• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh shopping enjoyment, pengalaman pembelian dan gender pada minat beli produk fashion di Online Shop - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh shopping enjoyment, pengalaman pembelian dan gender pada minat beli produk fashion di Online Shop - USD Repository"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH SHOPPING ENJOYMENT, PENGALAMAN PEMBELIAN DAN GENDER PADA MINAT BELI PRODUK FASHION DI ONLINE

SHOP

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Brigitta Adelina Avianti

NIM : 082214035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Great minds discuss ideas, average minds discuss events and

small minds discuss people

Eleanor Roosevelt.

Minds are like parachutes; they only function when open

Thomas Dewar.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan

judul: “Pengaruh Shopping Enjoyment, Pengalaman Pembelian Dan Gender

Pada Minat Beli Produk Fashion Di Online Shop”. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pikiran penulisan lain yang saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang diambil dari tulisan orang lain

tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 30 Oktober 2014

Penulis,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Brigitta Adelina Avianti

NIM : 082214035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Pengaruh Shopping Enjoyment, Pengalaman Pembelian dan

Gender Pada Minat Beli Produk Fashion di Online Shop.”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Oktober 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “PENGARUH SHOPPING ENJOYMENT, PENGALAMAN PEMBELIAN DAN GENDER PADA MINAT BELI PRODUK FASHION DI ONLINE SHOP”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai

pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk

membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph. D, selaku dosen pembimbing I,

yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi dan saran dalam

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, MS., selaku dosen

pembimbing II, yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi

(8)

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

6. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

7. Kedua orang tua penulis, FX. Budiman dan Anastasia Supriyantini yang

selalu memberikan dukungan doa, kasih sayang, nasehat dan memberikan

penghidupan yang layak bagi penulis.

8. Saudara-saudariku yang memberikan masukan-masukan yang berguna

bagi terwujudnya pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan doa dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 30 Oktober 2014

Brigitta Adelina Avianti

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(10)

x

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 38

(11)

xi

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Instrumen ... 50

1. Validitas ... 50

2. Reliabilitas ... 51

B. Hasil Penelitian ……… 51

1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 51

2. Deskriptif Hasil Penelitian ………. 54

C. Analisis Kuantitatif ... 56

BAB VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN A. Kesimpulan ... 66

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Rangkuman Tes Validitas ... 50

Tabel V.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 53

Tabel V.6 Uang yang Dibelanjakan Untuk Membeli Produk Fashion secara Online ... 53

Tabel V.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Shopping Enjoyment……… 54

Tabel V.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Pengalaman Pembelian ………...……… 55

Tabel V.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Beli ………...…… ... 55

Tabel V.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 57

Tabel V.11 Uji Multikolinieritas………...………… 58

Tabel V.12 Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda ... 60

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuesioner ………. 70

LAMPIRAN 2 Karakteristik Responden ……….. 74

LAMPIRAN 3 Variabel Responden ………. 78

LAMPIRAN 4 Validitas dan Reliabilitas……….. 82

LAMPIRAN 5 Frequencies………. 87

LAMPIRAN 6 Uji Regresi ……….. 92

(15)

xv ABSTRAK

PENGARUH SHOPPING ENJOYMENT, PENGALAMAN PEMBELIAN DAN GENDER PADA MINAT BELI PRODUK FASHION DI ONLINE

SHOP

Brigitta Adelina Avianti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Shopping Enjoyment, Pengalaman Pembelian Dan Gender Pada Minat Beli Produk

Fashion di Online Shop. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasinya adalah mahasiswa yang berada di Yogyakarta. Jumlah

sampel sebanyak 100 responden dipilih dengan teknik accidental sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data

yang digunakan adalah frekuensi dan uji regresi. Hasil analisis menunjukkan

bahwa: (1) Shopping enjoyment berpengaruh positif pada minat beli konsumen

produk fashion di online shop (2) Pengalaman pembelian berpengaruh positif

pada minat beli konsumen produk fashion di online shop (3) Tidak terdapat

perbedaan dalam minat beli yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk

produk fashion secara online.

Kata kunci : shopping enjoyment, pengalaman pembelian, gender, minat beli,

(16)

xvi ABSTRACT

THE EFFECTS OF SHOPPING ENJOYMENT, PURCHASE EXPERIENCE AND GENDER ON INTENTION TO SHOP FOR

FASHION PRODUCTS ONLINE

Brigitta Adelina Avianti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

This research aims to determine the effects of shopping enjoyment,

purchase experience and gender on intention to shop for fashion products

online. This research used quantitative research methods. The research is all

students who lives in Yogyakarta. The sample size is 100 respondents, whom are

picked up under accidental sampling techniques. The data collection technique

used is questionnaire. The data analysis techniques used are frequency and

regression analysis to test the data collected. The result of the analysis shows

that: (1) Shopping enjoyment has a positive effect on consumers to shop products

fashion online (2) Purchase experience has a positive effect on consumers to

shop products fashion online (3) There is no difference on shopping fashion

products online between man and woman.

Keywords : shopping enjoyment, purchase experience, gender, intention to shop,

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat termasuk internet

ternyata membawa dampak yang besar bagi segala aspek, tidak terkecuali

perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Sekarang sudah sangat banyak

orang yang memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis. Hal

ini tidak aneh mengingat jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh

pesat dapat menjadi sebuah pasar yang potensial untuk dimasuki para

pebisnis. Di lain pihak, praktik e-commerce dan e-bussiness ternyata

mempunyai banyak keuntungan baik bagi perusahaan ataupun konsumen.

Internet telah berkembang hingga saat ini, terlebih dengan semakin

banyaknya sekolah dan instansi pendidikan lainnya yang mewajibkan

muridnya untuk mengenal internet dan juga banyak jejaring sosial dan online

shop yang membuat masyarakat banyak yang menjadikan internet sebagai

suatu kebutuhan.

