• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Penerapan hukum pidana materil dan pertimbangan

2. Posisi Kasus

Berawal pada tahun 2011 terdakwa AGUNG BUDI PRASETYO sebagai Manager PT. Ijen Nirwana mengenalkan saksi BAMBANG SANTOSO (Penuntutan dalam berkas perkara terpisah) yang mempunyai usaha outschoursing di bidang security yang mempekerjakan tenaga security di PT. Ijen Nirrwana Malang dan saksi Bambang Santoso bertemu di Pecel Kawi Malang dan saat itu saksi Bambang Santoso mengatakan kepada terdakwa bahwa saksi sedang membutuhkan kredit untuk usaha dan baru selesai menanyakan appraisal untuk pengajuan kreditnya, lalu terdakwa Agung Budi Prasetyo menawarkan kalau dia mempunyai kenalan di BTN Blitar pada tahun 2011 yang sekarang menjabat sebagai Pimpinan BTN Blitar yaitu saksi Iman Cahyono (penuntutan dalam berkas perkara terpisah) yang bisa memberikan kredit berupa kredit modal kerja.

Bambang Santoso juga mendapat informasi dari terdakwa Agung Budi Prasetyo dan ARI BASUKI (BNI) kalau di BTN pada tahun 2011 ada usaha saksi dibidang outsourcing, security tidak mungkin diajukan sebagai untuk mengajukan kredit sebesar Rp.6 Milyar, yang nanti dari bank pasti akan ada penawaran, namun menurut penuturan terdakwa skema pembayaran angsuran bunga sebesar Rp.45.000.000,- / bulan, pada bulan ke tujuh membayar dan yang menjadi jaminan adalah SHM No.1189 dan No.1121 dan usaha saksi Bambang di bidang outsourcing security,

cleaning service dan usaha pembuatan tenda. pada saat itu Saksi

Bambang menyampaikan kepada terdakwa kalau usaha saksi dibidang outschoursing, security tidak mungkin diajukan sebagai jaminan usaha untuk pengajuan kredit di BTN dan usaha outsourching security dan cleaning service tidak akan mencukupi untuk dijadikan jaminan pengajuan kredit modal kerja, dan saat itu terdakwa menyarankan pada saksi agar dicoba saja untuk nebeng dengan usaha EKO (PT. Kumala Group) yang menyewa tanah milik saksi yang berada di Rejotangan Tulungagung untuk usaha pembuatan tenda (untuk bencana alam dan tenda militer), lalu dibuatlah kerjasama antara PT, Arjuna Raya dengan PT Kumala Group (saksi Bambang sebagai Sub Con), kemudian sekitar bulan September 2011 saksi Bambang meminta data perusahaan PT. Kumala Group untuk digunakan sebagai persyaratan pengajuan kredit ke BTN, dan EKO memberikan pada saksi Bambang Santoso foto copy SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dan beberapa Surat Perjanjian Operasional antara PT. Karya Kumala Jaya dan PT. Arjuna Raya antara CV. Karya Mandiri dan PT. Arjuna Raya. kemudian terdakwa Agung Budi Prasetyo meminta saksi Bambang Santoso menyiapkan dokumen pendukung perusahaan milik saksi yaitu PT. Arjuna Jaya dan dokumen yang disiapkan antara lain Data Perusahaan, NPWP, KTP, dll, kemudian saksi meminta kepada staf saksi yang bernama John Yulendi untuk membuat executive summary dan hal-hal yang dibutuhkan oleh terdakwa, setelah dokumen selesai dibuat diserahkan kepada terdakwa untuk dikoreksi apakah ada kesalahan atau kekurangannya, kemudian dokumen yang sudah siap termasuk hasil

appraisal saksi masukkan ke dalam amplop coklat dan diserahkan kepada terdakwa di Pecel Kawi lalu dibawa terdakwa untuk diantarkan pada temannya yang bekerja di BTN Blitar yaitu IMAN CAHYONO (saksi) yang rumahnya berada di Malang dan tiap hari Jum’at pulang.

