• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tahapan Perencanaan Komunikasi

2.2.1 Analisis Masalah

Permasalahan merupakan awal dari perencanaan. Hal ini dikarenakan perencanaan komunikasi yang akan dibuat adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Sebelum merumuskan masalah,

17 Yusuf Zainal Abidin.Op.cit. Hlm. 96.

Analisis Masalah Analisis Khalayak Merumuskan Tujuan

Memilih Media dan Saluran Komunikasi Mengembangkan Pesan Merencanakan Produksi Media

Merencanakan Manajemen Komunikasi

harus dideskripsikan latar belakang masalah yang berisi alasan permasalahan itu muncul dan menarik bagi perencana komunikasi, serta cara perencanaan tersebut yang dibuat untuk memecahkan masalah. Bagi perencana komunikasi, setidaknya ada empat penyebab utama masalah, yaitu :18

1. Masalah pengetahuan atau informasi

Bisa saja terjadi bahwa sekalipun masyarakat di suatu tempat telah mengetahui masalah yang mereka hadapi, namun mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan atau informasi tentang pemecahan masalah tersebut.

2. Masalah keterampilan (skill)

Meskipun telah mengetahui persis masalah yang dihadapi, dapat pula masyarakat tidak bisa berbuat apapun untuk mengatasi masalah yang dimaksud, oleh karena mereka tidak mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalahnya.

3. Masalah sikap mental (attitude)

Sikap mental memang suatu hal yang menentukan perilaku hidup. Walaupun suatu masyarakat telah memahami apa yang menjadi masalah bagi mereka, telah mengerti bagaimana memecahkan masalah tersebut, namun jika sikap mental mereka tidak mendukung untuk menyelesaikan masalah tersebut tidak ada gunanya.

18 Zulkarimein Nasution. Perencanaan Program Komunikasi. 1994. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 35.

4. Masalah sumber-sumber (resources)

Ketiadaan sumber juga menyebabkan pemecahan suatu masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat menjadi terhalang. Sumber yang dimaksud bisa sumber daya alam, sumber daya manusia, ataupun sarana penunjang lainnya.

Setelah mengetahui beberapa penyebab munculnya masalah, perencana komunikasi harus menganalisis masalah. Dalam melakukan analisis masalah, perhatian diarahkan pada faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan (gap) antara perilaku khalayak sasaran dan hal-hal yang diinginkan atau hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap kegiatan komunikasi harus memiliki masalah yang harus ditentukan untuk dijadikan bahan awal dari berjalannya sebuah perencanaan komunikasi. Secara sederhana setidaknya ada dua cara yang biasa dilakukan untuk menganalisis masalah:19

1. Observasi atau pengamatan

Dengan melakukan observasi atau pengamatan dapat diperoleh berbagai indikasi masalah apa yang sedang dihadapi masyarakat. Melalui pengamatan yang jeli, seorang perencana komunikasi juga bisa memilah mana yang sebenarnya bukan masalah lain yang melindungi masalah utama. Ketidak jelian pengamat dalam merumuskan dan menganalisis masalah akan berpengaruh pada pembuatan perencanaan komunikasi yang tidak tepat sasaran.

Salah satu syarat untuk melakukan pengamatan yang baik ialah pengamat harus benar-benar netral dan menggunakan ”kacamata yang jernih” sehingga komunikator tidak terpengaruh oleh emosi pribadi. Atau karena merasa terlalu terbebani tugasnya sehingga pengamat menjadi tidak jeli. Metode dalam observasi ini dapat dilakukan salah satunya dengan wawancara pihak-pihak terkait yang dibutuhkan dalam merencanakan komunikasi.

2. Konsultasi dengan spesialis atau tenaga ahli

Problem apa yang sedang dihadapi masyarakat juga dapat diketahui dengan cara bertanya kepada orang-orang yang dianggap memiliki keahlian di bidang tertentu. Konsultasi dengan ahli dapat berlangsung baik jika kita dapat menemukan atau memilih orang yang tepat sebagai tempat berkonsultasi. Jika kita bertanya pada yang bukan ahlinya, perencanaan yang kita buat justru tidak akan tepat sasaran.

Dalam tahap analisis masalah ini, penulis ingin mengetahui sumber-sumber pengambilan masalah yang digunakan untuk tema karya dakwah komunitas Film Maker Muslim serta metode atau cara yang mereka gunakan untuk menganalisis masalah dalam pembuatan karya-karya dakwah komunitas Film Maker Muslim. Dari dua hal tersebut pula penulis akan mengetahui masalah-masalah apa saja yang menjadi urgensi atau prioritas bagi komunitas Film Maker Muslim dalam mengangkat isu atau masalah, sehingga dapat membuat karya-karya dakwah yang dapat menarik perhatian

khalayak dengan menyesuaikan kebutuhan khalayak atas tema yang digunakan.

2.2.2Analisis Khalayak

Khalayak adalah salah satu faktor dari sebuah proses komunikasi yang mempunyai peranan sangat penting sebagai salah satu kunci terbangunnya proses komunikasi yang ingin dicapai. Maka dari itu, sebagai perencana komunikasi harus menentukan khalayak yang ingin dituju dari produk komunikasi yang dibuat. Riset terhadap khalayak sangat dibutuhkan agar pesan komunikasi yang disampaikan dapat tertuju pada target sasaran yang dituju. Khalayak sasaran yang dimaksud adalah kelompok populasi yang akan dijangkau oleh program komunikasi yang akan dibuat. Salah satu studi khalayak yang sering dilakukan adalah profil khalayak (audiens profile). Riset ini sangat penting untuk memberi tahukan karakteristik khalayak. Seorang komunikator harus mampu membuat pesan yang sesuai dengan karakteristik khalayaknya sehingga pesan tersebut dapat sesuai diterima oleh khalayaknya.

Dalam tahap analsisis khalayak ini, untuk mengetahui karaketristik khalayak atau audiens profile diperlukan data-data dasar sebagai berikut :20

1. Jumlah dan lokasi khalayak

Berapa banyak khalayak yang ingin dijangkau perlu diketahui sejak awal. Jumlah ini menentukan pertimbangan dalam memilih saluran atau media komunikasi yang akan dipilih nanti. Kalau jumlahnya sedikit, mereka bisa dicapai dengan komunikasi antar pribadi. Kalau jumlahnya cukup banyak bisa menggunakan komunikasi kelompok atau komunikasi massa.

Begitupun lokasi tempat khalayak berada. Harus di lihat apakah khalayak yang dijangkau berada dalam lokasi yang berdekatan, memencar, terpencil, atau sangat mudah untuk dijangkau. Hal ini dapat mempengaruhi media komunikasi yang akan digunakan. Jika lokasinya terpencil dan belum memiliki akses media massa, sungguh tidak tepat jika kita memaksakan menggunakan radio atau televisi bahkan internet. 2. Profil sosioekonomi : segmentasi umur, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, dan sebagainya.

Data profil sosioekonomi ini diperlukan selain dalam menentukan media yang akan digunakan juga berkaitan dengan perumusan pesan yang akan disampaikan. Pada khalayak yang tidak memiliki akses dengan media dikarenakan pendapatan yang sangat rendah tentulah tidak tepat menggunakan media televisi. Begitupun dengan perumusan

pesan, pesan yang ditujukan pada khalayak yang berumur 6-12 tahun tentu tidak sama dengan perumusan pesan untuk khalayak usia 15-18 tahun. Karena minat, orientasi dan kepentingan masing-masing individu maupun kelompok berbeda-beda. Jika perbedaan tersebut tidak diperhitungkan dengan baik, hasil perencanaan yang Anda buat tentulah tidak menghasilkan hal yang baik.

3. Profil sosiokultural : agama, bahasa, pola kehidupan keluarga, sistem kepercayaan tradisional, nilai-nilai, sumber-sumber informasi, praktek-praktek komunikasi dan interaksi khalayak.

Profil sosiokultural ini sangat penting untuk dikaji. Bagaimanapun respon khalayak terhadap program komunikasi yang akan dilancarkan sangat ditentukan oleh nilai-nilai agama, norma-norma, sumber-sumber informasi khalayak serta faktor-faktor kultural lain yang mendasari kehidupan khalayak. Segala kebiasaan dan tradisi yang berkaitan dengan tujuan program dan isi pesan harus dipahami sejak awal.

Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh khalayak biasanya sedikit berbeda dengan bahasa resmi. Bila kita menggunakan komunikasi antar pribadi dengan khalayak, pengetahuan mengenai hal ini amat perlu. Karena akan mempermudah komunikator dalam berinteraksi, mudah membangun kedekatan, sehingga pesan mudah ditangkap.

Dokumen terkait