1. PENDAHULUAN
Saat ini, perkembangan teknologi yang semakin canggih dan sistem yang terkomputerisasi sangat diperlukan dalam segala bidang dan aspek pada perusahaan.
Tiap perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dan berinovasi agar dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan nya serta meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan SI/TI pada suatu perusahaan atau organisasi akan menjadikan sebuah perusahaan atau organisasi menjadi lebih efektif dan efesien dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan daya saing organisasi[1]. Hal ini membuat tiap perusahaan menerapkan sistem informasi dan teknologi informasi agar mendapatkan proses bisnis yang sesuai serta memberikan nilai positif dalam persaingan bisnis. Perusahaan-perusahaan sekarang banyak yang mengandalkan TI untuk mendukung strategi bisnisnya dalam bersaing dengan instansi lain. Bahkan ada juga perusahaan yang telah menjadikan TI sebagai strategi utama untuk mencapai tujuan perusahaan, baik keuntungan ataupun kelangsungan usaha perusahaan, serta dalam rangka membangun citra perusahaan yang baik, maka perusahaan tersebut perlu menerapkan beberapa strategi dalam berbisnis (Budiyanto & Setyohadi, 2017)[2].
Untuk menghasilkan strategi SI/TI yang selaras dengan strategi bisnis suatu perusahaan, maka memerlukan adanya investasi yang dikeluarkan untuk memberi manfaat yang diukur dari pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan[3]. Menurut Laudon dari Widyaningsih P (2011), sistem informasi adalah hubungan antara manusia, prosedur dan penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menyebarkan dan menyajikan informasi yang digunakan oleh satu atau lebih proses bisnis dalam organisasi[4].
Dalam membangun sistem informasi diperlukan perencanaan strategis. Perencanaan strategis sistem informasi merupakan sebuah pendekatan secara sistematis dengan efektif, efisien yang bertujuan pemenuhan kebutuhan sistem informasi dari sebuah model bisnis organisasi atau individu[5]. Sedangkan strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi (Ward Peppard, 2002)[6]. Perusahaan yang belum memiliki perencanaan strategis untuk sistem informasi/teknologi informasinya akan menimbulkan arahan yang tidak jelas pada SI/TI dalam jangka panjang. Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dibutuhkan untuk mempersiapkan organisasi dalam merencanakan pemakaian teknologi dan sistem informasi untuk organisasinya[7].
Betacom merupakan salah satu pegadaian yang berdiri sejak tahun 2017, yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang elektronik seperti handphone, laptop, TV, dan sebagainya.
Produk yang terdapat di pegadaian ini mempunyai sistem gadai dan nilai tafsir yang berbeda-beda penerapannya sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan. Pada pegadaian Betacom, diperlukan sistem informasi pengelolaan data barang gadai agar mempermudah stok barang dan sistem kasir saat peminjam melakukan pelunasan atau perpanjangan nota gadai. Dalam menjalankan proses bisnisnya, pegadaian Betacom sudah menerapkan sistem informasi dan teknologi informasi namun masih belum maksimal, belum terintegrasi satu sama lain serta kurang selaras dengan visi misi dan strategi bisnis dari pegadaian Betacom. Akibatnya proses bisnis yang dilakukan masih belum berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam melakukan perencanaan strategis sistem informasi yang perlu diperhatikan adalah penggunaan metodologi. Dalam manajemen perencanaan strategis ini akan dilakukan dengan menggunakan metode Tozer, sehingga dapat menghasilkan sebuah model perencanaan strategis sistem informasi yang dapat mendukung dan meningkatkan proses bisnis pegadaian Betacom. Dengan metodologi versi Tozer ini merupakan metodologi yang mudah dan praktis yang berdasar pada konsep strategi bisnis[8]. Tidak hanya itu, dengan metode ini juga dapat menjawab kebutuhan sistem informasi dan teknologi informasi perusahaan tersebut. Untuk memudahkan analisis dalam penelitian ini dibutuhkan suatu perangkat analisis berupa teknik analisis SWOT, Value Chain, CSF (Critical Success Factor), Application Portofolio McFarlan Grid’s dan Kompetitif Porter. Penelitian ini juga akan membahas mengenai perencanaan strategis SI/TI serta strategi bisnis yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada pegadaian Betacom Lampung serta untuk mengingkatkan kinerja dan performa dari pegadaian ini.
