• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

5.2.2 Saran Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan di pergunakan dalam keperluan keilmuan dalam bidang akademik, dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam hasil penelitian ini. sehingga peneliti menyarankan :

1. Dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui pengaruh atau efektivitas karya dakwah komunitas Film Maker Muslim sebagai kajian media dakwah kreatif yang mampu menjadi tayangan yang infomatif, edukatif, dan memenuhi kebutuhan akan informasi keagamaan yang dikemas secara ringan dan menarik.

2. Dilakukan penelitian kembali dengan paradigma konstruktivis yang berfokus membahas ideologi komunikator dakwah yang dilatarbelakangi oleh kepentingan agama dalam membuat karya dakwahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia. Ardianto, Elvinaro, et. al. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Basit, Abdul. 2003 Filsafat Dakwah, Jakarta: Rajawali Press.

Baskoro, Adi. 2009. Panduan Praktis Membuat Website. PT TransMedia, Jakarta Selatan.

Briggs, Asa. et al. 2006. Sejarah Sosial Media, Dari Gutenberg Sampai Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Dharmmesta, Basu Swastha dan T Hani Handoko. 2009. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books. Effendy,Onong Uchjana. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

__________________. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Iriantara, Yosal. 2008. Media Relations Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Ma’arif, Bambang S. 2010. Komunikasi Dakwah: Paradigma untuk Aksi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Meleong, Lexy J, 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muis, Andi Abdul. 2001. Komunikasi Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif:Paradigma baru Ilmu

Nasution, Zulkarimein. 1994. Perencanaan Program Komunikasi. Universitas Terbuka.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Poston, Larry. 1992. Islamic Da’wah in the West. New York: Oxford University

Press.

Rachmiatie, Atie. 2007. Radio Komunitas. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: R&D

Alfabeta.

________. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suparta, Munzier. 2003. Metode Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Widjajanto, Kenmada, dkk. 2013. Perencanaan Komunikasi: Konsep dan Aplikasi. Bandung: CV Utimus.

Website

Profil dan Karya Film Maker Muslim. Channel Youtube Film Maker Muslim.

http://youtube.com/channel/filmmakermuslim (Diakses pada tanggal 17 April 2017)

Donny.B.U. Internet sebagai Media Dakwah Islami. 2011.

http://nasrulzone.blogspot.co.id/2011/09/internet-sebagai-media-dakwah-islami.html (diakses pada tanggal 13 Mei 2017 pukul 07.02 WIB). Statistik Youtube. Official Youtube. Statistika Youtube.

https://www.youtube.com/yt/press/id/statistics.html (diakses pada tanggal 7 April 2017. Pukul 16.05 WIB)

Githa Yudha Pratomo. Jumlah Penonton Video Online Meningkat. 2014.

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141021163756-192-7257/jumlah-penonton-video-online-meningkat/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2017 pukul 07.02 WIB)

Juharis Muba Andreas Ginting. Perencanaan Komunikasi. 2010.

http://juharis.blogspot.com/2010/03/perencanaan-komunikasi-dari-bu-fri.html (diakses pada tanggal 24 Juli 2017)

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2

Pedoman Wawancara Informan Kunci

1. Masalah seperti apa yang diangkat dalam karya dakwah Film Maker Muslim? Dan bagaimana cara Film Maker Muslim menganalisis masalah yang terjadi dalam masyarakat untuk diangkat dalam karya?

2. Seperti apa segmentasi yang dituju karya Film Maker Muslim dari aspek asal daerah (geografis), usia, gender, agama, dan tingkat pendidikan (demografis), dan minat serta kesukaan (psikologis) khalayak? Dan bagaimana cara Film Maker Muslim menganalisis/menentukan khalayak yang dituju?

3. Seperti apa tujuan yang ingin dicapai komunitas Film Maker Muslim melalui karya dakwahnya? Apa tujuan berdakwah menggunakan film pendek Islami?

4. Tahap/cara apa saja yang dilakukan Film Maker Muslim dalam mencapai tujuan itu? Apa indikator keberhasilan dari terdapainya tujuan itu?

5. Bagaimana cara Film Maker Muslim menyeleksi media dan saluran yang akan digunakan untuk berdakwah? Dan bagaimana Film Maker Muslim melihat fenomena peralihan media di ranah dakwah?

6. Bagaimana Film Maker Muslim membuat konsep pesan pada karya dakwah agar menarik, terstruktur, sederhana? Dan bagaimana penggunaan bahasa dalam karya dakwah Film Maker Muslim?

7. Masalah apa yang menjadi prioritas Film Maker Muslim untuk diangkat dalam karyanya (selanjutnya)?

8. Tahap apa saja yang dilakukan oleh Film Maker Muslim untuk memproduksi media dalam membuat karya dakwah?

9. Bagaimana cara distribusi karya dakwah Film Maker Muslim?

10.Siapa saja yang terlibat dalam proses produksi tersebut? Dan seperti apa pelaksanaan manajemen dan jobdesc dalam membuat karya dakwah Film Maker Muslim?

11.Seperti apa proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam memantau karya dakwah yang telah dibuat dan disebar luaskan?

12.Hambatan apa saja yang dialami FMM saat melakukan perencanaan komunikasi yang dilakukan pada karya dakwah yang dibuat?

Lampiran 3

Lampiran 4

Biodata Informan Kunci 1

Nama Lengkap : Muhammad Iqbal Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Mei 1995 Alamat : Pancoran Mas, Depok No. Telepon : 087784613988

Pekerjaan : Wiraswasta & Film Maker Muslim

Jabatan : Production Manager di Film Maker Muslim Pendidikan Terakhir : SMK

Pengalaman Kerja : - Standard Chartered Bank -Bank Danamon

Lampiran 5

Transkip Wawancara Informan Kunci 1

Transkip wawancara merupakan data hasil wawancara yang telah direduksi oleh penulis dengan menyajikan data – data penting yang berhubungan dengan penelitian.

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juli 2017

Nama Informan : Muhammad Iqbal

Lokasi : Studio Daqu Movie, Kawasan Rukan CBD

Ciledug, Tangerang, Banten

Pukul : 12.50 – 13.39 WIB

Penulis Informan

Bisa diceritain gak sih bang awalnya Film Maker Muslim ini terbentuk, gimana sih?

Awalnya, waktu itu jadi mas Amrul dipertemukan oleh temannya dengan mas Ghifar di KFC lah, mau buat Production House dengan merekrut 13 orang karyawan, udah lumayan gede, termasuk ada mas Ryan dan mas Andre. Udah gede, udah gede. Mereka itu pendapatannya kaya mengutamakan karyawannya daripada pemasukan ke kantong pribadi. Jadi mereka berempat itu cuma sekitar 500 ribuan lah pendapatannya, sementara karyawannya itu digaji 2-3 juta. Nah kok jadi kaya gini yaa? Akhirnya mereka bangkrut,bangkrut, bangkrut. Akhirnya PH nya bangkrut yang waktu itu namanya masih Want Production, akhirnya mau bubar. Nah sebelum bubar, mas Amrul itu usulin

kalo misalkan gini, kita kan buat film nya ‘yang penting dapet untung’, dan bikin film yang gak ada manfaatnya. Jadi coba deh kita bikin film yang dijadiin sebagai penebusan dosa-dosa kita, bikin film-film yang positif. Kami agak berat kalau misalkan dibilang dakwah, biasanya kami bilangnya film positif, karena kita juga perlu didakwahi ya kan. Nah pas mau bubar, kita bikin lah film Cinta Subuh. Dari cinta subuh itu, udah syuting, udah segala macem, ternyata pas udah jadi filmnya, kok gak sesuai ekspektasi. Nah disitulah akhirnya salah-salahan mereka

