• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8. Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, dan tabulating. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis yang bersifat deskriptif yaitu mendeskripsikan perilaku dan sumber informasi remaja tentang bahaya NAPZA dalam bentuk distribusi frekuensi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Perguruan Al-Azhar Medan merupakan sekolah swasta yang terletak di jalan Pintu Air IV No. 214 Kelurahan Kwala Bekala Padang Bulan Medan. Perguruan Al- Azhar didirikan oleh Hajjah Rachmah Nasution pada tanggal 16 Juli 1984 yang menyelenggarakan jenjang pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah. Nama Al-Azhar merupakan usulan dari seorang tokoh pengusaha Bapak Abdul Hakim Nasution (abang kandung Ibu Hajjah Rachmah Nasution) sebagai pengganti nama Perguruan Indra Utama.

Perguruan Al-Azhar mempunyai Visi yaitu ”Wadah Intelektual Muslim dan Muslim Intelektual”. Sedangkan Misinya yaitu:

1. Bermuatan iman dan taqwa di qalbunya.

2. bermuatan ilmu dan teknologi dalam akal pikirannya.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari pagi dimulai dari jam 07.30-14.45, dan dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakulikuler untuk anak SMA kelas X dan XI dihari Senin dan Rabu, sedangkan untuk SMA kelas XII melakukan kegiatan bimbingan di sekolah pada hari Selasa dan Kamis.

4.2. Karakteristik Siswa

Adapun karakteristik siswa menurut umur, uang saku, tempat tinggal dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin f %

1. Laki-laki 37 47.4

2. Perempuan 41 52.6

Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa frekuensi berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 41 orang (52,6 %) dan laki-laki

sebanyak 37 orang (47,4 %).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Umur

No. Umur f % 1. 15 26 33.3 2. 16 30 38.5 3. 17 18 23.1 4. 18 4 5.1 Total 78 100.0

Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa frekuensi umur siswa terbanyak adalah umur 16 tahun yaitu sebanyak 30 orang (38,5 %) dan umur 18 tahun sebanyak 4 orang yaitu sebanyak 4 orang (5,1 %).

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Tempat Tinggal

No. Tempat Tinggal f %

1. Orang Tua 59 75.6

2. Famili 8 10.3

3. Asrama 4 5.1

4. Kos 7 8.9

Total 78 99.9

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa frekuensi tempat tinggal siswa terbanyak adalah bersama orang tua yaitu sebanyak 59 orang (75,6 %). Sedangkan siswa yang tinggal bersama famili sebanyak 8 orang (10,3 %), siswa yang tinggal diasrama sebanyak 4 orang (5,1 %), dan siswa yang kos sebanyak 7 orang (8,9 %).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa berdasarkan Uang Saku

No. Uang Saku f %

1. <10.000 41 52.6

2. 10.000-15.000 17 21.8

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa frekuensi berdasarkan uang saku siswa SMA Al-Azhar Medan tahun 2007, yang mempunyai uang saku Rp.10.000-Rp.15.000 adalah yang paling sedikit yaitu sebanyak 17 orang (21,8 %), sedangkan yang terbanyak adalah siswa yang mempunyai uang saku <Rp10.000 yaitu sebanyak 41 orang (52,6 %).

Tabel 4.5. Distribusi karakteristik Siswa Berdasarkan Kegiatan Setelah Pulang Sekolah

No. Kegiatan Setelah Pulang Sekolah f %

1. Ekstrakurikuler, main ke rumah

teman, jalan-jalan 21 26.9

2. Ekstrakurikuler, bimbingan belajar, di

rumah saja 13 16.7

3. Bimbingan belajar, les private, di

rumah saja 15 19.2

4. Les private, jalan-jalan, warnet 7 8.9

5. Ekstrakurikuler, main ke rumah

teman, warnet 18 23.1

6. Ekstrakurikuler, membantu orang tua 4 5.1

Total 78 99.9

Dari tabel 4.5. dapat dilihat bahwa frekuensi kegiatan siswa setelah pulang sekolah yang terbanyak adalah ekstrakurikuler, main ke rumah teman dan jalan-jalan sebanyak 21 orang (26,9 %), sedangkan yang ekstrakurikuler dan membantu orang tua sebanyak 4 orang (5,1 %).

