• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Dalam Upaya Pengembangan Bisnis Meubel BM. Suka Piring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis SWOT Dalam Upaya Pengembangan Bisnis Meubel BM. Suka Piring"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BISNIS

MEUBEL

DI BM. SUKA PIRING MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Setara 1 (S1) Pada Program Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

DEWI FAJAR RASTITI

100907014

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BISNIS MEUBEL BM. JL. JAMIN GINTING NO. 580 MEDAN

Nama : Dewi Fajar Rastiti Nim : 100907014

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.S.i

Seiring dengan perkembangan situasi global dan lokal yang kurang menguntungkan bagi dunia bisnis, perusahaan-perusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing, termasuk usaha meubel BM. Suka Piring. Perilaku konsumen yang menuntut perusahaan untuk lebih responsif dalam mengantisipasi permintaan. Tanpa adanya perencanaan strategi yang cerdas maka sistem perusahaan manufaktur tidak mampu bersaing dalam duna bisnis pada masa sekarang ini. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur harus dapat menyusun strategi dan langkah-langkah yang kongkrit dan tepat untuk berkompetisi agar dapat bertahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha meubel BM. Suka Piring dan untuk menentukan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring agar dapat bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Serta menentukan strategi bisnis yang diterpakan dalam perusahaan berdasarkan diagram analisis SWOT, IFAS, EFAS.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan analisa data kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, sdan tudi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode matriks IFAS dan EFAS, matriks penggabungan IFAS + EFAS, kuadran SWOT, dan matriks SWOT.

(3)

Kata Kunci: Analisis SWOT, Pengembangan Bisnis, Toko Meubel

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS OF BUSINESS DEVELOPMENT EFFORTS IN FURNITURE BM. SUKA PIRING Jl. JAMIN GINTING No. 580 MEDAN

Name : Dewi Fajar Rastiti Nim : 100907014

Faculty : Social and Political Sciences Departement : Science Administration Business Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.S.i

Along with the development of global and local situations that are less profitable for the business world, companies today are required to be more innovative and creative in competing, including furniture businesses BM. Suka Piring. Consumer behavior that requires the company to be more responsive in anticipation of demand. Without smart planning strategy the company's manufacturing system is not able to compete in the business duna at the present time. Therefore, manufacturing companies must be able to develop strategies and concrete steps and the right to compete in order to survive.

The purpose of this study was to determine the environmental condition of the internal and external environment BM furniture business. Dishes like and to determine the right strategy in BM furniture business development efforts. Dishes like to be able to survive and compete with other similar businesses. And determine the business strategy of the company diterpakan based SWOT analysis diagram, IFAS, EFAS.

Form of research used in this study was descriptive using qualitative data analysis. Methods of data collection by observation, interview, kand Tudi documentation. Analysis using matrix method IFAS and EFAS, IFAS + EFAS matrix incorporation, quadrant SWOT and SWOT matrix.

(4)

Keywords: SWOT Analysis, Business Development, Furniture Store  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT yang yang tak henti-hentinya selalu melimpahkan segala kasih saying, hidayah_Nya serta karunia_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis SWOT Dalam Upaya Pengembangan Bisnis Meubel BM. Suka Piring”.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar strata satu (S-1) Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan skripsi ini, penulis mencoba mengenalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bisnis meubel yang tepat di terapkan pada usaha meubel di BM. Suka Piring agar dapat berkembang pesat seiring permintaan akan produk meubel pada saat sekarang ini.

(5)

Pada kesempatan ini pula dengan setulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah menetapkan judul penelitian penulis dan memberikan nasehat yang membangun semangat penulis selama ini.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSp selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan arahan dan nasehat kepada penulis.

4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSp selaku Staf Administrasi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan, nasehat, dan dorongan selama penulis menjalani masa perkuliahan dan tersa seperti kakak sendiri.

(6)

6. Bapak Drs. Posma Lumban Raja, Msi selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan sebagian waktu untuk memberikan arahan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan laporan akhir penelitian.

7. Dosen-dosen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan waktu dan didikannya selama penulis di bangku perkuliahan menempuh pendidikan di Administra Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh karyawan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Bahagia KaroSekali yang telah bersedia dan mengizinkan penulis meneliti di usaha bapak.

10.Bapak Dedek Putra selaku pekerja di BM. Suka Piring yang bersedia membantu dan menyempatkan waktu dalam membantu penulis.

(7)

Allah SWT yang mampu membalas segala pemberian mereka. Terima kasih buat Mamak dan Bapak tersayang.

12.Pacar tersayang, Muhammad Dedek Iqbal. Terimah kasih yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat serta kesabaran dalam menemani penulis untuk menyelesaikan skripsi penulis.

13. Kakek Dadi dan nenekku Rubiah, terimah kasih atas doa, motivasi dan nasehat yang di berikan kepada penulis.

14.Saudara-saudara tersayang, Om Pono, Buk Tina, Buk Suwarni, Om Muhdi, Om Man, Buk Yanti, Om Adi, Buk Kunyel, Lek Naseb, Buk Shaila dan adik-adik sepupu tercinta yang selalu memberikan doa, nasehat, motivasi, dan juga bantuan kepada penulis.

15.Terimah kasih kepada Ibu Sri, Pak’e, Bang Tomi, Mbk Gewa dan Alviva yang selalu memberikan semangat, motivasi dan dorongan kepada penulis. 16.Teman-temanku tersayang Administrasi Bisnis ’10 khususnya Nurhalimah S.

(8)

17.Teman-teman tersayang kos Elga Komputer khususnya Lia Karlina, Lamtiur, Kak Novel, Izzy, Grace, Mega, Kak Nelli, Evelyna, dan Selvy yang memberikan bantuan dan selalu memotivasi penulis agar cepat wisuda.

18.Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimah kasih atas doanya, dukungan, motivasi dan bantuan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Saya ucapkan Wabillahi Taufiq Wali’daya, Asslammualaikum Wr,Wb.

Medan, Mei 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... v

... DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Batasan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

(10)

2.1.2 Pengamatan Lingkungan ... 12

2.1.2.1 Variabel-variabel Lingkungan... 12

2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal ... 13

2.1.2.3 Analisis Lingkungan Eksternal ... 15

2.2 Strategi ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 46

4.1.2 Lokasi Usaha ... 49

4.1.3 Visi dan Misi ... 49

4.1.4 Struktur Organisasi ... 50

4.1.5 Kegiatan Produksi. ... 50

(11)

4.2.1 Analisis Lingkungan Usaha ... 54

4.2.1.1 Analisis Lingkungan Internal ... 54

4.2.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 61

4.2.2 Karakteristik Informan ... 70

4.3Analisis Data ... 72

4.3.1 Analisis SWOT ... 72

4.3.1.1 FAktor Strategi Internal ... 72

4.3.1.2 Faktor Strategi Eksternal ... 77

4.3.2 Matriks Penggabungan IFAS + EFAS ... 82

4.3.3 Kuadran SWOT ... 85

4.3.4 Matriks SWOT ... 88

4.4 Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN   DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kekuatan Pesaing Industri ...17

Gambar 3.1 Kuadran SWOT ...42

Gambar 4.1 Analisis Diagram SWOT usaha meubel BM. Suka Piring ...86

(12)

                         

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks Internal Factors Analiysis Summary (IFAS) ...33

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) ...38

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS + IFAS) ...40

Tabel 3.4 Matriks SWOT ...44

(13)

Tabel 4.2 Matriks IFAS usaha meubel BM. Suka Piring...76

Tabel 4.3 Matriks EFAS usaha meubel BM. Suka Piring...81

Tabel 4.4 Matriks Penggabungan IFAS + EFAS ………..84

Tabel 4.5 Matriks SWOT usaha meubel BM. Suka Piring ...93  

(14)

ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BISNIS MEUBEL BM. JL. JAMIN GINTING NO. 580 MEDAN

Nama : Dewi Fajar Rastiti Nim : 100907014

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.S.i

Seiring dengan perkembangan situasi global dan lokal yang kurang menguntungkan bagi dunia bisnis, perusahaan-perusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing, termasuk usaha meubel BM. Suka Piring. Perilaku konsumen yang menuntut perusahaan untuk lebih responsif dalam mengantisipasi permintaan. Tanpa adanya perencanaan strategi yang cerdas maka sistem perusahaan manufaktur tidak mampu bersaing dalam duna bisnis pada masa sekarang ini. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur harus dapat menyusun strategi dan langkah-langkah yang kongkrit dan tepat untuk berkompetisi agar dapat bertahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha meubel BM. Suka Piring dan untuk menentukan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring agar dapat bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Serta menentukan strategi bisnis yang diterpakan dalam perusahaan berdasarkan diagram analisis SWOT, IFAS, EFAS.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan analisa data kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, sdan tudi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode matriks IFAS dan EFAS, matriks penggabungan IFAS + EFAS, kuadran SWOT, dan matriks SWOT.

(15)

Kata Kunci: Analisis SWOT, Pengembangan Bisnis, Toko Meubel

ABSTRACT

SWOT ANALYSIS OF BUSINESS DEVELOPMENT EFFORTS IN FURNITURE BM. SUKA PIRING Jl. JAMIN GINTING No. 580 MEDAN

Name : Dewi Fajar Rastiti Nim : 100907014

Faculty : Social and Political Sciences Departement : Science Administration Business Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.S.i

Along with the development of global and local situations that are less profitable for the business world, companies today are required to be more innovative and creative in competing, including furniture businesses BM. Suka Piring. Consumer behavior that requires the company to be more responsive in anticipation of demand. Without smart planning strategy the company's manufacturing system is not able to compete in the business duna at the present time. Therefore, manufacturing companies must be able to develop strategies and concrete steps and the right to compete in order to survive.

The purpose of this study was to determine the environmental condition of the internal and external environment BM furniture business. Dishes like and to determine the right strategy in BM furniture business development efforts. Dishes like to be able to survive and compete with other similar businesses. And determine the business strategy of the company diterpakan based SWOT analysis diagram, IFAS, EFAS.

Form of research used in this study was descriptive using qualitative data analysis. Methods of data collection by observation, interview, kand Tudi documentation. Analysis using matrix method IFAS and EFAS, IFAS + EFAS matrix incorporation, quadrant SWOT and SWOT matrix.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan situasi global dan lokal yang kurang menguntungkan bagi dunia bisnis, perusahaan-perusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing. Ditambah lagi dengan perilaku konsumean yang tidak menentu akan mempengaruhi tingkat permintaan yang terjadi sehingga menuntut perusahaan untuk lebih responsif dalam mengantisipasi permintaan. Oleh karena itu, suatu sistem manufaktur harus dapat menyusun sebuah strategi dan langkah-langkah yang kongkrit dan tepat untuk berkompetisi agar tetap dapat bertahan. Tanpa adanya perencanaan strategi yang cerdas maka sistem manufaktur tidak akan mampu bersaing dalam dunia bisnis pada masa sekarang ini.

(17)

Tingginya persaingan bisnis meubel di Indonesia semakin lama semakin tinggi di karena yaitu: Pertama, kondisi itu dipicu oleh derasnya produk-produk impor yang membanjiri pasar domestik yang memberikan model, kualitas, dan harga yang bersaing. Kedua, bertambahnya pesaing-pesaing baru uhasa sejenis, dan Ketiga, adanya tuntutan konsumen yang semakin selektif dalam memilih produk dengan kualitas tinggi dan harga yang lebih murah. Hal ini, membuat pengusaha meubel dibutuhkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga sebagai pengusaha yang memberikan nilai tersendiri untuk memberikan fashion dan gaya hidup masyarakat.

(18)

Meubel merupakan usaha yang sangat diminati di era ini. Meubel merupakan elemen pendukung dalam menambah nilai estetika dari rumah, kantor, dan gedung-gedung terlebih untuk meningkatkan prestise tersendiri. Meubel kini telah menjadi produk fashion, mode, dan gaya hidup. Berbagai macam style dan gaya tersendiri yang ditawarkan dari model-model meubel membuat usaha meubel semakin berkembang. Karena setiap individu atau individu lain memiliki selera dan keinginan yang berbeda sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Selain kegunaannya, meubel juga memiliki fungsi utama dan tambahan dalam faktor pertumbuhan, yang pertama adanya kebutuhan rutin oleh masyarakat/ lembaga-lembaga lainnya. Yang kedua, dimana setiap rumah yang akan dihuni terlebih dahulu dilengkapi oleh perabot-perabot yang dibutuhkan.Ditambah dengan semakin menigkatnya pertumbuhan masyarakat maka semakin banyaknya bangunan-bangunan dan perumahan-perumahan yang dibangun pada saat sekarang, ini merupakan peluang besar bagi usaha meubel untuk lebih berkembang dan berkarya dalam usahanya. Selain itu, ketersediaan barang mebel juga sudah semakin tinggin sehingga dimana saja, kapan saja, dan pada tingkat harga berapa saja, masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya.

(19)

harus menunggu lama. Agar dapat bertahan, perusahaan diharapkan agar mampu menciptakan produk-produk yang lebih inovatif dan unik untuk menarik konsumen, serta ide-ide yang kreatif agar tetap dapat bertahan.

Banyak perubahan yang mungkin terjadi didalam lingkungan bisnis baik itu dari internal maupun eksternalnya. Adapun strategi yang dapat dijalankan oleh manajemen perusahaan, salah satu yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu dengan menyusun strategi yang cocok dengan menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Dengan begitu, maka suatu perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi peluangnya (opportunity) dan ap yang menjadi ancamannya (threats). Setelah menganalisis lingkungan eksternal, maka perusahaan dapat lebih meningkatkan lingkungan internal seperti kekuatan (strength) dan meminimalisir kelemahan (weakness) sehingga perusahaan dapat menghadapi pesaingnya.

(20)

yang rusak menjadi siap pakai kembali seperti baru. Toko ini selain menjual dan memproduksi barang setengah jadi menjadi siap pakai juga menerima tempahan dan memperbaiki perabot-perabot yang sudah rusak menjadi bagus kembali seperti jenis-jenis sofa, lemari, meja makan dan sebagainya. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan semua jenis perabot BM. Suka Piring yaitu bahan-bahan dari kayu, kain, kaca, busa dan lain-lain untuk melengkapi perabot tersebut. Selain itu pemasaran yang digunakan dalam BM. Suka Piring ini yaitu pemasaran dari mulut ke mulut serta berorientasi produksi dalam pasar lokal saja tidak sampai ke luar negeri.

Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah :

1. Yulie A.C Hutagalung (2013) denagn judul “Strategi Pengembangan Bisnis Studi Pada RM. Minang Setia Jl. Djamin Ginting no. 326, Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis Rm. Minang Setia jl. Djamin Ginting No. 326, Medan adalah stategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

2. Fery Haryanto (2006) dengan judul “Pemilihan Strategi Bersaing Dengan Menggunakan Analisis SWOT Untuk Meningkatkan Penjualan dan Pengembangan

(21)

kesempatan (opportunity) perusahaan untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain adalah tinggi.

3. Sheila Desire (2009) dengan judul “Analisis AWOT Pada Toko Lestari Rattan And Furniture Jl. Gatot Subroto no. 457 Medan”.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis SWOT yang ada pada Toko Lestari Rattan and Furniture. Analisis SWOT merupakan penilaian lingkungan internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta lingkungan eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (treath). Analisis SWOTakan menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis SWOT yang dilakukan oleh Bapak Ngatimin sebagai pemilik selama ini sudah tepat untuk Toko Lestari Rattan and Furniture. Strategi yang digunakan sudah cukup baik, akan tetapi masih perlu adanya evaluasi strategi dan mendapatkan strategi yang paling tepat.

(22)

5. Yarsyud Fikri Abdillah (2009) dengan judul “Analisis SWOT Untuk Pengembangan Strategi Bisnis Usaha Rumah Kost (Daerah Kelurahan Padang

Bulan Kecamatan Medan Baru, Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan internal dan eksternal usaha rumah kost tersebut, dan menetukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pendapatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini kemampuan internal usaha rumah kost kelas C Kelurahan Padang Bulan Medan tidak memadai untuk peluang pasar yang besar, sehingga perlu diadakannya peningkatan kemampuan internal. Dan strategi yang harus diterapkan oleh usaha rumah kost kelas C adalah strategi Trun-Around, yaitu meningkatkan kelemahan-kelemahannya untuk menghadapi peluang pasar yang besar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian, yaitu:

1. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha meubel BM. Suka Piring Medan?

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka peneliti membuat tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha meubel BM. Suka Piring Medan

2. Untuk menentukan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring Medan

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis dalam penelitian ini. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian ini adalah usaha meubel BM. Suka Piring yang terletak di Jl. Jamin Ginting No. 580 Medan.

2. Penelitian ini hanya menganalisis apa-apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha meubel BM. Suka Piring Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

(24)

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengusaha bisnis meubel dalam mengembangkan usahanya.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkuliahan.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Bisnis

(25)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Analisis SWOT

2.1.1 Pengertian Analisis SWOT

Bisnis yang baik jika bisnis tersebut memiliki strategi yang baik pula dalam menjalankan usahanya. Menurut Freddy Rangkuti (2009: 18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

(26)

dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses).

Menurut Kotler (2009: 51) Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.

Menurut Gitosudarmo (2001: 115) Kata SWOT merupakan pendekatan dari Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan menjadi : Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Terjemahan tersebut sering disingkat menjadi “KEKEPAN”. Dalam metode atau pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau perusahaan kita kemudian kita juga harus melihat kesempatan atau opportunity yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan kita.

Sebelum melakukan pola pikir pendekatan analisa SWOT ini di bagi menjadi 3 aspek. Adapun ketiga aspek dalam analisa SWOT ini adalah terdiri dari :

(27)

Dalam aspek global ini kita harus mengetahui SWOT atau KEKEPAN kita yang berkaitan dengan aspek global, aspek yan bersifat garis besar, yang kadang-kadang bersifat internasional serta tidak jarang bernuansa religius. Aspek global ini sangat berkaitan dengan “Misi” dan “Visi” yang harus dikembangkan oleh perusahaan kita.

2. Aspek Strategis

Aspek strategi ini merupakan penjabaran yang lebih rinci kedalam rencana kerja yang lebih bersifat jangka menengah (biasanya 5 tahunan) guna merealisasikan apa yang sudah dirumuskan oleh rencana global di atas. Dalam tahap strategis ini kita harus mampu untuk memikirkan berbagai alternatif strategi yang mungkin dapat kita lakukan untuk merealisasikan rancangan global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada pada organisasi.

3. Aspek Operasional

(28)

apa yang harus disiapkan, begitu pula siapa personalis yang harus melakukannya dan sebagainya.

2.1.2 Pengamatan Lingkungan

Sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategis dan memastikan kesehatan manajemen dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan dengan laba (Hunger, 2003: 113).

