yang kuat. Kuatnya daya tawar debitur dikarenakan banyaknya pesaing yang juga menawarkan kredit/pembiayaan sehingga debitur memiliki kebebasan untuk meminjam dana dari lembaga perbankan yang dianggap paling menguntungkan.
Pemasok dalam hal ini adalah penabung, deposan dan pihak lain yang menyalurkan dananya melalui PT BPRS Amanah. Para penabung dan deposan memiliki daya tawar yang besar karena banyaknya alternatif dalam menempatkan dananya. Karena di wilayah pasar Leuwiliang terdapat dua BPRS (termasuk PT BPRS Amanah), dua Bank Umum Konvensional, satu BPR, satu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dan satu kantor kas Bank Umum Daerah. Namun dengan potensi pasar umat Islam yang besar dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi bank syari’ah.
Selain dari penabung dan deposan, dana bisa didapat dari pihak lain seperti dana titipan dari instansi pemerintahan atau bisa juga bekerjasama dengan BUS. Dalam hal ini PT BPRS Amanah Ummah dapat menerapkan program kemitraan dengan BUS melalui Linkage Program dan Office Channeling yang merupakan kebijakan dari BI sehingga dapat membuka peluang untuk menambah dana pihak ketiga maupun meningkatkan jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan.
4. Ketersediaan Barang Substitusi
Produk PT BPRS Amanah Ummah bersaing dengan produk alternatif lain selain perbankan, seperti leasing dan venture capital. Namun, hal ini tidak menjadi ancaman serius bagi PT BPRS Amanah Ummah karena adanya loyalitas nasabah yang berbasis di sekitar pesantren.
5. Hambatan Masuk
Dengan adanya pakto 88 yang memuat kebijakan pendirian bank membuat banyaknya bank-bank bermunculan. Namun sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 Tahun 2004 terdapat persyaratan-persayaratan dari BI sebagai regulator dalam pendirian BPR/BPRS dapat menjadi hambatan masuk bagi pihak-pihak yang ingin mendirikan BPR/BPRS. Persyaratan-persyaratan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi BPR/BPRS sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah pedesaan. PT BPRS Amanah telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh BI, seperti modal minimum pendirian dan pengurus yang telah melalui fit and proper test (uji kemampuan dan kepatutan) untuk menilai integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan. Selain itu para pemegang saham pengendali harus memenuhi persyaratan bahwa yang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas yang dihadapi oleh BPRS Amanah Ummah dalam menjalankan kegiatan usahanya serta telah melalui fit and proper test (uji kemampuan dan kepatutan).
4.5. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman