• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.3. Sektor Perikanan

4.3. Sektor Perikanan 4.3.1. Perikanan Tangkap

Sektor perikanan adalah merupakan sektor andalan untuk pembangunan wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang memiliki 4 wilayah kecamatan pesisir yaitu: Kecamatan labuhan Deli, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kecamatan Hamparan Perak dan Kecamatan Pantai Labu.

Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup potensial dengan panjang garis pantai + 65 km di pantai Timur Sumatera Utara yang berpotensi untuk pengembangan perikanan tangkap, budidaya dan pengelolaan hasil perikanan (BPS, 2008).

Hasil tangkapan dari laut menurut kecamatan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 6, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa produksi dari hasil penangkapan di laut di empat Kecamatan adalah 19.873,28 ton. Kecamatan Pantai Labu memberikan kontribusi terbesar diikuti oleh Kecamatan Percut Sei Tuan, Hamparan Perak dan Kecamatan Labuhan Deli.

Tabel 6. Hasil Tangkapan dari Laut di Kabupaten Deli Serdang Menurut Kecamatan Tahun 2008

Sumber: Statistik Perikanan Dinas Perikanan Kab. Deli Serdang, 2008.

Jenis-jenis ikan yang didaratkan di tempat pendaratan ikan tradisional (tangkahan) maupun lokasi pendaratan yang disediakan Pemerintah (TPI) meliputi ikan pelagis kecil seperti tongkol, tenggiri, kembung, parang-parang, tamban dan selar kuning. Jenis ikan demersal yang didaratkan meliputi kurisi, pari, kakap, kerapu, bawal putih dan gulama. Udang putih (Penaeus marguensis), udang tiger (Panaeus monodon) yang tertangkap di sepanjang perairan pantai Kabupaten Deli Serdang juga banyak didaratkan (BPS, 2008). Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan lebih dari 8 jenis alat tangkap yaitu pukat pantai (beach seine), pukat cincin (purse seine), jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring klitik (monofilament gillnet), serok (scoop net), pancing (lines), jermal (trap) dan alat pengumpul kerang (clamp collector). Alat tangkap lainnya yang dijumpai di lapangan selama survey namun tidak tercatat dalam buku statistik perikanan adalah pancing tangan (hand line), jaring rajungan (monofilament gillnet), pukat layang (mini beam trawl) dan fish net atau otter trawl. Baik pukat layang maupun otter trawl merupakan alat tangkap yang secara hukum berdasarkan Keppres No. 39 Tahun 1980 dilarang

No Kecamatan Produksi

(Ton)

1 Labuhan Deli 3.041,30

2 Hamparan Perak 4.161,85

3 Percut Sei Tuan 5.044,32

4 Pantai Labu 6.148,73

penggunaannya. Sebaran jumlah alat tangkap menurut kecamatan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 ditunjukkan pada Tabel 7. jaring klitik, pancing, alat pengumpul kerang dan jaring insang hanyut merupakan jenis alat tangkap yang digunakan dalam jumlah banyak dan di jumpai hampir di seluruh wilayah kecamatan (BPS, 2008).

Tabel 7. Jumlah Alat Tangkap Menurut Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 No Kecamatan Pukat Pantai Pukat Cincin Jaring Insang Hanyut Jaring Klitik Se rok Pancing Jer mal Alat Pe- ngumpul Kerang 1 Labuhan Deli - - - 8 - 294 - 42 2 Hamparan Perak - - - 112 - 88 - -

3 Percut Sei Tuan 14 - - 118 - 157 - 94

4 Pantai Labu - 28 36 - - 255 - 191

Sumber: Statistik Perikanan/Dinas Perikanan Kab. Deli Serdang, 2008.

Armada perahu/kapal penangkap ikan yang digunakan adalah perahu tanpa

motor dan kapal motor berukuran dari 5 GT – 20 GT. Perahu tanpa motor masih

banyak dijumpai bila dibandingkan dengan perahu bermotor. Kapal motor yang digunakan sebagian besar merupakan kapal motor berukuran kurang dari 5 GT.

Tabel 8. Jumlah Perahu dan Kapal Penangkapan Ikan menurut Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

Perahu Tanpa Motor Perahu Kapal Motor

No Kecamatan Kecil Sedang Kecil

(<5 GT) Sedang (5-10 GT) Besar (10–20 GT) 1 Labuhan Deli 211 284 54 43 7 2 Hamparan Perak 263 357 126 59 -

3 Percut Sei Tuan 85 190 521 64 35

4 Pantai Labu 80 185 244 51 13

Meskipun jumlah armada kapal motor cukup besar, namun kegiatan operasional penangkapan ikan sebagian besar masih terkonsentrasi pada daerah penangkapan ikan di wilayah perairan pantai sejauh 4 mil maupun 12 mil laut.

Nelayan yang terlibat dalam kegiatan Perikanan tangkap di Kabupaten Deli Serdang dibedakan kedalam nelayan penuh, nelayan sambilan dan nelayan sambilan tambahan. Seperti yang terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Nelayan Penangkap Ikan di Laut Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008

Sumber: Statistik Perikanan/Dinas Perikanan Kab. Deli Serdang, 2008. 4.3.2. Perikanan Budidaya

Selain menangkap ikan di laut, masyarakat juga melakukan budidaya ikan diberbagai wadah antara lain air payau dan air tawar (kolam). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini:

Tabel 10. Produksi Budidaya Perikanan di perairan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008

Air Tawar No Kecamatan Air Payau

(Tambak) Kolam Sawah Kolam Air Deras

1 Labuhan Deli 400,70 4,49 - -

2 Hamparan Perak 1.159,52 14,25 - -

3 Percut Sei Tuan 1.433,78 16,93 - -

4 Pantai Labu 709,28 1,28 - -

Sumber: Statistik Perikanan/Dinas Perikanan Kab. Deli Serdang, 2008.

No Kecamatan Nelayan Penuh Nelayan Sambilan Nelayan Sambilan Tambahan Total 1 Labuhan Deli 493 1.480 26 1.999 2 Hamparan Perak 656 2.026 36 2.718

3 Percut Sei Tuan 675 2.455 43 3.173

Aktivitas budidaya perikanan yang dilakukan masyarakat di empat kecamatan, sebagian besar dilakukan di air payau sementara untuk air tawar, masyarakat hanya memanfaatkan pengelolaan dan pembudidayaan ikan dengan membuat kolam.

Tabel 11. Luas Areal Budidaya Perikanan (Ha) Kabupaten Deli Serdang

No Kecamatan Budidaya

Tambak Kolam Sawah sungai

1 Labuhan Deli 176,5 2,5 - -

2 Hamparan Perak 421,2 8,2 - -

3 Percut Sei Tuan 281,1 9,1 - -

4 Pantai Labu 221,5 1,0 - -

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Berdasarkan data 2008 disampaikan kegiatan masyarakat yang

membudidayakan ikan di sawah dan kolam air deras belum ada, sedangkan jumlah rumah tangga yang melakukan kegiatan budidaya perairan di wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya Kabupaten Deli Serdang Air Tawar

No Kecamatan Air Payau

(Tambak) Kolam Sawah Kolam Air

Deras

1 Labuhan Deli 32 4 - -

2 Hamparan Perak 79 8 - -

3 Percut Sei Tuan 63 9 - -

4 Pantai Labu 47 1 - -

Tabel 13. Produksi Tahunan Menurut Sub Sektor Perikanan Perkecamatan (Ton) Kabupaten Deli Serdang

No Kecamatan laut Tambak Kolam Perairan

Umum

1 Pantai Labu 6.148,73 709,28 1,28 18,02

2 Percut Sei Tuan 5.044,32 1.433,78 16,93 26,17

3 Labuhan Deli 3.041,30 400,70 4,46 34,03

4 Hamparan Perak 4.161,85 1.159.52 14,25 29,12

Total 18.396,20 3.703,28 36,92 107,34

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang, 2008.