4.3. Sumber Informasi

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Siswa yang Memperoleh Informasi Tentang Bahaya NAPZA

No. Sumber Informasi f %

1. Teman 20 25.6

2. Anggota Keluarga (ayah,

ibu, kakak, adik) 9 11.5

3. Guru 14 17.9

4. Media Cetak 16 20.5

5. Media Elektronik 19 24.4

Dari tabel 4.6. dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh sumber informasi tentang bahaya NAPZA yang terbanyak adalah dari teman yaitu sebanyak 20 orang (25,6 %), dari media elektronik sebanyak 19 orang (24,4 %), dari media cetak sebanyak 16 orang (20,5 %), guru sebanyak 14 orang (17,9 %) dan dari anggota keluarga sebanyak 9 orang (11,5 %).

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Siswa yang Memperoleh Penyuluhan Tentang Bahaya NAPZA

Pernah Tidak Pernah

No. Instansi f % f % 1. Pihak Sekolah 51 65.4 27 34.6 2. Kepolisian 35 44.9 43 55.1 3. Departemen Sosial 20 25.6 58 74.4 4. Petugas Kesehatan 28 35.9 50 64.1

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa yang pernah mendapat penyuluhan tentang bahaya NAPZA dari pihak sekolah adalah sebanyak 51 orang (65,4 %), dari pihak kepolisian sebanyak 35 orang (44,9 %), dari Departemen Sosial sebanyak 20 orang (25,6 %), dan dari petugas kesehatan sebanyak 28 orang (35,9 %).

4.4. Distribusi Perilaku

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bahaya NAPZA No. Pengetahuan f % 1. Baik 8 10.3 2. Sedang 59 75.6 3. Kurang Baik 11 14.1 Total 78 100.0

Dari tabel 4.8. dapat diketahui pengetahuan tentang bahaya NAPZA dari 78 siswa SMU Al-Azhar Medan tahun 2007, yang dapat menjawab dengan baik hanya 8 orang (10,3 %), sedangkan yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik adalah 11

orang (14,1 %), dan yang paling banyak siswa yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang yaitu 59 orang (75,6 %).

Gambaran pengetahuan siswa berdasarkan pengertian NAPZA dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Siswa Tentang Pengertian NAPZA

Tahu Tidak Tahu

No. Pengertian NAPZA

f % f %

1. Narkotika 48 61.5 30 38.5

2. Psikotropika 48 61.5 30 38.5

3. Zat Adiktif Lainnya 36 46.2 42 53.8

4.

Zat yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat

58 74.4 20 25.6 Dari tabel 4.9. dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang pengertian NAPZA yang paling banyak diketahui siswa yaitu berupa zat yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat yaitu sebanyak 58 orang (74,4 %).

Adapun pengetahuan siswa dilihat dari ciri-ciri remaja pengguna NAPZA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Siswa tentang Ciri-ciri Remaja Pengguna NAPZA

Tahu Tidak Tahu

No. Ciri-ciri

f % f %

1. Suka marah tidak terkendali 70 89.7 8 10.3

2.

Suka bersembunyi di kamar mandi atau ditempat-tempat yang janggal

64 82.1 14 17.9

3. Berat badan turun drastis 66 84.6 12 15.4

4.

Sering dikunjungi oleh orang-orang yang belum dikenal teman-temannya

34 43.6 44 56.4

5.

Kurang suka terlibat kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat positif

66 84.6 12 15.4 Dari tabel 4.10. dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa tentang ciri-ciri pengguna NAPZA yang terbanyak adalah suka marah tidak terkendali yaitu sebanyak 70

orang (89,7 %), sedangkan sering dikunjungi oleh orang-orang yang belum dikenal teman-temannya sebanyak 34 orang (43,6 %).

Pengetahuan siswa tentang dampak NAPZA bagi kesehatan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Siswa tentang Dampak NAPZA Bagi Kesehatan

Tahu Tidak Tahu

No. Dampak NAPZA Bagi

Kesehatan f % f % 1. Kerusakan otak 75 96.2 3 3.8 2. Gagal ginjal 42 53.8 36 46.2 3. Hepatitis B, C 35 44.9 43 55.1 4. Jantung 44 56.4 34 43.6 5. HIV/AIDS 68 87.2 10 12.8

Dari tabel 4.11. dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa tentang dampak NAPZA bagi kesehatan sebanyak 75 orang (96,2 %) menjawab kerusakan otak dan yang paling sedikit diketahui siswa adalah dapat menderita hepatitis B, C yaitu sebanyak 35 orang (44,9 %).

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Siswa tentang Penyebab Seseorang Menggunakan NAPZA

Tahu Tidak Tahu

No. Penyebab

f % f %

1. Adanya ketidakharmonisan

keluarga 65 83.3 13 16.7

2. Adanya bujukan teman untuk

menggunakan NAPZA 67 85.9 11 14.1

3. Ingin coba-coba 68 87.2 10 12.8

Dari tabel 4.12. dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan tentang penyebab seseorang menggunakan NAPZA yang paling banyak diketahui siswa adalah karena ingin coba-coba yaitu sebanyak 68 orang (87,2 %).

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Siswa Berdasarkan Sikap Tentang Bahaya NAPZA No. Sikap f % 1. Baik 43 55.1 2. Sedang 27 34.6 3. Kurang baik 8 10.3 Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.13. frekuensi sikap siswa tentang bahaya NAPZA dapat dilihat bahwa yang sudah memiliki sikap yang baik tentang bahaya NAPZA adalah sebanyak 43 orang (55,1 %), sedangkan 8 orang (10,3 %) memiliki sikap yang kurang baik tentang bahaya NAPZA.

Gambaran sikap siswa tentang gangguan perilaku akibat menggunakan NAPZA ada yang setuju dan tidak setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.14. Distribusi Sikap Siswa tentang Gangguan Perilaku Akibat Menggunakan NAPZA

Setuju Tidak Setuju

No. Pertanyaan Tentang sikap

f % f %

1. Meninggalkan ibadah 72 92.3 6 7.7

2. Berbohong 64 82.1 14 17.9

3. Membolos 65 83.3 13 16.7

4. Seks bebas 71 91.0 7 9.0

5. Prestasi belajar menurun 70 89.7 8 10.3

6. Mencuri 67 85.9 11 14.1

7. Melawan orang tua 60 76.9 18 23.1

8. Meninggalkan

rumah/minggat 57 73.1 21 26.9

Dari tabel 4.14. dapat diketahui bahwa sikap siswa tentang gangguan perilaku akibat menggunakan NAPZA yang paling banyak disetujui adalah NAPZA dapat menyebabkan seseorang akan meninggalkan ibadah yaitu sebnayak 72 orang (92,3 %) dan sikap yang paling sedikit disetujui siswa adalah melawan orang tua yaitu sebanyak 60 orang (76,9 %).

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Siswa Berdasarkan Tindakan Menggunakan NAPZA

No. Tindakan f %

1. Pernah, sampai sekarang 4 5.1

2. Dulu pernah 1 1.3

3. Tidak pernah 73 93.6

Total 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.15. frekuensi tindakan siswa yang pernah menggunakan NAPZA adalah sebanyak 4 orang (5,1 %) yang pernah menggunakan NAPZA sampai sekarang, sebanyak 1 orang (1,3 %) dulu pernah menggunakan NAPZA tetapi sekarang sudah tidak, dan sebanyak 73 orang (93,6 %) tidak pernah menggunakan NAPZA.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Umur Penggunaan NAPZA No. Umur Ya % Tidak % Total % 1. 15 3 11.5 23 88.5 26 100.0 2. 16 2 6.7 28 93.3 30 100.0 3. 17 - - 18 100.0 18 100.0 4. 18 - - 4 100.0 4 100.0 Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.16. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan umur adalah sebanyak 3 orang (11,5 %) yang menggunakan NAPZA berumur 15 tahun, dan sebanyak 2 orang (6,7 %) yang menggunakan NAPZA berumur 16 tahun.

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Tempat Tinggal

Pengguna NAPZA No. Tempat Tinggal

Ya % Tidak % Total % 1. Orang tua 5 8.5 54 91.5 59 100.0 2. Famili - - 8 100.0 8 100.0 3. Asrama - - 4 100.0 4 100.0 4. Kos - - 7 100.0 7 100.0 Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.17. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan tempat tinggal bahwa yang menggunakan NAPZA tinggal bersama orang tua.

