• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui nilai koefisien regresi variabel penelitian, yaitu koefisien perilaku pembelian produk fashion

(variabel Y) dan koefisien aplikasi online shop Lazada (variabel X). Selain itu, analisis regresi sederhana juga digunakan untuk mengetahui nilai thitung sebagai dasar melakukan pengujian hipotesis penelitian

Hasil analisis regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS versi 20 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.43

Regresi Linear Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.803 2.550 7.766 .000 Online Shop Lazada (X) .453 .062 .463 7.360 .000 a. Dependent Variable: Perilaku Pembelian Produk (Y)

Berdasarkan tabel 4.43, maka persamaan matematis regresi linear sederhana yang diperoleh sebagai berikut :

Y = 19,803 + 0,453 X + 5.357 e

Dimana :

Y = Perilaku pembelian produk fashion

X = Aplikasi Online Shop Lazada

e = Standart error

Berdasarkan persamaan regresi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 19,803 menunjukkan bila tidak ada peningkatan

atau penurunan dari aplikasi online shop Lazada, maka nilai perilaku pembelian produk fashion sebesar 19,803 persen.

2. Koefisien regresi aplikasi online shop Lazada sebesar 0,453 menunjukkan setiap peningkatan penggunaan online shop Lazada sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan nilai perilaku pembelian produk fashion sebesar 0,453 persen.

3. Koefisien standart error sebesar 5,357 dengan toleransi tingkat kesalahan atau alpha 5% (0.05) menunjukkan tingkat kesalahan dalam penelitian ini sebesar 5,357 persen.

4.2.2 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tetapnya82. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase yang diketahui dari nilai R Square yang diperoleh dari pengujian statistik yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.44 Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .463a .215 .211 5.357131 a. Predictors: (Constant), Online Shop Lazada (X)

b. Dependent Variable: Perilaku Pembelian Produk (Y) Sumber: Output SPSS Versi 20, 2018

Berdasarkan tabel 4.44, diketahui nilai R Square sebesar 0.215. Hal ini menunjukkan bahwa variasi pada variabel perilaku pembelian produk fashion

dapat dijelaskan sebesar 21,5% oleh variabel aplikasi online shop Lazada sedangkan sisanya sebesar 78,5% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dengan kata lain, peneliti dapat menyimpulkan bahwa persentase pengaruh aplikasi online shop Lazada terhadap perilaku pembelian produk fashion sebesar 21,5 persen.

4.2.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk dapat membuktikan apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis menggunakan uji t (uji parsial) yang berguna untuk mengetahui apakah secara individu terdapat pengaruh aplikasi online shop Lazada terhadap perilaku pembelian produk fashion.

Daerah Penerimaan H0,

Penolakan Ha Daerah Penolakan H0, Penerimaan Ha

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1. Mencari thitung

Berdasarkan tabel 4.43, diketahui pada kolom aplikasi online shop

Lazada (variabel X) diperoleh nilai thitung sebesar 7.360 dan nilai signifikansi sebesar 0.000.

2. Mencari ttabel

Dengan melihat tabel distribusi t dengan α = 5% (0.05), df = n-k (200-1 = 199) dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel bebas; untuk uji satu pihak (0.05) sebesar 1.652.

Gambar daerah penerimaan hipotesis disajikan pada gambar berikut ini : Gambar 4.5

Kurva Penerimaan Hipotesis

Interpretasi :

1. Jika thitung > ttabel (7,360 > 1,652), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh aplikasi online shop Lazada terhadap perilaku pembelian produk fashion.

2. Nilai signifikan sebesar 0,000 menunjukkan model adalah signifikan, karena nilai signifikansi sebesar 0.000 < alpha (0.05).

4.3 Pembahasan

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membuat nilai dari suatu informasi menjadi sangat penting dibandingkan sebelumnya. Hadirnya internet yang saat ini dapat diakses dari perangkat teknologi seperti komputer, laptop, handphone (smartphone), smart televisi dan lain-lain perangkat yang menunjang penggunanya untuk dapat mengakses internet. Keberadaan internet tersebut kemudian mendorong harga dari sebuah informasi menjadi lebih murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang menstimulasi kebutuhan seseorang atas suatu informasi secara lebih luas, baik informasi dalam bentuk berita, ilmu pengetahuan, gaya hidup dan berbagai bentuk informasi lainnya. Bahkan, internet pun dijadikan sarana bagi perusahaan atau pelaku bisnis secara luas dalam kegiatan pemasaran suatu produk kepada masyarakat selaku konsumen secara langsung melalui aplikasi online shop.

