Bentuk jalur pejalan kaki mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 yang dapat ditinjau pada bab II halaman 64 hingga 64 dan halaman 67. Ketentuan tersebut mencakup jalur pejalan kaki baik di permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah. Jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah diletakkan pada lokasi yang memiliki vegetasi dengan jarak antara permukaan tanah dengan dahan pohon tinggi (lihat Gambar 135). Di beberapa lokasi kemungkinan orang berlama-lama ditambahkan penutup atap, sehingga tidak perlu diberikan pada sepanjang jalur.
185 VI.3.2. Fasad Kawasan
Pengolahan desain fasad menggunakan beberapa elemen yang diaplikasikan pada bangunan kolonial di Surakarta (lihat Gambar 136). Desain bentuk kolom dapat menggunakan bentuk kolom ramping pada wisma batari atau kolom kokoh pada loji gandrung. Sistem kantilever dapat menggunakan desain kantilever pada bangunan omah lawa. desain dekorasi seperti pediment dapat menggunakan desain pediment yang digunakan pada bangunan Bank Indonesia.
Gambar 136. Desain fasad pada skywalk (analisis pribadi,2017)
VI.3.3. Struktur dan Utilitas
Struktur rangka digunakan di beberapa bagian jalur pejalan kaki dengan bentuk tipikal memanjang dengan menggunakan struktur pelat sebagai struktur lantai. Penutup atap pada jalur pejalan kaki di atas permukaan tanah dengan bentuk tipologi memanjang menggunakan struktur truss frame sementara pada ruang yang memiliki spesifikasi dimensi luas menggunakan struktur cangkang atau struktur membran tergantung kesesuaian estetika sekitar. Struktur kabel digunakan pada jalur pejalan kaki yang di bawahnya memerlukan keleluasaan bentang. Prinsip penggunaan material yaitu dipilih material yang mampu menopang kebutuhan struktur yang dipakai dan mengacu pada sifat material di halaman 92 hingga 93.
Sistem penyiraman jalur hijau menggunakan sistem mekanik berupa keran springkel. Sumber air diperoleh dari PDAM yang
186 dialirkan ke sistem penyimpanan tangki air dengan sistem pemipaan bahan PVC.
Perencanaan sistem pencahayaan meliputi perencanaan jaringan kabel dilengkapi dengan panel listrik dan boks sekring. Sistem penerangan kawasan menggunakan lampu solar cell. Titik lampu yang diaplikasikan pada kawasan difungsikan sebagai sumber penerangan, lampu ornament, atau menonjolkan perhatian visual.
187 DAFTAR PUSTAKA
Alexander, C., Ishikawa, S., & Silverstein, M. (1977). A Pattern Language: Towns, Buildings, Construction. OUP USA.
Aliyah, I., Setioko, B., & Pradoto, W. (2016). The Roles of Traditional Markets as the Main Component of Javanese Culture Urban Space (Case Study: The City of Surakarta, Indonesia).
The IAFOR Journal of Sustainability, Energy & the Environment, 3(1). Diambil dari
https://docs.google.com/viewer?url=http%3A%2F%2Fiafor.org%2Fwp- content%2Fuploads%2F2016%2F04%2F7.5.-Article-6The-Roles-of-Traditional-Markets-as-the-Main-Compnent-of-Javanese-Culture-2016.pdf Balsas, C. (2016). Japanese shopping arcades, pinpointing vivacity amidst obsolescence. Town Planning Review, 87(2), 205–232. https://doi.org/10.3828/tpr.2016.15
Bates, K. (2013). Making Pedestrian Malls Work: Key Elements of Successful Pedestrian Malls in the US and Europe. Diambil dari http://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/handle/1794/13018
Bednar, M. J. (1989). Interior Pedestrian Places. Whitney Library of Design. BPS Surakarta. (2015). Surakarta Dalam Angka 2015. Pemerintah Kota
Surakarta. Diambil dari
https://docs.google.com/viewer?url=https%3A%2F%2Fsurakartakota.bps. go.id%2Findex.php%2Fpublikasi%2Findex%3FPublikasi%255BtahunJud
188 ul%255D%3D2015%26Publikasi%255BkataKunci%255D%3Dsurakarta %26yt0%3DTampilkan%23
BPS Surakarta. (2016). Surakarta Dalam Angka 2016. Pemerintah Kota Surakarta. Diambil dari https://surakartakota.bps.go.id/Publikasi/view/id/53
Brambilla, R., & Longo, G. (1977). For pedestrians only: planning, design, and management of traffic-free zones. Whitney Library of Design.