2. METODE
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena suatu kesimpulan yang diambil dapat dipengaruhi oleh metode penelitian yang diambil serta digunakan. Dalam penelitian ini metodologi perencanaan sistem informasi yang digunakan adalah metodologi Tozer. Adapun perangkat analisis yang digunakan berupa teknik analisis SWOT, Value Chain, CSF (Critical Success Factor), Application Portofolio McFarlan Grid’s dan Kompetitif Porter.
2.1. Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah metode yang banyak digunakan dalam perencanaan strategis untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal organisasi, serta menemukan peluang dan ancaman yang muncul dari luar (Wedhasmara, 2014)[9].Analisis SWOT adalah metode analisis yang sederhana tetapi memiliki peran yang besar dalam mengembangkan strategi bisnis yang menguntungkan serta membangun suatu perusahaan menjadi lebih baik. Analisis SWOT dilakukan dengan mengembangkan strategi menggunakan logika dalam memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang akan terjadi pada perusahaan. Dalam analisis SWOT terbagi menjadi 2 bagian yaitu factor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Dibawah ini merupakan gambaran dari analisis SWOT pada Gambar 1.
Gambar 1. Analisis SWOT
2.2. Analisis Rantai Nilai (Value Chain Porter)
Identifikasi fungsi bisnis yang dimulai dengan membagi area fungsional dari penyusunan strategi pemasaran pada pegadaian Betacom yang digambarkan ke dalam rantai nilai Michael Porter (Porter, 1985)[10]. Analisis rantai nilai adalah proses dimana sebuah perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama dan menganalisis kegiatan internalnya.
Value chain bertujuan untuk identifikasi dan pengelompokan aktifitas yang terdapat pada perusahaan menjadi dua bagian yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung aktivitas tersebut akan dipetakan dan digunakan sebagai dasar penentuan solusi SI/TI[11]. Dengan kata lain, dengan melihat kedalam kegiatan internal, analisis tersebut akan mengungkap dimana letak keunggulan kompetitif atau kekurangan dari suatu perusahaan. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba untuk melakukan kegiatan yang lebih baik dari pesaing. Value chain model melihat perusahaan sebagai sekumpulan atau rantai aktifitas dasar yang bisa menambah nilai terhadap produk atau layanan perusahaan[12]. Dibawah ini merupakan gambaran dari analisis Value Chain Porter pada Gambar 2.
Gambar 2. Value Chain
2.3. Critical Success Factor (CSF)
Critical Success Factor atau Faktor Kritis Kesuksesan merupakan suatu ketentuan organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan organisasi yang diungkapkan Tozer. Analisis CSF bertujuan untuk menafsirkan tujuan bisnis berkenaan dengan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, informasi kunci dan kebutuhan aplikasi dari organisasi dan manajernya, dan untuk mengetahui adanya kelemahan serta kekuatan pada sistem yang dimiliki organisasi pada kondisi sekarang (Ward dan Peppard, 2002)[13]. Dibawah ini merupakan gambaran dari Critical Success Factor pada Gambar 3.
Gambar 3. Critical Success Factor (CSF)
2.4. McFarlan Grid’s
McFarlan Grid’s digunakan untuk memetakan aplikasi sistem informasi dan teknologi informasi berdasarkan konstribusinya terhadap organisasi[14]. Terdapat 4 kuadran yang dilakukan terhadap pemetaan tersebut yaitu Strategic, High Potential, Key Operation, dan Support. Dari keempat kuadran ini disesuaikan dengan kategori penilaian suatu aplikasi terhadap dampaknya terhadap bisnis.