Pembangunan perikanan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Deli Serdang seluruhnya, merata dan berkeadilan. Dalam kondisi ini pembangunan perikanan merupakan bagian yang sangat penting untuk meningkatkan pemerataan dan keadilan dalam pembangunan daerah. Dengan dukungan pembangunan lintas sektoral maka keterkaitan antar sektor akan menjadi lebih kuat yang memberi dukungan kepada percepatan pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sebagai bagian inti dari prioritas pembangunan daerah, pelaksanaan pembangunan perikanan harus sinergis dengan pembangunan sektor lainnya dengan selalu mengacu kepada Program Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang dan hasil penjaringan aspirasi masyarakat serta identifikasi yang akurat tentang, kendala, kelemahan dan peluang maupun antisipasi dinamika lingkungan global yang memunculkan tantangan yang dihadapi (BAPPEDA, 2003).

Pembangunan perikanan didasarkan kepada strategi dan kebijaksanaan penerapan sistem agribisnis secara terpadu kearah terwujudnya perikanan yang modren, efisien dan tangguh dengan dasar-dasar pokok pembangunan perikanan.

Strategi dasar yang ditempuh dalam pembangunan perikanan di Kabupaten Deli Serdang, yaitu:

1. Memfasilitasi perkembangan usaha perikanan melalui pembangunan sarana

dan prasarana yang diperlukan.

2. Optimalisasi penggunaan sumberdaya lokal seperti lahan, air, plasma nutfah,

tenaga kerja, modal dan teknologi.

3. Pengembangan spektrum pembangunan perikanan melalui diversifikasi

sumber daya teknologi produksi dan konsumsi.

4. Penerapan teknologi perikanan spesifik lokalita secara dinamis.

5. Meningkatkan efisiensi didalam sistem agribisnis untuk memproduksi bahan/

barang yang mampu bersaing yang akan memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.

6. Mendorong peningkatan peran serta masyarakat yang sebesar-besarnya dalam

mengembangkan usaha perikanan yang berorientasi pada mekanisme pasar.

7. Mengembangkan teknologi spesifik lokal yang ramah lingkungan dalam

rangka mendorong terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas.

8. Mengembangkan koordinasi perencanaan pembangunan perikanan secara

berjenjang dari tingkat desa sampai tingkat propinsi maupun nasional (BAPPEDA, 2003).

Kawasan perikanan secara umum perlu ditata untuk mendukung kegiatan produksi yang berkualitas dan kontinyu guna memberikan suplai bahan baku yang mantap dan berkelanjutan. Kebijaksanaan yang dikembangkan adalah meningkatkan

peran masyarakat dalam kegiatan pembangunan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat bermanfaat dan berkesinambungan. Kebijakan pokok pembangunan perikanan adalah:

1. Kebijakan Pembangunan Sarana dan Prasarana.

Dengan bergesernya peranan pemerintah dalam proses pembangunan dari perilaku menjadi regulator, fasilitator dan dinamisator maka diperlukan berbagai kebijakan yang dapat merangsang keterlibatan pihak swasta, organisasi profesi, LSM dan organisasi petani untuk melakukan pengembangan sarana dan prasarana perikanan. Dalam kaitannya dengan peningkatan produksi, maka kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perlu diarahkan pada sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha perikanan dan maupun merangsang para investor untuk melakukan usaha sarana seperti sarana jalan usaha tani, pengairan, balai benih, saprodi serta transportasi dan telekomunikasi.

2. Kebijakan Pengembangan dan Adopsi Teknologi Budidaya.

Upaya memicu produksi perikanan dengan pola tradisional terbukti tidak dapat mengimbangi kesenjangan antara kebutuhan pangan dengan produksi sehingga diperlukan terobosan dalam pengembangannya. Dalam kaitan ini diperlukan ketersediaan teknologi untuk dikembangkan dan diadopsi sesuai dengan kemampuan pengetahuan dan kebutuhan masyarakat (BAPPEDA, 2003).

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait