Analisis bentuk dilakukan sehingga diperoleh bentuk yang sesuai dengan ketentuan perencanaan jalur pejalan kaki menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 dan sesuai dengan kondisi eksisting kawasan.
Terdapat beberapa ketentuan mengenai bentuk jalur pejalan kaki yang perlu menjadi pertimbangan pengolahan. Ketentuan tersebut meliputi tinggi dan kedalaman jalur efektif pejalan kaki, perubahan ketinggian lantai, serta kemiringan lantai. Ketentuan pengolahan dapat ditinjau pada bab II halaman 64 hingga 64 dan halaman 67. Beberapa ketentuan perencanaan bentuk jalur pejalan kaki tersebut memunculkan konsekuensi dalam pengolahan penambahan jalur pejalan kaki di atas/bawah permukaan tanah (lihat Gambar 128).
167 Gambar 128. Pengolahan jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah menurut ketentuan
peraturan (analisis pribadi, 2017)
Melihat kondisi eksisting kawasan, kesesuaian pemilihan jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah lebih tinggi daripada jalur pejalan kaki di bawah tanah. Pada analisis persyaratan ruang disampaikan bahwa pada kawasan perlu ditambahkan jalur pejalan kaki di atas/bawah permukaan tanah. Jalur pejalan kaki yang berada di atas permukaan tanah memiliki visual yang lebih baik, dari dalam ke luar maupun sebaliknya. Jumlah vegetasi dalam kawasan Slamet Riyadi dapat menjadi potensi peneduh sehingga mengurangi urgensi dari penambahan penutup atap. Selain itu kondisi vegetasi yang rimbun di kawasan dapat memberi pemandangan visual atraktif untuk pengunjung.
Pemilihan jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah dapat memberikan kesempatan jumlah kunjungan yang lebih besar ke dalam kawasan. Peletakan jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah tidak hanya memberikan keleluasaan visual dari jalur ke luar, namun juga pandangan visual dari jalan ke dalam jalur. Pengguna lalu lintas Jalan
168 Slamet Riyadi memiliki akses pandangan visual yang leluasa ke dalam jalur pejalan kaki, sehingga dapat menginformasikan aktivitas dan macam retail yang ada. Diharapkan dari situasi tersebut dapat mendorong kunjungan dari pengguna lalu lalang di Jalan Slamet Riyadi. Selain itu peletakan jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah terintegrasi dengan rencana pemerintah kota yang akan memindahkan sistem kabel listrik ke bawah tanah (berita Solopos tahun 2016 hingga 2017).
Pemilihan letak jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah (skywalk) dapat terintegrasi dengan letak jembatan penyeberangan.
Skywalk jika didesain terintegrasi dengan jembatan penyeberangan dapat menambah konektivitas jalur pejalan kaki. Selain itu pengolahan jembatan penyeberangan dan skywalk yang terintegrasikan dapat memudahkan dapat perancangan desain. Peletakan perlu mempertimbangkan vegetasi eksisting yang ada dalam segmen (lihat Gambar 129). Skywalk hanya dapat diolah pada titik dengan vegetasi lebih dari 8 meter, karena dengan begitu dapat meminimalisir pengurangan bentuk vegetasi eksisting.
Gambar 129. Potensi letak skywalk yang menyesuaikan vegetasi eksisting dalam segmen (analisis pribadi, 2017)
169 Di jalur pejalan kaki atas permukaan tanah dapat ditambahkan penutup atap untuk fungsi perlindungan dari cuaca. Terutama pada area rekreasi dan penjualan perlu diberikan akomodasi perlindungan dari cuaca agar mendorong orang untuk berlama-lama di lokasi.
Pemilihan jalur pejalan kaki di bawah permukaan tanah dapat memberikan kemudahan dalam proses pengolahan tapak. Dengan jalur pejalan kaki berada di bawah tanah, proses perancangan tidak perlu memperhitungkan maksimal tinggi massa agar tidak mencapai dahan pohon. Selain itu jalur pejalan kaki di bawah permukaan tanah dapat menjamin perlindungan dari cuaca pada pengguna.
V.8.2. Analisis fasad
Analisis fasad dilakukan agar diperoleh tampilan bangunan yang sesuai dengan perencanaan pedestrian mall di segmen Ngapeman hingga Gladak. Pertimbangan pengolahan fasad bangunan yaitu ketentuan bentuk bangunan baru di sepanjang Kawasan Slamet Riyadi yang mengacu pada arsitektur kolonial agar selaras dengan tampilan bangunan eksisting. Fasad pedestrian mall diolah mengacu pada tampilan bangunan kolonial di Kota Surakarta (lihat Gambar 130). Penentuan bangunan kolonial mengutip dari buku Jejak-Jejak Fisik Kota Solo yang diterbitkan oleh DTRK Surakarta.
Gambar 130. Bangunan langgam arsitektur kolonial (gambar kiri: http://surakarta.go.id; gambar kanan atas: http://static.republika.co.id; gambar kanan bawah: http://lh6.ggpht.com)
170 V.8.3. Analisis struktur dan utilitas
Analisis struktur dan utilitas dilakukan agar diketahui sistem struktur yang dapat menunjang bentuk serta sistem utilitas yang dapat mendukung fungsi kawasan. Pemilihan struktur mempertimbangkan kesesuaian bentuk dan estetika sistem struktur tersebut terhadap bangunan. Sementara pemilihan utilitas berdasarkan pada fungsi ruang yang ada di dalam kawasan.
Jalur pejalan kaki yang berada di atas permukaan tanah memerlukan sistem struktur penopang. Sistem struktur yang diaplikasikan dapat berupa sistem dengan kemampuan menopang bentang relatif lebar agar jalur sirkulasi tidak terganggu dengan keberadaan kolom di tengah lintasan. Pemilihan material struktur juga berdasar pada prinsip yang sama yaitu dapat menopang bentang lebar. Material yang digunakan dapat berupa komposit dari beberapa material selama dapat menunjang keperluan bentang lebar. Sama halnya dengan jalur pejalan kaki, penutup atap memerlukan sistem struktur dengan bentang lebar. Sistem struktur penutup atap sekaligus dapat menjadi unsur estetika karena elemennya dapat dilihat dari jalur pejalan kaki. Karena alasan estetika tersebut maka dipilih konfigurasi dan material struktur yang secara visual atraktif. Jalur pejalan kaki di bawah permukaan tanah dapat menggunakan sistem struktur basement. Analisis kesesuaian antara sistem struktur dengan bangunan di dalam kawasan dapat dilihat pada Tabel 16. Pemilihan material dapat melihat pada tinjauan halaman 92 hingga 93.
Tabel 16. Tabel kesesuaian sistem struktur dengan bangunan (analisis pribadi, 2017)
Sistem struktur Analisis
Struktur rangka Dapat digunakan sebagai struktur penopang jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah yang bentuknya tipikal memanjang
Struktur truss frame
Dapat digunakan pada sistem struktur penutup atap karena berpotensi menciptakan estetika dari geometri segitiga
171
Struktur bearing wall
Dapat digunakan pada struktur jalur pejalan kaki di bawah permukaan tanah karena fungsinya yang mampu menahan pergerakan tanah sekitar sekaligus menahan rembesan air
Struktur busur Sesuai untuk struktur di beberapa titik maupun sepanjang jalur pejalan kaki di permukaan tanah
Struktur vault
Struktur kubah Tidak sesuai untuk digunakan di kawasan dengan bentuk jalur pejalan kaki yang memanjang
Struktur cangkang Berpotensi untuk digunakan sebagai penutup atap di ruang yang memerlukan ruang luas
Struktur membrane
Struktur kabel Sesuai untuk digunakan di jalur pejalan kaki yang
memerlukan bentang lebar agar tidak menghalangi sirkulasi
Sistem utilitas perlu ada untuk menunjang fungsi kawasan. Pengadaan sistem air dapat memberikan perawatan pada jalur hijau dan penunjang zona servis. Diperlukan sistem utilitas yang mampu mencakup area luas sehingga dapat mencakup keseluruhan jalur hijau. Sistem penerangan terutama digunakan untuk menjamin kenyamanan beraktivitas dan menonjolkan perhatian visual dalam kawasan. Kedua sistem utilitas tersebut sebaiknya digunakan secara efektif untuk tujuan penghematan.
172 BAB VI
KONSEP
Pada bab ini dibahas mengenai keputusan desain yang diambil setelah dilakukan analisis pada bab sebelumnya. Dari enam sub-bab pada bab analisis, dihasilkan tiga sub-bab dalam bab konsep ini, yaitu konsep peruangan, konsep tapak dan konsep massa. Deskripsi dalam bab konsep diharapkan dapat menjadi pedoman pada tahap desain.
VI.1.Konsep Peruangan