berempat. ‘lu sih penulisnya jelek’ ‘lu sutradaranya gini gini gini’, berantemlah mereka. Akhirnya ada yang ngusulin, udah coba aja taro di youtube dulu. Yaudah deh taro di youtube dulu, eh ternyata banyak yang suka, yang biasanya mereka upload film pendek seminggu masih 5 ribu, ini seminggu 2 minggu udah lebih besar viewers nya. Trus mereka kembali lagi tuh semangat dan

bermuhasabah ‘apa jangan-jangan gini jalannya?’ akhirnya

udahlah ketemu jalan itu dan bikin karya-karya positif itu, karena waktu itu pake uang pribadi jadi mereka diajak oleh wakaf al Azhar yang digaji sangat kecil, dan sampai sekarang ini kita udah mampu bikin karya-karya lagi diwadahi oleh Daqu Movie.

oh gitu, jadi Daqu movie itu jatuhnya lebih ke PH atau apa di posisi Film Maker Muslim?

Sebenernya gini, kalau Daqu Movie itu wadah yang dibikin oleh Film Maker Muslim dengan bekerja sama dengan Daarul Qur’an

oh jadi yang penting ada lembaga yang menaungi Film Maker Muslim ya?

yaa seperti itu. Oh ya waktu itu kan Film Maker Muslim

sempat dapat penghargaan dari Youtube yaa yang Silver Play Button, itu gimana ceritanya bisa dapat? Kaget gak sih temen-temen Film Maker Muslim?

Alhamdulillah banget kita dapet Silver Play Button, karena itu tuh tergantung subscribers kita. Nah kalo misalkan subscribers kita udah 100ribu otomatis nerima Silver Play Button. Jadi seneng sih. Gimana yaa, Silver Play Button, gak nyangka sih kalo misalkan udah 134ribu subscribers untuk sekarang, mudah-mudahan semakin besar.

Terus berlanjut kan ya dapat Yotutube #CreatorsforChange, itu gimana ceritanya bisa dapat dan dipanggil diajak ke London mewakili Indonesia bareng Gitasav dan Cameo Project? Kok keliatannya seru banget.

Gimana ceritanya bisa dapet, aku sih pas nanya sama orangnya itu emang kaya creator-creator youtube yang berbau positif, itu emang diundang disana. Kebetulan yang creator film Islami yang banyak di tonton itu Film Maker Muslim. Nah dan sebenernya sih banyak creator-creator Islami lainnya yaa, tapi dia itu kan universal yaa gak mesti Islam gitu kan, nah jadi ada tiga delegasi dari Indonesia, satu dari Film Maker Muslim, kedua Cameo Project, ketiga Gita Savitri. Nah si Cameo Project ini yang membantu memperkenalkan Film Maker Muslim ke pihak Youtube. Dan youtube nyeleksi-nyeleksi kan. Dan terpilihlah Film Maker Muslim.

Waaah, dan itu diumumin dari Youtube nya langsung? Youtube global atau Indonesia?

Diumumin dari youtube nya langsung, yang global

Keren banget yaa, yaa walaupun singkat perjalanannya kan alhamdulillah banget.

Iyaa alhamdulillah banget. Nah kan temen-temen Film maker

Muslim bisa dibilang ini dakwah lewat film, nah film-film pendek kalian ini biasanya ngangkat cerita-cerita di filmnya itu apa aja sih? Apa kaya ngeliat masalah yang terjadi di tengah masyarakat gitu?

kalau kita sih bisa dibilang ceritanya ngikutin apa ya, gak ngikutin tren gak juga, paling yaa bumbu-bumbunya yang ngikutin tren. Kalau ide-idenya itu yaa muncul pada saat kita brainstorming, pada saat kita abis solat, itu ide-ide muncul ‘men, gimana kalau kita bikin ini nih?’ jadi gak direncanain kalau kita bikin film tuh.

Jadi pas ada ide, yaudah langsung di sharing. Jadi kalau dari kita itu ada yang punya ide, langsung dilontarkan ke temen-temen yang lain, nanti yang lain nambahin-nambahin. Jadi lah idenya. kan biasanya cerita di film tuh diangkat

dari masalah atau fenomena yang ada gitu, biasanya Film Maker muslim ngambil masalahnya dari diri sendiri kaya kehidupan dari masing-masing anggota, atau ngeliat dari fenomena yang terjadi di sekitar yang ada di lingkup sosial?

kalo kita biasanya ngangkat cerita dari yang terjadi di sekitar, dan diri sendiri.

ya, itu gimana bang maksudnya? kaya film Cinta dalam Ukhuwah yang berbeda madzhab, trus film Mengejar Halal. Nah kalau mengejar halal itu kita melakukan penelitian, gimana sih akhwat-akhwat zaman sekarang, gimana ikhwan-ihkwan zaman sekarang. Nah kebanyakan lebih agresif malah yang kami liat nih ya, itu akhwat-akhwat yang kaya ‘aku siap di khitbah akhi” jadi dari kita tuh ayoo dong tunjukin sikap

muslimah kamu. Yaa kita sih mau menyentil segelintir orang melalui film ini, dan dibuatlah tokoh Haura sebagai peran utamanya. Jadi Haura itu kaya, pokoknya semua kejelekan

perempuan itu ada di dia, supaya orang nonton Mengejar Halal ini

kaya ‘ngaca’ gitu.

oh gitu, jadi cara ngangkat masalah untuk cerita di film pendek pun biasanya lewat survey juga?

kaya seadanya aja sih. Kalo lagi kepikiran ide gitu, yaudah kita buat itu. Kecuali kita emang kaya mau bikin film layar lebar atau kaya yang di youtube deh kan diberi 7 pilihan, salah satunya isu tentang toleransi. Nah kita mau angkat itu, karena di Indonesia seperti lagi krisis toleransi , ya akhirnya kita ambil itu, yang mungkin terbaik untuk saat ini.

oh gitu. Trus setiap ada ide cerita kaya gitu harus tetep di seleksi yaa sama temen-temen Film Maker Muslim?

iyaa di seleksi. Banyak kok sebenernya ide-idenya, banyak lah. Biasanya pertimbangan misalnya ide yang

berangkat dari masalah atau cerminan diri gitu, diangkat jadi film atau enggak nya itu ditentukan dari apa? Misalnya cerita ini gak jadi nih.

Ok. Kita sih sebenernya tergantung misalkan angkat ide cerita tuh pasti kita angkat, Cuma kita sederhanakan, kita kan gak kaya-kaya amat gitu loh. Pasti butuh modal. Jadi ide yang kita dapat itu disederhanakan untuk mencukupi dana syutingnya. Setiap dapat ide, itu pasti kita eksekusi kalau idenya bagus dan semuanya setuju, yaudah bikin nih film.

Untuk nentuin masalah untuk ide cerita Film Pendek,itu hambatannya apa aja sih?

buat nemuin ceritanya itu biasanya di brainstorming, jarang sekali kita nemuin ide-ide bagus. Tapi giliran lagi makan, habis solat bareng-bareng, nah itu baru disitu muncul ide-ide yang lebih brilliant. Kalo kesulitannya, apa yaa. Mungkin kita di masalah dana doang sih. Kalo ide alhamdulillah karena kita udah banyak orang, jadi aja idenya.

oh jadi hambatan saat nentuin masalah yang mau diangkat buat Film pendek ini dari dana yaa bang. Jadi cerita yang diangkat dan jadi film pendek menyesuaikan dengan budget yang tersedia, gitu?

iyaa dana. Jadi biasanya kalau Mas Ghifar misalnya mau nulis skrip, kita nih temen-temen yang lain ngingetin ‘Far, inget

budgetnya cuma segini’. Gitu..

ooh jadi ganti lagi masalahnya, gitu ? bukan, bukan. Masalah dan isu yang diangkat tetep sama, tapi settingnya diganti.

oh gituu. Jadi isu yang diangkat tetep sama niih..

he em... Isu yang diangkat tetep sama, cuma yang harusnya settingnya agak sedikit lebay gitu, banyak yang di pake, jadi kita minimalisir.

ya..ya.. trus tayangan film pendek kalian ini sasarannya siapa aja sih? Segmentasi orang-orang yang ingin kalian ajak nonton?

untuk saat ini sih baru usia dari 16 tahun keatas, karena untuk saat ini kita belum pernah bikin konten anak-anak. Itu salah satu impian sih, tapi belum terlaksana. Pokoknya dari usia 16 tahun sampai yaa usia 50-an tahun laaah.

trus apa lagi segmentasi tayangan film pendeknya? Kan pasti, ok untuk yang beragama Islam, tapi ada aja gitu yang beda perspektif kan. Itu gimana bang?

hmm kita sih kalo bikin film itu usahain yang non muslim juga enak gitu nontonnya. Jadi kita menjaga banget agar film ini bisa dinikmati oleh semua kalangan termasuk non muslim. Jadi gak muslim aja.

Berarti dari bahasanya yaa? iyaa dari bahasanya. misalnya gini, buat karya film pendek,

kalian pas mau produksi itu nentuin gak sih? ini nih buat segmentasi yang kaya gini nih, orang yang menyukai hal-hal tertentu. Kalian berpikir sejauh itu gak sih untuk nentuin khalayak?

paling kaya contoh target utamanya untuk orang-orang biar mau

dan betah baca Qur’an, nah kita mikir buatnya gimana yaa, gitu.

ada hambatan gak sih untuk tentuin khalayak yang mau dituju?

gak sih, karena kita kan setelah dipublish, yaa mudah-mudahan banyak orang yang nonton gitu kan. Makin banyak yang nonton, makin banyak ilmu yang disampaikan.

Kalau nentuin tema dakwahnya itu ada kesulitan gak sih buat film pendeknya?

tema dakwah, hmm yaa. Ada kesulitan. Karena untuk saat-saat ini yaa, kita lagi menjaga banget. Karena sekarang nih umat muslim

lagi rada sensitif. Karena kemaren-kemaren yang demo-demo itu kan banyak yang malah memecah belah pendapat. Jadi kita sangat melihat, kalau misalnya kita bikin ini kubu sini tersinggung gak. Kalau bikin ini, kubu situ tersinggung gak.

ohh berarti harus mikir sejauh itu yaa? iyaa harus mikir sejauh itu karena kan kalau gak begitu yaa, banyak dimusuhin.

nah tadi itu kan dibilang segmentasinya dari 16 sampai 50 tahunan, itu menyesuaikan bahasa yang di pake pas film nya gak sih?

gak sih. Kalau bahasa yang di pake pas filmnya bahasa sehari-hari yang terjadi gitu.

Nah Film Maker Muslim kan berdakwah lewat film. Tujuan dakwah lewat film pendek ini apa sih? Kenapa gak pakai cara yang lain, dakwah langsung lah, atau dakwah grafis doang gitu, atau visual aja. Kenapa?

Karena kita bisanya bikin film. Karena kita hobinya bikin film, dan kita kerennya bikin film. Jadi kita menepis pendapat orang

yang bilang ‘Islam gak bertanggungjawab’. Ini ada loh, tanggung

jawab kok. Ini punya Film maker Muslim. Atas kejadian saat ini yaa. Jadi nunjukin eksistensi muslim yang bisa berjuang dalam bentuk apapun, termasuk salah satunya film. Karena kita sukanya film.

Dari tujuan itu, gimana Film Maker Muslim nentuin keberhasilan dakwahnya? Ada gak indikatornya?

Kalau untuk saat ini sih, komen. Dari komen dan seberapa lama orang nonton video kita. Jadi kalau di youtube itu kalo kita creator-nya yaa bisa keliatan dari berapa banyak orang yang nonton video kita sampai habis.

Jadi yang nonton sampe gak habis pun keliatan?

Keliatan. Tapi kebanyakan itu mungkin karena di download kali yaa.. jadi yaa kita nentuinnya dari komen.

Trus apa lagi selain komen? Dari karya yang kita buat. Jadi kita itu kan berusaha selalu belajar belajar belajar, setiap ada film, apapun itu, kita bedah rame-rame. Nah biasanya kita bedah filmnya disini, di layar putih ini. Apapun filmnya, kita belajar fotografinya. Bandingin kalo misalkan penulisan scenario kita, pengambilan gambar kita, trus sinematografinya ada, art-nya, dan udah lebih bagus dari film-film kita sebelumnya, itu udah naik level. Nah tinggal gimana caranya kita mempertahankan itu.

hmm berarti dari cara-cara itu tadi yaa, nonton trus dibedah lagi gitu. Nah itu jaraknya setelah diposting?

hmm gak sih. Kalo nonton itu kebanyakan kita seminggu sekali. Dan kita juga ada kaya yaa muhasabah setiap senin pagi disini semuanya.

Hmm..ada target waktu tertentu gak sih kalau kalian harus mencapai titik ini loh? Mungkin aja pas dapet penghargaan youtube ini mungkin udah di targetin kalian jauh-jauh hari sebelumnya. Atau ada target selanjutnya gak?

ya, ada target selanjutnya. Karena kita kemaren udah bikin film layar lebar pertama kali dan terwujud, kita mau bikin film layar lebar jadi setahun itu dua film, dan semuanya itu film positif. Karena untuk saat ini, jarang sekali untuk film yang benar-benar positif di layar lebar. Nah kita mau nembus itu.

oh itu yaa target selanjutnya. Kesulitannya apa sih bang ketika mencapai tujuan yang tadi diharapin terwujud?

dana sih.

oh, kalau hal teknisnya gitu? kalo hal teknis sih semua aman. Karena kalau teknis tuh ya kita emang hobinya disitu, kita setiap hari mendalami hal itu gitu. Jadi kalau misalkan mbak nya liat film Mengejar Halal, kok art nya segini itu terpentok masalah dana. Jadi settingnya gitu-gitu doang. ohh gituu yaa, dari dananya. Trus media

atau saluran apa aja sih yang dipilih sama Film Maker Muslim untuk menyebarkan karya dakwah khususnya film pendek?

media sosial, dan layar lebar. Udah.

Selain sosial media bang? Pengen sih kerjasama sama stasiun TV. Cuma untuk sekarang belum ada yang tembus. Kita udah coba, tapi belum ada kesepakatan.

itu kalian nyeleksi dong sebelumnya kenapa pake sosial media ini ? kan gak semua sosial media kalian pake.

iyaa, karena itu yang lagi hits, youtube, instagram. Jadi kita pake itu. Kalau facebook kan udah jarang, twitter udah gak aktif. Yaa karena anak muda zaman sekarang demennya nonton youtube, yaa taro di youtube. Karena banyak anak muda juga yang sering ke bioskop, kita juga taro di bioskop.

kalau film maker muslim sendiri nih ya melihat fenomena peralihan media dakwah saat ini gimana? Kalau dulu itu kan dakwah cuma di mimbar, di lingkungan-lingkungan keagamaan aja kaya masjid, pesantren. Tapi sekarang tuh

kan udah wuusssh…. semua serba sosial

media segala macem. Ngeliatnya gimana fenomena ini?

kalau menurut aku pribadi yaa, sebenernya agak serem yaa.

hmm? Serem kenapa? karena.. kemaren kita abis bahas di youtube. Generasi-generasi muda sekarang kaya overload informasi. Jadi informasi yang seharusnya gak mereka terima, tapi diterima. Jadi misalkan nih,

Dokumen terkait