• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Lokasi Penelitian .1 Profil Usaha Budidaya

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .1 Profil Usaha Budidaya

Usaha budidaya yang menjadi tempat penelitian adalah Usaha Perikanan Rakyat (UPR) merupakan salah satu usaha budidaya ikan lele Sangkuriang di Sumatera Utara. Usaha budidaya tersebut telah berdiri sejak 22 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 08 Oktober 1992. Pendirinya adalah Bapak Syahbuddin, seorang alumni dari D-3 Perikanan dari Universitas Riau.

Ide usaha budidaya ini telah ada saat Bapak Syahbuddin dibangku perkuliahan. Selama masa perkuliahan, beliau tidak pernah berpikiran untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan. Akan tetapi beliau memiliki cita-cita untuk membuka usaha budidaya ikan sendiri. Cita – cita tersebut diwujudkannya setelah tamat kuliah dan kembali ke Medan.

Beliau memilih ikan lele Sangkuriang sebagai produk yang dibudidayakan. Alasannya karena harga ikan lele yang murah, mudah untuk dibudidayakan, dan dagingnya yang empuk dan manis yang sesuai dengan lidah masyarakat Sumatera Utara. Benih ikan Sangkuriang didatangkan dari BBPBAT yang berada di Sukabumi, Jawa Barat. BBPBAT atau Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar merupakan wadah yang mengembangkan dan mengadakan penelitian mengenai budidaya ikan air tawar yang bertujuan untuk mendapatkan benih ikan yang berkualitas dan melestarikan ikan air tawar.

Kegiatan budidaya dilakukan dengan media kolam semen. Kolam yang terbuat dari semen memiliki umur ekonomis hingga bertahun-tahun walaupun pada awalnya pembuatannya membutuhkan biaya yang cukup besar. Saat memulai usaha Bapak Syahbuddin hanya memiliki 4 kolam kecil untuk pembudidayaan ikan lele. Seiring waktu dan berkembangnya usaha ini, kolam yang dimiliki 40 kolam semen dan 4 kolam tanah.

Bentuk pemijahan pada Usaha Perikanan Rakyat secara alami. Pemijahan secara alami memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya adalah pemijahan alami dipengaruhi oleh faktor alam dan kondisi lingkungan tempat pemijahan. Induk ikan yang sudah matang gonad atau siap dipijah tidak menjadi jaminan untuk berhasilnya pemijahan karena kondisi kolam yang tidak mendukung. Pemijahan sepasang ikan lele Sangkuriang di Usaha Perikanan Rakyat dapat menghasilkan sekitar 25.000 butir telur.

4.1.2 Lokasi Usaha Perikanan Rakyat

Lokasi Usaha Perikanan Rakyat terletak 2 km dari jalan raya Medan- Berastagi. Usaha Perikanan Rakyat beralamat di Jalan Delitua No. 58, Kelurahan/ Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, 20353. Wilayah Usaha Perikanan Rakyat berbatasan dengan:

Sebelah barat : Sungai Nangka Sebelah timur : sawah warga Sebelah selatan : sawah warga Sebelah utara : Jalan Delitua

4.1.3 Visi dan Misi

Usaha Perikanan Rakyat ini tidak memiliki visi dan misi yang nyata tertulis layaknya sebuah organisasi perusahaan. Namun Bapak Syahbuddin memiliki cita-cita menjadi pengusaha ikan lele yang sukses dan mempunyai kolam pancing. Untuk mewujudkan cita-cita ataupun visi tersebut, saat ini Bapak Syahbuddin melakukan beberapa usaha seperti menyediakan ikan lele yang berkualitas, menjalin dan membina hubungan yang baik dengan mitra, melakukan peningkatan jumlah produksi, dan memberikan pakan ikan secara intens.

4.1.4 Struktur Organisasi

Usaha Perikanan Rakyat masuk kategori skala kecil dan belum menerapkan struktur organisasi. Kegiatan produksi dilaksanakan oleh Bapak Syahbuddin tanpa bantuan karyawan. Beliau terkadang dibantu oleh anak-anaknya sepulang sekolah. Usaha Perikanan Rakyat tidak mengadakan karyawan karena kekurangan dana untuk menggaji karyawan. Untuk pekerjaan menggali kolam tanah, beliau dibantu seorang teman yang diperkerjakan dengan upah harian. 4.1.5 Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi adalah kegiatan yang berisikan aktivitas yang mengelola bahan baku untuk menghasilkan barang dan jasa. Ada beberapa kegiatan budidaya secara umum yang dilakukan di Usaha Perikanan Rakyat (UPR) antara lain:

a. Persiapan Kolam dan Bibit Lele Sangkuriang

Langkah pertama dalam membudidayakan ikan lele Sangkuriang harus terlebih dahulu menyediakan kolam dan bibit ikan lele untuk dijadikan induk pemijahan. Usaha Perikanan Rakyat mempunyai 40 kolam semen dengan

berbagai ukuran dan 4 kolam tanah. Dua buah kolam untuk pemijahan dan lainnya untuk kolam penetasan telur, penyortiran, pembesaran, dan kolam pancing.