Dari berkembangnya internet banyak hal baru yang timbul dari

berkembangnya internet tersebut, salah satunya adalah pembelian atau belanja

barang ataupun jasa secara online. Berbelanja secara online telah menjadi

alternatif cara pembelian barang ataupun jasa, penjualan secara online

berkembang dari segi pelayanan, efektivitas, keamanan dan juga popularitas

(18)

Online shopping adalah pembelian yang dilakukan via internet sebagai

media pemasaran dengan menggunakan website seperti katalog. Contoh dari

online shopping antara lain, kutukutubuku.com, plasa21.com, ada juga yang

menawarkan online shopping melalui blog seperti starjunior.wordpress.com

dan melalui jaringan pertemanan kaskus, twitter dan facebook, seperti Ichi

sepatu lukis, Serba Murah shop dan Yorista K-pop. Kelebihan online shop

adalah selain pembeli dapat melihat desain produk yang sudah ada konsumen

juga dapat merequest desain hingga pembayaran secara online (Ollie, 2008).

Dewasa ini, semakin banyak peritel produk pakaian yang menggunakan

internet untuk mempromosikan dan menjual produknya. Dengan banyaknya

bisnis fashion di online shop maka tidak menutup kemungkinan konsumen

dalam berbelanja berorientasi pada beberapa faktor yang mempengaruhi niat

berbelanja fashion di online shop. Penelitian ini menguji apakah

orientasi-orientasi konsumen dalam berbelanja pakaian (brand/fashion consciousness,

shopping enjoyment, price consciousness, convenience/time consciousness,

shopping confidence, in home shopping tendency), pengalaman pembelian

produk pakaian secara online dan gender secara signifikan mempengaruhi

niat belanja produk fashion secara online.

Penggunaan layanan pembelian lewat internet (online shopping) di

Indonesia meningkat drastis. Hampir 70% pengguna internet di Indonesia

yang berpartisipasi dalam survei global online pada maret 2010 menyatakan

mereka berencana melakukan belanja online dan hanya sepertiganya yang

(19)

survei Nielsen Global Online, sebagai indeks pengukur tingkat pengguna

pada media online, pada 2007 yang menyatakan bahwa 51% pengguna

internet di Indonesia pernah belanja online setelah sebelumnya pada tahun

2005 hanya 4% pembeli dari populasi pengguna internet (Wijaya, 2008).

Pemanfaatan layanan pembelian melalui internet, selain menghadirkan

banyak keuntungan bagi pemasar, juga menghadirkan banyak keuntungan

bagi konsumen online. Keuntungan bagi konsumen online antara lain

memberikan kenyamanan. Pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu lintas,

tidak perlu mencari tempat parkir dan berjalan dari toko ke toko. Konsumen

dapat membandingkan merek, memeriksa harga dan memesan barang

dagangan 24 jam sehari dari mana saja.

Informasi tentang produk perusahaan dan pesaing sangat diperlukan.

Konsumen sering berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari informasi

produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian memesan

atau mengunduh informasi di tempat.

Ternyata bisnis internet juga mengalami surut tidak terkecuali di

Indonesia, bahkan banyak pakar bisnis yang menyatakan bahwa grafik bisnis

di internet tengah menurun, akan tetapi pada kenyataannya bisnis di internet

tetap marak karena masih banyak orang yang yakin bahwa bisnis ini tetap

menjanjikan.

Semakin maraknya bisnis di internet tentu saja hal ini akan

mengakibatkan persaingan di dalam bisnis online semakin ketat, hal ini

(20)

terus membuat toko fashion online dapat bertahan, tumbuh dan berkembang,

dalam hal ini toko fashion online semakin dituntut agar bergerak lebih cepat

dalam hal menarik konsumen. Toko fashion online perlu mencermati perilaku

konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumennya.

Proses jual beli yang dapat dilakukan melalui e-commerce tidak terlepas

dari pemasaran. E-commerce tidak dapat dipisahkan dari product, price,

place, promotion yang disebut sebagai marketing mix.

Meskipun dengan harga yang tinggi nilai penjualan tetap tinggi berbeda

dengan hukum ekonomi yang ada, dapat disimpulkan bahwa posisi buyer

sebagai pengambil keputusan pembelian tidak melihat harga sebagai

satu-satunya penentu mereka dalam melakukan keputusan pembelian. Banyak

pengaruh dalam menentukan keputusan pembelian pada konsumen. Yang

penulis angkat adalah pengaruh shopping enjoyment, pengalaman dalam

pembelian dan gender. Penulis lebih mengutamakan pengaruh-pengaruh

tersebut karena ketiga pengaruh tersebut merupakan pengaruh terbesar dalam

menentukan keputusan pembelian khususnya pada toko online.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memutuskan untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH SHOPPING ENJOYMENT,

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah shopping enjoyment berpengaruh pada minat beli konsumen

produk fashion di online shop?

2. Apakah pengalaman pembelian berpengaruh pada minat beli konsumen

produk fashion di online shop?

3. Apakah gender berpengaruh pada minat beli konsumen produk fashion di

online shop?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan meneliti relationship between variables dimana

intention to shop for fashion product online khususnya shopping enjoyment,

pengalaman pembelian dan gender pada minat beli produk fashion di online

shop. Responden pada penelitian ini adalah para mahasiswa di Kota

Yogyakarta (DIY).

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh shopping enjoyment pada minat beli produk

fashion di online shop.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman pembelian pada minat beli

(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh gender pada minat beli produk fashion di

online shop.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi khususnya dalam bidang

manajemen pemasaran yang telah diperoleh selama perkuliahan.

b. Sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai

pengaruh shopping enjoyment, pengalaman pembelian dan gender

pada minat beli produk fashion di online shop.

2. Bagi pihak toko online shop

Agar pemilik toko online shop mengetahui seberapa besar pengaruh

shopping enjoyment, pengalaman pembelian dan gender pada minat beli

produk fashion di online shop dan untuk membantu memutuskan strategi

yang akan diambil untuk meningkatkan pembelian konsumen.

3. Bagi akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang

penulis peroleh selama belajar di bangku kuliah sekaligus mendapatkan

(23)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Online shopping

Dengan adanya internet mempermudah aktivitas banyak orang, salah

satunya adalah berbelanja. Orang tak perlu lagi keluar rumah dan

berbelanja di swalayan, supermarket, plaza, butik ataupun pasar. Orang

cukup duduk di depan komputer atau malah sekarang bisa lewat ponsel,

memilih dan memesan barang kesukaannya, jual beli barang via internet,

disebut e-commerce atau online shopping (Ollie, 2008).

Terdapat empat kategori dalam istilah e-commerce (Bearden et al.,

2001), yaitu:

a. Bussiness to Customer (B2C), pelaku bisnis melakukan penjualan

barang dan jasa kepada konsumen akhir.

b. Business to Business (B2B), melibatkan penjualan produk dan layanan

antar perusahaan. Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail,

catalog produk online, jaringan perdagangan online dan sumber daya

online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani

pelanggan yang ada dengan lebih efektif dan memperoleh efisiensi

pembelian serta harga yang lebih baik.

c. Consumer to Consumer (C2C), konsumen dapat melakukan transaksi

(24)

dengan konsumen lainnya, melibatkan konsumen yang menjual secara

langsung ke konsumen. Transaksi ini terjadi di dalam naungan sebuah

situs web. Contohnya seperti situs web eBay, amazon.com dan

kaskus.co.id yang memungkinkan orang menjual barang mereka ke

konsumen lain atau dengan melelangnya kepada penawar tertinggi.

d. Consumer to Business (C2B), konsumen individu menjual produk atau

jasa kepada pelaku bisnis.

Menurut Meier dan Stormer (2009), mekanisme perdagangan di

sistem eCommerce dijelaskan melalui rantai nilai dalam eCommerce

sebagai berikut:

a. eProducts dan eServices, mengatur organisasi produk elektronik dan

layanan menggunakan bentuk-bentuk yang cocok untuk bidang bisnis.

b. eProcurement, adalah proses pengadaan yang meliputi strategi dan

operasional yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik.

c. eMarketing, meneliti pemasaran yang cocok untuk pasar elektronik

dan menunjukkan bisnis yang mungkin untuk dijalin dengan

pelanggan online.

d. eContracting, berkaitan dengan standar prosedur, tanda tangan

digital, dan sertifikasi situs terkait dengan penerimaan kerja kontrak

yang legal.

e. eDistribution, menjelaskan distribusi produk digital dan jasa sebagai

(25)

f. ePayment, membahas berbagai mata uang elektronik yang digunakan,

termasuk skema akuntansi dan metode tersebut membuatnya mungkin

untuk membayar jumlah kecil yang melibatkan hanya beberapa sen

(pi-copayment), sedang dalam jumlah beberapa uang (micropayment),

dan jumlah yang lebih besar lagi (macropayment).

g. eCustomer Relationship Management, pada bagian ini berkaitan

dengan aspek-aspek mendasar hubungan pelanggan dalam bisnis

elektronik. Fokus pada produk bergeser ke manajemen pelanggan.

Rangkaian proses rantai nilai eCommerce yang telah disebutkan adalah

rangkaian proses yang harus dilakukan. Manajemen menemui sebuah

tantangan khusus, karena saluran komunikasi yang berbeda harus

dievaluasi dan harus diteliti strategi yang cocok digunakan untuk

pelanggan online.

2. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi

dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, dan

perilaku pembeli yang serupa. Segmentasi pasar merupakan pendekatan

yang berada di titik tengah antara pemasaran massal dan pemasaran

individual. Pembeli pada masing-masing segmen diasumsikan cukup

serupa dalam hal keinginan dan kebutuhan walaupun tidak ada dua

pembeli yang benar-benar serupa.

Menurut Kotler (2002:292), segmentasi pasar adalah suatu usaha

(26)

Rismiati dan Suratno (2001:90) mendefinisikan bahwa segmentasi pasar

adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut

jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran

sendiri (kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat serba

macam/heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar/segmen

pasar yang bersifat homogen). Lamb (2001:280) mendefinisikan

segmentasi pasar sebagai suatu proses membagi sebuah pasar ke dalam

segmen-segmen atau kelompok-kelompok yang bermakna, relatif serupa,

dan dapat diidentifikasi.

Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada

konsumen. Jadi, perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan

membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana

masing-masing segmen bersifat homogen. Homogenitas masing-masing

segmen tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam

kebiasaan membeli, cara penggunaan barang, kebutuhan pemakai, motif

pembelian, tujuan pembelian, dan sebagainya. Hal yang sama

dikemukakan oleh Smith yang kemudian dikutip oleh Angipora (1999:82)

bahwa segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan

dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri

konsumen. Dengan penerapan segmentasi pasar, perusahaan yang

memproduksi dan memasarkan suatu produk dapat melakukannya dalam

jangka waktu yang panjang dengan biaya per unit yang lebih rendah.

(27)

periklanan per unitnya juga lebih rendah untuk satu macam produk

dibandingkan bila mempromosikan beberapa macam produk. Segmentasi

pasar sangat bermanfaat bagi setiap perusahaan yang menerapkan karena

segmentasi pasar dapat membuat kinerja suatu pemasaran lebih efektif

dan efisien.

Menurut Tjiptono (2002:70), segmentasi pasar memiliki 3 (tiga)

macam pola yang berbeda, yaitu:

a. Preferensi Homogen

Menunjukkan suatu pasar di mana semua konsumennya mempunyai

preferensi yang relatif sama terhadap produk dan jasa yang

ditawarkan. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.

b. Preferensi Tersebar

Dalam pola ini, preferensi pelanggan sangat beraneka ragam dan

berbeda-beda. Berbeda dengan preferensi homogen, preferensi

tersebar menunjukkan bahwa pilihan konsumen tersebut tersebar di

seluruh bidang. Merek pertama yang memasuki pasar kemungkinan

mengambil posisi di tengah sehingga menarik sebagian besar orang.

Merek yang berada di tengah akan meminimumkan jumlah total

ketidakpuasan konsumen. Pesaing kedua dapat berlokasi di sebelah

merek pertama dan bertempur untuk mendapatkan pangsa pasar atau

dapat berlokasi di sudut untuk menyerang kelompok pelanggan yang

tidak puas terhadap merek yang berada di tengah. Jika beberapa merek

(28)

posisi di seluruh bidang dan menunjukan perbedaan-perbedaan yang

nyata untuk memenuhi perbedaaan preferensi konsumen.

c. Preferensi Terkelompok

Preferensi Terkelompok merupakan pola yang menunjukkan bahwa

konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok.

Konsumen yang berada dalam kelompok yang sama juga memiliki

kesamaan preferensi. Artinya konsumen yang berada dalam kelompok

yang sama cenderung memiliki selera yang sama terhadap suatu

produk. Bagi perusahaan yang pertama kali beroperasi di pasar

memiliki 3 (tiga) pilihan untuk memasuki preferensi ini, antara lain :

1) Perusahaan dapat menempatkan diri di tengah dengan harapan

dapat menarik semua kelompok yang ada.

2) Perusahaan dapat menempatkan produk pada segmen pasar yang

terbesar dan dinamakan pemasaran terpusat.

3) Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek dan

masing-masing diposisikan pada segmen yang berbeda-beda.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih berhasil

apabila membagi-bagi dan kemudian memilih salah satu atau beberapa

bagian/ segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran dan kemudian

dilayani dengan lebih baik. Cara ini lebih menjamin keberhasilan daripada

hanya melayani konsumen dengan cara seadanya. Perusahaan yang

mengadakan segmentasi terhadap pasarnya dapat menempuh cara yang

(29)

lainnya. Salah satu cara yang penting dalam mengadakan segmentasi

pasar adalah dengan membagi pasar ke dalam beberapa jenis karena

terdapat perbedaan antara masing-masing jenis pasar tersebut maka

program pemasaran perusahaan (produk, harga, distribusi, dan promosi)

juga berbeda tergantung pasar yang akan dituju oleh perusahaan.

Seperti yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2004:155) bahwa

segmentasi pasar konsumen dapat dilakukan dengan mempertimbangkan

beberapa variabel, yaitu :

a. Segmentasi berdasarkan geografis

Kriteria geografis dipergunakan dalam segmentasi pasar karena

mengingat potensi pasar bagi produk perusahaan dapat dipengaruhi

oleh lokasi pasar di mana faktor biaya operasi dan besarnya

permintaan dari masing-masing wilayah berbeda-beda. Segmentasi

geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis

yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota,

atau lingkungan. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi

dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam

seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal dalam

kebutuhan dan preferensi geografis. Segmentasi pasar ini dilakukan

dengan mengelompokkan konsumen menjadi bagian pasar menurut

(30)

b. Segmentasi berdasarkan demografis

Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi

kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia,

ukuran keluarga, siklus kehidupan keluarga, jenis kelamin,

penghasilan, pekerjaan, agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan

kelas sosial. Variabel-variabel demografis adalah dasar yang paling

populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Satu

alasan adalah bahwa keinginan, preferensi, dan tingkat pemakaian

konsumen sangat berhubungan dengan variabel-variabel demografis.

c. Segmentasi berdasarkan psikografis

Segmen pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen atau

pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau

gaya hidup (life style) dan kepribadian (personality).

d. Segmentasi berdasarkan perilaku

Segmentasi menurut perilaku adalah pengelompokkan pasar yang

didasarkan kepada tingkah laku para pembeli yang dibagi dalam

kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan pengetahuan, sikap,

pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap hasil produksi

sesungguhnya atau sikap pelengkapnya antara lain dikelompokkan

dalam rata-rata pemakaian, tingkat kesiapan, manfaat yang dicari,

kepekaan terhadap faktor pasar, dan loyalitas terhadap merek.

Segmentasi merupakan suatu proses membagi-bagi suatu pasar yang

(31)

memiliki ciri-ciri/sifat yang homogen dan dapat berarti bagi perusahaan

(Assauri, 1999:134). Segmen pasar tersebut akan dinilai dan

dipertimbangkan untuk dipilih menjadi pasar sasaran yang dituju melalui

usaha-usaha pemasaran perusahaan. Dengan segmentasi pasar,

perusahaan dapat menentukan dan membandingkan kesempatan pasar

yang ada serta dapat melakukan penyesuaian pada produk atau program

pemasaran dan penentuan anggaran usaha pemasaran sesuai dengan

segmen pasar tersebut. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan

akan lebih berhasil apabila membagi-bagi dan kemudian memilih salah

satu atau beberapa bagian/segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran

dan kemudian dilayani dengan lebih baik. Cara ini lebih menjamin

keberhasilan daripada hanya melayani konsumen dengan cara seadanya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan segmentasi pasar,

namun tidak semua segmentasi bisa berjalan efektif. Kebijakan pemasaran

harus dapat menentukan gambaran yang jelas dan terarah mengenai apa

yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menggunakan setiap

kesempatan atau peluang-peluang yang ada pada beberapa pasar sebagai

sasaran penjualan. Untuk dapat mencapai penjualan perusahaan yang

maksimal maka penentuan kebijakan pemasaran harus didasarkan pada

analisis lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun

lingkungan eksternal sehingga dapat diketahui keunggulan dan kelemahan

(32)

pangsa pasar sebagai unsur ukuran atau kriteria tentang keberhasilan suatu

perusahaan dalam mengejar tujuan dan sasaran yang diinginkan.

Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan eksistensi

maka salah satu upaya yang ditempuh oleh perusahaan adalah

meningkatkan volume penjualan produknya. Perusahaan tentu harus peka

terhadap setiap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal karena

perubahan tersebut bisa saja sangat memengaruhi penjualan perusahaan.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti

perkembangan dan kemajuan teknologi yang tentunya akan membuka

kesempatan bagi para pesaing untuk merebut pasar sehingga menciptakan

keadaan yang kompetitif. Melalui pangsa pasar, perusahaan dapat

mengetahui pasar mana yang memiliki potensi baik bagi perusahaan itu

sendiri serta pasar mana yang berpotensi direbut oleh pesaing. Hal ini

sangat bermanfaat bagi perusahaan karena perusahaan dapat menyusun

rencana yang tepat untuk mempertahankan pasar atau bahkan

mengekspansi pasar guna meningkatkan volume penjualannya.

Sofjan Assauri (1999:95) mengemukakan bahwa pangsa pasar adalah

besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu

perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase. Perusahaan

yang menaikkan pangsa pasar (market share) umumnya berkinerja lebih

baik dari para pesaingnya dalam tiga area yaitu kegiatan produk baru,

(33)

Kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk meningkatkan market

share harus diarahkan kepada pelanggan guna mendorong mereka

melakukan pembelian serta menarik para calon pembeli. Hal ini juga

berguna untuk menjaga loyalitas pelanggan agar tidak beralih ke produk

lain. Apabila perusahaan mampu menarik calon pembeli dan mampu

menjaga loyalitas pelanggannya maka pangsa pasarnya pun akan

meningkat.