2.1.2.1 Variabel-variabel Lingkungan

Menurut Hunger (2003: 113) Dalam melakukan pengamatan lingkungan, manajer strategis pertama-tama harus mengetahui berbagai variabel yang ada dalam lingkungan sosialndan lingkungan kerja. Lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas-aktivitas organisasi jangka pendek tetapi dapat sering kali dapat mempengaruhi keputusan jangka panjang, yaitu:

(29)

2. Kekuatan Teknologi yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah

3. Kekuatan Hukum-Politik yang mengalokasikan kekuasaan dan menyediakan pemaksaan dan perlindungan hukum dan aturan-aturan

4. Kekuatan Sosiokultural yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan

Lingkungan kerja termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung pada perusahaan dan pada gilirannya akan mempengaruhi oleh perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditur, tenaga kerja/serikat buruh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya adalah industri dimana perusahaan dioperasikan. Manajer yang memonitor baik lingkungan sosial mapun kerja untuk mendeteksi faktor-faktor strategis yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan.

2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal

(30)

industri. Adapun identifikasi faktor yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Aspek Pemasaran

Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik kekuatan ata posisi persaingan perusahaan dan daya tarik utama bagi para investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi/perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi secara efektif.

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal dalam perusahaan yang menjalankan seluruh aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan. Perusahaan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, keahlian dalam bersaing, dan manajemen yang baik.

(31)

Aktivitas-aktivitas produksi merupakan gambaran bagian terbesar dari sumberdaya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan pengembangan secara spesifik uga mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perusahaan yang yang sedang menerapkan strategi pengembangan produk membutuhkan fungsi R&D yang kuat. 5. Aspek Sistem Informasi

Sistem informasi merupakn suatu istilah yang berhubungan dengan mekanisme formal dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk memperoleh informasi tentang lingkungan eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal organisasi itu sendiri.

2.1.2.3 Analisis Lingkungan Eksternal

(32)

Menurut Jatmiko (2004: 38) analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Lingkungan Eksternal Makro

Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah terdiri dari :

a. Faktor Fisik

Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal-balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surflus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto.

c. Faktor Sosial

Faktor ekonomi mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angakatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan dalam prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa. d. Faktor Politik dan Hukum

(33)

e. Faktor Teknologi

Faktor teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi baru.

f. Faktor Demografis

Faktor demografis mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi geografi, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.

2. Lingkungan Eksternal Mikro

(34)

Gambar 2.1 Kekuatan Pesaing Industri

P

Sumber: Jatmiko (2004: 46)

Kekuatan persaingan industri terdapat beberapa unsur anatara lain:

a. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah kapabilitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan juga sumberdaya baru. Berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada

Pendatang Baru 

Pembeli/Pelanggan Pemasok 

Pesaing diantara  perusahaan 

sejenis 

(35)

hambatan masuk dan reaksi dari para pesaing yang telah ada dimana pendatang baru akan memasuki industri tinggi dan pendata tersebut. jika hambatan masuk ke industri atau pasar baru dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah ada, maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman serius dari pendatang baru.

b. Kekuatan Pemasok (Powerful Of Suppliers)

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industrin atau perusahaan. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar menjadi kuat.

c. Kekuatan Pembeli/Pelanggan (Power Of Buyers)

(36)

d. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.

e. Pesaing Dalam Industri

Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam atau pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.2 Strategi

2.2.1 Pengertian Strategi

Menurut Pandji Anoraga, (1997: 338) disebutkan ada beberapa pengertian strategi yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Alfred Chandler (1962):

Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta lokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.

2. Menurut Kenneth Andrews (1971):

(37)

cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan itu.

Menurut Jatmiko (2004: 134), strategi merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang teritegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi ini (core competence) dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

Menurut Jhonson dan Scholes (1993) dalam buku Triton (2007: 15) Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder.

Menurut Lawrence dan Glueck (1998: 12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan tepadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

2.2.2 Tipe-tipe Strategi

(38)

dasar strategis. Adapun tipe-tipe umum strategis terdiri dari beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Strategi Diferensiasi adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki lini produk terbatas dab berfokus pada efesiensi kegiatan-kegiatan operasi mereka yang telah ada. Orientasi pada harga tersebut, membuat perusahaan tidak suka melakukan inovasi pada daerah-daerah yang baru.

2. Strategi Fokus adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki line produk luas, dan berfokus pada inovasi produk dan peluang-peluang pasar. Orientasi pada penjualan membuat mereka tidak efesin.

3. Strategi Analyzers adalah perusahaan yang beroperasi paling sedikit pada dua wilayah pasar produk yang berbeda, satu stabil dan satu variabel. Perusahaan-perusahaan tipe ini menekankan pada efesiensi pada area yang stabil dan inovasi pada area variabel.

(39)

2.3 Bisnis

2.3.1 Pengertian Bisnis

Menurut Hughes dan Kapoor dalam Widiyono (1998: 21), bisnis adalah suatu kegiatan usaha yang tersusun sistematis dan terorganisir untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.3.2 Strategi Bisnis

Menurut Jatmiko (2003: 135), strategi bisnis adalah serangkaian komitmen dan implementasi yang menyatu secara utuh dan terkoordinasi untuk memberikan nilai yang lebih bagi pelanggan dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dengan tujuan mengeksploitasi kompetensi yang dimiliki dalam menghasilkan barang dan jasa.

2.4 Pengembangan Usaha

2.4.1 Pengertian Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada sebelumnya (Ahmad Subagyo, 2008: 29).

2.4.2 Tipe-tipe Pengembangan Usaha

(40)

a. Pengembangan Vertikal

Pengembangan Vertikal adalah perluasan usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya.

b. Pengembangan Horizontol

Pengembangan Horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya.

2.4.3 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2013: 156), pengembangan usaha dapat dilakukan dengan sebagai berikut:

a. Peningkatan Skala Ekonomis

Peningkatan skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha.

(41)

paling efesien, maka memperluas skala ekonomi tidak bias dilakukan sebab akan mendorong kenaikan biaya.

b. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha baru, produk, dan jasa yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (difersifikasi), serta dengan teknologi berbeda.

2.4.4 Tahapan pengembangan Usaha

Menurut Pandji Anoraga (2007: 145), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain:

Tahap I: Indentifikasi Peluang

Perlu mengidentifikasi peluang dengan mendukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diproleh dari berbagai sumber seperti:

1. Rencana Perusahaan

2. Saran dan usul manajemen usaha kecil 3. Program dan pemerintah

(42)

Tahap II: Merumuskan Alternatif Usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.

Tahap III: Seleksi Alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang baik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Ketersedian Pasar 2. Resiko Kegagalan 3. Harga

Tahap IV: Pelaksanaan Alternatif Terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih tersebut.

Tahap V: Evaluasi

(43)

2.5 Pengertian Meubel

Kata Furniture dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi mebel. Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagi barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Prancis yaitu maubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel (Baryl, 1977: 26) dalam buku Eddy S. Marizar.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang melihat kebenaran secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian kualitatif dilakukan penelitian secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, bukan angka.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah usaha meubel BM.Suka Piring Jl. Jamin Ginting No. 580 Medan.

3.3 Informan Penelitian

(45)

1. Informan Kunci (Key Informan)

Orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, informan kunci adalah Bapak Benda Malem Suka Piring sebagai pemilik usaha meubel BM. Suka Piring.

2. Informan Utama

Orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian informan utama adalah pekerja yang bekerja di BM. Suka Piring.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung terhadap usaha meubel Bm. Suka Piring yang ada di daerah Jl. Jamin Ginting Medan dan mengamati kegiatan usaha tersebut.

(46)

3. Studi Dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis yang berbentuk tulisan dan gambar yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti oleh peneliti.

3.5 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian. Untuk lebih menyederhanakan masalah, maka peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

2. Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.

3. Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada sebelumnya.

(47)

tidur, bekerja, makan, bermain, dan sebagainya, yang member kenyamanan dan keindahan.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif. Analisis Deskriptif kualitatif adalah metode analisis yang mencari hubungan secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. Dalam hal ini data actual di kumpulkan, disusun, diklasifikasi untuk kemudian diinterpretasikan yang memungkinkan dilakukan pemecahan masalah yang diselidiki, sehingga memberikan gambaran dan informasi mengenai masalah tersebut.

Analisis SWOT adalah iindentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan klemahan (weakness) dan ancaman (threats).

(48)

Analisis SWOT ini adalah membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses).

Dalam menganalisis data dengan teknik deskriftif kualitatif guna menjawab perumusan mengenai apa-apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh objek penelitian dan apa-apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang dihadapi oleh pembisnis tersebut.

Dalam penelitian dilakukan identifikasi variabel-variabel yang merupakan peluang dan ancaman ke dalam Matriks EFAS yang kemudian digunakan skala likert atas empat tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (4), Baik (3), Cukup baik (2), dan Kurang baik (1), berupa Skala Likert Peluang dan Ancaman. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan identifikasi variabel-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari dalam objek kedalam Matriks IFAS yang kemudian digunakan skala likert atas empat tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (4), Baik (3), Cukup baik (2), Kurang baik (1), berupa Skala Likert Kekuatan dan Kelemahan.

(49)

Dari diagram SWOT tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:

Sebelah kiri atas −> Strategi Rasionalisasi (Turn-around)

Sebelah kiri atas −> Strategi agresif (Growth)

Sebelah kiri bawah −> Strategi Defensif

Sebelah kanan bawah −> Strategi Diversifikasi

3.6.1 Tahap Pengumpulan Data

Menurut Rangkuti (2009: 21) tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti:

(50)

Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti:

a. Laporan keuangan (Neraca,Laba-Rugi, Cash-flow, struktur pendanaan)

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)

c. Laporan kegiatan operasional d. Laporan kegiatan pemasaran

Adapun model yang digunakan dalan penelitian ini adalah:

a. Matrik Faktor Strategi Eksternal b. Matrik Faktor Strategi Internal

3.6.1.1 Matriks Faktor Analisis Internal (IFAS)

(51)

Table 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Faktor_Faktor Strategi Internal

Bobot Rating

Bobot X Rating

Komentar

Kekuatan

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

Kelemahan

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

Total 0,00 0 0,00

(52)

Kriteria dan Angka Penilaian: Kriteria Bobot:

Paling penting = 1,00 Kriteria Rating:

Penting = 0,66-0,99 Sangat Baik = 4

Cukup Penting = 0,33-0,66 Baik = 3

Kurang Penting = 0,01-0,33 Cukup Baik = 2

Tidak Penting = 0,00 Kurang Baik = 1

Sumber: Rangkuti (2009: 25)

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat. Sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

Cara-cara penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (tidak paling) sampai 0,0 (tidak penting), berdasrkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

(53)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variable yang bersifat positif (semua variable yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata indutri atau dengan pesaing utama. Jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industry, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk menberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunujukkan bagaiman perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

3.6.1.2 Matriks Faktor Analisis Eksternal (EFAS)

(54)

mendapatkan nilai masing-masing variabel dari peluang dan ancaman dilakukan pembobotan dan peringkat dengan menggunakan matriks EFAS.

Cara-cara penentuan pembobotan dan penskoran Faktor Strategi Eksternal (EFAS) adalah sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 9tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat menberikan bentuk terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala muali dari 4 (outstanding) sampai dengan (poor) berdasrkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika nilai ancamannya sedikit rating adalah 4.

(55)

5. Gunakan kolom 5 untuk menberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunujukkan bagaiman perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)

(56)

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

Total 0,00 0 0,00

Sumber: Rangkuti (2009)

Kriteria dan Angka Penilaian: Kriteria Bobot:

Paling penting = 1,00 Kriteria Rating:

Penting = 0,66-0,99 Sangat Baik = 4

Cukup Penting = 0,33-0,66 Baik = 3

Kurang Penting = 0,01-0,33 Cukup Baik = 2

Tidak Penting = 0,00 Kurang Baik = 1

Sumber: Rangkuti (2009: 24)

3.6.2 Tahapan Analisis

Setelah didapatkan matriks EFAS dan matriks IFAS maka untuk tahapan analisis selanjutnya akan dilakukan pengabungan sehingga menciptakan matriks penggabungan matriks EFAS+IFAS dan dilanjutkan dengan kuadran SWOT setelah itu diakhiri dengan Matriks SWOT untuk lebih mengembangkan strateginya.

1. Matriks Penggabungan EFAS + IFAS

(57)
(58)

Hasil akhir yang diperoleh adalah :

a. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategi kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan keluar dari pokok permasalan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

b. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan sebenarnya yang terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya.

2. Kuadran SWOT

(59)

Gambar 3.1 Analisis SWOT

3. Mendukung strategi trun-around 1. Mendukung strategi agresif

4. Mendukung strategi defensive 2. Mendukung strategi diversifikasi

Sumber: Freddy Rangkuti, 2009: 19

Kuadran 1 : menggambarkan situasi yang sangat menuntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

Berbagai 

Peluang 

Kelemahan 

Internal 

Kekuatan 

Internal 

Berbagai 

(60)

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Focus Strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi beberapa ancaman dan kelemahan internal.

