• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Analisis Manajemen Rantai Pasok TBS

Salah satu langkah awal yang terpenting dalam melakukan analisis manajemen rantai pasokan adalah dengan melakukan analisis terhadap model atau kondisi rantai pasokan yang terjadi. Dari hasil analisis dan evaluasi kondisi manajemen rantai pasokan tersebut, maka akan dihasilkan berbagai informasi

dalam aliran rantai pasokan suatu produk. Informasi mengenai kondisi manajemen rantai pasokan kemudian menjadi suatu input bagi perbaikan kinerja dan pengembangan rantai pasokan.

Saat ini telah berkembang upaya untuk menganalisis rantai pasokan suatu produk dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik produk maupun karakteristik pelaku rantai pasok serta industri. Pembahasan mengenai model rantai pasokan tandan buah segar pada penelitian ini, akan menggunakan suatu kerangka kerja (framework) berupa analisis rantai pasokan yang dikembangkan oleh Lambert dan Cooper (2000) yang kemudian di modifikasi oleh Vorst (2005). Kerangka analisis yang dikembangkan tersebut adalah Food Supply Chain Networking (FSCN). Kerangka FSCN merupakan suatu framework

yang memungkinkan peneliti maupun manajer suatu perusahaan untuk dapat mengidentifikasi suatu rantai pasokan secara komprehensif meliputi berbagai hal seperti deskripsi pelaku rantai dan peranannya, hubungan diantara pelaku rantai, mekanisme transaksi, dan alokasi sumberdaya.

Pembahasan mengenai manajemen rantai pasok TBS di PKS Rambutan menggunakan kerangka kerja FSCN, yang akan menganalisis beberapa aspek yakni sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai, sumberdaya rantai, proses bisnis rantai, serta analisis kinerja rantai pasokan. Hasil pembahasan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi agenda pembenahan pada perusahaan agar memiliki kinerja rantai pasokan yang baik, memahami karakteristik konsumen, menjamin ketersediaan

produk dan mutu serta kontinuitasnya, logistik dan distribusi yang baik, komunikasi dan informasi yang baik, serta hubungan yang efektif antar pelaku rantai.

5.2. Sasaran Rantai

Aspek ini menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam rantai pasok tandan buah segar ke PKS Rambutan yang dilihat dari dua sisi, yaitu sasaran pasar dan sasaran pengembangan. Sasaran atau tujuan yang ditetapkan tersebut nantinya akan menjadi acuan apakah rantai pasokan tersebut telah berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki.

5.2.1 Sasaran pasar

Sasaran pasar dari produk CPO adalah untuk kebutuhan domestik dan juga ekspor, produk CPO merupakan produk yang memerlukan penanganan khusus ketika akan didistribusikan, karena sifat dan karakteristik CPO yang mudah rusak karena itulah perlu diperhatikan dalam hal pengiriman maupun transportasinya.

Pergeseran paradigma perdagangan CPO dari konsep product driven menjadi

market driven telah menempatkan konsumen sebagai objek yang sangat penting. Hal tersebut kemudian membuat para produsen baik itu skala perusahaan, kelompok tani atau koperasi maupun petani secara individual harus sangat memperhatikan karakteristik konsumen dan pola permintaan secara lebih cermat. Posisi pasar atau konsumen di dalam suatu rantai pasokan merupakan tujuan akhir dari suatu

Permintaan dan harapan konsumen harus mampu direspon dengan baik oleh segenap pelaku rantai pasokan agar keinginan konsumen terhadap produk yang disalurkan tersebut terpenuhi, baik dari segi kuantitas atau ketersediaan, kualitas produk, waktu penyampaian yang cepat. Terpenuhinya permintaan dan keinginan konsumen tersebut pada akhirnya akan membuat konsumen lebih loyal kepada produk yang dihasilkan oleh suatu rantai pasokan. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan keunggulan bersaing dari suatu rantai pasokan dibandingkan dengan rantai pasokan lain yang menghasilkan produk sejenis.

Sasaran pasar dalam hal ini adalah standar persyaratan mutu CPO dan Inti produksi yaitu untuk CPO kadar air maksimum 0,15%, kadar kotoran maksimum 0,02 dan ALB 3,5%. Sedangkan untuk inti kadar air maksimum 7%, kadar kotoran maksimum 6%, dan ALB sebesar 1% sedangkan sasaran untuk penjualan ekspor ALB CPO maksimum 5%.

5.2.2 Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan rantai pasokan dapat diartikan sebagai suatu upaya bersama dari beberapa pihak yang terlibat dalam rantai pasokan untuk secara spesifik mengembangkan suatu aspek bagi peningkatan kinerja rantai. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan rantai pasokan tersebut harus yang dianggap penting bagi peningkatan kinerja rantai serta haruslah dilakukan secara sinergis melalui koordinasi

antar pihak dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan bahwa tujuan yang ingin dicapai bukan hanya bagi kepentingan beberapa pelaku sebagai individual melainkan tujuan kolektif dari rantai yang terintegrasi yaitu PTPN III. Penggunaan teknologi informasi sebagai penunjang pengembangan rantai pasokan mutlak diperlukan. Dengan teknologi komunikasi antar bagian maka akan lebih meningkatkan efektifitas dan efiiensi. Sebagai contoh internet untuk menghubungan laporan produksi secara real time sehingga menghubungakan kebun-kebun seinduk dengan PKS Rambutan.

Walaupun demikian pengembangan rantai pasokan memang tidak mudah dilakukan karena melibatkan berbagai pihak dengan kepentingannya masing-masing meskipun dibawah satu manajemen. Oleh karena itu, diperlukan suatu sasaran pengembangan yang disepakati secara bersama sehingga upaya pelaksanaan pencapaian sasaran tersebut akan didukung semua pihak yang terkait. Sasaran nya adalah pemenuhan bahan baku TBS yang memenuhi syarat mutu dan volumenya. Bahan baku adalah salah satu unsur proses produksi yang diolah melalui proses untuk dijadikan produk. Bahan baku yang baik memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil produk yang baik bila diproses dengan benar. karenanya selain mutu yang baik pada bahan baku di perlukan juga persyaratan yang lain untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik yaitu jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. dengan demikian dapat kita lihat persyaratan bahan baku yang harus dipenuhi adalah:

3. Waktu yang tepat tiba dipabrik.

Bila salah satu persyaratan di atas tidak dipenuhi maka efisiensi dan efektifitas menjadi tidak terwujud seperti yang diharapkan. Bahan baku utama di dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah berupa tandan buah segar (TBS). Tandan buah segar itu sendiri adalah tandan buah normal kelapa sawit dalam proses produksinya akan menghasilkan produk utama yaitu minyak mentah CPO dan inti sawit.

Sasaran pengembangan selanjutnya adalah menyangkut penguatan rantai pasokan melalui pelaksanaan kemitraan yang berkesinambungan. Kerjasama kemitraan ataupun bentuk koordinasi lainnya yang melibatkan pihak petani mitra, PTPN III, beberapa institusi pendukung yang diarahkan kepada pemenuhan kapasitas produksi, untuk mitra petani pemasok terkait pemenuhan bahan baku pada saat kebun sendiri produksinya tidak mencukupi.

Dokumen terkait