• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.8 Analisis Data

3.8.1 Penentuan skor Pretest dan Posttest

Pada penelitian ini, soal tes pretest dan posttest terdiri dari 6 soal uraian dengan skor maksimal disesuaikan dengan tingkat kesulitan setiap soal. Jumlah skor tertinggi masing-masing soal pretest dan posttest adalah 50, jika semua jawabannya benar. Penentuan skor tiap soal dengan ketentuanya seperti pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3. 5 Penentuan skor tiap soal

Nomor soal 100% Benar 75% Benar 50% Benar 25% Benar Salah

1 5 4 3 2 1 2 5 4 3 2 1 3 10 7 5 3 1 4 10 7 5 3 1 5 10 7 5 3 1 6 10 7 5 3 1

Tabel 3. 6 Jawaban soal pretest dan posttest

Sisi Kognitif Pretest Nomor

Soal

Posttest Nomor

Soal

Mengingat Elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda iru dihilangkan.

Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik yang bekerja pada pegas tidak melampau batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”

1 Elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan. Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik yang bekerja pada pegas tidak melampau batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”

1

Mengingat faktor yang mempengaruhi besarnya gaya tarik yang bekerja pada pegas adalah K adalah

2 faktor yang mempengaruhi besarnya gaya tarik yang bekerja pada pegas adalah K

konstanta pegas (N/m), dan Δx = adalah perubahan panjang pegas (m)

adalah konstanta pegas (N/m), dan Δx = adalah perubahan panjang pegas (m)

Memahami Mencari tetapan pegas

Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6 kg. Ditanya : k ? . penyelesaia : mencari perubahan panjang Δx = 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari gaya F= m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k dengan rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06 m k= 60

0,06

= 1000 N/m

3 Mencari tetapan pegas

Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6 kg. Ditanya : k ? . penyelesaia : mencari perubahan panjang Δx = 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari gaya F= m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k dengan rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06 m k= 60 0,06= 1000 N/m 3

Memahami Rumus hukum Hooke : k = F / = w / = m g / Δx

Keterangan : k = konstanta elastisitas, w = gaya berat, m = massa, g = percepatan gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet Konstanta pegas :

k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25 = 40 N/m.

Dengan konstata elastisitas bahan karet adalah 40 N/m

4 Rumus hukum Hooke : k = F / = w / = m g / Δx

Keterangan : k = konstanta elastisitas, w = gaya berat, m = massa, g = percepatan gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet Konstanta pegas :

k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25 = 40 N/m.

Dengan konstata elastisitas bahan karet adalah 40 N/m

Memahami Mencari konstata susuna pegas pada tiga buah pegas indentik seperti pada gambar.

mencari konstata susunan pegas paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m

Mencari konstanta susunan pegas seri :

1 𝑘𝑠

=

1 𝑘𝑝

+

1 𝑘3

1 𝑘𝑠

=

1 80

+

1 40

ks =

80 3

= 26, 67 N/m

5 Mencari konstata susuna pegas pada tiga buah pegas indentik seperti pada gambar.

mencari konstata susunan pegas paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m

Mencari konstanta susunan pegas seri :

1 𝑘𝑠

=

1 𝑘𝑝

+

1 𝑘3

1 𝑘𝑠

=

1 80

+

1 40

ks =

80 3

= 26, 67 N/m

4 Diketahui : k1=k2=k2=40 N/m Diketahui : k1=k2=k2=40 N/m

Mengaplikasi kan

Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk mengetahui berat suatu benda jika, suatu benda bermassa m digantung pada kaik neraca, gaya berat benda mg akan menarik pegas sehingga pegas mulur. Pemuluran pegas menunjukan ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan menunjuk angka tertentu pada skala yang terdapat di samping pegas. Skala ini dinyatakan dalam Newton, sehingga dapat diketahui berat suatu benda. Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas digunakan pada suspensi kendara bermotor. Ketika melalui jalan berlubang, berat pengendara berikut berat motor akan menekan pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang aalnya. Pengendara hanya akan merasakan sedikit ayunan dan akan merasa nyaman mengendarai motor.

6 Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk mengetahui berat suatu benda jika, suatu benda bermassa m digantung pada kaik neraca, gaya berat benda mg akan menarik pegas sehingga pegas mulur. Pemuluran pegas menunjukan ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan menunjuk angka tertentu pada skala yang terdapat di samping pegas. Skala ini dinyatakan dalam Newton, sehingga dapat diketahui berat suatu benda.

Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas digunakan pada suspensi kendara bermotor. Ketika melalui jalan berlubang, berat pengendara berikut berat motor akan menekan pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang aalnya. Pengendara hanya akan merasakan sedikit

Pengaruh sock breaker pada suspensi kendaraan yang menggunakan sock breaker tunggal dan pada kendaraan yang menggunakan sock breaker ganda:

Jika suatu benda memiliki massa yang sama dinaikan pada masing-masing kendaraan yang menggunakan Shock breaker tunggal dan ganda maka, kerapatan pegas (Shock breaker) tersebut akan sama besar dengan gaya berat benda. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada suspensi kedaraan bermotor yang menggunakan Shock breaker tunggal memiliki konstata pegas lebih besar dibandingkan dengan kendaraan yang memiliki Shock breaker ganda hal tersebut dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock breaker) yang tersusun secara seri dan yang tersusun secara paralel pada kendaraan bermotor.

ayunan dan akan merasa nyaman mengendarai motor.

Pengaruh sock breaker pada suspensi kendaraan yang menggunakan sock breaker tunggal dan pada kendaraan yang menggunakan sock breaker ganda:

Jika suatu benda memiliki massa yang sama dinaikan pada masing-masing kendaraan yang menggunakan Shock breaker tunggal dan ganda maka, kerapatan pegas (Shock breaker) tersebut akan sama besar dengan gaya berat benda. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada suspensi kedaraan bermotor yang menggunakan Shock breaker tunggal memiliki konstata pegas lebih besar dibandingkan dengan kendaraan yang memiliki Shock breaker ganda hal tersebut dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock breaker) yang tersusun secara seri dan yang

tersusun secara paralel pada kendaraan bermotor.

3.8.2 Analisis Pretest dan Posttest dengan menggunakan SPSS

Untuk menguji tingkat pemahaman dan kerja sama siswa dengan metode eksperimen terbimbing setelah memberikan treatment pada materi elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas digunakan analisis statistik uji Wilcoxon untuk membandingkan dua kelompok yang dependen yang dites dua kali, yaitu pada pretest dan posttest.

Perhitungan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, apabila hasil output test statistik, diketahui Asymp.sig.(2-tailed) bernilai p, maka dikatakan signifikan bila p lebih kecil dari level signifikan α = 0,05. Ini berarti ada perbedaan nilai posttest dari pretest. Bila mean pretest lebih kecil dari mean posttest, maka terdapat peningkatan pemahaman hasil belajar dan kerja sama siswa dengan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas.

3.8.3 Analisis Hasil Observasi Kerja Sama Siswa

Pada penelitian ini, hasil kerja sama siswa diketahui dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan dan juga dibantu dengan angket siswa dengan tujuan agar data diperoleh secara baik dan tepat. Penilaian akhir siswa dalam lembar observasi diklarifikasikan seperti tabel 3.7.

Tabel 3. 7 Klarifikasi skor Observasi Kerja Sama

Nilai Kategori

17 – 19 Tinggi Kerja Sama 14 – 16 Kerja sama

11 – 13 Kurang Kerja Sama

45

Dokumen terkait