3. Matriks SWOT

(61)

Tabel 3.4 Matriks SWOT

(62)

b. Streategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

BM. Suka Piring adalah salah satu usaha perabot yang kegiatannya adalah menjual dan memproduksi barang setengah jadi menjadi barang siap pakai dan mereparasi perabot rumah tangga dengan hasil tangan manusia yang memiliki keahlian di bidang pembuatan perabot. Usaha meubel ini tersebut telah berdiri sejak 49 tahun yang lalu, tepatnya pada Oktober 1965. Pendirinya adalah Bapak Benda Malam Suka Piring, seorang berpendidikan tamatan SD.

(64)

pengalaman dan mereparasi perabot rumah tangga dengan modal Rp 500.000, pada saat itu dengan modal uang Rp 500.000 Bapak benda Malem sudah bisa membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan rumahnya sendiri dan tanpa bantuan orang lain atau pekerja. Setelah usaha tersebut berjalan 2 tahun, usaha yang dimiliki Bapak Benda Malem mengalami kemajuan usaha dan banyaknya permintaan konsumen. Mulailah membutuhkan pekerja, pada saat itu Bapak Benda Malam di bantu oleh istri dan adik-adiknya, seiring waktu dan pekerjaan yang semakin banyak. Adik-adik dari Bapak Benda Malem mulai mengundurkan diri dan tidak bekerja lagi bersama Bapak Benda malem karena mereka memiliki pekerjaan yang lebih dari usaha meubel tersebut. Dari situlah Bapak Benda Malem mulai mencari pekerja tambahan dengan sistem pekerja panggilan atau sistem kontrak. Dimana banyak permintaan, di situ para pekerja di panggil dengan melalui telefon sehingga Bapak Benda Malem tidak memiliki karyawan tetap. Dan sistem penggajian pun dilakukan setiap satu minggu sekali tergantung pada borongan atau pekerjaan yang di kerjakan para pekerja.

(65)

menjadi sebuah perabot yang memilki nilai estetika atau nilai tambah dari perabot sehingga dapat menarik untuk di gunakan sebagai kebutuhan rumah tangga.

Kegiatan produksi meubel dilakukan dengan menggunakan keahlian atau skill tangan manusia dan dibantu dengan peralatan-peralatan pembuatan meubel seperti: pengecatan, pemasangan busa dan pemasangan perlengkapan lainnya sehingga barang tersebut menjadi barang siap pakai. Pada awal mulai usaha meubel ini Bapak Benda Malem hanya memiliki pekerja 1 orang untuk membantu dalam pengerjaan pesanan konsumen dengan sistem panggilan. Seiring waktu dan perkembangannya, usaha meubel Bapak Benda Malem memiliki kemajuan dalam penggunaan alat-alat teknologi yang canggih dalam pengerjaan perabot tersebut.

Pada tahun 1998 usaha meubel BM. Suka Piring sudah tidak lagi di kendalikan dan dikelola oleh beliau. Usaha tersebut di serahkan dan dikelola oleh anaknya yang bernama Bapak Bahagia KaroSekali dari generasi ke-2 hingga sekarang. Semua aspek kegiatan sudah ditangani oleh beliau dan dibantu oleh istrinya mulai dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek operasional dan aspek pemasaran.

(66)

dan meja makan. Setiap produksi dan reparasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelamahannya adalah kurangnya permodalan saat ini dan permintaan konsumen yang naik-turun yang di pengaruhi oleh faktor lemahnya ekonomi.

4.1.2 Lokasi Usaha Meubel BM. Suka Piring

Lokasi usaha meubel BM. Suka Piring terletak di jalan lintas Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Usaha meubel ini beralamat di Jalan Jamin Ginting No. 580, Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara. Wilayah usaha meubel BM. Suka Piring berbatasan dengan :

Sebelah barat : Bank BRI

Sebelah timur : Warung Azzir

Sebelah selatan : Rumah Penduduk

Sebelah utara : Tukang Jahit Elmi

4.1.3 Visi dan Misi

(67)

Untuk mewujudkan cita-cita ataupun visi tersebut, Bapak Benda Malem memiliki beberapa usaha seperti memproduksi dan mereparasi jenis-jenis meubel/perabot dengan bahan yang berkualitas, menjalin dan membina hubungan yang baik dengan mitra, melakukan peningkatan jumlah produksi dan inovasi baru dalam desain yang sekarang dikelola atau dikendalikan oleh anaknya Bapak Bahagia KaroSekali. Cita-cita atau visi tersebut dijalankan secara turun temurun oleh beliau yang merupakan warisan dari orangtua beliau.

4.1.4 Struktur Organisasi

Usaha meubel BM. Suka Piring masuk dalam kategori usaha skala kecil menengah dan belum menerapkan struktur organisasi. Kegiatan produksi dilakukan oleh Bapak Benda Malem sendiri dan di bantu oleh istri dan pekerjanya. Usaha meubel Bapak Benda Malem tidak mengadakan karyawan karena kurangnya dana untuk menggaji karyawan, karena sluruh kegiatan produksi dan pemasukan tergantung pada permintaan dan pemesan\an konsumen. Sehingga beliau menggunakan pekerja panggilan atau sistem kontrak.

4.1.5 Kegiatan Produksi

(68)

siap pakai usaha meubel BM. Suka piring juga memiliki kegiatan lain yang mendukung kegiatan operasi yaitu mereparasi atau memperbaiki.

Adapun beberapa barang yang di jual oleh usaha meubel BM. Suka Piring dan yang di produksi dengan beberapa tahap antara lain:

Tahap I, yaitu Persiapan dan Pengelolaan Bahan Baku

1. Produksi Jenis Sofa

1. Persiapan Bahan Baku

Tahap pertama yang dilakukan usaha meubel BM. Suka Piring terlebih dahulu menyediakan seluruh bahan baku sesuai dengan rencana dan model yang sudah direncanakan atau ditentukan sesuai dengan permintaan konsumen.

Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan meubel diperoleh dari, yaitu:

a. Kerangka Meubel

(69)

b. Kain

Kain yang digunakan usaha meubel BM. Suka Piring yaitu diambil dari toko kain langsung yang beralamat di Jl. Bandung Medan.

c. Busa

Busa yang digunaka usaha meubel BM. Suka Piring yaitu diambil dari took busa langsung yang beralamat di Jl. Bandung Medan.

d. Peralatan-peralatan pendukung

Adapun peralatan-peralatan pendukung lainnya seperti: lem, paku, martil, benang, alat jahit dan lainnya juga diambil dari Jl. Bandung Medan.

