• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Analisis Lingkungan Usaha

Untuk menentukan suatu kebijakan dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya pemilik atau pengelola sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat menyangkut manajemen lingkungan internal dan eksternal dalam mengambil keputusan strategis. Analisis lingkungan usaha merupakan tahap awal sebelum memulai suatu usaha ataupun kegiatan manajemen di dalam perusahaan. Lingkungan usaha meliputi analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan guna mendapatkan suatu strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan usaha yaitu mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa.

4.2.1.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Internal adalah mengidentifikasi apa-apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang di miliki oleh perusahaan agar dapat merumuskan strategi apa yang diterapkan perusahaan untuk mencapai tujuan usaha tersebut. Lingkungan internal meliputi beberapa aspek antara lain:

1. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran adalah aspek yang penting dalam keberlangsungan perusahaan untuk mencapai tujuan keberhasilan perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur. Pemasaran yang dilakukan dengan cara tepat akan menjadikan produk tersebut diminati oleh konsumen dengan baik. Jika perusahaan dapat menjual lebih banyak kepada konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang sesuai dengan penawaran yang ditawarkan serta dapat mengikuti model atau perkembangan pasar yang lagi trend maka dapat megembangkan produk untuk lebih berhasil. Aspek pemasaran dibidang pemasaran baik itu usaha kecil maupun menengah sering sekali ditempatkan pada suatu hal yang utama harus di sikapi oleh pihak manajemen. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Usaha meubel BM. Suka Piring adalah usaha kecil menengah yang menjalankan usahanya dengan pemasaran sederhana. Konsep pemasaran yang dilakukan oleh BM. Suka Piring yaitu pemasaran yang dilakukan secara langsung atau proaktif kepada konsumen ataupun properti-properti di pasar, melainkan konsumen datang secara langsug dan melihat hasil kerja BM. Suka Piring dan memesan langsung sofa, lemari, dan meja makan atau mereparasi sofa dan menjalin hubungan kerjasama dengan agen atau mitra properti dalam pembuatan meubel dan merepasari sofa mereka.

Produk yang dihasilkan usaha meubel BM. Suka Piring adalah bahan-bahan yang berkualitas serta sistem pengerjaan yang menggunakan keahlian tangan manusia. Bapak Bahagia selalu menjaga kualitas produk mulai dari rangka, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan meubel.

Dari unsur price (harga), Usaha meubel BM. Suka Piring menetapkan harga jual meubel sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel tersebut. harga yang ditawarkan usaha meubel BM. SukaPiring sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkata kesulitan dalam pengerjaannya. Adapun harga yang ditawarkan antara lain:

1. Harga Jenis Sofa, harga sofa yang di tawarkan memiliki perbedaan dari segi harga karena harga di lihat dari penggunaan bahan baku seperti kerangka kayu.Untuk kerangka kayu Minde yang diambil dari Medan dan kayu Jati yang diambil dari Pulau Jawa Jepara antara lain:

Tabel 4.1 Jenis Sofa dan Harga Sofa

Jenis Sofa Jenis Kayu Harga

Sofa Balut Kayu Minde Rp 4.000.000- 6.000.000

Sofa Minimalis Kayu Minde Rp 4.000.000-5.000.000

Sofa Ukir Kayu Minde Rp 7.000.000-10.000.000

Sofa Ganesha Kayu Jati Rp 18.000.000-20.000.000

Sofa Monaco Kayu Jati Rp 15.000.000-16.000.000

Sofa Jepara Garuda Kayu Jati Rp 20.000.000-25.000.000 Sumber: Hasil Penelitian usaha meubel BM. Suka Piring (2014)

Semua harga dyang ditawarkan uasah meubel BM. Suka Piring disesuaikan dengan permintaan konsumen serta bahan baku yang digunakan dan tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel.Sistem pembayaran dilakukan oleh usaha meubel BM. Suka Piring yaitu pembayaran secara tunai dean menggunakan bon. Usaha meubel BM. Suka Piring tidak melalukan dan melayani sistem pembayaran secara kredit dalam usahanya.

Dengan lahan yang luas 150 m², Bapak Bahagia mengelola usaha BM. Suka Piring yang sudah di jalan terlebih dahulu oleh Bapak beliau. Lokasi usaha meubel BM. Suka Piring sangat strategis yang dapat dijangkau dengan mudah karena tepat di depan jalan raya Jl. Jamin Ginting yang berdekatan dengan Universitas Sumatera

Promosi penjualan yang dilakukan oleh Bapak Bahagia tidak menggunakan media cetak ataupun media elektronik. Usaha meubel BM. Suka Piring hanya menggunakan pamplet di depan usaha tersebut dan selain itu beliau lebih mengandalkan pergaulan dengan membangun relasi dengan mitra kerjasama dari mulut ke mulut dengan orang sekitarnya.