Sofjan Assauri (2004:379) berpendapat dalam analisis pangsa pasar

kemungkinan kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :

a. Asumsi bahwa pengaruh kekuatan dari luar perusahaan terhadap

seluruh perusahaan dengan dampak yang sama tidaklah selalu benar.

b. Asumsi bahwa hasil prestasi pemasaran perusahaan harus dikaitkan

dengan rata-rata prestasi seluruh perusahaan tidak selalu benar.

c. Jika perusahaan memasuki pasar industri maka pangsa pasar dari

setiap perusahaan yang ada akan menurun.

Segmentasi yang akurat adalah segmentasi yang diawali dengan riset

pasar. Karena itu kemampuan melakukan riset dan segmentasi tentu

membutuhkan kecerdasan dan kemampuan dalam melakukan antisipasi

dan perencanaan kedepan.

Segmentasi pasar adalah sebuah cara bagaimana memandang pasar

secara kreatif, perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan

peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar

(34)

membagi-bagi pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal

yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi

dalam marketing :

a. Memungkinkan untuk lebih fokus, tidak terlalu jauh/melenceng dari

target.

b. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di pasar.

c. Merupakan basis bagi untuk mempersiapkan strategi marketing

selanjutnya.

d. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari

sudut unik dan cara yang berbeda.

3. Minat Beli

Terdapat beberapa pengertian minat beli, diantaranya adalah sebagai

berikut:

Menurut Assael (2002), minat beli merupakan kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian.

Menurut Kinnear dan Taylor (1996), minat beli adalah tahap

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli

benar-benar dilaksanakan.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila

produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan

(35)

manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk

mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi.

Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka

biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih

mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku

pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran

maupun rangsangan dari lingkungannya.

Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan

karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.

Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses

rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi

konsumen untuk membeli.

Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk

membeli produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan

(36)

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk tersebut.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat beli, menurut Jerome

dan Wiliam (2008) ada 3 faktor umum yang mempengaruhi minat beli

yakni promosi, kualitas jasa, dan citra produk. Tanpa promosi keberadaan

produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan pelanggan

tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Konsumen yang tidak

mengetahui sebuah produk akan memperkecil atau meniadakan

kemungkinan untuk membeli produk. Untuk itu perusahaan perlu

melakukan promosi agar dapat mengkomunikasikan/memperkenalkan

produknya kepada para konsumen,dan dapat menimbulkan minat beli

konsumen.

Sedangkan kualitas jasa merupakan sesuatu yang dipersepsikan oleh

konsumen. Konsumen akan menilai kualitas sebuah jasa yang dirasakan

berdasarkan apa yang mereka deskripsikan dalam benak mereka.

Konsumen akan beralih ke penyedia jasa lain yang lebih mampu

memahami kebutuhan spesifik pelanggan dan memberikan layanan yang

lebih baik, Tjiptono dan Chandra (2011). Pemasar perlu meningkatkan

kualitas jasa untuk mengembangkan loyalitas pelanggannya karena

(37)

setia. Jika kualitas diperhatikan, maka loyalitas pelanggan akan lebih

mudah diperoleh.

Seseorang yang mempunyai ketertarikan tinggi terhadap suatu produk

tidak akan berpikir panjang untuk membeli dan menggunakan produk

tertentu dan akan menjadi konsumen yang loyal. Kemampuan menjaga

konsumen yang loyal dan relasi bisnis, mempertahankan atau bahkan

memperluas pangsa pasar, memenangkan suatu persaingan,

mempertahankan posisi yang menguntungkan, dan menumbuhkan minat

beli konsumen tergantung pada citra produk yang melekat pada

konsumen.

Menurut Eni Heruwati (2011) faktor lain yang mempengaruhi minat

beli adalah daya tarik sumber, keahlian sumber, dan kredibilitas. Sumber

memiliki daya tarik dalam berbagi cara, yang menarik berbagai khalayak

sasaran untuk melakukan keputusan pembelian (Shimp, 2003:465). Daya

tarik bukan hanya berarti daya tarik fisik, meskipun daya tarik bisa

menjadi atribut yang sangat penting tetapi meliputi sejumlah karakteristik

yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung, kecerdasan, sifat-sifat

kepribadian, gaya hidup, dan keatletisan postur tubuh.

Keahlian sumber dapat mengacu mengenai informasi yang

disampaikan oleh sumber pesan, dengan cara mempersepsikan produk

yang dibawakan. Hal ini menunjang keterkaitan dengan produk atau

merek yang mereka wakili Mahony dan Meenaghan (dalam Eni, 2010),

(38)

menyampaikan pesan iklan kepada konsumen, maka selebriti yang

digunakan adalah mereka yang mempunyai keahlian, pengetahuan, dan

pengalaman yang terkait dengan produk atau merek yang mereka wakili

sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipercaya oleh

konsumen.

Kredibilitas sumber dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan

tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek, akan menjadi orang yang

paling mampu meyakinkan orang lain untuk mengambil suatu tindakan

keputusan pembelian menurut Shimp (dalam Eni, 2010). Para pemasang

iklan memanfaatkan nilai kepercayaan dengan memilih para pendukung

yang secara luas dipandang sebagai jujur, dapat dipercaya, dan dapat

diandalkan.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Ratih Puspa Nirmala dan Ike Janita Dewi (2011) melakukan penelitian

dengan judul “The Effects of Shopping Orientations, Consumer

Innovativeness, Purchase Experience, and Gender on Intention to Shop

for Fashion Products Online” dari hasil pengujian didapatkan hasil:

a. Orientasi belanja (kenikmatan belanja, kesadaran harga,

kecenderungan belanja di rumah), inovasi konsumen, pengalaman

pembelian online untuk produk-produk fashion dan jenis kelamin,

berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen untuk

(39)

b. Perempuan cenderung memiliki niat lebih tinggi untuk berbelanja

produk-produk fashion online dibandingkan laki-laki.