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Siswa yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Uang Saku

Pengguna NAPZA No. Uang Saku

Ya % Tidak % Total % 1. <10.000 - - 41 100.0 41 100.0 2. 10.000-15.000 3 17.6 14 82.4 17 100.0 3. >15.000 2 10.0 18 90.0 20 100.0 Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.18. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan uang saku adalah sebanyak 3 orang (17,6 %) memiliki uang saku Rp.10.000-15.000 dan sebanyak 2 orang (10,0 %) memiliki uang saku >Rp.15.000.

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Kegiatan Setelah Pulang Sekolah

Pengguna NAPZA No. Kegiatan Setelah

Pulang Sekolah Ya % Tidak %

Total %

1. Ekstrakurikuler, main kerumah teman, jala- jalan 3 14.3 18 85.7 21 100.0 2. Ekstrakurikuler, bimbingan belajar, di rumah saja - - 13 100.0 13 100.0

3. Bimbingan belajar, les private, di rumah saja

- - 15 100.0 15 100.0

4. Les private, jalan-jalan, warnet

- - 7 100.0 7 100.0

5. Ekstrakurikuler, main kerumah teman, warnet

1 5.6 17 94.4 18 100.0 6. Ekstrakurikuler,

membantu orang tua

1 25.0 3 75.0 4 100.0

Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.19. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan kegiatan setelah pulang sekolah adalah sebanyak 3 orang (14,3 %) melakukan kegiatan ekstrakurikuler, main kerumah teman, dan jalan-jalan, 1 orang (5,6 %) melakukan kegiatan ekstrakurikuler, main kerumah teman, dan warnet, dan 1 orang (25,0 %) hanya melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan membantu orang tua.

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bahaya NAPZA

Pengguna NAPZA No. Pengetahuan Ya % Tidak % Total % 1. Baik - - 8 100.0 8 100.0 2. Sedang 3 5.1 56 94.9 59 100.0 3. Kurang baik 2 18.2 9 81.8 11 100.0 Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.20. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan pengetahuan tentang bahaya NAPZA adalah sebanyak 3 orang (5,1 %) memiliki pengetahuan sedang dan 2 orang (18,2 %) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang bahaya NAPZA.

Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menggunakan NAPZA Berdasarkan Sikap Tentang Bahaya NAPZA

Pengguna NAPZA No. Sikap Ya % Tidak % Total % 1. Baik 1 2,3 42 97.7 43 100.0 2. Sedang 2 7.4 25 92.6 27 100.0 3. Kurang Baik 2 25.0 6 75.0 8 100.0 Total 5 6.4 73 93.6 78 100.0

Berdasarkan tabel 4.21. frekuensi siswa yang menggunakan NAPZA berdasarkan sikap tentang bahaya NAPZA adalah sebanyak 1 orang (2,3 %) memiliki sikap yang baik, 2 orang (7,4 %) memiliki sikap yang sedang dan 2 orang (25,0 %) memiliki sikap yang kurang baik tentang bahaya NAPZA.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karkteristik Responden

5.1.1. Umur Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa usia siswa SMA Al-Azhar Medan berkisar antara 15-18 tahun. Pada penelitian ini disebutkan bahwa 11,5 % siswa umur 15 tahun menggunakan NAPZA sedangkan umur 16 tahun sekitar 6,7 % yang telibat penggunaan NAPZA. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Hawari (1990) diperoleh data bahwa pada umumnya penyalahguna/ketergantungan NAPZA mulai memakai NAPZA antara umur 13-17 tahun.

5.1.2. Tempat Tinggal Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa siswa SMA Al-Azhar Medan rata-rata tinggal bersama orang tuanya yaitu sebanyak 59 orang (75,6 %), yang tinggal bersama famili sebanyak 8 orang (10,3 %), siswa yang tinggal diasrama sebanyak 4 orang (5,1 %), sedangkan yang kos sebanyak 7 orang (8,9 %).

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang mempunyai peranan penting sebagai latar belakang penyalahgunaan NAPZA. Peran orang tua dan kondisi keluarga sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Meskipun dalam penelitian ini tidak disebutkan tentang hubungan keluarga dengan penyalahgunaan NAPZA, tetapi menurut penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1990) diperoleh data bahwa seseorang yang berada dalam lingkungan keluarga yang tidak baik mempunyai risiko relatif 7,9 untuk terlibat penyalahgunaan NAPZA.

5.1.3. Uang Saku Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa siswa memperoleh uang saku/hari <Rp.10.000 yaitu sebanyak 41 orang (52,6 %), dan siswa yang memperoleh uang saku/hari >Rp.15.000 sebanyak 20 orang (25,6 %). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani L (2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan narkoba menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang besar uang saku dengan penggunaan narkoba.

5.1.4. Kegiatan Setelah Pulang Sekolah Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.5. bahwa kegiatan setelah pulang sekolah yang dilakukan siswa SMA Al-Azhar Medan yang terbanyak adalah ekstrakurikuler, main kerumah teman dan jalan-jalan yaitu sebanyak 21 orang (26,9 %), sedangkan yang ekstrakurikuler dan membantu orang tua hanya 4 orang (5,1 %). Dari data tersebut menunjukkan bahwa para siswa lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bersama teman-temannya diluar pengawasan dari orang tua. Hal ini dapat sebagai faktor pendorong siswa salah dalam memilih teman yang dapat menjerumuskan mereka pada penyalahgunaan NAPZA.

5.2. Sumber Informasi

Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat sumber informasi tentang bahaya NAPZA yang terbanyak adalah yang berasal dari teman yaitu sebanyak 20 orang (25,6 %) dan dari anggota keluarga sebanyak 9 orang (11,5 %). Hal ini tentu memprihatinkan karena sumber informasi yang diberikan oleh teman belum tentu benar. Sumber informasi yang mereka berikan bisa saja tentang kenikmatan menggunakan NAPZA bukan tentang bahaya serta dampak yang ditimbulkan oleh

NAPZA itu sendiri. Hal ini juga dapat mendorong mereka terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1990) bahwa pengaruh/bujukan teman merupakan 81,3 % pemicu seseorang menggunakan NAPZA. Sehingga siswa diharapkan mampu lebih selektif dalam memilih teman bergaul sehingga tidak terpengaruh bujukan untuk menggunakan NAPZA.

Sedangkan berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa siswa yang pernah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya NAPZA yang terbanyak adalah dari pihak sekolah yaitu sebanyak 27 orang (34,6 %) dan 5 orang (6,4 %) mendapat penyuluhan dari Departemen Sosial. Sedangkan yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya NAPZA sebanyak 17 orang (21,8 %). Mereka yang mengaku tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya NAPZA mengaku tidak peduli dan topik yang diberikan saat penyuluhan sangat membosankan.

5.3. Perilaku

5.3.1. Pengetahuan Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya NAPZA sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 59 orang (75,6 %), pengetahuan pada kategori kurang baik sebanyak 11 orang (14,1 %) dan hanya 8 orang (10,3 %) yang berada pada kategori baik.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dimana pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pengetahuan siswa tentang NAPZA, secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

Berdasarkan tabel 4.9. sebanyak 58 orang (74,4 %) menjawab pengertian NAPZA adalah zat yang dapat menimbulkan gangguan pada sistim saraf pusat. Sebenarnya semua obat dapat menjadi berbahaya bila pemakaiannya tidak sesuai dengan ketentuan dari dokter/aturan pakai. NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif, yang berarti zat atau obat-obatan yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan.

Untuk pengetahuan siswa tentang ciri-ciri pengguna NAPZA, berdasarkan tabel 4.10. dijelaskan sebanyak 70 orang (89,7 %) menjawab ciri-ciri pengguna NAPZA adalah suka marah tidak terkendali. Seperti yang sudah diketahui bahwa penyalahgunaan NAPZA tidak hanya memberi dampak bagi kesehatan tetapi juga pada keadaan psikologis pemakainya.