Dibawah ini merupakan gambaran dari Mc Farlan Grid’s pada Gambar 4.
Gambar 4. McFarlan Grid’s 2.5. Five Forces Competitive Model
Strategi yang berbasis kompetisi adalah rencana dari perusahaan untuk memenangkan persiangan dengan mencapai keunggulan daya saing (Competitive Advantage) yang dapat melebihi kompetitornya atau dengan mereduksi sisi keunggulan dari pesaing. Porter’s five force digunakan untuk
mengetahui kondisi eksternal perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis[15].
Dibawah ini merupakan gambaran dari Five Forces Competitive Model pada Gambar 5.
Gambar 5. Five Forces Competitive Model 2.6. Metodologi Tozer
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metodologi Tozer. Penggunaan metode Tozer dilandasi oleh konsep strategi bisnis yang akan mengeksploitasi sumber daya sistem informasi dan terknologi informasi serta pemanfaatannya. Terdapat beberapa fase dalam metodologi Tozer :
1. Fase 0 menentukan konteks dan ruang lingkup.
2. Fase 1 menentukan informasi mengenai bisnis dan kebutuhan yang mendukung.
3. Fase 2 mengevaluasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini.
4. Fase 3 menentukan solusi strategi.
5. Fase 4 menyiapkan dan melakukan rencana implementasi.
Gambar 6. Metodologi Tozer
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dan mencakup kesesuaian serta kebutuhan bisnis. Setelah itu menentukan solusi dan usulan sistem informasi. Dengan adanya kerangka kerja perencanaan strategis sistem informasi atau teknologi informasi, maka implementasi kerangka kerja untuk membuat perencanaan strategis SI/TI pada pegadaian Betacom dapat dilakukan. Adapun tahapan kerangka kerja perencanaan strategis SI/TI adalah sebagai berikut :
3.1. Fase 0 (Menentukan konteks dan ruang lingkup)
3.1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan, Pegadaian Betacom memiliki masalah-masalah, seperti :
1. Pengawasan terhadap produk gadai masih kurang dan terbatas.
2. Pengecekan produk gadai yang masih manual.
3. Penggunaan SI/TI masih belum maksimal.
3.1.2. Analisis Lingkungan Internal
a. Analisis SWOT
Pada tahap ini memaparkan tentang analisis SWOT yang ada di Pegadaian Betacom dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTH (S) WEAKNESS (W) - Lokasi yang
strategis
- Menguasai tingkat dominasi terhadap pasar dan pesaingnya.
- Persyaratan administrasi yang mudah.
- Tempat
penyimpanan yang tidak terlalu besar.
- SDM SI/TI yang masih harus dikembangkan.
- Perkembangan jumlah pelanggan yang meningkat.
- Pengecekan produk dan barang yang masih manual.
OPPORTUNITIES (O)
S-O W-O
- Meningkatnya kebutuhan ekonomi dalam rumah tangga.
- Proses bisnis yang sudah banyak menggunakan SI/TI didalamnya.
- Meningkatnya perkembangan hardware dan software.
- Meningkatkan kualitas pegawai dalam penggunaan TI.
- Meningkatkan pelayanan dengan adanya system TI.
- Meningkatkan hubungan dan kerjasama yang baik antar pegadaian atau instansi lain.
- Memaksimalkan kinerja pegawai dengan melakukan pelatihan khusus.
- Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
- Membuat sistem pengecekan untuk mempermudah pekerjaan.
THREATS (T) S-T W-T
- Munculnya perusahaan yang memproduksi jasa gadai yang sejenis.
- Sering terjadinya perampokan.
- Kerusakan hardware.
- Permasalahan jaringan.
- Meningkatkan kualitas TI yang tersedia.
- Menetralisir permasalahan jaringan.
- Meningkatkan layanan promosi.
- Mengembangkan tempat atau kantor cabang dan
memperkenalkannya kepada masyarakat sekitar.