Usaha Perikanan Rakyat membeli bibit dari BBPBAT yang kemudian dibesarkan. Selama pembesaran akan dipisahkan bibit ikan lele yang baik dan sehat untuk bibit induk yang dipijah ke kolam tersendiri dengan ikan lele ukuran konsumsi untuk dipanen.

b. Pemijahan

Usaha Perikanan Rakyat (UPR) melakukan pemijahan ikan lele secara alami. Pemijahan secara alami dipilih Bapak Syahbuddin karena dapat dilakukan di lahan sempit dengan peralatan yang sederhana. Biasanya beliau hanya menyiapkan kolam semen yang khusus untuk pemijahan. Kolam tersebut dibersihkan dan dikosongkan terlebih dahulu untuk menjaga kualitas benih ikan yang akan dihasilkan.

Kemudian, beliau menyiapkan sepasang ikan yang berukuran sama dan siap untuk dikawinkan. Selanjutnya, kolam semen diisi air bersih setengah kedalaman kolam semen dan tidak lupa meletakkan ijuk tempat melekatnya telur ikan lele. Pemijahan terjadi pada malam hari. Ikan lele jantan akan mendekati atau mengejar ikan lele betina. Saat pemijahan berlangsung kolam pemijahan ditutup dengan papan, agar ikan lele tidak melompat keluar kolam. Pemijahan dapat berlangsung berjam-jam terkadang sampai pagi hari. Saat pagi hari, maka kita akan melihat telur ikan lele menempel di ijuk dan permukaan air.

c. Penetasan Telur

Setelah pemijahan selesai, langkah selanjutnya adalah mengangkat sepasang induk ikan lele Sangkuriang keluar ke kolam lain. Hal ini dilakukan bertujuan

untuk menghindari induk ikan memakan telur. Seperti kita ketahui bahwa ikan lele memangsa sesama mereka terlebih saat kelaparan. Selanjutnya telur yang telah dibuahi tersebut akan menetas dalam sehari menjadi larva ikan lele. Telur ikan lele tidak semuanya dapat menjadi larva, telur yang tidak berkembang akan dibersihkan agar tidak mempengaruhi kebersihan dan aroma bau air. Larva ikan lele akan didiamkan selama beberapa hari.

d. Menyortiran

Larva telur ikan lele yang berkembang dan bertambah besar menjadi benih disortir dengan ember sortir. Ember sortir memiliki bolongan- bolongan sesuai dengan ukuran benih ikan lele. Ikan lele dipisahkan berdasarkan bobot dan ukuran. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengatasi ketimpangan perkembangan ukuran ikan lele karena penyebaran pakan ikan lele di kolam terkadang tidak tersebar secara merata. Pakan yang diberikan adalah cacing sutra. Setelah dua minggu, benih ikan lele akan disortir kembali. benih yang berukuran 1-3 inci siap untuk dijual. Sedangkan, sisanya dipindahkan di kolam baru untuk dilakukan pembesaran.

e. Pembesaran

Pembesaran ikan lele tidak sesulit pembesaran ikan lainnya. Ikan lele dapat berkembang dalam jumlah air yang sedikit. Bapak Syahbuddin mengatur air kolam ikan lele dengan mengganti setiap hari. Beliau mengatur air kolam dengan perbandingan 1:1. Air yang dikeluarkan dari kolam setinggi 5 cm, selanjutnya akan mengisi kembali setinggi 5 cm. Di dalam kolam disediakan ijuk dan papan agar ada tempat ikan lele bersembunyi ataupun berlindung. Ikan lele senang di tempat yang gelap dan tertutup.

Ikan lele diberikan pakan sebanyak tiga kali sehari yakni pagi hari, siang hari, dan sore hari. Pemberian pakan dengan cara menyebar seluruh kolam secara sedikit demi sedikit (segenggam tangan). Bapak Syahbuddin memberikan pakan tambahan selain cacing sutra dan pellet ikan agar ikan lele cepat besar. Pakan tambahan dapat berupa keong mas yang didapatkan dari sawah disekitar, sisa-sisa nasi rumah tangga, dan ayam mati.

f. Pemanenan

Setelah beberapa minggu masa pembesaran, langkah selanjutnya asalah pemanenan ikan lele. Ukuran ikan lele yang dipanen disesuaikan dengan permintaan agen yang datang langsung ke Usaha Perikanan Rakyat dapat mengambil ikan sendiri sesuai selera masing-masing.

Dokumen terkait