HASIL DAN PEMBAHASAN
K. Analisis Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong Melalui Inseminasi Buatan dan Kawin Alam di Kabupaten Langkat
2. Tahap Analisis Matriks SWOT
Analisis matriks SWOT dilakukan untuk mendapatkan beberapa strategi alternatif dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Berdasarkan analisis matriks SWOT didapatkan 4 formulasi strategi yaitu strategi SO (Strenghts-Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strenghts-Threats) dan strategi WT (Weakness-Threats) seperti tertera pada gambar 11 dibawah ini.
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Kekuatan (S)
1.Adanya program IB dan InKA 2.Sumber Daya Petugas
Peternakan
3.Meningkatnya jumlah frozen semen dan pejantan unggul 4.Berdirinya Balai-Balai IB
Daerah
5.Jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan
Kelemahan (W)
1.Rendahnya pencatatan/recording peternak
2.Kurangnya penguasaan teknologi reproduksi dan manajemen peternakan
3.Sarana dan prasarana yang kurang memadai
4.Kurangnya keahlian, dan pengalaman peternak dalam menseleksi bibit dan pejantan
5.Rendahnya produktivitas sapi lokal Peluang (O)
1.Harga jual ternak yang berkualitas tinggi
2.Tersedianya sumber daya alam sebagai sumber bahan pakan ternak
3.Adanya penemuan atau teknologi baru
4.Masyarakat masih mene- rapkan pola perkawinan IB dan KA
1. Gunakan program IB dan KA dan berdirinya Balai-Balai IB Daerah untuk memanfaatkan penemuan atau teknologi baru serta peningkatan populasi dengan penerapan pola perkawinan IB dan KA pada peternak.
2. Gunakan jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan serta peningkatan jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mendapatkan ternak yang mempunyai harga jual tinggi
3. Gunakan sumber daya petugas peternakan untuk bimbingan pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak, penerapan penemuan/teknologi baru
1.Tingkatkan pencatatan/rekor-ding peternak dan tingkatkan penguasaan teknologi repro-duksi dan manajemen peter-nakan utk mendayagunakan masyarakat peternak yang masih menerapkan pola perkawinan IB dan KA
2.Tingkatkan sarana dan prasarana yg kurang memadai serta keahlian dan pengalaman peternak dalam menseleksi bibit dan pejantan untuk mendapatkan harga jual ternak yang berkualitas tinggi
3.Tingkatkan produktivitas sapi lokal
dengan memanfaatkan penemuan/teknologi baru dan
pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak
Ancaman (T)
1.Mahalnya biaya peme- liharaan pejantan unggul dan biaya IB
2.Adanya penyakit gangguan reproduksi
3.Tidak tersedianya pejantan yang berkualitas
4.Adanya alih fungsi lahan 5.Masih tingginya pemo-
tongan sapi betina produktif
1.Gunakan program IB dan KA serta peningkatan jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mengatasi mahalnya biaya pemeliharaan pejantan unggul dan biaya IB serta tidak tersedianya pejantan yg berkualitas
2.Gunakan berdirinya balai-balai IB daerah dan sumber daya petugas peternakan utk mengatasi alih fungsi lahan, penyakit gangguan reproduksi dan pengendalian pemotongan sapi betina produktif
1.Tingkatkan pencatatan/rekor-ding, keahlian dan pengalaman peternak dlm menseleksi bibit dan pejantan utk menghindari adanya penyakit gangguan reproduksi dan penyediaan pejantan berkualitas serta mengatasi alih fungsi lahan perkebunan dan pertanian
2.Tingkatkan penguasaan teknologi reproduksi dan manajemen peternakan serta sarana dan prasarana yg kurang memadai utk mengatasi mahalnya biaya pemeliharaan pejantan unggul dan biaya IB serta alih fungsi lahan
3.Tingkatkan produktivitas sapi lokal untuk mengatasi tingginya pemotongan sapi betina produktif
Gambar 11. Matrik Strategi SWOT
Dari gambar 11 diatas dapat dirumuskan formulasi strategi-strategi dari faktor-faktor internal dan eksternal yaitu :
Strategi SO (Strenghts-Opportunities)
Strategi SO ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi yang digunakan adalah :
1. Gunakan program IB dan KA dan berdirinya Balai-Balai IB Daerah untuk memanfaatkan penemuan atau teknologi baru serta peningkatan populasi dengan penerapan pola perkawinan IB dan KA pada peternak.
