Diajukan Sebagai Salah Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
PRO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
HASYYATI MAHYAR NIM : 6662121899
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018
Satu Syarat untuk Memperoleh Konsentrasi Hubungan Masyarakat
iv MOTTO :
“Kesulitan dan Kemudahan Selalu Menyertai di
Segala Urusan, Karena Itu Janganlah Menyerah
Saat Melaluinya”
PERSEMBAHAN
Untuk Kedua Orang tua, dan Keluarga Besarku
Atas segala dukungan yang diberikan selama ini. Semoga skripsi ini menjadi tanda terima kasih
v
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi. Pengaruh Aplikasi Online Shop Lazada Terhadap Perilaku Pembelian Produk Fashion. Pembimbing I: Naniek Afrilla Framanik, S.I.Kom., M.Si dan Pembimbing II: Burhanudin, S.Sos., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi online shop Lazada terhadap perilaku pembelian produk fashion. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari desain deskriptif dan kausal. Teknik pengambilan sampel menggunakan
proportionate stratified random sampling dengan jumlah sebanyak 200
responden. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yakni SPSS Versi 20. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai R
Square sebesar 0.215. Hal ini menunjukkan bahwa variasi pada variabel perilaku
pembelian produk fashion dapat dijelaskan sebesar 21,5% oleh variabel aplikasi
online shop Lazada sedangkan sisanya sebesar 78,5% dijelaskan oleh variabel
lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hasil uji t, diketahui terdapat pengaruh aplikasi online shop Lazada terhadap perilaku pembelian produk
fashion.
vi
Lazada Against Behavior of Fashion Products Purchase. Adviser I: Naniek Afrilla Framanik, S.I.Kom., M.Si and Adviser II: Burhanudin, S.Sos., M.Si
This study aims to determine the effect of Online Application Shop Lazada against behavior of Fashion Products Purchase. The research method used is quantitative method. The design used in this research consists of descriptive and causal design. The sampling technique used proportionate stratified random sampling with the amount of 200 respondents. Data processing research done by using statistical test tool that SPSS Version 20. Based on research results, known R Square value of 0.215. This shows that the variation in the Behavior of Fashion Products Purchase variables can be explained by 21.5% by Lazada's online application variables while the rest of 78.5% is explained by other variables not included in this study. Result of t test, known there is influence of application of online shop Lazada to Behavior of Fashion Products Purchase.
vii
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Aplikasi
Online Shop Lazada Terhadap Perilaku Pembelian Produk Fashion”.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Pada Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Dalam proses penyusunannya, penulis sangat bersyukur karena telah
memperoleh bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Prof. Dr. H. Soleh
Hidayat, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Agus Sjafari, M.Si.
3. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Dr. Rahmi Winangsih, M.Si.
4. Pembimbing I, Naniek Afrilla Framanik, S.I.Kom., M.Si yang telah
memberikan petunjuk dan saran selama proses penyusunan skripsi
skripsi.
5. Pembimbing II, Burhanudin, S.Sos., M.Si yang telah memberikan
viii
petunjuk dan saran selama penyusunan skripsi skripsi.
8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
9. Seluruh Staff Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
10. Orangtua Penulis, Bapak Yayan Mahyan, S.Sos dan Ibu Neneng
Sutiasih, S.Pd yang selalu memberikan do’a, kasih sayang dan segala
hal lainnya demi keberhasilan anak-anaknya.
11. Kakak-kakakku, Firsty Nurtiasih Mahyar, SS dan Denta Purnama
Mahyar, ST yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk
tidak cepat menyerah dalam mengerjakan sesuatu hal.
12. Teman-teman seperjuangan, Nida Nurul Hidayah, Herdita Mulyawati,
Annisa Putri Aminda, Meti Tri Fatmawati dan Juan Fajar Cahya yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak untuk dapat
menyempurnakan penyusunan skripsi ini. Terima kasih.
Serang, 25 Juni 2018
ix
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Orisinalitas ... iii
Motto dan Persembahan ... iv
Abstrak ... v
Abstract ... vi
Kata Pengantar ... vii
Daftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Identifikasi Masalah ... 12
1.4 Tujuan Penelitian ... 12
1.5 Manfaat Penelitian ... 12
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 12
1.5.2 Manfaat Praktis ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal ... 14
2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 14
2.1.2 Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal ... 15
2.1.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal ... 17
2.2 Internet ... 18
2.2.1 Pengertian Internet ... 18
2.2.2 Fasilitas Internet ... 20
2.2.3 Aktivitas Internet ... 22
2.3 Aplikasi Online Shop Lazada ... 23
x
Perilaku Pembelian Produk Fashion ... 30
2.4.1 Pengertian Perilaku Pembelian ... 30
2.4.2 Pengertian Produk Fashion ... 33
2.4.3 Penilaian Perilaku Pembelian ... 34
2.5 Kerangka Pemikiran ... 37
2.6 Hipotesis ... 39
2.7 Operasionalisasi Variabel ... 39
2.8 Penelitian Terdahulu ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 44
3.2 Fokus Penelitian ... 45
3.3 Lokasi Penelitian ... 45
3.4 Variabel Penelitian ... 45
3.4.1 Definisi Konsep ... 45
3.4.2 Definisi Operasional ... 46
3.5 Instrumen Penelitian ... 48
3.6 Populasi dan Sampel ... 49
3.7 Teknik Analisis Data ... 52
3.7.1 Uji Instrumen Penelitian ... 52
3.7.2 Uji Normalitas ... 53
3.7.3 Analisis Regresi Sederhana ... 54
3.7.4 Uji Koefisien Determinasi ... 55
3.7.5 Uji Hipotesis ... 54
3.8 Jadwal Penelitian ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 57
xi
4.1.3 Tanggapan Responden Mengenai Aplikasi Online Shop
Lazada ... 67
4.1.4 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pembelian Produk Fashion (Variabel Y) ... 81
4.2 Analisis Data ... 95
4.2.1 Analisis Regresi Berganda ... 95
4.2.2 Uji Koefisien Determinasi ... 96
4.2.3 Uji Hipotesis ... 97
4.3 Pembahasan ... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran-saran ... 107
xii
2.1 Operasionalisasi Variabel ... 40
2.2 Penelitian Terdahulu..…… ... 42
3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 48
3.2 Skala Likert ... 49
3.3 Penarikan Sampel Tiap Sub Populasi ... 51
3.4 Jadwal Penelitian ... 56
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan (Smester) ... 58
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Perkuliahan ... 59
4.5 Uji Validitas Aplikasi Online Shop Lazada Tahap I (Variabel X) ... 60
4.6 Uji Validitas Aplikasi Online Shop Lazada Tahap II (Variabel X) ... 61
4.7 Uji Validitas Perilaku Pembelian Produk Fhasion Tahap I (Variabel Y) ... 62
4.8 Uji Validitas Perilaku Pembelian Produk Fhasion Tahap II (Variabel Y) .... 63
4.9 Uji Realibilitas Aplikasi Online Shop Lazada (Variabel X)... 64
4.10 Uji Reliabilitas Perilaku Pembelian Produk Fhasion (Variabel Y) ... 65
4.11 Uji Normalitas ... 66
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Menu Utama (Home) Menarik Perhatian karena Menggunakan Gambar Bergerak ... 68
4.13 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Menu Utama (Home) Menarik Perhatian Karena Menggunakan Huruf Bergerak ... 69
4.14 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Produk Lazada Menarik Perhatian Karena Menampilkan Gambar Bergerak Produk Yang Dijual ... 69
4.15 Tanggapan Responden Mengenai Tampilan Produk Lazada Menarik Perhatian Karena Menggunakan Huruf Bergerak Produk Yang Dijual ... 70
xiii
4.19 Tanggapan Responden Mengenai Pembaruan Produk Terbaru Dalam
Menu Utama Menarik Perhatian ... 73 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pembaruan Produk-Produk Di Tiap
Kategori Produk Menarik Perhatian ... 74 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Pembaruan Strategi Produk Promosi
Menarik Perhatian ... 74 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Pembaruan Strategi Produk Tertentu
dengan Potongan Harga (Diskon) Menarik Perhatian ... 75 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Penayangan Iklan Lazada di Televisi
Menarik Perhatian Untuk Menggunakan Aplikasi Lazada ... 76 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Penayangan Iklan Lazada Melalui
Pemberitahuan (Notifikasi) Kepada Pengguna Aplikasi Lazada Menarik
Perhatian Untuk Mengakses Informasi Tersebut ... 77 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Slogan Lazada Dalam Iklan Menarik
Perhatian Orang Untuk Menggunakan Aplikasi Lazada ... 77 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Lagu (Jingle) Lazada Dalam Iklan
Menarik Perhatian Orang Untuk Menggunakan Aplikasi Lazada ... 78 4.27 Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Aplikasi Online Shop
Lazada (Variabel X) ... 79 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Produk di Online Shop Lazada Karena
Harga Yang Murah Dibandingkan Online Shop Lain ... 82 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk di Online Shop
Lazada Karena Adanya Potongan Harga Atau Diskon ... 83 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Sejenis di Online
Shop Lazada Dari Dua Merek Yang Berbeda ... 83 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Sejenis di Online
xiv
4.34 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk di Online Shop
Lazada Karena Adanya Iklan Yang Ditampilkan Secara Terus Menerus ... 86 4.35 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk di Online Shop
Lazada Untuk Menaikkan Status Sosial (Prestise) ... 87 4.36 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Di Online Shop
Lazada Untuk Menaikkan Status Sosial (Prestise) Karena Produk Online Jarang Dimiliki/Disamai Orang Lain ... 88 4.37 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Di Online Shop
Lazada Karena Model Iklan Adalah Artis Yang Saya Sukai ... 89 4.38 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Lazada Untuk
Mendapat Pengakuan Teman Atas Produknya Digunakan oleh Artis ... 89 4.39 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Di Online Shop
Lazada Karena Adanya Pembelian Berhadiah Atau Beli Dua Gratis Satu.... 90 4.40 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk di Online Shop
Lazada Dengan Harga Yang Mahal Untuk Mendapatkan Kepuasan Diri ... 91 4.41 Tanggapan Responden Mengenai Membeli Produk Di Online Shop
Lazada Dengan Harga Mahal Untuk Menaikkan Status Sosial Karena
Menggunakan Produk Yang Bermerek Dengan Harga Yang Mahal ... 92 4.42 Akumulasi Tanggapan Responden Mengenai Pembelian Produk Fhasion
xv
1.1 Penggunaan Internet di Indonesia ... 2
2.1 Aplikasi Online Shop Lazada ... 27
2.2 Kerangka Teori... 38
4.1 Kurva Histogram ... 66
4.2 Kurva Normal P-P Plot ... 67
4.3 Penilaian Pembelian Produk Fhasion Secara Kontinum ... 81
4.4 Kurva Penerimaan Hipotesis ... 94
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan penerapan teknologi dewasa ini hampir terjadi di setiap
lini dan bidang kehidupan, termasuk diantaranya teknologi informasi berbasis
internet. Internet semakin berkembang dengan cepat dan memiliki daya tarik yang
kuat dengan varian-varian programnya yang menjadikan bumi ini seperti berada
dalam cengkraman teknologi. Internet telah berkembang menjadi sebuah
teknologi yang tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun
juga telah mampu menciptakan dunia baru dan realitas kehidupan manusia, yaitu
sebuah realitas yang materialistis yang tercipta dalam kehidupan maya.
Tingginya kebutuhan manusia atas sebuah informasi cukup tinggi dan
menuntut informasi tersebut dapat terbarukan setiap saatnya, dimana keinginan
tersebut dapat terpenuhi dengan hadirnya internet. Keunggulan internet adalah
penggunanya dapat mengakses informasi dan kebutuhannya atas sesuatu hal di
manapun dan kapan pun melalui perangkat teknologi seperti komputer, laptop dan
smartphone. Hal ini membuat pengguna dapat membaca, mendengarkan dan mencetak seakan-akan sedang berada dalam perpustakaan.
Pengguna internet dapat mencari dan memilih informasi yang relevan sesuai
kebutuhannya sehingga komunikan tidak lagi menerima apa yang diberitakan saja.
kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Pada saat ini, aplikasi online
menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan informasi publik atas sesuatu hal.
Peranan penting internet dalam pemenuhan kebutuhan informasi baik secara
individu maupun kelompok dapat dilihat dari angka pertumbuhan penggunaan
internet di Indonesia. Data pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia1
periode 2005 – 2015 yang disajikan pada gambar berikut :
Gambar 1.1 Penggunaan Internet di Indonesia (Sumber : APJII, 2015)
Berdasarkan data diatas, diketahui tren penggunaan internet di Indonesia
mengalami tren peningkatan selama kurun waktu 11 tahun terakhir. Tercatat
peningkatan penggunaan internet relatif signifikan pada setiap tahunnya, dimana
pada tahun 2015 menjadi tahun tertinggi penggunaan internet oleh publik
sebanyak 139 juta pengguna dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 107 juta
pengguna. Hal ini dapat disebabkan mengingat produk-produk teknologi
1 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2015. Penggunaan Internet di Indonesia. Jakarta. APJII. Hal. 2
16 20 20 25
30 42
55 63 82
107 139
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140
komputer jinjing (laptop), smartphone dan ipad telah didukung dengan sistem operasi untuk dapat mengakses internet dan sangat digemari oleh konsumen di
Indonesia dalam pemenuhan kebutuhannya atas sesuatu.