- Meningkatkan kualitas jasa yang dimiliki.
Setelah melakukan analisis faktor internal dan eksternal maka alternatif strategi yang didapat adalah sebagai berikut :
a. SO (Strength Opportunities)
- Meningkatkan kualitas pegawai dalam penggunaan TI.
- Meningkatkan pelayanan dengan adanya system TI.
- Meningkatkan hubungan dan kerjasama yang bai kantar pegadaian atau instansi lain.
b. ST (Strength Threats)
- Meningkatkan kualitas TI yang tersedia.
- Menetralisir permasalahan jaringan dengan bantuan dari instansi yang bersangkutan.
- Memanfaatkan sistem TI untuk meningkatkan layanan promosi.
c. WO (Weakness Opportunities)
- Memaksimalkan kinerja pegawai dengan melakukan pelatihan khusus.
- Membuat sistem pengecekan untuk mempermudah pekerjaan.
d. WT (Weakness Threats)
- Mengembangkan tempat atau kantor cabang dan memperkenalkannya kepada masyarakat sekitar.
- Meningkatkan kualitas jasa yang dimiliki.
b. Analisis Value Chain
Pada tahap ini menjelaskan bagaimana perencanaan sistem informasi dengan menggunakan Value Chain dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Analisis Value Chain 3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal
Berdasarkan metode Five Forces Competitive Model, analisis lingkungan eksternal yang ada pada pegadaian Betacom adalah :
Bagian pertama adalah persaingan bisnis dengan perusahaan sejenisnya.
Perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan sejenis yang lain yakni dilihat dari kualitas pelayanan karyawan nya. Pelayanan yang baik dapat menarik minat dan perhatian agar customer ingin kembali memakai jasa dari pegadaian Betacom.
Bagian kedua yaitu ancaman pendatang baru. Dikarenakan pegadaian yang berada didaerah sekitar sangat minim, maka semakin banyak pegadaian yang baru dan telah menerapkan SI/TI dalam aktifitas proses bisnisnya. Maka dari itu, pegadaian Betacom harus meningkatkan mutu dan kualitas dari penerapan SI/TI nya sehingga tidak tertinggal dan mengikuti perkembangan zaman.
Bagian ketiga yaitu daya tawar pelanggan. Pegadaian Betacom menawarkan nilai tafsir yang sesuai bagi masyarakat.
Bagian keempat yaitu daya tawar pemasok. Pada bagian ini, pemasok yang dimaksud adalah orang yang akan membeli barang lelang yang tidak ditebus oleh customer yang bersangkutan. Barang tersebut akan ditafsir dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
Bagian kelima yaitu produk pengganti. pegadaian Betacom selalu menjamin keamanan dan pengawasan yang baik terhadap setiap barang gadai yang ada sehingga customer dapat memberikan kepercayaan terhadap pegadaian Betacom.
3.2. Fase 1 (Menentukan informasi mengenai bisnis dan kebutuhan yang mendukung) 3.2.1. Identifikasi Informasi Bisnis
Dalam proses ini terdapat tujuan, visi, dan misi yang sudah ditajamkan untuk menjawab tantangan dari industri digital yang luas serta menginternalisasi agenda transformasi dari pegadaian Betacom.
a. Tujuan
Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
b. Visi
Sebagai solusi dari bisnis terpadu berbasis gadai.
c. Misi
Memberikan manfaat dan keuntungan optimal serta memperluas jangkauan layanan untuk meningkatkan proposisi nilai ke nasabah dan stakeholder.
3.2.2. Identifikasi Faktor Keberhasilan
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang bisa menentukan keberhasilan perusahaan bisa menggunakan Analisa Critical Success Factor (CSF). Berikut analisa CSF dipegadaian Betacom yang dipaparkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Critical Success Factor (CSF) TUJUAN UTAMA Faktor Kunci Keberhasilan
(Critical Success Factor) Perkembangan teknologi
informasi yang semakin pesat dan modern serta ketersediaan aplikasi yang dapat
mempermudah pekerjaan.