Persaingan aplikasi online shop dalam upaya pemasaran atas suatu produk dan jasa kini semakin ketat. Hal ini ditandai dari begitu banyaknya aplikasi online shop yang dengan mudah dapat diakses oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhannya atas suatu produk dan jasa terkait. Aplikasi online shop yang sering kita jumpai seperti aplikasi lazada, aplikasi olx (dahulu bernama tokobagus.co.id), aplikasi buka lapak, aplikasi shopee, tokopedia dan berbagai aplikasi e-commerce

lainnya yang digunakan dalam rangka pemasaran komoditi produk dan jasa kepada konsumen melalui akses internet dengan daya jangkau yang lebih luas.

Perkembangan aplikasi online shop sebagai bentuk e-commerce dewasa ini digunakan dalam rangka pemasaran komoditi produk dan jasa kepada konsumen melalui akses internet dengan daya jangkau yang lebih luas. Berbagai bentuk kemudahan yang ditawarkan apabila membeli di aplikasi online shop menjadi salah satu nilai tambah yang menyebabkan seseorang semakin mudah terbujuk membeli melalui aplikasi online shop. Kemudahan tersebut seperti gratis ongkos kirim, kecepatan bertransaksi dengan layanan cepat tanggap (fast respone), jaminan uang kembali, produk yang dijual adalah produk baru, layanan bayar di tempat atau COD (cash on delivery), bahkan di aplikasi online shop tertentu dapat melakukan tawar menawar harga atau negosiasi membuat aplikasi online shop

semakin diminati masyarakat.

Adanya peningkatan penggunaan aplikasi online shop, tidak terkecuali aplikasi lazada terstimulasi oleh keinginan atau hasrat individu untuk mencari pemuas kebutuhannya atas komoditi produk. Hal ini ditandai oleh penilaian aplikasi online shop Lazada sebagai salah satu aplikasi online shop yang terpercaya untuk belanja secara online menurut tanggapan responden dalam penelitian ini berada pada kategori setuju. Artinya mahasiswa strata 1 yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Untirta yang menjadi sampel penelitian memiliki dorongan untuk melakukan belanja secara online disebabkan oleh aplikasi online shop Lazada yang menarik perhatian dan mendorong untuk mengakses informasi yang terdapat dalam aplikasi online shop Lazada lebih lanjut, seperti produk Lazada Prioritas dalam menu utama menjadi produk unggulan menarik perhatian yang diantaranya karena menggunakan huruf-huruf dan gambar produk yang

dibuat interaktif atau bergerak, adanya pembaruan (update) produk-produk terbaru dalam menu utama menarik perhatian, slogan Lazada yang terdapat dalam iklan menarik perhatian orang untuk menggunakan aplikasi Lazada dan lagu (Jingle) Lazada yang terdapat dalam iklan menarik perhatian orang untuk menggunakan aplikasi Lazada. Hal-hal tersebut yang akhirnya menstimulasi orang yang belum dan sudah menggunakan aplikasi lazada untuk mengakses informasi terkait produk-produk tersebut yang kemudian diakhiri dengan keputusan untuk membeli produk tersebut.

Beragam produk yang ada di pasaran pun merupakan konsekuensi dari penerapan pasar bebas dalam pola perdagangan negara-negara di dunia yang memberikan andil cukup besar terhadap naiknya keinginan masyarakat saat ini untuk senantiasa melakukan kegiatan ekonomi, khususnya perilaku konsumsi. Selain itu, pergeseran pola pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam melakukan konsumsi atas suatu produk dan jasa, dimana awalnya pola pemenuhan kebutuhan merupakan upaya seseorang untuk memenuhi dirinya sebagai upaya pemenuhan keberlangsungan hidup, namun saat ini yang berkembang merupakan bagaimana mereka ingin dipandang untuk hidup dengan mengikuti tren yang berkembang dan sebagai ajang memperlihatkan eksistensi diri.

Pemenuhan kebutuhan erat kaitannya dengan kegiatan berbelanja, namun bagi sebagian orang kegiatan belanja dapat menjadi sebuah gaya hidup (life style). Gaya hidup (life style) seseorang akan mengalami perkembangan karena adanya kebutuhan, tuntutan dan penguatan. Gaya hidup merupakan suatu pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang dalam menggunakan waktu dan uang.

Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada dimensi activities, interest, dan

opinions. Kategori dimensi tersebut meliputi activities atau kegiatan seperti

pekerjaan, hobi, kegiatan sosial, liburan, hiburan, belanja, Interest atau minat seperti keluarga, rumah, mode, media, rekreasi dan opinions ataupendapat seperti pendapat tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk, budaya, ekonomi dan isu lain sebagainya.

Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup adalah sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi individu maupun orang lain pada suatu saat di suatu tempat, termasuk didalam hubungan sosial, konsumsi barang,

entertainment dan gaya berbusana. Lanjutnya, gaya hidup menjadi bagian

kompensasi dari kekurangsempurnaan tertentu dan didasari pada kekuatan seseorang untuk menanggulangi inferioritas dan meraih superioritas. Modernisasi budaya semakin memperkuat dorongan seseorang, khususnya kalangan remaja kini semakin mudah terbujuk untuk mengikuti tren yang sedang berkembang. Remaja akan merasa dicap “kuno atau ndeso” apabila tidak bisa menampilkan sesuatu hal yang sedang tren.

Kepemilikan seseorang atas materi yang diantaranya berupa uang dapat pula membentuk gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya menentukan pola dan perilaku konsumsi. Salah satu perilaku konsumsi adalah membeli produk yang bukan menjadi kebutuhannya atau perilaku membeli

yang dilakukan semata-mata demi kesenangan dan mendapatkan kepuasan tertentu sehingga menyebabkan seseorang menjadi boros atau sering disebut perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif yang terjadi jika dicermati, tidak lepas dari pemuasan kebutuhan bagi setiap manusia yang bersifat berlebihan. Konsumsi menjadi sebuah kewajiban karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok, sedangkan perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan untuk diri sendiri secara berlebihan tanpa memandang keadaan sekitar. Perilaku konsumtif pun tidak terbentuk dengan sendirinya, namun sebagai akibat dari begitu derasnya arus iklan dan promosi yang dilakukan oleh berbagai aplikasi

online shop yang diperkuat oleh modernisasi budaya di lingkungan masyarakat

mengerucut kepada terbentuk perilaku konsumtif atau konsumerisme.

Perilaku pembelian yang berlebihan atau yang disebut perilaku konsumtif adalah paham untuk hidup secara konsumtif, sehingga orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi dan kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestige yang melekat pada produk tersebut. Dampak dari perubahan pada pola konsumsi dan meningkatnya gaya hidup menuju ke arah mewah dan berlebihan menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif. Budaya konsumerisme yang lahir karena perilaku konsumtif telah mewabah di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Tanpa disadari perilaku konsumtif ini telah menjadi budaya yang berkembang pesat pada kehidupan sehari-hari sehingga praktik-praktik konsumtif menjadi lumrah dilakukan masyarakat modern di zaman sekarang ini.

Perilaku pembelian produk yang berlebihan umumnya ditunjukkan oleh seseorang berkenaan dengan perilaku konsumsinya atas produk-produk yang dapat menunjang penampilannya di muka umum, baik dengan tujuan untuk mengikuti tren kekinian, untuk mendapatkan pengakuan atau eksistensi diri di lingkungan pergaulannya, membangun citra dirinya sebagai orang yang memiliki strata sosial yang tinggi (high class) hingga sekedar memuaskan keinginan pribadinya dalam berbelanja, diantaranya produk fashion.

Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan hidup

keseharian menjadi hal yang tidak terpisahkan. Produk fashion merupakan sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat dan mewakili style yang sedang trend dalam suatu kurun waktu tertentu. Produk fashion yang umum dibeli melalui aplikasi online shop Lazada seperti pakaian, kaos, kemeja, celana, hijab, jam tangan, tas, aksesoris, sepatu dan produk fashion lainnya. Perilaku membeli produk fashion yang bukan didasarkan kepada kebutuhan namun hanya untuk memenuhi kepuasannya dan bersifat berlebihan demi menjaga nilainya di mata masyarakat atau lingkungan sosialnya akhirnya memperkuat pola konsumsi seseorang mengarah kepada perilaku konsumtifatas produk fashion.

Perilaku pembelian yang berlebihan atas produk fashion menurut tanggapan responden dalam penelitian ini berada pada kategori setuju. Artinya mahasiswa strata 1 yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Untirta yang menjadi sampel penelitian memiliki dorongan memiliki perilaku pembelian yang berlebihan atas produk fashion yang ditunjukkan oleh pembelian produk dengan harga yang mahal bertujuan untuk menaikkan status sosial karena menggunakan produk yang

bermerek dengan harga yang mahal, membeli produk karena harga yang murah dibandingkan online shop lainnya, membeli produk karena adanya potongan harga atau diskon, membeli produk sejenis di online shop lazada dari dua merek yang berbeda, membeli produk sejenis dari produk yang bermerek dan tidak bermerek, membeli produk karena adanya hadiah atau beli dua produk gratis satu produk hingga membeli produk agar mendapatkan pengakuan dari teman atas produk yang digunakan adalah produk yang juga digunakan oleh model iklan atau artis tertentu. Dengan kata lain, perilaku pembelian produk fashion yang dilakukan oleh mahasiswa cenderung untuk mendapatkan pengakuan atau eksistensi diri dalam lingkungan pergaulannya, lemahnya kontrol diri atas terpaan iklan, promosi produk dalam berbagai bentuknya yang terdapat dalam aplikasi online shop

Lazada hingga untuk dapat meningkatkan status sosial agar dipandang sebagai orang dengan kelas sosial yang tinggi (high class).

Upaya untuk dapat mencapai tujuannya tersebut tercermin dari perilaku konsumtif, dimana mahasiswa dan mahasiswi yang kini gemar membeli produk, baik yang bermerek, limited edition atau yang tidak bermerek melalui aplikasi

online shop. dorongan untuk membeli produk tersebut cenderung dipengaruhi

oleh faktor lingkungan seperti pengaruh teman-teman, keinginan mencoba-coba, keinginan untuk dianggap melek teknologi karena belanja secara online, ingin mengikuti perkembangan fashion hingga tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman. Hal inilah yang kemudian mendasari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, bahwasanya aplikasi onlines shop lazada terbukti berpengaruh terhadap perilaku pembelian produk fashion mahasiswa untirta.

106

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis membuat kesimpulan dalam penelitian ini yang antara lain :

1. Aplikasi online shop Lazada sebagai salah satu aplikasi online shop yang terpercaya untuk belanja secara online menurut tanggapan responden dalam penelitian ini berada pada kategori “setuju”. Hasil tersebut didasarkan kepada jumlah skor aktual penilaian aplikasi online shop Lazada sebesar 8.972 yang mendekati skor pada kategori setuju sebesar 9.000, sehingga dapat disimpulkan penilaian responden dalam kategori setuju. Artinya responden memiliki kecenderungan menggunakan aplikasi online shop Lazada untuk melakukan belanja secara online karena dianggap lebih menarik dan menawarkan kemudahan yang tidak ditawarkan oleh aplikasi lainnya.

2. Perilaku pembelian mahasiswa atas produk fashion menurut tanggapan responden dalam penelitian ini berada pada kategori “setuju”. Hasil tersebut didasarkan kepada jumlah skor aktual penilaian perilaku konsumtif sebesar 8.557 yang mendekati skor pada kategori setuju sebesar 8.400, sehingga dapat disimpulkan penilaian responden dalam kategori setuju. Artinya responden memiliki kecenderungan perilaku pembelian yang berlebihan relatif tinggi atas

produk fashion dengan cara membeli produk dari online shop lazada dengan harga yang mahal untuk menaikkan status sosial karena menggunakan produk bermerek dengan harga yang mahal.

3. Hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa aplikasi online shop Lazada berpengaruh terhadap perilaku pembelian produk fashion mahasiswa strata 1 Untirta.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya mahasiswa dapat menyaring dengan benar aplikasi online shop yang terinstal pada smartphone mereka untuk meminimalisir keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh aplikasi-aplikasi online shop.

2. Sebaiknya mahasiswa dapat membatasi penggunaan (akses) aplikasi online shop Lazada untuk meminimalisir keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan dalam aplikasi tersebut.

3. Sebaiknya mahasiswa hanya membeli produk yang benar-benar dibutuhkannya dan tidak membeli semua produk yang dijual dalam aplikasi online shop Lazada, khususnya produk sejenis dengan merek-merek yang berbeda.

4. Mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengendalian diri dalam hal pengambilan keputusan pembelian atau belanja secara online. Hal ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat lebih bijak dengan cara berhemat dalam menggunakan uangnya serta mengalihkan pengeluarannya kepada hal-hal yang lebih produktif.

Aksara.

Agatari, Olivia Saputri. 2014. Konsumerisme Pengguna Media Sosial di

Indonesia ditinjau dari Konsep Hasrat Gilles Deleuze. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2015. Data Pertumbuhan

Penggunaan Internet di Indonesia. Jakarta. APJII.

Asri. 2013. Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Sinetron Remaja di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Hedonis pada Remaja. Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi. Semarang. UNDIP.

Baeha, Stevan Angelo Florensius. 2013. Iklan di Televisi dan Perilaku Konsumtif. Medan. Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Tidak Dipublikasikan

Bungin, M, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta. Kencana.

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo. Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Elfina, Yuke Krinawati dan Fajrianthi. 2010. Analisis Perbedaan Tingkat Intensi

Memebeli Melalui Media Internet (Online Shopping) Ditinjau dari Tipe Gaya Hidup pada Konsumen Pengguna Internet. Journal INSAN Volume 12 Nomor 03.

Engel, J. F & Amstrong, N. 2013. Perilaku Konsumen. Jakarta. Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.

Semarang. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Hamidi, 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang. UMM Press.

Hawkins, D & Coney. K. 2011. Consumer Behavior: Building Marketing

Strategy, Edisi Terjemahan. Jakarta. Rineka Cipta.

Hidayatun, Umi. 2015. Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial dan

Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Horrigan. John. 2002. New Internet Users: What They Do Online, What They

Dont, and Implications for the„Nets Future. USA. Library Congress Cataloging in Publication Data.

Kadir, Abdul. 2003. Pengantar Jaringan Komputer. Jakarta. Pancur Siwah. Khairunnisa. 2014. Dampak Aplikasi Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif

Remaja dalam Berbelanja Online. E-Journal Ilmu Komunikasi. Volume 2

Nomor 4:220-230.

Kotler, Philip & Keller K.L 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Indeks.

Lee, Martyn J. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali. Yogyakarta. Kreasi

Wacana.

McQuail. 2005. Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Salemba Humanika.

Muhidin, Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam

Penelitian. Bandung. Pustaka Setia.

Mulyana, Dedi. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Mursial. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif

Remaja Putri. 2012. Journal of Gender Studies. Vol 2 Nomor 2. Nurudin, 2007. Komunikasi Massa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. ---, 2003. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Raja Grafindo.

Onong, Uchjana Effendy. 2009. Ilmu Teori dan Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung. Remaja Rosdakarya.

Pratama, Safri. 2006. Bersama Google Mencari Sebuah Informasi di Internet.

Jakarta. Pelita Raya.

Puntoadi, Danis. 2011. Meningkatkan Penjualan Melalui Sosial Media. Jakarta.

Elex

Purbo, Ono. 2004. Internet; Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta. Aerlangga.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Rowe, Burke and William Dunn. 2010. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.

Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Smart, Barry. 2010. Consumer Society: Critical Issues and Environmetal Consequences. UK. MGP Printgroup.

Soedarsono. 2010. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Yogyakarta. Cahaya Atma Pustaka.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.

---, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Research Design. Bandung. Alfabeta.

Sukari, dkk. 2013. Perilaku Konsumtif Siswa SMA di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Yogyakarta. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

Sumartono 2012. Terperangkap Iklan; Meneropong Imbas Pesan Iklan di

Televisi. Bandung. Alfabeta

Sumarwan, Untung. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Supriyanto. 2008. Pengantar Jaringan Komputer. Bandung. Alfabeta. Suranto, A. W. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Syahputra, Agung. 2013. Postmodernisme dan Budaya Konsumen. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar.

Tiurma, Yustisi Sari. 2009. Hubungan antara Perilaku Konsumtif dengan Body

Image pada Remaja Putri. Medan. Skripsi.

Wibisono, L. A. 2008. Menata Produk. Jurnal Ekonomi. Bandung. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Wiryanto. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo.

Tempat dan Tanggal Lahir : Lebak, 9 Januari 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Siliwangi Bumi Palaton Permai Blok C.2 No.2 RT 1/RW 11 Kel. Muara Ciujung Timur

Kec. Rangkas Bitung Kabupaten Lebak Banten Email : hasyyatim.5@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Periode Sekolah / Universitas

2001 – 2006 SD Negeri Sunan Giri

2006 -2009 SMP Negeri 4 Rangkasbitung 2009 – 2012 SMA Negeri 1 Cibadak

2012 -2018 S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Serang, Maret 2018

Dokumen terkait