Pemanfaatan internet dalam memenuhi kebutuhan publik pun kini semakin
luas. Melalui media online (surat kabar online), situs online pelayanan publik
(e-government), jual beli online (online shop), media jejaring sosial (facebook,
twitter dan instagram) dan lain-lain media online yang menggunakan perangkat
teknologi berbasis internet didalam proses penyampaian informasi dan menarik
minat komunikan agar mau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan2.
Pada saat ini, media komunikasi online yang relatif berkembang dengan pesat
diantaranya adalah aplikasi jual beli online (online shop).
Perkembangan aplikasi online shop dimotori oleh situs olx.co.id (dahulu
bernama tokobagus.co.id), aplikasi buka lapak.com, aplikasi lazada.co.id dan
berbagai aplikasi e-commerce lainnya yang digunakan dalam rangka pemasaran
komoditi produk dan jasa kepada konsumen melalui akses internet dengan daya
jangkau yang lebih luas. Penggunaan aplikasi online shop, dalam hal ini aplikasi
lazada.co.id terstimulasi oleh keinginan atau hasrat individu untuk mencari
pemuas kebutuhannya atas komoditi produk. Beragam produk yang ada di pasaran
pun merupakan konsekuensi dari penerapan pasar bebas dalam pola perdagangan
negara-negara di dunia yang memberikan andil cukup besar terhadap naiknya
keinginan masyarakat saat ini untuk senantiasa melakukan kegiatan ekonomi,
khususnya perilaku konsumsi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan pola pemenuhan kebutuhan
masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran makna, dimana awalnya pola
pemenuhan kebutuhan merupakan upaya seseorang untuk memenuhi dirinya
sebagai upaya pemenuhan keberlangsungan hidup, namun saat ini yang
berkembang merupakan bagaimana mereka ingin dipandang untuk hidup dengan
mengikuti tren yang berkembang dan sebagai ajang memperlihatkan eksistensi
diri3. Pemenuhan kebutuhan erat kaitannya dengan kegiatan berbelanja, namun
bagi sebagian orang kegiatan belanja dapat menjadi sebuah gaya hidup atau life
style dalam kehidupan kesehariannya.
Perkembangan gaya hidup pada dasarnya mengalami perkembangan karena
adanya kebutuhan, tuntutan dan penguatan. Gaya hidup merupakan suatu pola
konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang dalam menggunakan waktu
dan uang4. Menurutnya, pola hidup seseorang yang tergambarkan pada dimensi
activities, interest, dan opinions. Kategori dimensi tersebut meliputi activities atau
kegiatan seperti pekerjaan, hobi, kegiatan sosial, liburan, hiburan, belanja, Interest
atau minat seperti keluarga, rumah, mode, media, rekreasi dan opinions atau
pendapat seperti pendapat tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis,
produk, budaya, ekonomi dan isu lain sebagainya.
Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya,
kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya membedakan
statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup adalah
3 Hotpascaman, S. 2010. Hubungan antara Perilaku Konsumtif dengan Konformitas Pada Remaja.
Medan. Skripsi. Hal. 2
4 Sumarwan, Untung. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi individu maupun orang lain pada
suatu saat di suatu tempat, termasuk didalam hubungan sosial, konsumsi barang,
entertainment dan gaya berbusana5. Lanjutnya, gaya hidup menjadi bagian
kompensasi dari kekurangsempurnaan tertentu dan didasari pada kekuatan
seseorang untuk menanggulangi inferioritas dan meraih superioritas.
Selain itu, gaya hidup dapat menggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungannya Hal ini berarti gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku6. Gaya hidup
suatu masyarakat pun akan berbeda dengan masyarakat lainnya dengan
kecenderungan selalu mengalami perubahan yang dinamis. Hal yang harus
dicermati bahwa perubahan gaya hidup bukan didasari karena adanya perubahan
kebutuhan namun karena adanya perubahan lingkungan.
Gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu dari
tiap individu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya
menentukan pola dan perilaku konsumsi seseorang7. Salah satu perilaku konsumsi
adalah membeli produk yang bukan menjadi kebutuhannya atau perilaku membeli
yang dilakukan semata-mata demi kesenangan dan mendapatkan kepuasan
tertentu sehingga menyebabkan seseorang menjadi boros atau sering disebut
perilaku pembelian yang konsumtif.
5 Hawkins, D & Coney. K. 2011. Consumer Behavior: Building Marketing Strategy, Edisi
Terjemahan. Jakarta. Rineka Cipta. Hal. 135
6 Sarwono, S.W. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta. Balai Pustaka. Hal. 78
Perilaku pembelian yang terjadi jika dicermati, tidak lepas dari pemuasan
kebutuhan bagi setiap manusia yang terkadang bersifat berlebihan. Konsumsi
menjadi sebuah kewajiban karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
pokok, sedangkan perilaku pembelian konsumtif dapat diartikan sebagai
pemenuhan kebutuhan untuk diri sendiri secara berlebihan tanpa memandang
keadaan sekitar. Perilaku konsumtif pun tidak terbentuk dengan sendirinya,
namun sebagai akibat dari terpaan iklan dan promosi yang dilakukan oleh
berbagai aplikasi online shop dan adanya modernisasi budaya di lingkungan
masyarakat yang mengerucut kepada terbentuk perilaku konsumerisme8.
Perilaku pembelian konsumtif atau konsumerisme adalah paham untuk
hidup secara konsumtif, sehingga orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi
mempertimbangkan fungsi dan kegunaan ketika membeli barang melainkan
mempertimbangkan prestige yang melekat pada produk tersebut9. Dampak dari
perubahan pada pola konsumsi dan meningkatnya gaya hidup menuju ke arah
mewah dan berlebihan menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif. Budaya
konsumerisme yang lahir karena perilaku konsumtif telah mewabah di berbagai
belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Tanpa disadari perilaku pembelian
yang konsumtif ini telah menjadi budaya yang berkembang pesat pada kehidupan
sehari-hari sehingga praktik-praktik konsumtif menjadi lumrah dilakukan
masyarakat modern di zaman sekarang ini.
8 Mursial. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Putri. 2012.
Journal of Gender Studies. Vol 2 Nomor 2. Hal. 35
9 Tiurma, Yustisi Sari. 2009. Hubungan antara Perilaku Konsumtif dengan Body Image pada
Peranan teknologi informasi yang semakin canggih memicu para produsen
dan pemasar dalam upaya memasarkan komoditi produknya menjadi semakin
menarik dan mudah dipasarkan. Aplikasi online shop dan media jejaring sosial
lainnya yang semakin mudah diakses menjadi alat untuk menarik minat beli
konsumen. Pemanfaatan media sosial dan aplikasi online shop oleh para produsen
dan pemasar lebih pada karena tren penggunaan media sosial dan berbagai
aplikasi online shooping. Pembelian produk pun biasanya hanya karena tergiur
tampilan iklan yang lucu atau menarik bukan karena memang benar-benar
membutuhkan produk tersebut.
Aplikasi onlineshop atau situs jual beli online merupakan salah satu bentuk
dari social media atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan media sosial adalah
media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif
atau dua arah10. Media sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah
pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audien
atau komikan, menjadi banyak audien ke banyak audien lainnya. Segala macam
alat pemuas kebutuhan dengan mudah dijumpai di iklan dalam online shop. secara
khusus, aplikasi online shop yang membedakannya dengan aplikasi sosial media
lainnya adalah fungsi utamanya, yakni untuk pemasaran dan penjualan atas
berbagai komoditi produk dan jasa yang ditawarkan kepada pengguna aplikasi
online shop (aplikasi lazada) secara online.
Kemudahan yang ditawarkan dalam membeli di toko online menjadi salah satu nilai tambah yang menyebabkan seseorang semakin mudah terbujuk membeli
di toko online yang ada di media sosial yang mereka gunakan. Hadirnya aplikasi
online shop seperti olx (dahulu toko bagus), bukalapak, lazada dan aplikasi
lainnya yang menampilkan promosi dalam bentuk diskon dengan menawarkan
berbagai kemudahan seperti gratis ongkos kirim, kecepatan bertransaksi dengan
layanan cepat tanggap (fast respone), jaminan uang kembali, produk yang dijual
adalah produk baru, layanan bayar ditempat atau COD (cash on delivery)
menjadikan aplikasi onlineshop semakin banyak diminati.
Tuntutan untuk mengikuti perkembangan zaman dianggap sebagai suatu
keharusan yang harus dilakukan bagi beberapa individu yang membuatnya
menjadi lebih mudah tertarik lalu mengikuti tren yang berkembang, sehingga
seringkali mereka terjebak pada perilaku konsumtif. Adanya modernisasi budaya
mendorong kalangan remaja kini semakin mudah terbujuk untuk mengikuti tren
yang sedang berkembang. Remaja akan merasa dicap “kuno atau ndeso” apabila
tidak bisa menampilkan sesuatu hal yang sedang tren, khususnya terkait produk
fashion demi menyokong aktivitas dan eksistensi di lingkungan pergaulannya.
Fashion merupakan tanda dari suatu periode waktu, seringkali fashion
menggambarkan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gaya hidup orang-orang
dalam satu kurun waktu11. Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode.
Fashion dan hidup keseharian menjadi hal yang tidak terpisahkan. Sedangkan
produk fashion adalah sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat
dan mewakili style yang sedang trend dalam suatu kurun waktu tertentu12. Contoh
produk fashion seperti baju, celana, hijab, jam tangan, tas, aksesoris, sepatu
dengan merek tertentu (branded) dan produk fashion lainnya.
Perilaku membeli produk fashion yang bukan didasarkan kepada kebutuhan
namun hanya untuk memenuhi kepuasannya dan bersifat berlebihan demi menjaga
nilainya di mata masyarakat atau lingkungan sosialnya akhirnya memperkuat pola
konsumsi seseorang mengarah kepada perilaku konsumtif dengan cara membeli
produk melalui aplikasi online shop13. Bahkan kini status sosial di beberapa
kalangan atau lapisan masyarakat menjadi sesuatu yang sangat berharga dan
dijaga demi mendapatkan pengakuan, kebanggaan (prestise), eksistensi dan harga
diri dan status sosial yang tinggi.
Upaya menjaga status sosial tersebut tercermin dari perilaku pembelian
yang konsumtif, tidak terkecuali mahasiswa dan mahasiswi yang kini gemar
membeli produk, baik yang bermerek, limited edition atau yang tidak bermerek
melalui aplikasi online shop. dorongan untuk membeli produk tersebut cenderung
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pengaruh teman-teman, keinginan
mencoba-coba, keinginan untuk dianggap melek teknologi karena belanja secara
online, ingin mengikuti perkembangan fashion hingga tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman, Hal inilah yang melandasi alasan pemilihan mahasiswa
sebagai populasi dalam penelitian ini.
12Ibid., Hal.3
Pertimbangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang ditetapkan
sebagai lokasi penelitian mengingat Untirta adalah universitas negeri yang
mahasiswa bersifat heterogen, baik ditinjau dari perbedaan asal daerah, perbedaan
status sosial orangtua, perbedaan budaya, perbedaan gaya hidup dan lain
sebagainya, dimana antar mahasiswa tersebut melakukan interaksi seperti bertukar
informasi dan opini dan akhirnya mempengaruhi satu sama lainnya terkait
penggunaan aplikasi online shop Lazada dan perilaku membeli produk.
Hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan fenomena yang
menunjukkan perilaku pembelian yang cenderung berlebihan di kalangan
mahasiswa atas produk fashion. Hal ini tercermin dari kegemaran mahasiswa
untuk memiliki produk yang dapat menambah kepercayaan diri mereka,
memperoleh pengakuan, penghargaan (prestise) dan status sosial. Produk fashion
yang umumnya dibeli secara berlebihan seperti baju, celana, jam tangan, tas,
sepatu, produk kecantikan dan komoditi produk lainnya yang cenderung bermerek
(branded) atau limited edition dengan harga mahal yang sebenarnya bukanlah produk yang benar-benar dibutuhkan melainkan hanya untuk memuaskan
kesenangannya semata.
Perilaku pembelian yang konsumtif atas produk fashion di kalangan
mahasiswa diantaranya adalah pembelian impulsif (impulsive buying) sebagai
perilaku pembelian yang berlebihan, baik membeli karena pertimbangan harga
atau membeli lebih dari dua produk sejenis. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku
konsumtif, bagi mahasiswi yang membeli berbagai produk pakaian, tas, sepatu,
terlihat mewah atau glamour. Sedangkan bagi mahasiswa ditunjukkan oleh
pembelian produk jam tangan, sepatu dan celana jeans merek tertentu. Selain itu,
pembelian boros (wasteful buying) pun sering dilakukan karena adanya
iming-iming hadiah, seperti adanya potongan harga (diskon) besar-besaran, promosi
produk “beli satu gratis satu”, gratis ongkos kirim dan iming-iming lainnya.