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Usaha meubel BM. Suka Piring memiliki modal terbatas dalam mengelola usahanya dan belum menetapkan sistem laporan keuangan secara sistematis atau standart akuntansi. Bapak Bahagia sebagai pemilik dan pengelola menganggap usaha meubel BM. Suka Piring masih usaha skala kecil menengah yang kegiatan produksinya masih tergantung pada permintaan konsumen atau pembeli atau pelanggan sehingga beliau beranggapan tidak perlunya melakukan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan sistem keuangan secara sitstematis dan beliau hanya melakukan perincian keuangan secara kasar tanpa pengarsipan dan pencatatan yang sistematis. Dimana usaha kecil menengah seperti usaha meubel BM. Suka Piring tidak mempunyai pengarsipan keuangan dan dokumentasi informasi kegiatan usaha dengan baik dan lengkap. Hal ini menyebabkan usaha meubel BM. Suka Piring mengalami kesulitan dalam meminjam pada saat menjalin hubungan bisnis transaksi dengan pihak lain baik itu perorangan maupun badan usaha (bank) yang merupakan

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan suatu sumber daya yang sangat penting untuk dikelola perusahaan secara efektif karena memiliki pean penting di dalam perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Sebaik apapun teknologi yang diterapkan dan digunakan oleh perusahaan, tidak akan berjalan dengan baik atau sinergis tujuan perusahaan tanpa adanya sumber daya yang mampu memahami untuk menjalankannya.

Hal ini karena usaha meubel BM. Suka Piring belum memiliki karyawan yang tetap dalam mengelola usaha meubel secara aktif. Semua aktivitas kegiatan produksi di jalankan secara aktif ketika konsumen atau pembeli atau pelanggan datang memesan produknya. Jika ada orderan repasari sofa dalam jumlah kecil maka beliau sendiri yang mengerjakannya dan di bantu oleh istrinya tanpa memanggil pekerja, akan tetapi apabila jumlah orderan repasari banyak atau menumpuk yang harus diselesaikan maka beliau memanggil pekerja yang biasa beliau pekerjakan.

4. Aspek Produksi/Operasi dan Penelitian Pengembangan

Untuk menyikapi hal ini kegiatan produksi usaha meubel BM. Suka Piring terdiri dari pembuatan jenis sofa, lemari, meja makan dan mereparasi segala jenis sofa. Dalam melakukan kegiatan produksi usaha meubel BM. Suka Piring hanya produksi apabila ada pesanan dari konsumen atau pembeli atau pelanggan. Dimana

hal ini usaha meubel BM. Suka Piring tetap mengandalkan kualitas bahan baku, keahlian atau skill tangan manusia dalam mengerjakan meubel.

Kegiatan operasi utama usaha meubel BM. Suka Piring terletak pada mereparasi sofa karena kegiatan produksi yang sering dilakukan yaitu mereparasi sofa. Sedangkan kegiatan produksi dalam pembuatan sofa, lemari, meja makan hanya menunggu pesanan dari konsumen atau pembeli atau pelanggan datang memesan.

Kegiatan penelitian pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring belum melakukan secara formal, terncana dan teratur. Namun saat ini usaha meubel BM. Suka Piring sedang menjalin kerjasama dengan mitrakerja untuk dapat terus beroprasi dengan baik tanpa harus menunggu pesanan konsumen atau pembeli atau pelanggan datang. Dengan cara demikian beliau menerima dan melakukan penelitian dan pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring sesuai dengan permintaan konsumen. 5. Aspek Sistem Informasi

Di dalam perusahaan sistem informasi sangat penting untuk mempengaruhi pemilik atau pengelola dalam mengambil suatu keputusan strategi. Keputusan strategi harus di dukung dengan adanya informasi yang handal dan akurat agar dapat menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Usaha Kecil Menengah seperti milik Bapak Bahagia belum memiliki dan menerapkan sistem informasi yang dapat mendukungnya dalam mengambil suatu keputusan mengenai usaha beliau karena

beberapa hal beliau juga belum memahami dibidang tersebut . Usaha meubel BM. Suka Piring hanya mengandalkan media cetak dan media elektronik yang dipahaminya serta bekerjasama dengan mitra kerja untuk melihat dan memahami kejadian fenomena yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha tersebut dan melakukan tindakan apa yang harus dilakukan beliau.

