• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.2 Unit Analisis

Unit analisis merupakan prosedur pengambilan sampel yang didalamnya mencakup sampling dan satuan kajian. Menurut Sarantakos dalam Poerwandari (1998: 53), prosedur pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan beberapa karakteristik antara lain:

1. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus- kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian.

2. Pengambilan sampel tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya.

3. Pengambilan sampel tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah atau peristiwa acak) melainkan pada kecocokan konteks.

Sehubungan dengan penjelasan mengenai karakteristik unit analisis, Moleong (2006: 224) menjelaskan bahwa :

Sampling digunakan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (constructions). Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan ke dalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).

Berkenaan dengan hal tersebut, selain sampling juga terdapat adanya satuan kajian dimana mengenai satuan kajian tersebut, Moleong (2006: 225) menjelaskan bahwa:

Satuan kajian biasanya ditetapkan juga dalam rancangan penelitian. Keputusan tentang penentuan sampel, besarnya dan strategi sampling pada dasarnya bergantung pada penetapan satuan kajian. Kadang- kadang satuan kajian itu bersifat perseorangan seperti siswa, klien, pasien yang menjadi satuan kajian. Bila seseorang itu sudah ditetapkan sebagai satuan kajian, maka pengumpulan data dipusatkan di sekitarnya. Yang dikumpulkan ialah apa yang terjadi dalam kegiatannya, apa yang mempengaruhinya, bagaimana sikapnya dan semacamnya.

Unit analisis pada penelitian ini adalah konsep diri pelaku vegetarian, sedangkan yang menjadi sub unit analisis adalah pengetahuan mengenai vegetarian, tujuan dari gaya hidup yang ingin dicapai, pandangan terhadap diri dan lingkungan, dan harapan yang ingin dicapai oleh narasumber. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini adalah pelaku vegetarian atau vege

(narasumber) dan informan (keluarga, kerabat atau teman dekat).

3.2.1.1 Pelaku Vegetarian atau Vege

Pelaku vegetarian merupakan narasumber pada penelitian ini. Karakteristik narasumber pada penelitian ini yaitu pelaku vegetarian berusia diatas 18 tahun, berjenis kelamin pria dan wanita, serta bertempat tinggal atau

beraktifitas di wilayah kota Semarang. Narasumber adalah pelaku vegetarian yang sudah menjalani gaya hidup vegetarian lebih dari dua tahun. Alasan dipilihnya beberapa kriteria narasumber di atas yaitu agar mendapatkan gambaran secara mendetail mengenai bagaimana gaya hidup, dinamika psikologis yang dialami oleh narasumber, yang akan mempengaruhi dalam pembentukan konsep diri pada individu tersebut atau sebaliknya. Narasumber pada penelitian ini sebanyak tiga orang, yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria di atas.

3.2.1.2 Keluarga, Kerabat atau Teman Dekat

Informan dalam penelitian ini adalah salah satu anggota keluarga, keluarga atau teman dekat dari narasumber penelitian. Keluarga pada penelitian ini adalah orang tua (ayah atau ibu), saudara kandung atau kerabat dekat. Orang tua merupakan orang yang merawat, mendidik dan membesarkan narasumber penelitian atau dapat dikatakan sebagai lingkungan awal perkembangan dari individu tersebut. Saudara kandung adalah kakak atau adik dari narasumber penelitian. Kerabat adalah keluarga yang berdomisili di wilayah kota Semarang yang mempunyai ikatan kekeluargaan dengan narasumber penelitian, sedangkan teman dekat adalah teman dari narasumber penelitian baik teman bermain, sesama pelaku vegetarian atau lainnya yang mengetahui kondisi narasumber.

Informasi yang diperoleh dari informan digunakan sebagai data pelengkap dan kroscek data penelitian. Adapun aspek-aspek yang akan diteliti adalah latar belakang keluarga, aktivitas dari pelaku vegetaraian, pandangan mengenai karakteristik narasumber, pandangan mengenai gaya hidup narasumber, pola asuh

yang diterapkan keluarga, riwayat kesehatan narasumber, gambaran perilaku dan perkembangan pelaku vegetarian, serta penilaian yang diberikan kepada individu tersebut. Aspek-aspek tersebut digunakan sebagai kroscek data hasil wawancara dengan narasumber.

Tabel 3.1 Unit Analisis Penelitian

Unit Analisis

Sub Unit Analisis

Pelaku Vegetarian Informan

(keluarga, kerabat, teman dekat)

Konsep diri pelaku vegetarian - Pengetahuan serta pengalaman mengenai vegetarian - Latar belakang kehidupan dari pelaku vegetarian

- Hubungan dengan keluarga, teman, masyarakat dan sesama vegetarian

- Peranan yang diberikan kepada narasumber

- Harapan dan tujuan yang ingin dicapai

- Dukungan atau dorongan yang diberikan kepada narasumber - Padangan mengenai vegetarian - - Sikap terhadap penilaian masyarakat mengenai perilaku vegetarian

- Pandangan terhadap gaya hidup vegetarian

- Nilai-nilai yang diyakini terkait dengan gaya hidup vegetarian - Pencapaian konsep diri

3.2.2 Sumber data

Berdasarkan fokus kajian dalam peneltian ini yaitu konsep diri pelaku vegetarian, maka narasumber atau subyek penelitian yang diambil adalah pelaku

vegetarian yang memiliki karakteristik dan pertimbangan tertentu, mengingat tidak semuanya pelaku vegetarian yang bersedia dan senang kehidupannya diekspos untuk dijadikan bahan penelitian. Penelitian dilakukan terhadap tiga orang narasumber. Ketiga narasumber terdiri dari dua orang wanita dan satu orang pria yang sudah menjalani vegetarian lebih dari dua tahun.

Keunikan dari ketiga narasumber adalah memiliki perbedaan latar belakang agama pada tiap individunya, serta terkait faktor yang melatar belakanginya dalam memutuskan menjalani gaya hidup vegetarian. Disamping itu dari ketiga narasumber menjalani gaya hidup vegetarian yang berbeda-beda, dua diantaranya adalah seorang wanita menjalani vegetarian vegan yang sudah sama sekali tidak mengkonsumsi produk hewani serta turunannya dan narasumber yang satunya adalah seorang pria yang menjalani lact-ovo vegetarian yang masih mengkonsumsi susu dan telur.

Alasan dipilihnya ketiga narasumber tersebut adalah narasumber dianggap lebih mengetahui dinamika psikologis yang dialami pelaku vegetarian dan mampu memberikan gambaran secara mendetail pengetahuan, pandangan, penilaian serta harapan yang ingin dicapai terkait dalam menjalani gaya hidup vegetarian.

Pemilihan narasumber dilakukan dengan cara melakukan studi pendahuluan terhadap komunitas vegetarian di wilayah kota Semarang, kemudian memilih narasumber sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Informasi atau data yang diperoleh juga berasal dari informan yang dapat memberikan informasi seputar fokus kajian penelitian yang berhubungan dengan narasumber penelitian.

Informan yang dapat diambil informasinya sebagai data pendukung sesuai dengan kondisi narasumber yang sebenarnya adalah individu yang mengenal dekat dengan narasumber (keluarga, kerabat atau teman dekat).