Kebiasaan mahasiswa terkait perilaku pembelian produk yang berlebihan
demi memperoleh peningkatan status sosial atau dapat diterima di dalam
lingkungan pergaulan akhirnya menyebabkan mahasiswa hidup boros, tidak fokus
dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab pendidikannya secara akademik,
hanya mau menghargai orang lain yang dianggapnya modern karena memiliki
produk tertentu dan berbagai dampak negatif lainnya yang ditimbulkan dari
perilaku pembelian yang berlebihan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti kemudian
berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih mendalam berkaitan dengan
aplikasi online shop (lazada) dan perilaku pembelian produk fashion di kalangan
mahasiswa. Kemudian penelitian ini diangkat dalam bentuk penelitian skripsi
dengan judul “Pengaruh Aplikasi Online Shop Lazada Terhadap Perilaku
Pembelian Produk Fashion”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti membuat rumusan
masalah penelitian, yaitu apakah terdapat pengaruh aplikasi Online Shop Lazada
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti membuat identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana aplikasi Online Shop Lazada di kalangan mahasiswa ?
2. Sejauhmana perilaku pembelian produk fashion di kalangan
mahasiswa ?
3. Apakah terdapat pengaruh aplikasi Online Shop Lazada terhadap
perilaku pembelian produk fashion ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Online Shop Lazada di
kalangan mahasiswa.
2. Untuk mengetahui sejauhmana perilaku pembelian produk fashion di
kalangan mahasiswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh aplikasi Online Shop Lazada terhadap
perilaku pembelian produk fashion.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Tirtayasa berkaitan dengan pengaruh aplikasi Online Shop Lazada
terhadap perilaku pembelian produk fashion di kalangan mahasiswa
tingkat Strata-1 Untirta.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang
memiliki kesamaan variabel penelitian.
1.5.2 Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada publik
berkenaan dengan pengaruh aplikasi Online Shop Lazada terhadap perilaku
14 2.1 Komunikasi Interpersonal
2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena setiap perbedaan interaksi antar individu.
Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera14. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung15.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun non verbal.16
14 Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal. 5
Berdasarkan pendapat ahli, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku
2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal
Komponen-komponen komunikasi interpersonal17, yaitu: 1. Sumber/ komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah individu yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2. Encoding
Merupakan suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbolsimbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.
4. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media
semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap muka.
5. Penerima/ komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.
6. Decoding
Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melaui indera, penerima mendapatkan macammacam data dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam pengalamanpengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap stimuli.
7. Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh komunikator.
8. Gangguan (noise)
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik dan phsikis.
9. Konteks Komunikasi
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Orang yang saling berkomunikasi tersebut adalah sumber dan penerima. Sumber melakukan encoding untuk menciptakan dan memformulasikan menggunakan saluran. Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan, dan selanjutnya menyampaikan respon atau
umpan balik. Tidak dapat dihindarkan bahwa proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks tertentu, misalnya konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber, encoding, pesan, saluran, decoding, maupun pada diri penerima.
2.1.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan18, yaitu: 1. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita. 2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. 3. Membentuk dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk Bermain dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal, setiap individu dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2.2 Internet
2.2.1 Pengertian Internet
Internet (interconnection network) adalah jaringan komputer yang terhubung keseluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya19. Internet dapat kita analogikan sebagai suatu jaring laba-laba (the web) yang
menyelimuti bola dunia yang terdiri dari titik-titik (node) yang saling terhubung. Node-node itu bisa berupa komputer, jaringan lokal atau peralatan komunikasi lainnya. Sedangkan garis penghubung antar simpul disebut tulang punggung (backbone), yaitu media terestrial (kabel, serat optic, microwave, radio link), maupun satelit. Node terdiri dari pusat informasi dan data base, peralatan komputer dan interkoneksi jaringan serta peralatan yang dipakai pengguna untuk mencari, mendapatkan dan bertukar informasi di internet.
Pengertian internet lainnya menyatakan sebagai jaringan komputer yang menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia, yang menarik siapapun bisa terhubung ke jaringan tersebut20. Selain itu, internet juga diartikan sebagai hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di seluruh dunia yang berbeda dari sistem operasi maupun aplikasinya21. Hubungan tersebut dimanfaatkan untuk kemajuan teknologi komunikasi seperti telepon dan satelit yang menggunakan protokol standar, yaitu protokol TCP/IP (transmission control protocol/internet protocol).
Adanya internet membuat informasi menjadi murah dan bebas, siapa saja tanpa memandang golongan, usia, gender dan status dapat mengakses informasi. tanpa batasan. Segala jenis informasi ada di sana, baik yang positif maupun yang negatif. Dalam internet tidak ada hukum yang mengatur, kecuali Negara dimana pengguna internet berdomisili. Internet telah menjelma sebagai perpustakaan yang maha besar, setiap orang dapat membaca ribuan Koran dalam internet dari berbagai Negara secara gratis. Saat ini seseorang dapat mendengarkan radio dan
menonton televisi melalui internet. Hal ini menunjukkan bahwa internet dewasa ini telah memadukan segala kebutuhan dan membangun keterhubungan dengan siapapun dalam lingkungan dunia internet atau dunia maya.
Kemunculan Internet dengan segala kecanggihannya membawa perubahan dalam gaya dan kebiasaan manusia sebagai pengguna alat canggih tersebut. Pengguna Internet dengan sangat mudah mendapatkan dan memahami informasi yang disuguhkan, bahkan menjadi pelaku aktif dalam aktifitas keseharian seperti melaksanakan pekerjaan maupun aktifitas hiburan kesenangan semata serta pencarian dan pemenuhan informasi dalam kondisi tertentu. Penggunaan internet saat ini tidak hanya terbatas kepada perangkat komputer atau laptop saja tapi telah meluas dengan penggunaan internet dari telepon seluler berbasis smartphone (handphone pintar) seperti smartphone merek apple, samsung, sony, nokia dan lain-lain merek yang mendominasi pasar handphone di Indonesia.
2.2.2 Fasilitas Internet
Pemanfaatan internet mencakup seluruh fasilitas yang tersedia di internet termasuk penggunaan fasilitas search engine, relevansi, dan juga cara penelusuran atau pencarian informasi di internet. Keseluruhan fasilitas internet tersebut terdapat 5 aplikasi standar internet22, yaitu www, e-mail, mailing list, newsgroup dan FTP. Kegunaan fasilitas tersebut sebagai berikut :
1. WWW (world wide web)
Yaitu kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumen yang tersimpan dalam berbagai server diseluruh dunia dan dokumen
tersebut dikembangkan dalam format hypertext mark up language (html) yang memungkinkan terjadinya koneksi (link) dokumen yang satu dengan lainnya baik berbentuk teks, visual dan lain-lain.