4.2.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Eksternal adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal makro dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Lingkungan Eksternal Makro dan Mikro. Menurut Jatmiko (2004: 30) faktor yang terdapat dalam analisis lingkungan eksternal perusahaan, yaitu: Fisik, Ekonomi, Sosial, Politik/hukum, Teknologi, Demografis adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Eksternal Makro

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan lingkungan alam yang menyediakan sumber daya bagi perusahaan. sebagian besar sumber daya alam memiliki keterbatasan dalam ketersediaannya. hal ini menimbulkan kelangkaan bagi perusahaan karena kesulitan mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. pelaku bisnis harus dapat

bisnis juga harus dapat mencari sumber alternatif guna kelangsungan kegiatan produksi usaha perusahaan tersebut.

Berdasarkan topologi Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara berada pada dataran rendah dan memiliki dua musim, yaitu: musim panas dan musim hujan. Sehingga sering terjadi kendala dalam memproduksi produk, apalagi cuaca pada saat ini tidak dapat di tebak atau di ramalkan.

b. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan bisnis di suatu tempat ataupun negara. lingkungan ekonomi memiliki fungsi sebagai penentuan langkah- langkah yang akan dilakukan oleh pengusaha untuk menjalankan bisnis. Lingkungan ekonomi yang tidak stabil seperti kenaikan harga bahan baku dan surber daya lainnya yang membuat pengusaha harus berfikir untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasi dengan biaya yang minim, agar tidak mengganggu bisnis mereka. kegiatan bisnis harus disesuaikan dengan lingkungan ekonomi dimana bisnis itu berjalan. ketidakpastian ekonomi dapat memicu terjadinya kelangkaan bahan baku. Hal tersebut mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran di pasar.

c. Lingkungan Politik dan Hukum

Iklim bisnis yang buat di suatu negara sangat dipengaruhi penting oleh kebijakan pemerintah, stabilitas plotik dan hukum yang berlaku serta keamanan negara. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi para pengusaha dan sekaligus masyarakatnya. Pemerintah memilik peran aktif dan besar dalam membuat dan mengatur negara terutama dalam mengatur arah bisnis yang berjalan.

Usaha meubel BM. Suka Piring pada saat sekarang ini belum memiliki izin usaha dari pemerintah dalam menjalankan usahanya sehingga usaha meubel BM. Suka Piring kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam meminjam pada saat menjalin hubungan bisnis transaksi dengan pihak lain baik itu perorangan maupun badan usaha (bank) yang merupakan pihak eksternal dari usaha meubel karena tidak memiliki dokumentasi transaksi keuangan secara sistematis, terencana dan rutin.

Hal ini pemerintah memberikan perhatian, khususnya bagi usaha kecil dan menengah dalam memberikan berupa bantuan modal usaha dengan syarat dan bungan yang ringan untuk membantu pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya.

Hal ini tertuang dalam buku Anoraga (2002: 334) yang terdapat UU RI Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil Bab VI Pasal 21 mengenai Pembiayaan dan Peminjaman. Program ini dapat dimanfaatkan oleh Usaha Meubel BM. Suka Piring untuk

menambah modal untuk mengelola dan mengembangkan uasaha meubel BM. Suka Piring.

d. Lingkungan Sosial dan Budaya

Keberadaan lingkungan sosial dan budaya disekitas usaha meubel BM. Suka Piring sangat memberikan nilai positif terhadap kehadiran usaha meubel BM. Suka Piring. Masyarakat sekitar yang ingin berusaha dan memiliki keahlian dalam meubel dapat menuangkan keahaliannya dan mendapat kesempatan dengan melamar pekerjaan di usaha meubel BM. Suka Piring sehingga mengurangi pengangguran di daerah sekitar lokasi usaha tersebut. Dan dilihat dari dari keberadaannya usaha meubel BM. Suka Piring memiliki daerah yang sangat padat penduduknya, daerah yang sangat aktif dengan pendatang baru, dekat dengan lingkungan kampus dan daerah yang nyaman dari tindak kriminal. Sehingga kalangan masyarakat sekitar tidak kesulitan ketika ingin membeli perabot meubel rumah tangga dan meraparasi sofa mereka yang sudah rusak menjadi siap pakai. Ini merupakan dampak positif bagi usaha meubel BM. Suka Piring untuk terus berkembang dan berkarya dalam memberikan hasil yang kreatif dan inovatif pada usaha meubel.