Seminggu kemudian saksi Bambang dikenalkan oleh terdakwa dengan saksi IMAN CAHYONO di Kopi Tiam Malang dan pada saat perjalanan menuju tempat tersebut, terdakwa mengatakan pada saksi untuk tidak berbicara apapun tentang pengajuan kredit tersebut, nanti terdakwa yang akan menghandle semua, dan pada saat bertemu saksi Bambang Santoso dikenalkan oleh terdakwa sebagai calon debitur dan terdakwa saat itu juga sempat bilang ke Pak Iman untuk proses kreditnya agar dipercepat dan nanti kalau ada sesuatu agar terdakwa dihubungi lewat telepon.

Setelah bertemu dengan saksi IMAN CAHYONO di BTN Blitar selang beberapa hari kemudian terdakwa meminta pada saksi Bambang untuk bertemu dengan Pimpinan BTN Kediri yaitu AHMAD ZUCHRUDIN, dan pada saat bertemu terdakwa menyampaikan kepada Pak AHMAD ZUCHRUDIN kalau saksi Bambang sebagai calon debitur dan mempunyai usaha pembuatan tenda militer dan saat itu terdakwa menyampaikan juga kalau usaha saksi Bambang Santoso bagus dan lancar.

Pengajuan permohonan Kredit Modal Kerja (KMK) oleh saksi BAMBANG SANTOSO selaku Direktur PT. Arjuna Raya tersebut, dilakukan pada sekitar bulan Oktober 2011 kepada Bank BTN Cabang Pembantu Blitar sebesar Rp. 6 milyar, yang kemudian disetujui sebesar

Rp. 4,2 milyar, dengan tujuan untuk membiayai kerjasama dengan CV.

Eka Karya Mandiri dan PT. Karya Kumala Jaya ( Kumala Group) berupa pembuatan tenda militer dan tenda pengungsi. Karena kredit yang diajukan jenis KMK, maka yang menjadi agunan utama berupa usahanya tersebut dan agunan tambahan berupa tanah di Rejotangan Tulungagung dengan SHM No. 1189 dan No. 1121, yang masih menjadi agunan di Bank BNI cabang Kediri dan dikeluarkan dengan cara melawan hukum (Putusan Pengadilan TIPIKOR Surabaya No. 84/Pid.Sus/2013 jo Putusan Nomor. 19/Pid.sus/2014/PT.SBY tanggal 3 Juni 2014);

Seluruh persyaratan pengajuan kredit yang diajukan oleh Bambang Santoso antara lain berupa identitas BAMBANG SANTOSO dan YENI GRACE RAWUNG (istri Bambang Santoso), Kartu Keluarga, Profil Perusahaan, da Surat Perintah Melaksanakan Pekerjaan (SPMK) dari Kementerian Sosial RI adalah tidak benar dan baik. CV. Eka Karya Mandiri maupun PT. Karya Kumala Jaya (Kumala Group) tidak benar menjalin kerjasama dengan PT. Arjuna Raya, namun PT. Karya Kumala Jaya pada tahun 2009 pernah mendapatkan pekerjaan di Departemen Sosial RI untuk pembuatan tenda bencana alam dan untuk kepentingan tersebut, Pimpinan PT. Karya Kumala Jaya / Eko Hariyanto telah menyewa tanah/gudang milik Bambang Santoso untuk digunakan sebagai workshop, dan usaha itulah yang oleh Bambang Santoso dimanfaatkan seolah-olah merupakan usaha yang akan dibiayai dengan kredit KMK dari Bank BTN tersebut, sehingga sebetulnya Bambang Santoso atau PT.