Untuk pengetahuan siswa tentang dampak penyalahgunaan NAPZA bagi kesehatan, pada tabel 4.11. dijelaskan sebanyak 75 orang (96,2 %) menjawab NAPZA dapat menyebabkan gangguan pada otak. Hal ini didukung oleh teori Hawari (1990) bahwa mereka yang mengkonsumsi NAPZA akan mengalami gangguan mental dan perilaku yang diakibatkan terganggunya sistim neuro-transmitter pada susunan sistim saraf pusat (otak) yang dapat menimbulkan gangguan pada fungsi pikir, perasaan dan perilaku.

Untuk pengetahuan siswa tentang penyebab seseorang menggunakan NAPZA, pada tabel 4.12. dijelaskan sebanyak 68 orang (87,2 %) menjawab ingin coba-coba. Seperti yang sudah diketahui masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak

menuju dewasa, sehingga masa remaja juga dapat dikatakan masa yang labil. Dimana pada masa ini rasa keingintahuannya akan sesuatu yang baru menjadi semakin besar dan ditambah lagi dengan adanya kebimbangan dari dirinya dalam mencari jati diri, sehingga remaja lebih mudah terpengaruh untuk menggunakan NAPZA.

5.3.2. Sikap Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.13. dapat diketahui bahwa sikap siswa tentang bahaya NAPZA sebagian besar berada pada kategori baik yaitu sebanyak 43 orang (55,1 %), sikap pada kategori sedang sebanyak 27 orang (34,6 %), dan sikap pada kategori kurang baik sebanyak 8 orang (10,3 %).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Hal ini berarti manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Maka seseorang yang memiliki sikap pada kategori baik tidak menjamin seseorang untuk tidak menggunakan NAPZA.

Untuk sikap siswa terhadap gangguan perilaku akibat mengunakan NAPZA, pada tabel 4.14. dijelaskan sebanyak 72 orang (92,3 %) menjawab setuju NAPZA dapat menyebabkan seseorang meninggalkan ibadah. Karena pengguna NAPZA menganggap dirinya hebat dan NAPZA dapat membantu mereka dalam menghadapi setiap masalah tanpa melakukan ibadah.

Pada tabel 4.14. juga dijelaskan sebanyak 71 orang (91,0 %) menjawab setuju NAPZA dapat membuat seseorang terjerumus dalam seks bebas. Karena seks bebas disebabkan hilangnya hambatan dorongan agresivitas seksual akibat NAPZA, sehingga pengguna NAPZA lepas kendali dan tidak mampu menahan dorongan seksualnya.

Selanjutnya pada tabel 4.14. juga dijelaskan sebanyak 70 orang (89,7 %) menjawab setuju pengguna NAPZA dapat menurunkan prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena NAPZA dapat bekerja untuk menekan sistim saraf pusat yang dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi pikir. Hawari (1990) dalam penelitiannya diperoleh data bahwa 96,2 % NAPZA dapat menyebabkan prestasi sekolah menurun.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa bahwa yang menyatakan sikap setuju tentang penggunaan NAPZA merupakan hal yang tidak wajar untuk siswa yang sedang sekolah dengan alasan bahwa NAPZA dapat mengganggu konsentrasi belajar, dapat merusak jiwa, merusak tubuh dan masa depan. Sementara sikap siswa setuju tentang NAPZA berbahaya bagi kesehatan dengan alasan gampang terserang berbagai penyakit, dapat merusak organ tubuh, dapat mengakibatkan kecanduan karena NAPZA mengandung zat yang berbahaya dan juga dapat mengakibatkan kematian.

Sikap siswa yang setuju tentang kebiasaan merokok merupakan perilaku awal pemicu orang mencoba NAPZA dengan alasan karena rokok dapat membuat kecanduan dan dari rokok sesorang mempunyai keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, sedangkan siswa yang tidak setuju dengan alasan bahwa seorang perokok tidak semua pengguna NAPZA. Untuk sikap siswa yang setuju bila pengguna NAPZA dihindari dengan alasan takut terpengaruh serta dapat merusak generasi muda sedangkan sikap siswa yang tidak setuju dengan alasan mereka masih butuh perhatian sedangkan apabila dihindari mereka akan merasa terasing.