Fasilitas WWW bersifat multimedia karena merupakan kombinasi teks, foto, dan grafika, audio, dan video dengan demikina www pada saat ini merupakan puncak pencapaian yang tidak mungkin dicapai oleh media media yang tergabung didalamnya secara sendiri sendiri. 2. Search engine (mesin pencari)
Search engine adalah aplikasi yang didesain untuk mencari informasi dari world wide web/ internet. Internet terdiri dari triliun data dan informasi dalam jutaan server dan lokasi yang tersebar luas. Search engine menkoleksi data, gambar, informasi dalam bentuk indeks. Informasi yang disajikan dalam bentuk daftar kepada pencari berdasarkan info yang diberikan oleh pencari. Saat pengguna menuliskan pertanyaan (query) atau kata tertentu ke search engine, maka search engine akan searching (mengevaluasi) index dan memberikan daftar halaman web yang paling sesuai dengan pertanyaan (query), beserta ringkasan singkat yang terdiri dari judul dokumen dan sebagian dari teks
3. E – mail (electronik mail)
Yaitu surat menyurat secara elektronik dimana pesan yang dikirimkan akan sampai dalam waktu singkat. Pesan email tidak hanya berup tulisan tetapi dapat disertai dengan file gambar, suara, animasi, dan lain lain. Selain itu email dapat dikirimkan kepada ratusan orang hanya dalam satu kali pengiriman. E-mail merupakan fasilitas yang paling sederhana, paling mudah penggunaanya dan digunakan secara luas oleh para pengguna komputer.
4. Mailing list (Milis)
Milis pada dasarnya merupakan perluasan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna talah memiliki alamat e-mail bisa tergabung dalam sebuah kelompok diskusi dan melalui milis ini bisa digunakan diskusi untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama dengan saling memberikan saran pemecahan (brain storming). Komunikasi melalui milis ini memiliki sifat yang sama dengan e-mail yaitu bersifat tidak sinkron atau bersifat unreal time
5. FTP (file transfer protocol)
6. Website (situs)
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis ataupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Website sendiri merupakan sebuah kumpulan halaman-halaman situs yang tersimpan dalam sebuah server/hosting, dan teridentifikasi melalui sebuah nama yang disebut juga sebagai domain atau sub domain.
Website bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah antara pemilik dan pengguna website. Contoh website statis adalah profil perusahaan dan instansi, sedangkan website dinamis seperti facebook, friendster dan lain-lain.
2.2.3 Aktivitas Internet
Aktivitas internet menurut para pengguna internet dibagi menjadi empat kelompok kepentingan penggunaan internet23, yaitu :
1. E-mail, yaitu aktivitas internet yang berhubungan dengan surat menyurat secara elektronik.
2. Aktivitas kesenangan (fun activities), yaitu aktivitas yang sifatnya untuk kesenangan atau hiburan seperti : online untuk bersenang-senang, klip video atau audio, pesan singkat, mendengarkan atau mendownload musik, bermain game, chatting.
3. Kepentingan informasi (information utility), yaitu aktivitas internet untuk mencari informasi seperti informasi produk, informasi travel, cuaca, informasi tentang film, musik, buku, berita, sekolah, kesehatan, pemerintah, keuangan, lowongan pekerjaan dan lain sebagainya. 4. Transaksi (transaction), yaitu aktivitas transaksi (jual beli) melalui
internet seperti : membeli sesuatu, memesan tiket perjalanan, online banking dan lain sebagainya.
2.3 Aplikasi Online Shop Lazada
2.3.1 Pengertian Media Online
Media online pada dasarnya merupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan berbagai kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita kepada komunikannya24. Media online adalah sebuah media baru dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional25.
Adanya media baru seperti media online akan bisa merubah kebiasaan orang dalam cara hidup, menghabiskan waktu luang mereka dengan adanya kemajuan tenologi komunikasi. Terdapat lima perbedaan utama antara media massa online dan media massa tradisional yang sekaligus menjadi karakteristik media massa online26 yang antara lain :
1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media 2. Kurangnya tirani penulis atas pembaca
3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak
4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung 5. Interaktifitas web.
6. Kecepatannya secara keseluruhan yang sangat menarik sekaligus menakutkan atau berpotensi disalahgunakan.
Media digital yang tersedia selama 24 jam, tujuh hari per minggu, senantiasa berkembang, waktu tidak terbatas, jangkauan geografis dan kapasitas penyimpanan tidak terbatas, materi yang disajikan selalu baru dan dapat diakses
24 Septiawan, Santana K. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Hal. 137
siapa saja27. Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi Surveillance, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Media online juga mencakup semua fungsi komunikasi massa. Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana dalam konsep massa. Jadi khalayak media massa memiliki sifat dan karakteristik, yaitu khalayak massa terdiri dari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali dengan bantuan komunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri.
Media jejaring sosial sendiri termasuk kategori media baru (new media). Media baru secara umum mengacu pada penggunaan internet, terutama penggunaan publik seperti berita online, belanja online, penyiaran, broadcasting, forum dan aktivitas diskusi, world wide web, pencarian informasi, dan komunitas atau grup diskusi28.
2.3.2 Pengertian Aplikasi Online Shop
Media online menjadi sebuah alat yang digunakan produsen untuk menciptakan permintaan serta mengubah produk mewah menjadi kebutuhan demi untuk tetap bertahan dalam arus ekonomi yang semakin kencang29. Pemasaran produk melalui media sosial sering disebut dengan toko online (online shop). Berbagai produk atau jasa dapat dengan mudah dijumpai pada online shop, mulai
27 Rowe, Burke and William Dunn. 2010. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta. Gajah Mada University press. Hal. 4
dari pakaian, tas, baju, alat kosmetik, makanan, buku, produk elektronik dan sebagainya.
Berbagai fitur yang disediakan di berbagai media sosial, khususnya online shop menjadikan nilai lebih mengapa produsen tertarik untuk memanfaatkan
media sosial sebagai sarana mempromosikan produk dagangannya melalui situs atau aplikasi yang mereka miliki. Mudahnya dalam mendapatkan aplikasi dan penggunaan online shop menyebabkan berbagai kalangan masyarakat berbondong-bondong untuk menggunakannya berkenaan dengan belanja suatu produk yang dibutuhkan dan menjadi kesempatan emas yang digunakan dengan sangat baik oleh para produsen dan pemasar produk dan jasa untuk memasarkan produk dagangannya, khususnya produk baru.
Online Shop adalah aplikasi yang disediakan oleh suatu toko atau perusahaan yang memasarkan produk dan jasa melalui media internet30. Belanja lewat aplikasi yang terkoneksi dengan internet memiliki keunggulan utama, yakni pembeli atau konsumen bisa melihat terlebih dahulu produk dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui situs atau aplikasi yang digunakan oleh penjual. contoh aplikasi online shop diantaranya seperti Lazada, olx, bukalapak, berniaga yang kini hampir menjadi situs online shop yang sering diakses oleh seseorang, khususnya yang ingin melakukan pembelian produk.