Buchanan, P. (1988). What city? A plea for place in the public realm. The Architectural Review, 184(1101), 31–41.
Carmona, M., Heath, T., Oc, T., & Tiesdell, S. (2012). Public Places - Urban Spaces. Routledge.
Ching, F. D. K. (2014). Building Construction Illustrated. John Wiley & Sons. Cohen, L. (1996). From Town Center to Shopping Center: The Reconfiguration of
Community Marketplaces in Postwar America. The American Historical Review, 101(4), 1050–1081.
Darmawan, E. (2003). Teori dan Kajian Ruang Publik Kota. Universitas Diponegoro. Diambil dari
http://office.unissula.ac.id/perpusft/index.php?p=show_detail&id=1013 Davies, P. W. (2001). American agora: Pruneyard v. Robins and the shopping
mall in the United States (Ph.D.). University of California, Berkeley, United States -- California. Diambil dari
http://e-resources.perpusnas.go.id:2071/docview/304683687/abstract/163A311508 9F4228PQ/17
189 Djumiko. (2013). FUNGSI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI KOTA SURAKARTA. Teknik Sipil Dan Arsitektur, 13(17). Diambil dari http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/article/view/198
DTRK Surakarta. (2013). Buku Heritage Surakarta: Jejak-Jejak Fisik Kota Solo. Pemerintah Kota Surakarta. Diambil dari
http://dtrk.surakarta.go.id/content/publikasi-buku-heritage-surakarta
Duerk, D. P. (1993). Architectural Programming: Information Management for Design. Wiley.
Dyer, H., & Ngui, M. (2010). Watch This Space: Designing Defending and Sharing Public Spaces. Kids Can Press Ltd.
Ewing, R. H., & Office, F. D. of T. P. T. (1996). Pedestrian- and transit-friendly design. Diambil dari
http://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/handle/1794/10317
Gehl, J. (2011). Life Between Buildings: Using Public Space. Island Press.
Gehl Studio. (2016). Downtown Denver 16th Street Mall, Small Steps toward Big
Change (Project Report). Diambil dari
https://docs.google.com/viewer?url=https%3A%2F%2Fwww.denvergov.o rg%2Fcontent%2Fdam%2Fdenvergov%2FPortals%2F646%2Fdocuments %2Fplanning%2FPlans%2F16th%2520Street%2F16th-st-gehl-report-02-2016-web.pdf
Gosling, D., & Maitland, B. (1984). Concepts of urban design. Academy Eds. Hakim, R., & Utomo, H. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap:
190 https://www.belbuk.com/komponen-perancangan-arsitektur-lansekap-prinsip-unsur-dan-aplikasi-disain-p-54.html
Harsono, K., Arsandrie, Y., & Setiawan, W. (2015). IDENTIFIKASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA. Sinektika, 13(1). Diambil dari http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika/article/view/703
Highway Safety Research Center. (2000). FLORIDA PEDESTRIAN PLANNING AND DESIGN HANDBOOK. University of North Carolina. Diambil dari https://trid.trb.org/view.aspx?id=653714
Jackson, K. T. (1996). All the World’s a Mall: Reflections on the Social and Economic Consequences of the American Shopping Center. The American Historical Review, 101(4), 1111–1121. https://doi.org/10.2307/2169636 Jacobs, A., & Appleyard, D. (1987). Toward an Urban Design Manifesto. Journal
of the American Planning Association, 53(1), 112–120. https://doi.org/10.1080/01944368708976642
Jacobs, J. (1961). The Death and Life of Great American Cities. Vintage Books. Karsono, D. (2010). PERAN CITY WALK SEBAGAI RUANG TERBUKA
PUBLIK DALAM MENDUKUNG KEINDAHAN DAN
KENYAMANAN KOTA Studi Kasus City Walk Koridor Jalan Slamet Ruyadi Surakarta. Teknik Sipil Dan Arsitektur, 7(11). Diambil dari http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/article/view/97
Kementerian Pekerjaan Umum. (2014). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014. Diambil dari
191 http://peraturan.go.id/permen/kemenpu-nomor-03-prt-m-2014-tahun-2014.html
Kementerian Pekerjaan Umum. (2015). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2015. Diambil dari
https://docs.google.com/viewer?url=http%3A%2F%2Fbirohukum.pu.go.id %2Fuploads%2FDPU%2F2015%2FPermenPUPR41-2015.pdf
Lynch, K. (1960). The Image of the City. MIT Press.
