• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.2 Penyajian Data

4.4.1 Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan sebagai sistem terbuka melakukan aktivitasnya di dalam lingkungan perusahaan dan dipengaruhi lingkungan perusahaan (Solihin, 2006: 68). Sehingga perlu menganalisis lingkungan perusahaan untuk mendapatkan informasi yang mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan strategis. Analisis lingkungan perusahaan merupakan tahap awal sebelum memulai suatu usaha ataupun kegiatan manajemen di dalam perusahaan. Lingkungan perusahaan meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan guna mendapatkan suatu strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajemen.

4.4.1.1Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasi apa-apa saja yang menjadi kelemahan dan kekuatan dari dalam yang dimiliki oleh perusahaan, agar dapat merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan internal meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan aspek yang paling penting dalam menjalankan suatu usaha. Pemasaran menjadi tolak ukur atas kemampuan produsen dalam memasarkan produk yang telah dihasilkan. Permasalahan di bidang pemasaran pada suatu usaha baik itu dalam skala kecil, menengah, ataupun besar sering ditempatkan sebagai masalah utama yang harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran yaitu: price (harga), product (produk), place (tempat), dan promotion (promosi).

Usaha Perikananan Rakyat (UPR) termasuk ke dalam usaha kecil yang menjalankan pemasaran sederhana. Konsep pemasaran yang dilakukan oleh Usaha Perikanan Rakyat (UPR) tidak memasarkan secara langsung kepada penjual-penjual ikan di pasar, melainkan konsumen datang langsung membeli ikan dan menjalin hubungan kerjasama dengan agen penampung ikan lele dari Aceh dan Tanah Karo. Ini membuat pengusaha memiliki ketergantungan tinggi terhadap pemasok dan konsumen. Pengusaha tidak bisa membuat harga sendiri sesuai dengan harga yang dihendakinya, mereka hanya sebagai penerima harga yang diberikan agen.

Dari unsur price (harga), Usaha Perikananan Rakyat (UPR) menetapkan harga jual berdasarkan harga yang ada di pasar. Biasanya harga ikan lele milik

Bapak Syahbuddin ini disesuaikan dengan harga ikan lele yang datang dari Langkat dan Perbaungan. Sedangkan untuk harga jual benih ikan lele Sangkuriang dijual Rp 100,- per inci. Sistem pembayaran ikan lele dapat dilakukan dengan kredit dan tunai. Hal ini didasari asas kejujuran dan kepercayaan.

Produk yang dihasilkan Usaha Perikananan Rakyat (UPR) adalah benih ikan Sangkuriang dan ikan lele Sangkuriang ukuran konsumsi. Kualitas benih ikan lele yang terdapat di Usaha Perikanan Rakyat bagus. Bapak Syahbuddin selalu menjaga kualitas dan kesehatan ikan lele, ikan lele dipantau sesering mungkin bahkan jika masa pemijahan, ikan lele dipantau 24 jam oleh Bapak Syahbuddin. Setelah 21 hari dari pemijahan, maka benih ikan lele akan disortir dengan ember sortir untuk memisahkan ikan lele berdasarkan ukuran karena tidak semua ikan lele memiliki berat dan ukuran yang sama. Selanjutnya, dua minggu ke depan ikan lele akan disortir kembali. Benih yang 2-3 inci akan dipisahkan sebagai benih yang akan dijual. Sedangkan sisanya dipindahkan ke kolam pembesaran ikan untuk dibesarkan.

Di lahan seluas 5000 m2, Bapak Syahbuddin merintis usaha pembudidayaan ikan lele. Namun hanya 1000 m2 yang masih terpakai karena tersandung kurangnya modal dan sumber daya manusia. Lokasi Usaha Perikanan Rakyat sangat strategis yang dapat diakses berbagai kendaraan. Sehingga dapat memudahkan pendistribusian ikan lele. Sejauh ini Bapak Syahbuddin memiliki 40 kolam semen dan 4 kolam tanah.

Promosi penjualan yang dilakukan oleh Bapak Syahbuddin tidak menggunakan media cetak ataupun media elektronik. Beliau lebih mengandalkan pergaulan dengan membangun relasi dengan agen-agen penampung ikan dan dari

mulut ke mulut dengan orang disekitarnya. Serta Bapak Syahbuddin hanya memasang papan sederhana yang tidak begitu besar di pinggir jalan.

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Usaha Perikanan Rakyat (UPR) ini memiliki modal yang terbatas dan belum menerapkan sistem laporan keuangan. Bapak Syahbuddin menganggap masih tidak begitu penting menerapkan laporan keuangan karena usahanya masih skala kecil. Beliau hanya melakukan taksiran- taksiran keuangan secara kasar tanpa pengarsipan dan pencatatan. Pengusaha kecil seperti beliau umumnya belum melakukan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan keuangan secara rutin dan tersusun dengan baik. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mempunyai dokumentasi informasi kegiatan usaha dengan baik. Akibatnya, pada saat perusahaan harus berhubungan dengan pihak luar, seperti lembaga peminjaman atau bank, tidak dapat menunjukkan perkembangan perusahaan (Anoraga, 2007: 60).

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan untuk dikelola secara efektif. Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Bagaimana baiknya teknologi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, tidak akan berjalan secara sinergis dengan tujuan perusahaan tanpa adanya aspek sumber daya manusia di dalamnya.

Usaha Perikanan Rakyat belum memiliki karyawan untuk membantu mengelola usaha budidaya tersebut. Semua aktivitas di usaha tersebut dikerjakan oleh pemilik dibantu oleh anak – anaknya.

4. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan

Kegiatan produksi pada Usaha Perikanan Rakyat terdiri dari pemijahan, penetasan telur, pembesaran, dan pemanenan. Ada dua produk ikan lele yang ditawarkan di Usaha Perikanan Rakyat yaitu produk benih dan produk ikan lele konsumsi. Untuk menghasilkan produk benih diperlukan waktu sekitar 40 hari setelah masa pemijahan dilaksanakan. Dan untuk mendapatkan produk ikan lele ukuran konsumsi dibutuhkan waktu sekitar 60 hari setelah masa pemijahan.

Kegiatan penelitian pengembangan belum dilakukan di Usaha Perikanan ini. Namun Usaha Perikanan sedang mencari obat herbal untuk dapat mengobati ikan jika mengalami sakit. Untuk saat ini ikan yang sakit diobati dengan vitamin C dan obat-obatan yang dibeli dari apotik.

5. Aspek Sistem Informasi

Sistem informasi sangat mempengaruhi pihak manajemen dalam mengambil keputusan strategis. Keputusan strategis dengan dukungan informasi yang handal dan akurat dapat menyelematkan perusahaan dari kebangkrutan. Usaha kecil seperti milik Bapak Syahbuddin belum menerapkan sistem informasi yang dapat mendukungnya dalam mengambil keputusan mengenai usaha budidaya. Ia hanya mengandalkan media cetak dan elektronik untuk melihat dan memahami kejadian atau fenomena apa yang tejadi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usahanya dan tindakan apa yang harus dilakukan. Lemahnya kemampuan pencatatan segala transaksi yang terjadi dan pendataan mengenai budidaya yang dijalankan tersebut berpengaruhi dalam mengambil keputusan seperti informasi atas permintaan dari bulan ke bulan, fluktuasi harga pakan, jumlah persediaan, dan penganggaran biaya operasional.

4.4.1.2Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Eksternal adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Menurut Jatmiko (2003: 38) analisis lingkungan eksternal makro dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

3. Lingkungan Eksternal Makro g. Lingkungan Fisik.

Lingkungan fisik merupakan lingkungan alam yang menyediakan sumber daya bagi perusahaan. Sebagaian besar sumber daya alam memiliki batas dalam ketersediaannya. Hal ini menimbulkan kelangkaan karena sulit mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. Pelaku bisnis harus dapat mengatasi masalah kelangkaan dengan pemakaian yang efektif dan efisien. Pelaku bisnis juga harus dapat mencari sumber alternatif guna kelangsungan kegiatan produksi usahanya.