e. Lingkungan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi semakin pesat seiring dengan kemajuan dalam penemuan-penemuan baru dan kreaktivitas

peluang besar bagi usaha bisnis untuk mempermudah perusahaan dalam memproduksi maupun memasarkan barang dan jasa. Saat ini transaksi bisnis sudah sangat mudah dan cepat, tidak seperti dahulu membutuhkan waktu yang sangat panjang. Jaringan internet yang mudah di akses dimana saja dan kapan saja, membuat pengusaha dapat memperkenalkan peroduknya dengan cepat baik itu di dalam ataupun di luar negeri. Dari segi asapek pemasaran, kemajuan teknologi sangat berpengaruh penting bagi pengusaha utnuk memasarkan produknya dengan cepat dan mudah di ketahui oleh konsumen. Sehingga pengusaha tahu bagaiman dan tindakan apa yang harus ia lakukan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam kehidupannya. Dari informasi yang di dapat, ia dapat menciptakan suatu ide atau peluang baru ataupun berkreativitas dalam usaha. Dengan adanya internet dapat menekan biaya yang rendah dalam promosi dan pemasaran poduk perusahaan.

Tetapi pada saat sekarang ini usaha meubel BM. Suka Piring belum memanfaatka secara optimal kemajuan teknologi canggih pada saat sekarang ini untuk memasarkan produknya agar lebih dikenal dengan mudah oleh masyarakat dan konsumen. Sehingga usaha meubel BM. Suka Piring masih mengalami gangguan terhadap sistem pemasaran dalam memasarkan produknya.

f. Lingkungan Demografi

Lingkungan Demografi merupakan suatu ilmu studi yang mempelajari kependudukan suatu negara ataupun daerah tentang kelahiran, kematian, dan imigrasi. Penduduk memiliki posisi sebagai konsumen dari barang dan jasa yang di hasilkan dari kegiatan suatu bisnis. Dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah dan perumahan-perumahan yang semakin banyak dan meningkat merupakan kesempatan besar bagi pengusaha meubel untuk meningkatkan produksinya dengan menawarkan hasil yang berkualitas serta model- model yang inovatif dan kreatif atau model yang lebih modrend dan meraparasi segala jenis sofa agar dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen yang semakin meningkat. Hal ini dilihat dari kemajuan zaman dan gaya hidup masyarakat ayng dapat mengubah sifat meubel. Lingkungan demografi disekitar usaha meubel BM. Suka Piring merupakan lingkungan yang padat akan penduduknya dan nyaman sehingga memberikan dampak positif bagai usaha meubel BM. Suka Piring dapat beroprasi dengan baik tanpa adanya gangguan ataupun hambatan dari lingkungan luar atau sekitar.

2. Lingkungan Eksternal Mikro

a. Ancaman Pendatang baru

kreatif. Hal ini merupakan peluang besar bagi pengusaha meubel karena semakin meningkatnya jumlah penduduk, ramainya perumahan-perumahan baru dan lingkungan universitas. Kondisi ini mendorong para pelaku pengusaha yang sudah memasuki dunia industri terlebih dahulu harus mempertahankan karakteristik pruduknya seiring dengan peningkatan mutu dan kreativitas produknya.

Banyaknya pendatang baru secara bersamaan dibidang yang sejenis saat ini sangat mempengaruhi kegiatan produksi usaha meubel. Dalam hal ini usaha meubel BM. Suka Piring masih dikatakan usaha kecil menengah dengan menganut pola pengelolaan secara sederhana dan tradisional sehingga belum menerapkan sistem manajemen yang moderend dengan target penjualan pada jumlah tertentu. Usaha meubel BM. Suka Piring belum terdaftar dan tidak memiliki izin usaha sehingga mengalami hambatan-hambatan untuk menggunakan fasilitas dan produk perbankan. Sementara itu pengusaha meubel yang baru sudah memiliki izin usaha sepeerti: royal jepara yang cendrung menawarkan pengelola yang lebih moderand antara lain perencanaan dan produk-produk yang ditawarkan lebih inovatif dengan cara mengakses barang secara moderend. Hal ini menjadikan usaha meubel BM. Suka Piring sulit untuk dapat berkembang karena kurangnyan permodalan dan masih menganut sistem pengelolaan yang sederhana.

b. Kekuatan Pemasok (Powerfull of Suppliers)