2. Lana Sularto (2004) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh

privasi, kepercayaan, dan pengalaman terhadap minat beli konsumen

melalui internet. Adapun untuk teknik analisa yang digunakan adalah

teori perilaku terencana, dari hasil pengujian didapatkan hasil :

a. Jika konsumen telah mulai memiliki pengalaman dengan internet,

maka mereka cenderung akan melakukan pembelian pertamanya

melalui internet, semakin konsumen berpengalaman dengan

pembelian melalui internet maka konsumen akan mulai mempercayai

metode pembelian melalui internet.

b. Privasi dan kepercayaan pada internet memperngaruhi perilaku

pembelian melalui internet.

3. Mujiyana (2009) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan

Periklanan di Internet dan Pemasaran melalui e-mail terhadap Pemrosesan

Informasi dan Keputusan Pembelian oleh Konsumen. Adapun untuk

teknik analisa yang digunakan adalah bersifat deskriptif dan kuantitatif,

dari hasil pengujian didapatkan hasil:

a. Hasil analisis dan pembahasan menunjukan bahwa berdasarkan sudut

pandang para pengguna internet, program periklanan melalui internet,

secara signifikan berpengaruh positif terhadap pemrosesan informasi,

(40)

atau tidak didukung dengan fakta bahwa akan mempengaruhi

pemrosesan informasi.

b. Persepsi pengguna internet mengenai program periklanan melalui

internet dan pemasaran melalui e-mail menunjukkan bahwa program

periklanan melalui internet terbukti belum dapat mempengaruhi

keputusan pembelian produk oleh konsumen secara langsung maupun

tidak langsung melalui pemrosesan informasi.

c. Calon konsumen tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan

pembelian melalui internet.

C. Perumusan Hipotesis 1. Shopping Enjoyment

Shopping Enjoyment atau kenikmatan berbelanja adalah

kecenderungan konsumen dalam menikmati berbelanja (Seock dan Bailey

dalam Ratih dan Dewi, 2011).

Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa kenikmatan

berbelanja merupakan bagian dari gaya hidup individu dengan

menekankan pada kegiatan berbelanja individu dan dapat

menggambarkan perasaan individu ketika melakukan kegiatan berbelanja.

Pada dasarnya kenikmatan berbelanja yang dimiliki oleh individu

berkaitan dengan gaya hidup yang dimiliki individu secara umum.

Orientasi berbelanja dapat menunjukkan kebutuhan individu atas produk

(41)

menimbulkan minat beli konsumen yang disertai dengan adanya potensi

untuk setiap produk berhasil dijual secara online.

H1 : Shopping enjoyment berpengaruh positif pada minat beli konsumen produk fashion di onlineshop.

2. Pengalaman pembelian

Orientasi kenyamanan konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor,

namun dalam konteks belanja online orientasi kenyamanan konsumen

dibentuk oleh dua dimensi, yaitu dimensi waktu dan energi (McEnally

dan Brown, 1998). Dimensi waktu merujuk kepada tekanan atas

keterbatasan waktu belanja yang dimiliki konsumen. Sedangkan dimensi

energi berkaitan dengan besarnya usaha yang dikeluarkan dalam

berbelanja (Marquis, 2005).

Konsumen dengan orientasi kenyamanan dalam berbelanja memiliki

ciri-ciri, yaitu senang jika bisa menghemat waktu belanja, senang jika bisa

bebas menentukan waktu belanja tanpa terbatas oleh hari libur, jam

malam toko sudah tutup dan keterbatasan waktu lainnya.

Selain itu konsumen dengan orientasi kenyamanan biasanya selalu

berusaha agar dapat meminimalisir usaha untuk pergi mengunjungi toko

dan meminimalisir perbuatan menjengkelkan yang mungkin di dapat dari

orang lain ketika berbelanja di toko seperti perilaku sales promotion girl

yang terlalu memaksa, konsumen lain yang tidak mau mengantri,

(42)

Keputusan pembelian merupakan salah satu komponen utama dari

perilaku konsumen. Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau

lebih alternatif tindakan atau perilaku. Pengertian mengenai perilaku

konsumen oleh perusahaan selaku produsen begitu penting dan perlu

diperhatikan lebih lanjut.

Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh

yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu

produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian

konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan

(stimulus) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun

rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian

diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya,

sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi

konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut

sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk

membeli. Konsep pemasaran merekomendasikan kepada para pemasar

untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya. Untuk dapat

memuaskan mereka, perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen tersebut. Termasuk di dalamnya motif yang

mendasari mengapa seseorang membeli suatu produk, dimana mereka

membeli kapan mereka membeli, berapa yang mereka beli, pada tingkat

(43)

tersebut dipengaruhi oleh dua variabel penting yaitu karakateristik

pembeli dan proses pengambilan keputusan pembelian.

Diawali dengan tahap mencari atau mengenali kebutuhan,

konsumen akan beranjak pada tahap kedua yaitu pencarian informasi.

Informasi yang mereka cari seputar produk, merek dan juga produsen

produk tersebut. Informasi-informasi yang terkumpul akan dievaluasi

pada tahap berikutnya. Sebagai output dari tahap ketiga adalah keputusan

pembelian. Ketika telah melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk

yang dibeli, mereka akan mengevaluasi baik produk maupun pelayanan

yang mereka terima dalam proses pembelian. Hasil evaluasi yang positif

akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian ulang di masa yang

akan datang. Namun evaluasi yang negatif akan memotivasi mereka untuk

tidak lagi mengkonsumsi produk tersebut.

Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh

konsumen antara lain (Sulistyawati, 2010):

a. Benefit Association

Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen

menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan

menghubungkannya dengan karakteristik merek.

b. Frekuensi pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas

dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli

(44)

Pengalaman sebelumnya dalam berbelanja mempengaruhi perilaku

belanja pada masa depan. Pengalaman pembelian melalui internet

mempengaruhi niat untuk mencari informasi dan membeli produk

pada media tersebut. Jayawardhena et al. (2007) menunjukkan bahwa

pengalaman belanja online sebelumnya akan memiliki pengaruh yang

signifikan untuk berbelanja lagi di kemudian hari.