Dibangunnya sistem SI/TI yang menunjang aktifitas bisnis sesuai dengan kebutuhan.
Peningkatan kualitas pegadaian serta lingkungan bisnis yang terus berkembang.
Meningkatkan pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap pegadaian Betacom.
Peningkatan jumlah sumber daya manusia dalam bidang SI/TI.
Tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten.
3.2.3. Key Performance Indicator pada tabel adalah :
a. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan modern serta ketersediaan aplikasi yang dapat mempermudah pekerjaan.
b. Peningkatan kualitas pegadaian serta lingkungan bisnis yang terus berkembang.
c. Peningkatan jumlah sumber daya manusia dalam bidang SI/TI.
3.3. Fase 2 (Mengevaluasi kesesuaian system dengan kebutuhan saat ini)
Melakukan evaluasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini berdasarkan analisis Mc Farlan Grid’s yang telah dipaparkan pada Tabel 3. dibawah ini.
Tabel 3. Mc Farlan Grid’s
Strategic High Potential
- Manajemen SDM - Sistem informasi web pegadaian Betacom
- Aplikasi web penilaian pelayanan dari customer.
- Sistem informasi keuangan - Sistem informasi stock barang
- Analisis kinerja karyawan
Key Operational Support
3.4. Fase 3 (Menyiapkan dan melakukan rencana implementasi)
Dibawah ini merupakan rencana implementasi dari Pegadaian Betacom pada Tabel 4.
serta rencana pengembangan pada Tabel 5.
Tabel 4. Rencana Implementasi
Rekomendasi Tahun
No. Nama Sistem Informasi
Penjelasan 2022 2023 2024 2025 2026
1. Aplikasi pengecekan
barang gadai
Aplikasi ini nantinya akan mempermudah
serta mempercepat
dalam mengecek barang gadai agar lengkap
dan tidak terjadi kehilangan.
√
2. Website layanan pegadaian.
Website yang berisi keuntungan apa saja yang
akan didapatkan
oleh calon customer.
√
3. Aplikasi sistem keuangan
dan nilai taksir barang
gadai.
Aplikasi ini berisi penghitungan
otomatis terhadap perhitungan
dan penanggalan
jatuh tempo barang gadai.
√
Tabel 5. Rencana Pengembangan
No. Aktifitas Kebutuhan PIC
1. Analisa dan Desain Sistem - Aplikasi - Komputer - Internet - Jasa Sistem Analis
System Analyst
2. Desain Aplikasi - Komputer - Jasa
UI Designer
3. Programming - Komputer
- Jasa
Programmer
- Programmer 4. Testing Aplikasi - Komputer
- Internet
Quality Control
5. Implementasi - Komputer Manager
Project
6. Training User Trainer
7. Maintenance - Komputer Programmer
8. Update Data - Komputer
- Internet
Surveyor
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dalam penelitian ini menggambarkan bahwa sistem informasi yang dimiliki oleh pegadaian Betacom sudah dapat mendukung proses bisnis perusahaan secara keseluruhan, namun belum maksimal dan perlu adanya peningkatan pada bagian pengecekan barang yang harus dilakukan secara berkala, pengawasan terhadap produk serta peningkatan kinerja karyawan. Dengan meningkatkan sistem informasi dan teknologi informasi yang terintegrasi nantinya akan berguna bagi kelangsungan bisnis dan dapat memberikan nilai tambah bagi pelayanan perusahaan kepada konsumennya. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengkaji berbagai sumber dan referensi yang terkait agar penelitian nantinya bisa lebih baik lagi dan melakukan pendalaman akan metode-metode agar lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Cahyo and A. D. Manuputty, “Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dengan Metode Ward And Peppard di Perusahaan Toko Surabaya cabang Surakarta,” J. Inf. Syst.
Informatics, vol. 3, no. 2, pp. 365–377, 2021, doi: 10.33557/journalisi.v3i2.137.
[2] novita sari Sasue and agustinus fritz Wijaya, “Perencanaan Strategis Sistem Informasi ( Eap ) Framework,” vol. 2, no. 2, pp. 79–87, 2020.
[3] Y. N. Chayati, E. Darwiyanto, D. Dwi, and J. Suwawi, “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Metode Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus: PT Etos Indonusa),” vol. 7, no. 2, pp. 8332–8339, 2020.
[4] V. R. B. Prawestri and A. F. Wijaya, “Penerapan Metodologi Tozer Dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Witel Bandung,” J.
Comput. Inf. Syst. Ampera, vol. 1, no. 2, pp. 112–132, 2020, doi:
10.51519/journalcisa.v1i2.34.
[5] A. E. Pribadi, E. Darwiyanto, and ..., “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Ritel Toko Swalayan Karunia,” eProceedings …, vol. 7, no. 1, pp. 2647–2699, 2020, [Online].
Available:
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering/article/view/
11946.
[6] L. Retnawati, “Perencanaan Strategis Si/Ti Dengan Metode Analisa Swot Dan Bsc Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Universitas Xyz,” JISKA (Jurnal Inform. Sunan Kalijaga), vol. 2, no. 3, p. 135, 2018, doi: 10.14421/jiska.2018.23-02.
[7] P. Studi, S. Informasi, F. Ilmu, and K. Universitas, “Informasi Stikes Palembang Strategic Planning of Information Systems and Information,” vol. 2, 2019.
[8] H. Sanoto, “Manajemen Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Metode Tozer (Studi Kasus: SMK Bina Nusantara Ungaran),” Sch. J. Pendidik. dan Kebud., vol.
11, no. 1, pp. 72–79, 2021, doi: 10.24246/j.js.2021.v11.i1.p72-79.
[9] C. Sylvia and A. Angela, “Perencanaan Strategis Sistem Dan Teknologi Informasi Pada Stmik – Stie Mikroskil Menggunakan Metode Ward & Peppard,” Sebatik, vol. 23, no. 2, pp.
592–603, 2019, doi: 10.46984/sebatik.v23i2.816.
[10] T. A. S. Musthofa and G. Wang, “Perencanaan Sistem Informasi untuk Mendukung Analisis Pemasaran menggunakan Metode EAP pada PT. Cherokendo Benua Wisata,” Eng. Math.
Comput. Sci. J., vol. 1, no. 1, pp. 1–9, 2019, doi: 10.21512/emacsjournal.v1i1.5772.
[11] M. Penelitian, “PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DEALER MOTOR DENGAN METODE WARD AND PEPPARD ( Studi Kasus PT NSS ),” vol. 7, no. 1, pp. 20–24, 2021.
[12] Y. Mulyanto, “Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Proses Bisnis Menggunakan Togaf Architecture Development Methode,” J. TAMBORA, vol. 2, no. 1, pp.
34–47, 2017, doi: 10.36761/jt.v2i1.151.
[13] C. D. Rumiarti, B. R. Setiawan, and I. D. M. P. Wiana, “Kajian Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada Bisnis Ritel Berbasis Metodologi Ward & Peppard : Studi Kasus PT.
Gramedia Asri Media,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 6, no. 3, p. 245, 2019, doi:
10.25126/jtiik.201963926.
[14] A. Wiyono and A. F. Wijaya, “PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk WITEL SEMARANG MENGGUNAKAN WARD AND PEPPARD,” J. Bina Komput., vol. 2, no. 1, pp.
23–32, 2020, doi: 10.33557/binakomputer.v2i1.797.
[15] M. Iman and O. Nur, “TA: Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi pada PT Arion Indonesia dengan Tahapan Anita Cassidy,” vol. 7, no. 3, pp. 1–12, 2018, [Online]. Available:
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2894/%0Ahttps://repository.dinamika.ac.i d/id/e print/2894/1/14410100183-2018-Complete.pdf.