Daya tawar pemasok merupakan orang atau penyalur segala bahan baku yang di butuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan memproduksi produk dengan menyediakan layanan tunai. Pengusaha harus membina hubungan yang baik dengan pemasok agar tidak menghambat kegiatan produksi usaha apabila perusahaan yang hanya memiliki satu pemasok biasanya pengusaha memiliki kekuatan tawar- menawar yang lebih tinggi. Kekuatan tawar-menawar pemasok berupa pemberian harga bahan baku, jumlah pesanan, dan waktu pemesanan. Kekuatan tersebut membatasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi dan produksi. Untuk mengatasi tingginya kekuatan tawa-menawar pemasok , perusahaan sebaiknya menjalin hubungan yang baik kepada para pemasok. Apabila salah satu pemasok memutuskan untuk menaikkan harga bahan baku dan membatasi jumlah pembelian. Perusahaan dapat mengatasinya dengan mengambil bahan baku dari pemasok lain yang dapat juga berfungsi sebagai pembanding harga.

Usaha meubel BM. Suka Piring memiliki pemasok bahan baku langsung tanpa perantara di pasar. Untuk mendapatkan bahan-bahan khusus meubel BM. Suka piring langsung membangun hubungan dengan pemasok bahan baku khusus meubel.Misalnya rangka untuk pembuatan sofa BM. Suka Piring langsung di kirim dari Namorambe Medan dan Jawa Jepara. Dengan kekuatan tawar-menawar pemasok

pembuatan meubel tersebut begitu juga dengan repasari sofa semua di hitung berdasarkan bahan baku yang digunakan serta tingkat kesulitan dalam pengerjaannya dan harga meubel tidak tergantung pada pasar melainkan pada penggunaan bahan baku yang digunakan dan tingkat kesulitannya.

c. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power of Buyers)

Pembeli merupakan orang memiliki peran aktif dan penting dalam kegiatan usaha bisnis dari barang dan jasa yang dihasilkan produsen atau perusahaan. Pembeli memiliki kemampuan atau kekuatan yang sangat pentinf untuk mempengaruhi produsen barang atau perusahaan dalam membuat suatu kebijakan perusahaan.

Usaha meubel BM. Suka Piring memiliki dua kegiatan produk yang dihasilkan yaitu memproduksi meubel dan mereparsi segala jenis sofa. Kekuatan tawar-menawar pengguna jasa mereparasi sofa tidak berpengaruh karena harga repasari sofa tidak di pengaruhi oleh permintaan. Bapak Bahagia lebih menentukan harga reparasi sesuai dengan permintaan konsumen yang biasanya di hargai mulai dari Rp 1.000.000 – 3.500.000, layanan reparasi yang dilakukan usaha meubel BM. Suka Piring hanya melayani khusus untuk mereparasi jenis sofa. Sedangkan kekuatan tawar-menawar pembeli berpengaruh pada pembelian atau pemesanan meubel sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen.

d. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti merupakan produk yang dapat menggantikan produk utama atau sebagai alternatif lain dalam suatu kegiatan yang masih memberikan manfaat dan memiliki nilai guna yang hampir sama. Produk pengganti memberikan nilai dan harga yang berbeda dengan produk utama dengan harga yang lebih rendah dibandingkan produk utama, sehingga mempunyai peluang besar untuk pembeli beralih pindah ke produk pengganti. Produk pengganti pada usaha meubel biasanya produk yang diproduksi secara massal seperti: kursi plastik yang memiliki kegunaan yang sama dengan produk utama.

e. Pesaing Dalam Industri

Seiring dengan kemajuan dan masa sekarang ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Perusahaan harus mampu menyusun langkah strategis untuk dapat bersaing dengan usaha-usaha sejenis dalam merebut atau mempertahankan pangsa pasar mereka. Persaingan dalam industri mendorong pengusaha agar lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk yang berbeda dan menarik perhatian masyarakat baik itu dari segi harga, kualitas, maupun ukurannya.

Oleh karena itu usaha meubel BM. Suka Piring meskipun kurangnya pemanfaatan jasa perbankan atau jasa keuangan serta memiliki pesaing yang sejenis di sekitar kawasan Jamin Ginting Padang Bulan. Sehingga usaha meubel BM. Suka

ketika ada order atau pesanan dari konsumen atau pembeli atau pelanggan namun usaha meubel BM. Suka Piring tetap mengandalkan dan selalu memperhatikan kualitas bahan dan produk yang di tawarkan kepada konsumen atau pembeli atau pun pelanggannya. Langkah ini bertujuan untuk mendukung kelangsungan usaha meubel BM. Suka Piring agar tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat.

Dokumen terkait