Dengan kata lain, jika seseorang pernah membeli produk online

maka pengalaman akan mempengaruhi mereka untuk membeli produk

secara online. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ranganathan dan Jha (2007) dalam (Ratih dan Dewi, 2011)

menunjukkan bahwa pengalaman berbelanja melalui online di masa

lalu memiliki pengaruh yang kuat untuk melakukan pembelian online

di kemudian hari.

H2 : Pengalaman pembelian berpengaruh positif pada minat beli produk fashion di online shop.

3. Gender

Dalam penelitian ini, kata gender digunakan untuk menggantikan

kata jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender

berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk fashion di

online shop (Jayawardhena et al. 2007 dalam Ratih dan Dewi, 2011).

(45)

rumah tangga yang tinggi akan lebih mungkin untuk terlibat dengan

belanja di internet.

Berbeda dengan Vijayasaranthy (2003), penelitian lain

menunjukkan bahwa wanita lebih mungkin untuk berbelanja produk

pakaian secara online daripada pria (Girard et al. 2003; Goldsmith and

Flynn (2004) dalam Ratih dan Dewi, 2011). Girard et al. (2003)

menunjukkan bahwa gender merupakan prediktor yang paling umum

untuk preferensi belanja online. Secara khusus, lebih banyak pria

menyukai berbelanja online untuk buku, komputer pribadi, telepon

seluler dan televisi sedangkan wanita lebih banyak memilih berbelanja

online untuk pakaian dan parfum. Sebuah studi oleh Kim and Kim

(2004) dalam Ratih dan Dewi (2011) juga menunjukkan bahwa

gender adalah prediktor signifikan dalam menentukan minat beli

konsumen dalam berbelanja online untuk pakaian, perhiasan atau

aksesoris. Konsumen wanita menunjukkan minat membeli produk

online yang lebih besar pada produk pakaian , perhiasan atau aksesoris

dibandingkan pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria

cenderung membeli CD, DVD, buku, komputer dan produk elektronik

sedangkan wanita cenderung lebih membeli pakaian, sepatu, pakaian

dalam dan aksesoris (Allegra Strategies;IMRG; in Jayawardhena et al.

2007 dalam jurnal “The Effect of Shoping Orientations, Consumers

Inovativeness, Purchase Experience, and Gender On Intention to

(46)

H3 : Wanita cenderung memiliki minat beli berbelanja produk

(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis metode yang dipakai adalah metode penelitian kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau partisipan tertentu, teknik pengambilan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008).

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek yang dimaksud adalah orang-orang yang dijadikan responden

yang akan ditanyai untuk memperoleh informasi. Subjek penelitian ini

adalah mahasiswa sebagai konsumen pengguna online shop produk fashion

di Kota Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah variabel yang diteliti atau sesuatu yang bisa

diukur. Objek dari penelitian ini adalah :

a. Shopping enjoyment

b. Pengalaman pembeliaan

(48)

d. Minat beli konsumen

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa

yang berada di Kota Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008), sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

digunakan 100 responden sebagai sampel yang dipilih dan berlokasi di

beberapa daerah di Yogyakarta yaitu mahasiswa yang bertempat tinggal

di Jalan Seturan, Jalan Gejayan dan Condongcatur.

Alasan pemilihan pengambilan sampel tersebut adalah untuk mewakili

daerah di Yogyakarta, maka dalam melakukan penelitian, penulis memilih

beberapa batasan kota di Yogyakarta sebagai responden dalam penelitian

ini dengan anggapan anggota sampel ini mempunyai ciri-ciri yang

berhubungan erat dengan anggota populasi.

Adapun jumlah sampel tersebut diperoleh dari perhitungan yang

dikemukakan oleh Wibisono (Riduwan 2004:66) jika populasinya tidak

(49)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah pengambilan sampel

dengan menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau

siapapun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data

(Sumarni dan Wahyuni, 2006:78). Peneliti mengumpulkan data langsung

dari setiap mahasiswa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan

terpenuhi.

D. Variabel Penelitian 1. Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau

mengubah nilai (Kuncoro, 2003). Nilai dapat berbeda pada waktu yang

berbeda untuk objek atau orang yang sama. Dalam penelitian ini ada

beberapa variabel yang akan diteliti yaitu shopping enjoyment,

pengalaman pembelian dan gender pada minat beli produk fashion di

online shop.

Dalam persamaan regresi linier berganda hipotesisnya yaitu variabel

independennya yaitu shopping enjoyment (X1), pengalaman pembelian

(X2) dan gender (X3). Variabel dependennya adalah minat beli (Y).

2. Definisi Konseptual

a. Shopping enjoyment (X1) konsumen pada minat beli produk fashion di

(50)

b. Pengalaman pembelian (X2) konsumen pada minat beli produk fashion

di online shop. Indikator pengalaman pembelian yaitu pengalaman

berbelanja melalui online di masa lalu memiliki pengaruh yang kuat

untuk melakukan pembelian online di kemudian hari (Ratih dan Dewi,

2011).

c. Gender (X3) pada minat beli produk fashion di online shop. Indikator

gendernya adalah pria dan wanita.

d. Minat Beli (Y) adalah keputusan dalam menggunakan daya gunanya

untuk membeli, keputusan untuk membeli diambil oleh pembeli.

Indikator minat beli di sini yaitu frekuensi melakukan pembelian,

kecenderungan untuk membeli produk dan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya.

3. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait

dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup

dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah.

Teori ini dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang

bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau

merupakan salah satu penyebab ( J.Supranto,2003 hal 322).

Operasional variabel yang dipakai adalah :.

a. Jenis kelamin konsumen apakah laki-laki atau perempuan yang

(51)

b. Shopping enjoyment dioperasionalkan sebagai berikut (Ratih dan

Dewi, 2011):

a) Berbelanja online membuat saya menjadi gembira

b) Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet

c) Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari

produk melalui internet

c. Pengalaman pembelian dioperasionalkan sebagai berikut (Ratih dan

Dewi, 2011):

Saya merasa mempunyai pengalaman pembelian melalui media

internet.

1) Minat beli dioperasionalkan sebagai berikut Ferdinand (2006) :

1) Saya menggunakan internet untuk mencari informasi produk

fashion.

2) Saya akan membeli produk fashion di online shop

3) Saya senang membicarakan dengan orang lain mengenai

produk fashion di online shop

4) Saya akan merekomendasikan / menyarankan produk fashion

di online shop kepada keluarga dan teman.

E. Skala Penelitian

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

(52)

menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Skala Likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif pada umumnya menggunakan 5 angka

penelitian yaitu:

1. Sangat Setuju diberikan skor : 5

2. Setuju diberikan skor : 4

3. Ragu diberikan skor : 3

4. Tidak Setuju diberikan skor : 2

5. Sangat Tidak Setuju diberikan nilai skor : 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dicari berkaitan dengan shopping enjoyment, pengalaman

pembelian, gender dan minat beli konsumen. Data ini diperoleh dengan cara

kuesioner, dimana kuesioner tersebut merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti yang mengetahui dengan pasti variabel yang akan

diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,

2008). Kuesioner penelitian ini akan diberikan kepada responden yang pernah

(53)

G. Uji Instrumen Penelitian

Pada uraian tentang metode pengumpulan data telah diuraikan bahwa

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut

Sugiyono (2008), angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Angket yang digunakan untuk menggunakan

shopping enjoyment, pengalaman pembelian, gender dan minat beli sebagai

konsumen produk fashion di online shop di Kota Yogyakarta. Untuk menguji

kelayakan penggunaan angket digunakan dua cara, yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas.

Agar instrumen betul-betul memenuhi persyaratan validitas dan

reliabilitas, maka perlu dilakukan uji instrumen penelitian.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah alat untuk menguji apakah tiap-tiap butir benar-benar

telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Semakin

tinggi validitas suatu alat ukur semakin tepat alat ukur tersebut mengenai

sasaran. Pengujian validitas terhadap kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan product moment dengan rumus sebagai

berikut:

keterangan :

(54)

n = banyak responden

x = nilai dari setiap item

y = nilai seluruh item

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu derajat ketetapan, ketelitian dan

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Analisis

kehandalan bertujuan untuk menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah

reliabel sebagai indikator. Adapun rumus yang digunakan untuk

menghitung uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut:

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

= banyaknya pertanyaan atau soal

= jumlah varian butir

= varian total

H. Teknik Analisis data

Sebelum melakukan analisis regresi, supaya mendapatkan perkiraan yang

tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus

(55)

model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan

representatif.

Ada tiga pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu :

1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna

(mendekati sempurna) antara beberapa atau variabel bebas (Kuncoro dan

Ridwan, 2007:98). Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis

regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau

independen variabel (X1, X2, X3, ,….Xn), dimana akan diukur tingkat

asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut

melalui besaran koefisien korelasi (r).

Dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien korelasi antar

variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, dan seterusnya) lebih besar dari

0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar

variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu

observasi ke observasi lainnya (Hanke dan Reitsch dalam Kuncoro,

2007:96). Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda

akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum

(56)

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas

bisa dilakukan dengan membuat grafik dari residu yang dikuadrat sebagai

sumbu tegak dan variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang

kedua dengan uji park dalam bentuk:

Cara ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman, dengan

rumus sebagai berikut.

Cara termudah untuk mengatasi heteroskedastisitas adalah

dengan mentransformasi persamaan regresi ke dalam bentuk

logaritma.

3. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data

normal atau mendekati normal.

3. Teknik Analisis Regresi berganda

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh shopping

enjoyment, pengalaman pembelian dan gender terhadap minat beli

konsumen, yaitu dengan mengunakan model sebagai berikut:

Y= a + + + +e

Keterangan:

(57)

a = Konstant

= Variabel shopping enjoyment (variabel independen)

= Variabel pengalaman pembelian (variabel independen)

= Variabel gender (variabel independen)

= Koefisisen regresi variabel shopping enjoyment

= Koefisien regresi variabel pengalaman pembelian

= Koefisien regresi variabel gender

= Standar eror

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu (Sunyoto,

2009:152) :

1) Menentukan Hodan Ha.

Ho : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh shopping

enjoyment pada minat beli.

Ha : b1 > 0, artinya ada pengaruh shopping enjoyment

pada minat beli.

Ho : b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh pengalaman

pembelian pada minat beli.

Ha : b2 > 0, artinya ada pengaruh pengalaman pembelian

(58)

ti =

2) Menentukan level of significance(α):

Dalam penelititan ini level of significance atau tingkat

signifikannya sebesar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) =

n-2 dan n merupakan jumlah sampel penelitian.

3) Menentukan nilai thitung dengan rumus (Sunyoto, 2009:152):

Dimana:

ti = t hitung koefisien i

bi = koefisien regresi variabel i

sbi= standar error dari i

4) Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya

pengaruh dari variabel independen (shopping enjoyment dan

pengalaman pembelian) terhadap variabel dependen (minat beli).

Adapun rumus yang digunakan adalah (Supranto dan Limakrisna,

2009:163) :

R2 =

Keterangan:

Gambar

Gambar V.1 Uji Heterokedastisitas .................................................................
Tabel V.1 Rangkuman tes validitas variabel bebas
Tabel V.2 Rangkuman hasil uji reliabilitas
Tabel V.3 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik yang ada di daerah penelitian tersebut, yaitu nelayan yang mempergunakan alat tangkap dengan target hasil tangkapan cumi- cumi yang berasal dari daerah

Dengan diratifikasinya beberapa Kovenan penting tersebut, maka penting bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian atas hak-hak yang dijamin di dalam

Saat dilakukan observasi pada worokstation pengepakan, pada saat proses pengepresan sack berlangsung yang terjadi pada komponen penekan sack dan alas penekan

kepada kami Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: &#34;Sesungguhnya perumpamaan?. para penghafal

Dengan menggunakan bantuan Vensim®, hasil-hasil dari studi awal seperti analisis daerah operasi dan analisis perlengkapan dijadikan masukan untuk mengetahui pola

Tujuan: Mengetahui hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebelum dan sesudah pemberian

Materi pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan pola ritme untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah gitar 1 diambil dari salah satu lagu yang terdapat dalam buku

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran.. Problem Based Instruction