• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN, membahas tentang simpulan hasil penelitian dan saran untuk para jamaah Majlis Taklim Baiturrahaman Bukit

ANALISIS RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN BEHAVIORAL A.Hasil analisis respon kognitif, afektif dan behavioral

4) Analisis Data Menggunakan Chi-Kuadrat

Tabel 4.7. Analisis data menggunakan Chi-kuadrat sesuai Jenis kelamin Responden Jenis

Keterangan:

= frekuensi observasi

= frekuensi harapan

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara latar jenis kelamin dengan jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah ustad Yusuf Mansur.

H1 : terdapat perbedaan antara latar jenis kelamin dengan respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah ustad Yusuf Mansur.

Jadi r x² hit = 1926.804168

db = (r-1) (c-1) jadi: Alfa = 5% = (3-1) (3-1) x²tab = 5,99

= 2 x 2 Maka: x² hit > x²tab Ho ditolak = 4

Dari tebel 4.7 menunjukan bahwa nilai chi-square x²tab (5,99) dan nilai x² hit (1926.804168) maka x² hit > x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya terdapat

Kognitif 1232 1748,57 83 6889 3.9397908 PR Afektif 1126 1787,64 1149 1320201 738.516144 Behavioral 922 1750,09 -23 529 0.30227017 Kognitif 1079 1318,98 945 893025 677.057272 LK Afektif 940 1285,33 134 17956 13.9699532 Behavioral 806 1317,67 806 649636 493.018738 1926.804168

perbedaan antara jenis kelamin dengan respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah ustad Yusuf Mansur.

Tabel 4.8. Analisis data menggunakan Chi-kuadrat sesuai latar belakang pendidikan Responden

Keterangan:

= frekuensi observasi

= frekuensi harapan

Ho: Tidak terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah Jenis

Pendidikan Respon Fo Fh fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)²/fh

Kognitif 1143 907.23 235.77 55587.4929 61.27166529 SARJANA Afektif 974 655.24 318.76 101607.9376 155.0698028 Behavioral 850 495.33 354.67 125790.8089 253.9535439 Kognitif 666 894.71 -228.71 52308.2641 58.46393144 DIPLOMA Afektif 587 668.36 -81.36 6619.4496 9.904018194 Behavioral 500 493.15 6.85 46.9225 0.095148535 Kognitif 546 945.46 -399.46 159568.2916 168.7731809 SMP Afektif 435 638.42 -203.42 41379.6964 64.81578961 Behavioral 379 481.83 -102.83 10574.0089 21.94551792 794.2925986

H1 : terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah ustad Yusuf Mansur.

Jadi r x² hit = 794.2925986

db = (r-1) (c-1) jadi: Alfa = 5%

= (3-1) (3-1) x²tab = 9,49

= 2 x 2 Maka: x² hit > x²tab Ho ditolak

= 4

Dari tebel 4.8 menunjukan bahwa nilai chi-square x²tab (9,49) dan nilai x² hit (794.2925986) maka x² hit > x²tab atau x² hit lebih besar dari x²tab artinya terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi sedekah dakwah ustad Yusuf Mansur.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian skripsi tentang respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman Bukit Cinere terhadap materi dakwah ‘sedekah’ Ustad Yusuf Mansur telah selesai dilakukan oleh penulis.

Berdasarkan hasil penelitian, responden menyukai ceramah ustad Yusuf Mansur dalam berdakwah, karena ia selalu mengajak jamaah untuk bersedekah selain itu juga ia mengemas materinya dengan kisah-kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari kita.

Pada hakekatnya, dakwah memiliki kelebihan terhadap keefektifan dakwah terhadap mad’u, namun hal itu bukanlah hal utama dalam penyampaian ceramah. Materi dakwah merupakan esensi utama dari pesan yang harus tersampaikan dalam dakwah dan merupakan alat/media pendukung dalam dakwah ustad Yusuf Mansur.

Respon jamaah Majelis Taklim Baiturrahman terhadap materi dakwah ‘sedekah’ Ustad Yusuf Mansur mengklasifikasikan pada tiga katagori respon.

1. Respon kognitif, (pengetahuan) responden terhadap dakwah Ustad Yusuf Mansur. Hal ini menunjukan bahwa dalam ceramahnya Ustad Yusuf Mansur selalu mengajak orang lain untuk bersedekah dengan skors 319. Adapun pada peringkat ke 2 (dua) yakni diduduki oleh variabel nomor 3 (tiga) yakni

variabel nomor 7 (tujuh) yakni tentang wawasan responden bertambah setelah mendengar ceramah Ustad Yusuf Mansur tentang sedekah dengan skor 300.

2. Respon afektif (perasaan) yakni tentang kesenangan responden terhadap ceramah ustad Yusuf Mansur dengan skors tertinggi yakni 305. Sedangkat peringkat nomor 2 ( dua ) diduduki oleh variabel nomor 2 (dua) yakni tentang kesenangan responden terhadap materi sedekah yang disampaikan ustad Yusuf Mansur dengan skors 303. Adapun peringkat nomor 3 (tiga) diduduki oleh variabel nomor 3 (tiga) yakni tentang responden yang telah menonton ceramah ustad Yusuf Mansur termotivasi untuk bersedekah dengan skors 300.