Hadirnya online shop di berbagai media sosial menyebabkan pola kebutuhan masyarakat ikut berubah. Masyarakat saat ini lebih mudah terbujuk oleh iklan- iklan yang banyak ditampilkan di media sosial yang mereka gunakan sehari-hari sehingga pada akhirnya memicu pada perilaku konsumtif dalam kehidupan sehari-hari. Naluri dasar manusia yang selalu ingin berbeda dan menojol dari yang lain pada akhirnya semakin membuat manusia konsumtif dan tersesat dalam konsumerisme gaya baru ini, inilah titik dasar kemunculan konsumerisme, khususnya pengguna aplikasi online shop.
2.3.3 Aplikasi Online Shop Lazada
Aplikasi online shop Lazada merupakan aplikasi belanja online yang terdapat di jejaring internet yang menawarkan berbagai komoditi produk kepada konsumen dengan mekanisme pembelian secara online31. Online shop Lazada dapat diakses melalui komputer, laptop, smartphone yang terkoneksi dengan internet. Produk yang ditawarkan oleh online shop Lazada seperti pakaian laki-laki dan perempuan, sepatu, jam tangan, tas, produk kecantikan, smartphone (gadget), laptop, dan produk lainnya yang umumnya produk-produk baru.
Aplikasi online shop lazada disajikan pada gambar berikut ini :
Kemudahan yang ditawarkan dalam membeli produk online shop Lazada menjadi salah satu nilai tambah yang menyebabkan seseorang semakin mudah terbujuk membeli di online shop Lazada. Kemudahan tersebut meliputi akses yang mudah ke aplikasi Lazada, kecepatan bertransaksi dengan layanan cepat tanggap (fast respone), jaminan uang kembali, produk yang dijual adalah produk baru, gratis ongkos kirim, layanan bayar ditempat atau COD (cash on delivery), pemberian diskon dan berbagai kemudahan yang menjadikan aplikasi onlineshop Lazada diminati oleh konsumen dibanding online shop lainnya.
2.3.4 Penilaian Aplikasi Online Shop Lazada
Pemilihan suatu sumber informasi yang dalam hal ini adalah aplikasi online shop Lazada sebagai aplikasi belanja online didasarkan pada perhatian (attention) individu untuk melakukan belanja secara online. Perhatian yang dimaksud adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah32.
Perhatian seseorang untuk menggunakan aplikasi online shop Lazada dalam melakukan belanja secara online disebabkan adanya rangkaian stimuli yang bersifat menonjol dalam kesadaran individu pengguna aplikasi online shop Lazada. Perhatian dapat dibentuk melalui faktor-faktor penarik perhatian yang diuraikan berikut ini.
Faktor-faktor penarik perhatian seseorang untuk menggunakan Lazada sebagai aplikasi belanja online33 sebagai berikut :
1. Gerakan
Sesuatu yang bersifat visual yang menarik perhatian individu karena adanya obyek yang bergerak. Dalam konteks periklanan, seseorang senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama produk yang diiklankan.
2. Intensitas Stimuli
Stimuli yang bersifat menonjol dibanding stimuli lainnya dapat menarik perhatian. Contohnya seperti warna merah pada latar belakang putih, produk berukuran besar di tengah-tengah produk ukuran kecil, dan lain sebagainya.
3. Kebaruan (Novelty)
Sesuatu yang bersifat baru, luar biasa, berbeda dibanding yang lainnya dapat menarik perhatian. Dalam konteks periklanan, pengiklan sering memanipulasikan unsur kebaruan dengan menonjolkan yang luar biasa dari produknya kepada konsumen potensialnya. Contohnya seperti produk mobil dengan teknologi mutakhir, film yang baru beredar, dan lain sebagainya
4. Perulangan
Sesuatu yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi dapat menarik perhatian. perulangan mengandung unsur sugesti atau dapat mempengaruhi bawah sadar kita. Dalam konteks periklanan, pengiklan sering mempopulerkan produk dengan mengulang slogan produk, jingles, model iklan, dan lain sebagainya.
Faktor penarik perhatian dapat mendorong individu untuk memilih dan menggunakan Lazada sebagai aplikasi online shop yang dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasaan tertentu terkait belanja secara online. Dengan demikian, faktor penarik perhatian dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengukuran aplikasi online shop Lazada.
2.4 Perilaku Pembelian Produk Fashion
2.4.1 Pengertian Perilaku Pembelian Produk
Pada masyarakat konsumen modern, di kehidupan sehari-hari orang dihadapkan dengan begitu banyak alat pemuas kebutuhan yang semakin beragam. Ketika di pasar, konsumen modern mengkonsumsi makna sosial yang melekat pada produk atau jasa terutama yang disediakan oleh iklan atau promosi34. Akibatnya yang terjadi adalah pemenuhan kebutuhan bukan sekedar mememuhi kebutuhan semata melainkan juga memenuhi kebutuan akan status sosial. Hal tersebut dikarenakan dengan status sesorang dapat berinteraksi dengan baik terhadap sesamanya, bahkan banyak dalam pergaulan sehari-hari seseorang tidak mengenal orang lain secara individu, melainkan hanya mengenal statusnya saja35. Pada masyarakat modern, status sosial dianggap penting karena hal tersebut menunjukkan bagaimana seseorang ingin diperlakukan, dipandang atau dihormati. Jika diperhatikan lebih lanjut masyarakat saat ini sering kali mengidentikkan status sosial berdasarkan harta yang dimiliki, akibatnya mereka akan berlomba-lomba untuk menunjukkan harta atau kekayanan yang dimiliki, sehingga pada akhirnya timbullah keinginan untuk terus mengkonsumsi yang disebut dengan perilaku konsumtif.
Perilaku pada dasarnya merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap, tidak saja badan atau ucapan36. Konsumsi diartikan sebagai menggunakan atau memakai produk dan jasa untuk memenuhi
34 Lee, Martyn J. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali. Yogyakarta. Kreasi Wacana. Hal. 28
35 Abdulsyani. 2007. Sosiologi, Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta. Bumi Aksara. Hal. 93
kebutuhan dan kepuasan secara langsung37. Akhiran –if pada suatu kata dinyatakan sebagai kata sifat, konsumtif artinya bersifat konsumsi, atau hanya memakai tidak menghasilkan sendiri. Dengan demikian perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai tindakan individu yang bersifat konsumsi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Bersifat konsumsi yang dimaksudkan disini adalah dalam memenuhi kebutuhannya tidak semata-mata memenuhi kebutuhan saja, melainkan ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.