Berdasarkan topografi Kabupaten Deli Serdang, kecamatan Pancur Batu berada pada dataran rendah dan memiliki dua musim yaitu: musim hujan dan musim panas. Suhu udara di Sumatera Utara berkisar antara 22oC sampai 34oC. Tingkat kelembaban udara berkisar 58% sampai 70% (BMKG, 2014). Kondisi cuaca dan iklim seperti ini sesuai dengan syarat ideal membudidayakan ikan lele Sangkuriang. Namun sebagai wilayah beriklim tropis, tidak jarang cuaca dan iklim ekstrim terjadi. Musim pancaroba yang membuat temperatur suhu tidak teratur mempengaruhi suhu kolam lele. Akibat dari ketidakteraturan tersebut ikan lele mudah menjadi stress dan mudah terserang penyakit. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya dapat menyerang ikan lele.

Usaha Perikanan Rakyat dekat dengan sumber daya alam yang dapat menjadi pakan tambahan selain pellet yang menjadi pakan utama. Lokasi Usaha Perikanan Rakyat yang berbatasan dengan sawah warga memudahkan pemiliknya untuk mendapatkan cacing, bekicot, dan sebagainya. Ditambah lagi, dekat dengan pasar tradisional Pancur Batu yang mempermudahkan untuk mendapatkan ayam mati. Pakan tambahan yang alami ini dapat menjaga kualitas ikan dan mempercepat pertumbuhan ikan.

h. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan bisnis di suatu tempat ataupun negara. Lingkungan ekonomi memiliki fungsi sebagai penentu langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pengusaha untuk menjalankan kegiatan bisnis. Lingkungan ekonomi yang tidak stabil seperti kenaikan harga bahan baku membuat pengusaha harus memutar otak mereka untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasi dengan biaya yang minim, agar tidak mengganggu keberlangsungan bisnis mereka. Kegiatan bisnis harus disesuaikan dengan lingkungan ekonomi dimana bisnis itu berjalan. Ketidakstabilan ekonomi dapat memicu terjadinya kelangkaaan bahan baku. Hal tersebut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar.

i. Lingkungan Politik dan Hukum

Iklim bisnis yang tercipta di suatu negara sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, stabilitas politik, hukum yang berlaku, dan keamanan negara. Di negara yang sering terjadi perang saudara ataupun krisis politik biasanya sulit menciptakan iklim bisnis yang sehat dan berkembang. Pemerintah memiliki peran besar dalam membuat dan mengatur arah bisnis berjalan. Para pengusaha akan

takut menanamkan modal mereka di negara yang tidak stabil politik dan hukum yang diterapkan oleh pemerintah. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi para pengusaha sekaligus masyarakatnya.

Saat ini pemerintah memberikan perhatiannya kepada usaha kecil dan menengah. Pemerintah memberikan bantuan modal usaha dengan syarat dan bunga yang ringan untuk membantu pengusaha kecil mengembangkan usahanya. Program ini dapat dimanfaatkan oleh Usaha Perikanan Rakyat untuk menambah modal untuk mengembangkan bisnis budidaya ikan lele Sangkuriang.

j. Lingkungan Sosial dan Budaya

Lingkungan sosial dan budaya memberikan respon positif atas kehadiran budidaya ikan air tawar khususnya ikan lele. Masyarakat mulai menggemari ikan lele dan sudah sadar atas nilai kandungan gizi ikan lele. Harga yang relatif murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah merupakan salah satu alasan masyarakat tertarik untuk membeli ikan lele. Alasan tersebut berdampak positif terhadap permintaan yang makin lama semakin meningkat.