3. Respon behavioral (perilaku) Pada tabel pertanyaan tentang Behavioral variabel nomor 5 (lima) menduduki peringkat pertama dengan skors 322, yakni tentang dimana responden peduli dengan sesama yang membutuhkan bantuan. Sedangakan pada tabel di atas yang menduduki peringkat nomor 2 (dua) yakni variabel nomor 1 (satu) dengan skors 287, tentang dimana responden lebih giat untuk bersedekah setelah menonton ceramah ustad Yusuf Mansur. Adapun peringkat ke 3 diduduki oleh variabel nomor 4 (empat) yang mana responden setuju dan akan lebih giat mengadakan santunan anak yatim setelah mendengar ceramah ustad Yusuf Mansur, dengan skors 286.

B. Saran

1. Ustad Yusuf Mansur lebih variatif dan menarik dalam mengemas materinya. Mampu memberikan pengtahuan atau wawasan lebih bagi pendengarnya, agar jamaah mendapat nilai lebih dari materi sedekah yang disampaikan. Hal ini juga harus ditingkatkan baik dari materi dan referensi yang jelas.

2. Alangkah baiknya dalam rangka mengembangkan syiar Islam, pengurus Majelis Taklim dapat meningkatkan kegiatan bernuansa keagamaan yang lebih inovatif. Dan perlu melakukan kerja sama dengan Majelis Taklim lain, sebagai ajang silaturrahmi dan peningkatan kualitas terhadap progam.

3. Responden atau jamaah harus memberikan respon aktif terhadap kegiatan dakwah, sehingga hubungan timbal balik dapat menyebabkan komunikasi efektif antar kedua belah pihak. Agar Visi dan Misi Majelis Taklim dapat berjalan dengan baik.

Semoga dengan diadakannya penelitian ini dapat berguna bagi berbagai macam pihak. Khususnya bagi penulis, guna meningkatkan dakwah Islam di lingkungan Majelis Taklim.

Ahmadi Abu dan B. Harlock, Psikologi Perkembangan, Jakartaa: Rineka Cipta, 1992

Alawiyah Tutty, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim Bandung: Mizan, 1997

Al-Qahtani Said bin Ali, Dakwah Islam dakwah Bijak, Jakarta: Gema Insani Press, 1994

Amin Mansur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta, Agustus 1997 Arifin M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Aziz Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004

Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana:

2008

, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008

Darussalam Ghazali, Dinamuka Ilmu Dakah Islamiyah, Malaysia: Nur Siaga SDNBHD, 1999

Depag RI, Ensiklopedi Islam Jakarta: Depag RI, 1987

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 1996

Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT Rosdakarya 1999

Fattah Nur Amin, Metode Dakwah Wali Songo, (Pekalongan: PT. T. B. Bahagia, t.t)

H. M. S. Latief Nasruddin, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, Jakarta : PT Firma Dara

Habib Syafa’at, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta : PT BUMIRESTU, 1982 Hafiduddin Didin, Dakwah Aktual, Jakarta, Gema Insani Press, 1998 Hamka, Pelajaran agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1956

, Prinsip dan kebijakan Dakwah Islam, Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1998

Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Haroen Nasrun, Fiqh Muamalah Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007 Hasanuddin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Irawan Prasetya, Logika dan prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan

Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta:

STIA-LAN, 2000

John W. Creswell.. Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research 2nd Edition. New Jersey, Pearson

Education, Inc, 2005

Kaffe Djmaluddin, Psikologi Dakwah Surabaya: Pustaka Progesif 1993 Koordinasi Dakwah Islam, Pedoman Maj’lis Ta’lim, Jakarta: KODI, 1996

Kriyantono Rachmat, Tehnik Praktis Riset komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007

Munawir Ahmad Warsono, Kamus al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997

Munir M , Metode Dakwah, Jakarta : Kencana, 2006

Narkubo Kholid, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Nursyamsudin, Fiqh Jakarta : Depag RI, 2009

Omar Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1992 Peordawarminto, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT, 1999 Qutb Sayyid, Fiqih Dakwah, Jakarta, Pustaka Amani, 1970

Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997

Rahmat Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999

Rambe Nawawi, Sejarah Dakwah Islam, Jakarta: Wijaya, 1985 Subandi Ahmad, Psikologi Sosial, Jakarta: Bulan Bintang, 1982 Sujanto Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Syamsul Hadi Mahfudh, et al., Rahasia Keberhasilan Dakwah: KH. Zainuddin MZ, Surabaya: Ampel Suci, 1994

Tabloid Wisata Hati, Hikmah Sedekah Dalam Sepotong Roti, Jakarta : 1 Agustus 2006

Tasmara Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta : Gema Media Pratama, 1997 Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: UGM, 1996

Dokumen terkait