2. Gunakan jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan serta peningkatan jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mendapatkan ternak yang mempunyai harga jual tinggi.
3. Gunakan sumber daya petugas peternakan untuk bimbingan pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak, penerapan penemuan/teknologi baru
Strategi WO (Weakness-Opportunities)
Strategi WO ini adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi yang digunakan adalah :
1. Tingkatkan pencatatan/rekording peternak dan tingkatkan penguasaan teknologi reproduksi dan manajemen peternakan utk mendayagunakan masyarakat peternak yang masih menerapkan pola perkawinan IB dan KA 2. Tingkatkan sarana dan prasarana yg kurang memadai serta keahlian dan
pengalaman peternak dalam menseleksi bibit dan pejantan untuk mendapatkan harga jual ternak yang berkualitas tinggi.
3. Tingkatkan produktivitas sapi lokal dengan memanfaatkan
penemuan/teknologi baru dan pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak
Strategi ST (Strenghts-Threats)
Strategi ST ini adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi yang digunakan adalah :
1. Gunakan program IB dan KA serta peningkatan jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mengatasi mahalnya biaya pemeliharaan pejantan unggul dan biaya IB serta tidak tersedianya pejantan yg berkualitas.
2. Gunakan berdirinya balai-balai IB daerah dan sumber daya petugas peternakan utk mengatasi alih fungsi lahan, penyakit gangguan reproduksi dan pengendalian pemotongan sapi betina produktif
Strategi WT (Weakness-Threats)
Strategi WT ini adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, strategi yang digunakan adalah :
1. Tingkatkan pencatatan/rekording, keahlian dan pengalaman peternak dlm menseleksi bibit dan pejantan utk menghindari adanya penyakit gangguan reproduksi dan penyediaan pejantan berkualitas serta mengatasi alih fungsi lahan perkebunan dan pertanian.
2. Tingkatkan penguasaan teknologi reproduksi dan manajemen peternakan serta sarana dan prasarana yg kurang memadai utk mengatasi mahalnya biaya pemeliharaan pejantan unggul dan biaya IB serta alih fungsi lahan.
3. Tingkatkan produktivitas sapi lokal untuk mengatasi tingginya pemotongan sapi betina produktif
Matrik Grand Strategi
Dari hasil perhitungan matrik faktor strategi internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman didapatkan bahwa faktor strategi internal mempunyai skor 2,43 dan faktor strategi eksternal mempunyai skor 0,15. Hasil analisis ini menentukan letak koordinat startegi yang digunakan untuk pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam di Kabupaten Langkat yaitu berada pada kuadran 1 dengan posisi strategi agresif. Strategi agresif adalah strategi yang digunakan dengan cara memanfaatkan kekuatan yang ada untuk meraih peluang, sehingga strategi yang digunakan atau diterapkan pada kondisi ini adalah startegi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Berdasarkan koordinat yang telah dianalisa diatas maka dapat ditentukan posisi strategi yang akan dijalankan seperti pada gambar 12 dibawah ini.
Peluang
2,43 Strategi SO
Kelemahan Kekuatan
0,15
Ancaman Gambar 12. Matrik Grand Strategi
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya seluruh formula strategi yang didapatkan dari hasil analisis SWOT sangat penting untuk dilakukan dalam pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam di Kabupaten Langkat, formulasi strategi yang dihasilkan saling berkaitan, namun dari hasil analisis SWOT, matrik faktor strategi internal, matrik startegi eksternal dan matrik grand strategi dihasilkan suatu rencana strategi yang dapat dijadikan prioritas atau strategi utama dibandingkan dengan strategi lainnya yaitu melaksanakan strategi SO yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang dimana strategi yang digunakan adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Strategi yang digunakan untuk pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam di Kabupaten Langkat adalah :
1. Gunakan program IB dan KA dan berdirinya Balai-Balai IB Daerah untuk memanfaatkan penemuan atau teknologi baru serta peningkatan populasi dengan penerapan pola perkawinan IB dan KA pada peternak (S1,4;O3,4) 2. Gunakan jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan serta peningkatan
jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mendapatkan ternak yang mempunyai harga jual tinggi (S3,5;O1).