Menurut Bapak Syahbuddin, usaha budidaya ikan lelenya mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat setempat. Semenjak mendirikan usahanya tersebut sampai sekarang, Bapak Syahbuddin tidak pernah mengalami tindakan premanisme seperti tindakan pemerasan, pencurian, pungutan liar, dan sebagainya.

k. Lingkungan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi semakin pesat seiring dilakukannya temuan-temuan baru dan kreativitas pelaku bisnis.

Temuan-temuan baru dan kreativitas pelaku bisnis tersebut dapat mempermudahkan perusahaan dalam memproduksi maupun memasarkan barang dan jasa. Saat ini transaksi bisnis sudah mudah dan cepat, tidak seperti dahulu membutuhkan waktu dan prosedur yang panjang. Jaringan internet yang mudah diakses dimana dan kapan saja, membuat pengusaha dapat memperkenalkan barang dan jasanya, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Dari aspek pemasaran, kemajuan teknologi mempermudahkan pengusaha untuk lebih dekat dengan konsumennya. Sehingga pengusaha dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari informasi yang didapatkan tersebut, ia dapat menciptakan suatu peluang usaha yang baru ataupun berkreativitas. Serta kehadiran internet dapat menekan biaya promosi dan pemasaran perusahaan.

l. Lingkungan Demografi

Demografi merupakan ilmu studi yang mempelajari kependudukan tentang kelahiran, kematian, dan migrasi. Penduduk memiliki posisi sebagai konsumen dari barang dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan suatu bisnis. Penduduk Indonesia yang semakin bertambah memberikan kesempatan yang besar bagi pengusaha ikan untuk meningkatkan produksi ikan mereka agar dapat memenuhi permintaan ikan yang semakin meningkat pula. Meningkatnya permintaan ikan lele juga didorong oleh beberapa faktor antara lain: harga yang terjangkau, jauh dari isu-isu berformalin, dan kandungan gizi yang dimiliki oleh ikan lele.

4. Lingkungan Eksternal Mikro a. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru di dunia industri semakin hari semakin ramai. Semakin banyak pengusaha yang menawarkan produk yang inovatif dan kreatif. Kondisi ini

mendorong para pengusaha yang sudah memasuki dunia industri terlebih dahulu harus mempertahankan karakteristik produknya seiring peningkatan mutu dan kreativitas produk.

Pendatang baru bagi Usaha Perikanan Rakyat sampai saat ini belum mempengaruhi roda kegiatan usaha budidaya ikan lele. Usaha Perikanan Rakyat merupakan usaha skala kecil yang berjalan secara sederhana dan belum menerapkan manajemen yang rumit dengan target penjualan pada jumlah tertentu. Usaha Perikanan Rakyat belum terdaftar dan tidak memiliki izin usaha. Sehingga memudahkan pendatang baru untuk memulai usaha budidaya yang serupa tanpa harus melakukan registrasi. Pertambahan pengusaha ikan lele dapat memenuhi permintaan ikan lele di pasar yang saat ini semakin meningkat dan memicu pengusaha untuk meningkatkan kualitas ikan. Usaha Perikanan Rakyat juga terus meningkatkan produksi ikan lele dengan tetap memperhatikan kualitas ikan lele untuk menjaga kepuasan pelanggan. Usaha Perikanan Rakyat sudah memiliki pelanggan tertentu yang sudah setia dan mengerti kelebihan ikan lele Sangkuriang yang dibudidayakan di tempat ini. Di pasar tradisional masih sulit menjumpai penjual yang menjual ikan lele Sangkuriang, ikan lele yang dijual didominasi dengan ikan lele jumbo dan lokal. Kualitas keempukan dan rasa daging ikan lele Sangkuriang lebih baik dibandingkan dengan ikan lele jenis lainnya.

b. Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers)

Pemasok merupakan orang atau penyalur segala bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan memproduksi barang dan jasa. Perusahaan harus membina hubungan yang baik dengan pemasok agar tidak menghambat kegiatan produksi. Perusahan yang hanya memiliki satu pemasok

biasanya memiliki kekuatan menawar yang lebih tinggi. Kekuatan tawar-menawar pemasok berupa pemberian harga bahan baku, jumlah pesanan, dan waktu pesanan. Kekuatan-kekuatan tersebut membatasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi dan produksi. Untuk mengatasi tingginya kekuatan tawar-menawar pemasok, perusahan sebaiknya membangun hubungan baik kepada beberapa pemasok. Seandainya satu pemasok memutuskan untuk menaikkan harga bahan baku dan membatasi jumlah pembelian. Keputusan tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap aktivitas perusahaan. Perusahaan dapat mengatasinya dengan mengambil bahan baku dari pemasok lain yang dapat juga berfungsi sebagai pembanding harga.

Usaha Perikanan Rakyat (UPR) memiliki pemasok bahan baku langsung tanpa perantara di pasar. Usaha Perikanan Rakyat hanya membangun hubungan dengan satu pemasok. Untuk mendapatkan benih ikan lele Sangkuriang yang akan dijadikan induk untuk pembudidayakan didapatkan dari Sukabumi. Bahan baku pakan lele seperti pellet didapatkan dari mitra yang sudah lama menjalin hubungan yaitu Poultry Soup Agung. Harga pellet didapatkan dari pemasok sekitar Rp 7.000 per kilogram. Kekuatan tawar-menawar pemasok cukup tinggi. Kenaikan harga sangat mempengaruhi biaya produksi sedangkan harga penjualan ikan lele berdasarkan harga yang ada di pasaran.

c. Kekuatan Pembeli / Pelanggan (Power of Buyers)

Pembeli merupakan orang yang memiliki peran sebagai konsumen dari barang dan jasa yang dihasilkan produsen atau perusahaan. Pembeli memiliki kemampuan atau kekuatan untuk mempengaruhi produsen barang atau perusahaan dalam membuat kebijakan perusahaan.

Usaha Perikanan Rakyat memiliki dua produk yang dihasilkan yaitu benih ikan lele Sangkuriang dan ikan pembesaran untuk konsumsi. Kekuatan tawar-menawar pembeli untuk benih ikan lele Sangkuriang tidak berpengaruh karena harga benih ikan lele Sangkuriang tidak dipengaruhi oleh permintaan pasar. Bapak Syahbuddin telah menentukan harga benih ikan lele Sangkuriang per incinya dihargai Rp 100,-. Sedangkan kekuatan tawar-menawar pembeli berpengaruh kepada harga ikan pembesaran untuk konsumsi karena disesuaikan dengan permintaan pasar.

d. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti merupakan produk yang dapat menggantikan produk utama, atau sebagai alternatif lain dalam suatu kegiatan yang masih memberikan manfaat dan nilai yang hampir sama. Produk pengganti yang memberikan manfaat dan nilai sama dengan tingkat harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk utama, mempunyai peluang untuk pembeli beralih ke produk pengganti. Ikan lele tidak memiliki produk pengganti karena harganya lebih murah dibandingkan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas dan ikan nila.

e. Pesaing Dalam Industri

Persaingan dalam dunia industri semakin hari semakin ketat. Perusahaan harus dapat menyusun langkah strategis untuk dapat bersaing dalam merebut ataupun mempertahankan pangsa pasar. Persaingan di dalam industri mendorong perusahaan lebih inovatif dan kreatif untuk menghasilkan produk yang berbeda dan menarik masyarakat baik itu dalam segi harga, kualitas, ukuran, maupun manfaat produk.

Usaha Perikanan Rakyat belum memiliki pesaing yang sejenis di kawasan Pancur Batu. Meskipun begitu terdapat produsen sesama budidaya ikan air tawar seperti ikan mas dan ikan nila dikawasan tersebut. Untuk mengatasi persaingan dalam industri, Usaha Perikanan selalu memperhatikan kualitas ikan yang dihasilkan dan membangun kemitraan dengan agen, konsumen, dan pemasok. Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlangsungan Usaha Perikanan Rakyat di tengah- tengah persaingan pembudidayaan ikan air tawar.

Dokumen terkait