Macdonald, A. J. (2007). Structure and Architecture. Taylor & Francis. Moudon, A. V. (1987). Public Streets for Public Use. Van Nostrand Reinhold. Neufert, E. (1993). Data Arsitek Jilid 2. (I. S. Amril, Penerj.) (33 ed.). Erlangga. Ohlenschlager, S. (1990). WOMEN ALSO TRAVEL. CURRENT ISSUES IN
PLANNING. Diambil dari https://trid.trb.org/view.aspx?id=462670
Pei Cobb Freed & Partners. (n.d.). 16th Street Mall. Diambil 6 Maret 2017, dari http://pcf-p.com/projects/16th-street-transitway-mall/
Pojani, D. (2005). Downtown Pedestrian Malls Including a Case Study of Santa
Monica’s Third Street Promenade. University of Cincinnati. Diambil dari
https://etd.ohiolink.edu/pg_10?0::NO:10:P10_ACCESSION_NUM:ucin11 15906708
Prabasmara, P. G. (2013). FAKTOR-FAKTOR LIVABILITAS SEBAGAI DASAR OPTIMALISASI RUANG PUBLIK Study kasus : Solo City Walk,
Surakarta. Universitas Gadjah Mada. Diambil dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63599&is_local=1
192 Ramsay, A. (1990). EVALUATING PEDESTRIANIZATION SCHEMES.
CURRENT ISSUES IN PLANNING. Diambil dari https://trid.trb.org/view.aspx?id=462673
Robertson, K. A. (1993). Pedestrianization Strategies for Downtown Planners: Skywalks Versus Pedestrian Malls. Journal of the American Planning Association, 59(3), 361–370. https://doi.org/10.1080/01944369308975887 RTD Denver. (2016, Agustus). RTD | Facts and Figures - Free MallRide. Diambil
8 Maret 2017, dari http://www.rtd-denver.com/FF-FreeMallRide.shtml Rubenstein, H. M. (1978). Central city malls. Wiley.
Rubenstein, H. M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes, and Urban Spaces. John Wiley & Sons.
Sarwono, S. (2016, Juni 2). BATIK WONOGIREN Estetika Berbasis Kearifan Lokal
(s3). Institut Seni Indonesia Surakarta. Diambil dari http://repository.isi-ska.ac.id/161/
Speck, J. (2012). Walkable City: How Downtown Can Save America, One Step at a Time. Macmillan.
Syamsiyah, N. R. (2012). Konsep Arsitektur Islam “Berkeseimbangan” Dalam Membentuk Kenyamanan Termal Taman Kota Studi Kasus : City Walk Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diambil dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id:80/handle/11617/3520 The Cultural Landscape Foundation. (2009). 16th Street Mall | The Cultural
Landscape Foundation. Diambil 7 Maret 2017, dari http://tclf.org/landslides/16th-street-mall
193 Tyas, D. A. (2013). Evaluasi Persepsi Pejalan Kaki Dan Pedagang Kakilima Terhadap Fungsi Fasilitas City Walk ( Studi Kasus Jl. Slamet Riyadi
Surakarta Jawa Tengah (s1). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diambil dari http://eprints.ums.ac.id/23956/
Urban Land Institute. (2008). An Advisory Services Panel Report of 16th Street Mall Denver, Colorado. Urban Land Institute. Diambil dari https://docs.google.com/viewer?url=http%3A%2F%2Fuli.org%2Fwp-content%2Fuploads%2FULI-Documents%2F2008DenverReport.pdf Whyte, W. H. (2001). The Social Life of Small Urban Spaces. Project for Public
Spaces.
Whyte, W. H., & Underhill, P. (1988). City: Rediscovering the Center. LaFarge Literary Agency.
Yayasan Kota Kita. (2010). Mengenal Sistem Perkotaan: Sebuah Pengantar
Tentang Kota Solo. Yayasan Kota Kita. Diambil dari
https://docs.google.com/viewer?url=http%3A%2F%2Fsolokotakita.org%2
Fwp-content%2Fuploads%2FFINAL-SKK-City-Scale-Analysis-Bahasa.pdf
Yayasan Kota Kita. (2011). City Vision Profile Solo, Jawa Tengah. UN-Habitat. Diambil dari http://www.kotakita.org/project-solo-city-vision.html
Yayasan Kota Kita. (2015). The Angkots of Solo. Yayasan Kota Kita. Diambil dari http://www.kotakita.org/project-angkot-study.html