Arjuna Raya tidak berhak menerima kredit modal kerja dari BTN cabang Blitar tersebut;

Bahwa Iman Cahyono selaku Kepala Cabang Pembantu sekaligus sebagai atasan langsung analis kredit, dalam proses analisa hingga diputuskan pemberian kredit oleh BTN, tidak melakukan pemeriksaan atas hasil Paket Analisa Kredit (PAK) beserta dokumen pendukungnya yang disusun oleh Analis Kredit, karena saksi Iman Cahyono selaku Kepala Cabang Pembantu BTN Blitar mendapat referensi dari terdakwa Agung Budi Prasetyo bahwa saksi Bambang Santoso memang benar baik dan usahanya lancar dan dalam analisa pemberian kredit yang dilakukan lebih menitikberatkan pada character yang rekomendasi secara lisan dari terdakwa Agung Budi tersebut, sehingga ketentuan dalam SOP BTN tidak dilaksanakan sejak Permohonan (dokumen hanya berupa foto copy tanpa klarifikasi), adanya kesalahan proses administrasi dalam penunjukan appraisal, konfirmasi/ verifikasi usaha dilakukan kepada pihak yang tidak benar, tidak ada konfirmasi kepada penerbit SPMK ;

Bahwa karena pengajuan kredit atas nama Arjuna Raya/saksi Bambang Santoso adalah kredit jenis KMK (Kredit modal kerja) maka yang menjadi jaminan utama adalah usaha dari debitur sedangkan tanah dan bangunan yang berupa SHM 1121 dan SHM 1189 Desa Rejotangan Tulungagung, menjadi jaminan tambahan Bahwa pada saat awal pengajuan dan saksi menyerahkan persyaratan pengajuan sebagai Direktur PT Arjuna Raya, dimana dalam permohonan kreditnya, Bambang Santoso telah melampirkan SPMK Nomor:

794/SPMK/BS.03.01/ IX/2011 tanggal 7 September 2011, dengan kop surat bertuliskan : Departemen Sosial Republik Indonesia, yang pada pokoknya menerangkan Direktorat BSKBA Departemen Sosial RI telah memberikan pekerjaan kepada PT Karya Kumala Jaya untuk pengadaan tenda pleton, tenda regu, tenda keluarga dan kredit di BTN terdakwa mengatakan semua urusan yang terkait dengan pengajuan kredit di BTN KCP Blitar diurus oleh terdakwa dan terdakwa meminta imbalan sebesar 5% dari besarnya itu ditawar oleh saksi 2,5% tetapi terdakwa tidak mau dan mengatakan bahwa Tahap 1 tanggal 28 Maret 2012 sebesar Rp. 450 juta apabila pengajuan kredit PT. Arjuna Raya cair itu bukan karena Bambang Santoso tetapi karena pihak BTN melihat terdakwa AGUNG BUDI PRASETYO dan komisi sebesar itu bukan untuk terdakwa saja tapi juga akan dibagi untuk Iman Cahyono dan Achmad Zuchrudin ;

Bahwa kredit modal kerja atas nama PT. Arjuna Raya, akhirnya dicairkan secara bertahap dengan rincian sebagai berikut :

 Tahap 1 tanggal 28 Maret 2012 sebesar Rp. 450 juta

 Tahap 2 tanggal 30 Maret 2012 sebesar Rp. 1 Milyar

 Tahap 3 tanggal 9 April 2012 sebesar Rp. 1,178 Milyar

 Tahap 4 tanggal 19 Juli 2012 sebesar Rp.1,572 Milyar

Jumlah seluruh sebesar Rp. 4.200.000.000,- (empat milyar dua ratus juta rupiah)

Setelah pengajuan kredit Bambang Santoso dari BTN KC Kediri cair dan diterima oleh Bambang Santoso, terdakwa Agung Budi

Prasetyo sering menelpon dan pernah mendatangi rumah saksi Bambang Santoso untuk memberikan sejumlah uang sesuai yang diminta pada saat awal pengajuan kredit. Atas permintaan tersebut, saksi Bambang Santoso kemudian memberikan sejumlah uang kepada terdakwa Agung Budi Prasetyo melalui transfer dari rekening PT Arjuna Raya pada Bank Mandiri Merdeka Malang rekening Nomor:

1440012500093 dan sesuai permintaan terdakwa agar uang tersebut ditransfer ke rekening istri terdakwa pada bank Mandiri Malang Rekening Nomor 1440011107601, dengan rincian sebagai berikut :

No Tanggal Jumlah Keterangan

1. 2 April 2012 Rp. 50.000.000 Komitmen fee BTN

2. 19 April 2012 Rp. 25.000.000 Fee kr3edit BTN Tahap 2 PT.

Arjuna Raya 3. 1 Mei 2012 Rp. 25.000.000 Ke Supartini 4. 3 Mei 2012 Rp. 15.000.000 Ke Supartini 5. 29 Mei 2012 Rp. 17.000.000 Ke Supartini 6. 3 Agustus 2012 Rp. 15.000.000 Untuk pak Iman

(Lebaran) 7. 27 September 2012 Rp. 1.600.000 Ke Supartini 8. 1 Oktober 2012 Rp. 20.000.000 Ke Supartini

TOTAL= Rp.168.600.000

Bahwa selain pemberian yang dilakukan melalui transfer, saksi Bambang Santoso pada tanggal 25 April 2012 telah mengambil secara tunai dari rekening PT Arjuna Raya dan memberikan uang sebesar Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) itu kepada terdakwa Agung Budi Prasetyo di kantor terdakwa di Ijen, selanjutnya pada tanggal 4 Mei 2012 saksi Bambang Santoso juga memberikan secara tunai sebesar Rp.30.000.000,-;

Terdakwa juga pernah menerima uang tunai sebesar Rp.

20.000.000,-(dua puluh juta rupiah) dari saksi Bambang Santoso, yang kata terdakwa saat itu untuk uang saku saksi Iman Cahyono ke Sumatra, namun ketika saksi Bambang Santoso menanyakan kepada Iman Cahyono ke Sumatera, perihal uang tersebut, saksi Iman Cahyono hanya membenarkan kalau menerima sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dokumen yang dilakukan oleh saksi Bambang Santoso yang menjadi lampiran dalam pengajuan kredit modal kerja ke BTN KCP Blitar berisi dokumen dan data yang tidak benar dan hal ini diketahui oleh terdakwa AGUNG BUDI PRASETYO.

Ternyata perbuatan Bambang Santoso menyebabkan adanya pemberian dan penggunaan fasilitas kredit yang digunakan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain secara tidak sah mengakibatkan adanya kerugian keuangan Negara atau perekonomian Negara Cq. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Kediri sebesar Rp.3.500.000.000,- atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut dan atas perbuatan saksi Bambang Santoso dan saksi Iman Cahyono oleh Pengadilan Tipikor Surabaya telah dijatuhkan hukuman terbukti melakukan Tindak Pidana Korupsi.

Perbuatan terdakwa Agung Budi Prasetyo yang telah menerima harta kekayaan dari saksi Bambang Santoso sejumlah lebih kurang Rp. 218.600.000,- (dua ratus delapan belas juta enam ratus ribu rupiah) atau setidak tidaknya sekitar jumlah tersebut baik yang dikirim dari rekening PT. Arjuna Raya pada Bank Mandiri Merdeka Malang Nomor

rekening 1440012500093 ke rekening istri terdakwa pada bank Mandiri Cabang Ahmad Yani Malang dengan Rekening Nomor 144001110760 atas nama SUPARTINI, diketahui atau patut diduga oleh terdakwa bahwa harta kekayaan tersebut merupakan hasil pencairan kredit modal kerja yang diterima oleh PT. Arjuna Raya / Bambang Santoso dari BTN Cabang Kediri yang dilakukan secara melawan hukum, yang tidak seharusnya diterima oleh saksi Bambang Santoso.

Dokumen terkait