Tahap II, yaitu Finishing yang terdiri dari:

a. Pengecatan

(70)

b. Pemasangan Busa

Dalam pemasangan busa usaha meubel BM. Suka Piring menggunakan busa yang berkualitas yang tidak mudah menyusut seperti busa-busa lainnya yang dijual dengan harga murah.

c. Pemasangan Cover

Selanjutnya pada tahap berikut yaitu pemasangan cover seperti: penjahitan kain, pembakutan kain. Pemasangan cover biasanya sudah disiapkan sehingga pembalutan sangat mudah sesuai dengan rencana dan model yang ditentukan.

2. Produksi Jenis Lemari dan Meja Makan

Dalam kegiatan produksi ini kerangka lemari dan meja makan sudah ada dan dipesan dari mitra lain yang berasal dari Kota Medan dan Pulau Jawa. Dengan demikian sejak awal usaha meubel BM. Suka Piring tidak memproduksi bahan secara langsung tetapi melakukan proses finishing hingga meubel tersebut siap di pakai.

Dalam kegiatan produksi ini usaha meubel BM. Suka Piring hanya tinggal melakukan finishing pada meubel tersebut seperti: pengecatan, pemasangan kaca dan kunci.

3. Reparasi Sofa

(71)

tetap bertahan dengan mengandalkan keahlian atau skill tangan manusia dan bahan berkualitas.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Analisis Lingkungan Usaha Meubel BM. Suka Piring

Untuk menentukan suatu kebijakan dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya pemilik atau pengelola sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat menyangkut manajemen lingkungan internal dan eksternal dalam mengambil keputusan strategis. Analisis lingkungan usaha merupakan tahap awal sebelum memulai suatu usaha ataupun kegiatan manajemen di dalam perusahaan. Lingkungan usaha meliputi analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan guna mendapatkan suatu strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan usaha yaitu mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa.

4.2.1.1 Analisis Lingkungan Internal

(72)

1. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran adalah aspek yang penting dalam keberlangsungan perusahaan untuk mencapai tujuan keberhasilan perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur. Pemasaran yang dilakukan dengan cara tepat akan menjadikan produk tersebut diminati oleh konsumen dengan baik. Jika perusahaan dapat menjual lebih banyak kepada konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang sesuai dengan penawaran yang ditawarkan serta dapat mengikuti model atau perkembangan pasar yang lagi trend maka dapat megembangkan produk untuk lebih berhasil. Aspek pemasaran dibidang pemasaran baik itu usaha kecil maupun menengah sering sekali ditempatkan pada suatu hal yang utama harus di sikapi oleh pihak manajemen. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

(73)

Produk yang dihasilkan usaha meubel BM. Suka Piring adalah bahan-bahan yang berkualitas serta sistem pengerjaan yang menggunakan keahlian tangan manusia. Bapak Bahagia selalu menjaga kualitas produk mulai dari rangka, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan meubel.

Dari unsur price (harga), Usaha meubel BM. Suka Piring menetapkan harga jual meubel sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel tersebut. harga yang ditawarkan usaha meubel BM. SukaPiring sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan serta tingkata kesulitan dalam pengerjaannya. Adapun harga yang ditawarkan antara lain:

(74)

Tabel 4.1 Jenis Sofa dan Harga Sofa

Jenis Sofa Jenis Kayu Harga

Sofa Balut Kayu Minde Rp 4.000.000- 6.000.000

Sofa Minimalis Kayu Minde Rp 4.000.000-5.000.000

Sofa Ukir Kayu Minde Rp 7.000.000-10.000.000

Sofa Ganesha Kayu Jati Rp 18.000.000-20.000.000

Sofa Monaco Kayu Jati Rp 15.000.000-16.000.000

Sofa Jepara Garuda Kayu Jati Rp 20.000.000-25.000.000

Sumber: Hasil Penelitian usaha meubel BM. Suka Piring (2014)

Semua harga dyang ditawarkan uasah meubel BM. Suka Piring disesuaikan dengan permintaan konsumen serta bahan baku yang digunakan dan tingkat kesulitan dalam pengerjaan meubel.Sistem pembayaran dilakukan oleh usaha meubel BM. Suka Piring yaitu pembayaran secara tunai dean menggunakan bon. Usaha meubel BM. Suka Piring tidak melalukan dan melayani sistem pembayaran secara kredit dalam usahanya.

(75)

Promosi penjualan yang dilakukan oleh Bapak Bahagia tidak menggunakan media cetak ataupun media elektronik. Usaha meubel BM. Suka Piring hanya menggunakan pamplet di depan usaha tersebut dan selain itu beliau lebih mengandalkan pergaulan dengan membangun relasi dengan mitra kerjasama dari mulut ke mulut dengan orang sekitarnya.

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

(76)

3. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan suatu sumber daya yang sangat penting untuk dikelola perusahaan secara efektif karena memiliki pean penting di dalam perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Sebaik apapun teknologi yang diterapkan dan digunakan oleh perusahaan, tidak akan berjalan dengan baik atau sinergis tujuan perusahaan tanpa adanya sumber daya yang mampu memahami untuk menjalankannya.

Hal ini karena usaha meubel BM. Suka Piring belum memiliki karyawan yang tetap dalam mengelola usaha meubel secara aktif. Semua aktivitas kegiatan produksi di jalankan secara aktif ketika konsumen atau pembeli atau pelanggan datang memesan produknya. Jika ada orderan repasari sofa dalam jumlah kecil maka beliau sendiri yang mengerjakannya dan di bantu oleh istrinya tanpa memanggil pekerja, akan tetapi apabila jumlah orderan repasari banyak atau menumpuk yang harus diselesaikan maka beliau memanggil pekerja yang biasa beliau pekerjakan.

4. Aspek Produksi/Operasi dan Penelitian Pengembangan

(77)

hal ini usaha meubel BM. Suka Piring tetap mengandalkan kualitas bahan baku, keahlian atau skill tangan manusia dalam mengerjakan meubel.

Kegiatan operasi utama usaha meubel BM. Suka Piring terletak pada mereparasi sofa karena kegiatan produksi yang sering dilakukan yaitu mereparasi sofa. Sedangkan kegiatan produksi dalam pembuatan sofa, lemari, meja makan hanya menunggu pesanan dari konsumen atau pembeli atau pelanggan datang memesan.