3. Gunakan sumber daya petugas peternakan untuk bimbingan pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak, penerapan penemuan/teknologi baru (S2;O2,3)
Ketiga formulasi strategi tersebut diatas dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan atau program antara lain :
1. Gunakan program IB dan KA dan berdirinya Balai-Balai IB Daerah untuk memanfaatkan penemuan atau teknologi baru serta peningkatan populasi dengan penerapan pola perkawinan IB dan KA pada peternak (S1,4;O3,4) Kegiatan/program yang dilakukan :
a. Melaksanakan sosialisasi, pelatihan-pelatihan, bimbingan dan kursus-kursus yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ternak, kursus-kursus inseminasi buatan, penanganan gangguan reproduksi, peningkatan kualitas dan kuantitas pakan dan lain-lain yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak
b. Fasilitasi antara peternak dengan balai-balai latihan atau balai-balai penelitian peternakan sehingga peternak mempunyai akses dan kemudahan mendapatkan informasi mengenai teknologi baru yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahanya
c. Meningkatkan peran serta aktif dari kelembagaan peternak agar peternak bisa mandiri dan berhasil dalam menerapkan penemuan atau teknologi baru yang ada.
d. Fasilitasi kelompok peternak untuk mendapatkan pinjaman modal baik melalui pemerintah maupun swasta sehingga peternak mempunyai modal dalam usaha menerapkan penemuan/teknologi baru dalam usaha peternakannya
e. Memberi bantuan sarana dan prasarana sehubungan dengan adanya
penemuan/teknologi baru yang berhasil guna dan berdaya guna bagi masyarakat peternak.
2. Gunakan jumlah populasi ternak sapi betina dan jantan serta peningkatan jumlah frozen semen dan pejantan unggul untuk mendapatkan ternak yang mempunyai harga jual tinggi (S3,5;O1).
Kegiatan/program yang dilakukan :
a. Meningkatkan peran aktif dari kelembagaan peternak untuk pemasaran dan pengembangbiakan ternak mengingat populasi ternak sapi yang cukup besar b. Mempermudah akses peternak terhadap penyediaan frozen semen dari
pejantan unggul untuk kegiatan inseminasi dan pejantan yang berkualitas untuk kegiatan kawin alam sehingga didapatkan keturunan/anak-anak sapi yang berkualitas yang mempunyai harga jual yang tinggi
c. Menerapkan sistem pencatatan/rekording ternak kepada peternak
d. Memperhatikan perbandingan ternak sapi pejantan dan ternak sapi induk dalam pemeliharaan dengan pola perkawinan dengan penggunaan pejantan
3. Gunakan sumber daya petugas peternakan untuk bimbingan pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pakan ternak, penerapan penemuan/teknologi baru (S2;O2,3)
Kegiatan/program yang dilakukan :
a. Mendayagunakan petugas yang ada sebagai fasilitator/penggerak bagi peternak untuk melaksanakan pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam
b. Meningkatkan peran aktif petugas peternakan untuk melaksanakan
penyuluhan, bimbingan kepada peternak mengenai tatalaksana pemeliharaan ternak yang baik
c. Memanfaatkan petugas-petugas peternakan untuk mengatasi permasalahan dan mencari solusi agar pelaksanaan pengembangan ternak sapi potong melalui inseminasi buatan dan kawin alam dapat berjalan dengan baik seperti memberikan penyuluhan tentang gangguan reproduksi ternak, mengatasi ternak yang majir dan lain-lain
d. Memanfaatkan sumber daya petugas untuk meningkatkan pengawasan terhadap penjualan dan pemotongan sapi betina produktif
BAB V