Sikap siswa yang setuju bila pemakai dan pengedar NAPZA dihukum seberat- beratnya dengan alasan agar pemakai jera dan tidak lagi menggunakan NAPZA dan tidak ada lagi tindak kriminal dikalangan remaja sedangkan sikap siswa yang tidak setuju

dengan alasan jangan hanya pemakai dan pengedarnya saja yang ditangkap akan tetapi NAPZA nya yang harus dimusnahkan.

5.3.3. Tindakan Siswa SMA Al-Azhar Medan

Berdasarkan tabel 4.15. dapat diketahui bahwa ada sebanyak 5 orang dari 78 orang (6,4 %) yang menggunakan NAPZA, diantaranya 4 orang (5,1 %) sampai sekarang masih menggunakan NAPZA dan 1 orang (1,3 %) lagi mengaku dulu pernah tetapi sekarang sudah tidak lagi menggunakan NAPZA. Berdasarkan hasil penelitian 5 orang (8,5 %) pengguna NAPZA tinggal bersama orang tua. Sedangkan yang memiliki uang saku Rp.10.000-Rp.15.000 per hari sebanyak 3 orang (17,6 %), dan 2 orang (10,0 %) memiliki uang saku >Rp.15.000. Kegiatan rutinitas yang mereka lakukan setiap pulang sekolah adalah ekstrakurikuler, main kerumah teman dan jalan-jalan sebanyak 3 orang (14,3 %), 1 orang (5,6 %) melakukan ekstrakurikuler, main kerumah teman dan kewarnet, dan 1 orang (25,0 %) melakukan ekstrakurikuler dan membantu orang tua. Para pengguna NAPZA memiliki pengetahuan tentang bahaya NAPZA sebanyak 3 orang (5,1 %) memiliki pengetahuan sedang tentang bahaya NAPZA dan 2 orang (18,2 %) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang bahaya NAPZA. Sedangkan sikap mereka tentang bahaya NAPZA sebanyak 1 orang (2,3 %) memiliki sikap yang baik tentang bahaya NAPZA, 2 orang (7,4 %) memiliki sikap sedang, dan 2 orang (25,0 %) memiliki sikap tidak baik tentang bahaya NAPZA.

Mereka rata-rata mengaku mulai menggunakan NAPZA sejak duduk di sekolah tingkat pertama. Pertama kali memperoleh NAPZA dari pengedar/penjual, keluarga dan teman. Hawari (1990) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa 81,3 % remaja terlibat penyalahgunaan NAPZA yang diperolehnya dari teman dan 61,3 % diperoleh dari

pengedar. Ketidakutuhan keluarga juga mempunyai pengaruh 26,7 % pada remaja terlibat penyalahgunaan NAPZA. Jenis NAPZA yang mereka gunakan adalah ganja, ekstasi, dan alkohol. Biasanya mereka menggunakannya bersama teman. Ada yang memakainya sebulan sekali dan ada juga yang memakainya setiap hari. Biasanya mereka menggunakan NAPZA ditempat yang sunyi bersama teman.

Alasan mereka menggunakan NAPZA adalah ikutan-ikutan biar dibilang gaul dan menambah pergaulan. Anggapan seperti inilah yang dapat merusak generasi muda saat ini, karena umumnya mereka tidak tahu dampak penggunaan NAPZA dikemudian hari, mereka hanya memikirkan kesenangan sesaat yang sebenarnya dapat merusak diri mereka sendiri. Hawari (1990) dalam penelitiannya diperoleh data bahwa 62,7 % alasan remaja menggunakan NAPZA adalah karena rasa ingin tahu dan ikut-ikutan.

Mereka juga mengalami gangguan akibat dari pemakaian NAPZA yaitu penyakit jantung dan ginjal. Tetapi saat ditanyakan apakah saudara pernah mencoba untuk berhenti untuk mengkonsumsi NAPZA sebanyak 3 dari 5 orang menjawab tidak pernah, karena menurut mereka dengan memakai NAPZA, mereka dapat menghilangkan stres dengan ketidak pedulian orang tua terhadap anaknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1990), diperoleh data bahwa orang tua yang sibuk dan jarang dirumah mempunyai risiko 35% kepada anak terlibat penyalahgunaan NAPZA. Sedangkan yang

Dokumen terkait