Kegiatan penelitian pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring belum melakukan secara formal, terncana dan teratur. Namun saat ini usaha meubel BM. Suka Piring sedang menjalin kerjasama dengan mitrakerja untuk dapat terus beroprasi dengan baik tanpa harus menunggu pesanan konsumen atau pembeli atau pelanggan datang. Dengan cara demikian beliau menerima dan melakukan penelitian dan pengembangan usaha meubel BM. Suka Piring sesuai dengan permintaan konsumen. 5. Aspek Sistem Informasi

(78)

beberapa hal beliau juga belum memahami dibidang tersebut . Usaha meubel BM. Suka Piring hanya mengandalkan media cetak dan media elektronik yang dipahaminya serta bekerjasama dengan mitra kerja untuk melihat dan memahami kejadian fenomena yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha tersebut dan melakukan tindakan apa yang harus dilakukan beliau.

4.2.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Eksternal adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal makro dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Lingkungan Eksternal Makro dan Mikro. Menurut Jatmiko (2004: 30) faktor yang terdapat dalam analisis lingkungan eksternal perusahaan, yaitu: Fisik, Ekonomi, Sosial, Politik/hukum, Teknologi, Demografis adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Eksternal Makro

a. Lingkungan Fisik

(79)

bisnis juga harus dapat mencari sumber alternatif guna kelangsungan kegiatan produksi usaha perusahaan tersebut.

Berdasarkan topologi Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sumatera Utara berada pada dataran rendah dan memiliki dua musim, yaitu: musim panas dan musim hujan. Sehingga sering terjadi kendala dalam memproduksi produk, apalagi cuaca pada saat ini tidak dapat di tebak atau di ramalkan.

b. Lingkungan Ekonomi

(80)

c. Lingkungan Politik dan Hukum

Iklim bisnis yang buat di suatu negara sangat dipengaruhi penting oleh kebijakan pemerintah, stabilitas plotik dan hukum yang berlaku serta keamanan negara. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi para pengusaha dan sekaligus masyarakatnya. Pemerintah memilik peran aktif dan besar dalam membuat dan mengatur negara terutama dalam mengatur arah bisnis yang berjalan.

Usaha meubel BM. Suka Piring pada saat sekarang ini belum memiliki izin usaha dari pemerintah dalam menjalankan usahanya sehingga usaha meubel BM. Suka Piring kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam meminjam pada saat menjalin hubungan bisnis transaksi dengan pihak lain baik itu perorangan maupun badan usaha (bank) yang merupakan pihak eksternal dari usaha meubel karena tidak memiliki dokumentasi transaksi keuangan secara sistematis, terencana dan rutin.

Hal ini pemerintah memberikan perhatian, khususnya bagi usaha kecil dan menengah dalam memberikan berupa bantuan modal usaha dengan syarat dan bungan yang ringan untuk membantu pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya.

(81)

menambah modal untuk mengelola dan mengembangkan uasaha meubel BM. Suka Piring.

d. Lingkungan Sosial dan Budaya

Keberadaan lingkungan sosial dan budaya disekitas usaha meubel BM. Suka Piring sangat memberikan nilai positif terhadap kehadiran usaha meubel BM. Suka Piring. Masyarakat sekitar yang ingin berusaha dan memiliki keahlian dalam meubel dapat menuangkan keahaliannya dan mendapat kesempatan dengan melamar pekerjaan di usaha meubel BM. Suka Piring sehingga mengurangi pengangguran di daerah sekitar lokasi usaha tersebut. Dan dilihat dari dari keberadaannya usaha meubel BM. Suka Piring memiliki daerah yang sangat padat penduduknya, daerah yang sangat aktif dengan pendatang baru, dekat dengan lingkungan kampus dan daerah yang nyaman dari tindak kriminal. Sehingga kalangan masyarakat sekitar tidak kesulitan ketika ingin membeli perabot meubel rumah tangga dan meraparasi sofa mereka yang sudah rusak menjadi siap pakai. Ini merupakan dampak positif bagi usaha meubel BM. Suka Piring untuk terus berkembang dan berkarya dalam memberikan hasil yang kreatif dan inovatif pada usaha meubel.

e. Lingkungan Teknologi

(82)

peluang besar bagi usaha bisnis untuk mempermudah perusahaan dalam memproduksi maupun memasarkan barang dan jasa. Saat ini transaksi bisnis sudah sangat mudah dan cepat, tidak seperti dahulu membutuhkan waktu yang sangat panjang. Jaringan internet yang mudah di akses dimana saja dan kapan saja, membuat pengusaha dapat memperkenalkan peroduknya dengan cepat baik itu di dalam ataupun di luar negeri. Dari segi asapek pemasaran, kemajuan teknologi sangat berpengaruh penting bagi pengusaha utnuk memasarkan produknya dengan cepat dan mudah di ketahui oleh konsumen. Sehingga pengusaha tahu bagaiman dan tindakan apa yang harus ia lakukan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam kehidupannya. Dari informasi yang di dapat, ia dapat menciptakan suatu ide atau peluang baru ataupun berkreativitas dalam usaha. Dengan adanya internet dapat menekan biaya yang rendah dalam promosi dan pemasaran poduk perusahaan.

Gambar

Gambar 4.1 Analisis Diagram SWOT usaha meubel BM. Suka Piring ..........86
Gambar 2.1 Kekuatan Pesaing Industri
Table 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada usaha ini perlu di analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada disekitar internal dan eksternal perusahaan, agar mendapatkan informasi yang dapat digunakan

Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang strategis dimana faktor kekuatan tetap dipertahankan dan dikembangkan lagi dengan

Perencanaan strategis harus mendasarkan kepada kekuatan dan kelemahan yang ada dalam suatu perusahaan untuk menangkap peluang yang lebih baik dan menanggulangi

Analisis SWOT adalah metode yang banyak digunakan dalam perencanaan strategis untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal organisasi, serta menemukan peluang

Strategi pemasaran yang harus dilakukan pada perusahaan yaitu dengan memanfaatkan lokasi yang strategis, memiliki gedung sendri untuk mendapatkan pelanggan potensial,

Hal ini menunjukan bahwa wilayah wisata mangrove di Kelurahan Teritip memiliki faktor strategis internal (kekuatan) yang dapat dimaksimalkan dengan memanfaatkan

Sedangkan kekuatan yang dimiliki adalah produk memiliki kualitas yang baik, harga yang terjangkau dan stabil mendukung masyarakat untuk konsumsi sayuran di lokasi yang strategis,

Faktor Internal pengelolaan mangrove No Faktor Kekuatan Strength Pengolahan data kuesioner Bobot 1 Lokasi ekowisata mangrove kampung nipah yang strategis 62 0,09 2