Senada dengan pemaparan sebelumnya, perilaku pembelian konsumtif dapat diartikan sebagai sifat menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu38. Selain itu, perilaku pembelian konsumtif didefinisikan sebagai perilaku individu yang mengkonsumsi hasil produksi pihak lain berupa jasa dan produk yang kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan seperti yang diinginkan atau bukan menjadi kebutuhan pokok39. Produk dan jasa seperti makanan, pakaian, aksesoris, alat komunikasi dan sebagainya.
Kata konsumtif (sebagai kata sifat; akhiran –if) diartikan sama dengan kata konsumerisme. Konsumerisme mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen, sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengonsumsi produk-produk yang sebenenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal40. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pencandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut
37 Kamus Ekonomi. 2012. Hal. 165
38 Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Hal. 89 39 Sukari, dkk. 2013. Perilaku Konsumtif Siswa SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB). Hal. 17
susah untuk dihilangkan mengingat manusia merupakan makhuk yang tidak pernah puas, yang dapat diletakkan dengan perilaku yang boros dalam mengkonsumsi produk atau jasa.
Konsumerisme sebagai paham untuk hidup konsumtif, yang dapat dilekatkan dengan perilaku yang boros didalam mengkonsumsi produk atau jasa41. Selain itu, konsumerisme merupakan cara hidup dengan pemakaian, pembelian atau pengkonsumsian produk-produk yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan, sehingga identitas seseorang ditentukan dengan bagaimana dan apa yang mereka konsumsi42.
Pengertian lain konsumerisme adalah sebuah konsep yang memandang bahwa tingkah laku manusia adalah mencari kesenangan dalam hidup dan mencapai kepuasan dalam membelanjakan kebutuhan yang berlebihan sesuai arus gaya hidup43. Lebih lanjut, perilaku konsumtif dinyatakan sebagai suatu tindakan membeli produk-produk yang kurang atau tidak diperlukan sehingga sifatnya menjadi berlebihan44. Artinya, seseorang dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya lebih mementingkan faktor keinginan (want) daripada kebutuhan (need) dan cenderung dikuasai oleh hasrat sesaat dan kesenangan material semata sehingga seseorang menjadi tidak pernah mampu memenuhi kebutuhannya.
41 Syahputra, Agung. 2013. Postmodernisme dan Budaya Konsumen. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 67
42 Smart, Barry. 2010. Consumer Society: Critical Issues and Environmetal Consequences. UK. MGP Printgroup. Hal. 5
43 Asri. 2013. Hubungan antara Intensitas Menonton Tayangan Sinetron Remaja di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Hedonis pada Remaja. Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi. Semarang. UNDIP. Hal. 6
Berdasarkan pendapat ahli sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan yang dilakukan seorang individu dalam memenuhi kebutuhan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Dalam pemenuhan kebutuhan seringkali tidak berdasarkan atas kebutuhan atau fungsinya tapi lebih ditentukan oleh sekedar gaya atau pemuas keinginannya saja.
2.4.2 Pengertian Produk Fashion
Fashion merupakan tanda dari suatu periode waktu, seringkali fashion menggambarkan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gaya hidup orang-orang dalam satu kurun waktu45. Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan hidup keseharian menjadi hal yang tidak terpisahkan. Sedangkan produk fashion adalah sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat dan mewakili style yang sedang trend dalam suatu kurun waktu tertentu yang dapat menunjang penampilan pemakainya46. Contoh produk fashion seperti baju, celana, hijab, jam tangan, tas, aksesoris, sepatu dengan merek tertentu (branded) dan produk fashion lainnya.
Perilaku membeli produk fashion yang bukan didasarkan kepada kebutuhan namun hanya untuk memenuhi kepuasannya dan bersifat berlebihan demi menjaga nilainya di mata masyarakat atau lingkungan sosialnya akhirnya memperkuat pola konsumsi seseorang mengarah kepada perilaku konsumtif
45 Wibisono, L. A. 2008. Menata Produk. Jurnal Ekonomi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 3
dengan cara membeli produk melalui aplikasi online shop47. Bahkan kini status sosial di beberapa kalangan atau lapisan masyarakat menjadi sesuatu yang sangat berharga dan dijaga demi mendapatkan pengakuan, kebanggaan (prestise), eksistensi dan harga diri dan status sosial yang tinggi.
Keharusan mengikuti perkembangan zaman pada sebagian orang dianggap sebagai tuntutan yang harus dilakukan sehingga membuatnya menjadi lebih cepat dan mudah tertarik lalu mengikuti tren yang berkembang dan akhirnya berperilaku konsumtif. Adanya modernisasi budaya mendorong kalangan remaja kini semakin mudah terbujuk untuk mengikuti tren yang sedang berkembang. Remaja akan merasa dicap “kuno atau ndeso” apabila tidak bisa menampilkan sesuatu hal yang sedang tren, khususnya terkait produk fashion demi menyokong aktivitas dan eksistensi di lingkungan pergaulannya.
2.4.3 Penilaian Perilaku Pembelian
Aspek perilaku pembelian yang berlebihan dari seseorang sebagai pola hidup dengan keinginan untuk membeli produk-produk yang tidak diperlukan dengan perasaan tidak puas selalu menyertai bila produk-produk yang diinginkan belum dimiliki seseorang. Perilaku pembelian konsumtif ditunjukkan apabila seseorang berpola konsumsi terhadap suatu produk yang sebenarnya tidak diperlukan48. Semakin tinggi pembelian suatu produk yang tidak diperlukan maka semakin tinggi tingkat berperilaku konsumtifnya. Perasaan tidak puas juga
47 Sumartono 2012. Terperangkap Iklan; Meneropong Imbas Pesan Iklan di Televisi. Bandung. Alfabeta. Hal. 47
menunjukkan perilaku konsumtif seseorang. Semakin merasa tidak puas belum memiliki produk yang diinginkan maka semakin berperilaku konsumtif.
Penilaian aspek-aspek perilaku pembelian yang berlebihan49 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)
Yaitu perilaku pembelian yang berlebih-lebihan. Perilaku konsumen yang berlebih-lebihan ditanda oleh sikap foya-foya dalam membeli produk, menghamburkan uang untuk membeli produk-produk mewah yang kurang bermanfaat dalam berbelanja.
Indikator pembelian impulsif meliputi :
a. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).
Konsumen saat ini cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kesenangan akan hidup mewah sehingga cenderung membeli barang-barang yang dianggap dan terlihat mewah atau glamour. Contohnya membeli barang dengan harga mahal untuk mencirikan kelas tertentu di dalam masyarakat.
b. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek