• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI

A. Analisis Nilai Toleransi dalam Buku Ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Analisis nilai toleransi merupakan serangkaian kegiatan pencarian, penelaahan, penyelidikan dan penguraian suatu pokok peristiwa atau

karangan tentang nilai toleransi, sedangkan nilai toleransi adalah makna yang menunjukan sikap, perbuatan dan perilaku yang baik dengan cara saling menghargai, menghormati, membiarkan dan membolehkan orang lain memiliki sebuah keyakinan, kepercayaan, prinsip atau pendapat lain yang berbeda dengan diri sendiri. Analisis nilai toleransi dalam buku ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dapat dibaca dalam tabel dibawah ini :

1. Analisis Nilai Toleransi dalam Buku Ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VII

Tabel 4.1 Nilai Toleransi dalam Buku Ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VII

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Mengakui Hak Setiap Orang 1. Pada bab VI, Sub bab

“Kandungan Q.S. al-Mujadalah/58:11”, terdapat nilai toleransi yaitu berlapang-lapang atau tenggang rasa dan kesetaraan dalam majelis. Kutipan materi :

Ayat ini menjelaskan tentang berlapang-lapanglah kalian ketika berada dalam majelis (tempat mencari ilmu). Yakni apabila kita berada di tempat menuntut ilmu, baik itu di kelas, masjid, majelis taklim dan lain sebagainya, kita harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk sama mendapatkan tempat duduk yang layak

Mengakui Hak Setiap Orang 1. Pada bab I, Sub bab

“Pengantar”, terdapat nilai toleransi yaitu keadilan. Kutipan materi :

Apakah kamu pernah mendengar nama Nelson Mandela, ia adalah seorang tokoh pejuang Afrika Selatan yang memperjuangkan keadilan bagi kaum kulit hitam di Afrika Selatan yang ditindas dan diperlakukan secara tidak adil (Non-Serrano, 2016: 2).

2. Pada bab XI, Sub bab “ Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu solidaritas di

(Sumiyati, 2014: 86). tengah masyarakat. Kutipan materi:

Bentuk solidaritas ditengah - tengah masyarakat majemuk yang kamu wujudkan sebagai remaja yaitu; menghargai teman dan orang lain meskipun mereka berbeda denganmu, menghargai para penganut agama lain dan semua aturan agamanya termasuk ibadah, berteman dengan semua orang tanpa memandang perbedaan yang ada, dapat bekerja sama dan menolong teman dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan status sosial (Non-Serrano, 2016: 87).

Menghormati Keyakinan Orang Lain

1. Pada bab I, Sub bab “Mempelajari dan Memahami Makna Al-Asma’u Al-husna”, terdapat nilai toleransi yaitu mendengarkan dan menghargai orang yang sedang berbicara. Kutipan materi :

Perilaku atau sikap yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT. Yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang berbicara adalah orang tua dan guru kita, lalu bagaimana sikap kita jika

Menghormati Keyakinan Orang Lain

1. Pada bab XI, Sub bab “Masyarakat Indonesia yang Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu bersikap baik dan memandang positif dalam keberagaman yang majemuk. kutipan materi :

Ada yang beragama Kristen , Katolik, Islam, Hindu, Budha, Khong Hu Chu, nah keberagamaan itu disebut majemuk. Bagaimana kamu memandang mereka yang berbeda denganmu ? sering kali masih ada orang yang memandang orang lain yang berbeda dengannya seperti rasa curiga. Akan

tidak senang terhadap apa yang disampaikan tentu kita harus menyampaikan hal itu kepada lawan bicara kita dengan sikap dan bahasa yang santun (Sumiyati, 2014: 7).

2. Pada bab VIII, Sub bab “Menghormati Orang Tua”, terdapat nilai toleransi yaitu menghormati dan berbuat baik kepada orang tua. Kutipan materi :

Begitu besar jasa orang tua sehingga kita sebagai anak wajib hukumnya berbuat baik kepada keduanya. Allah SWT memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada keduanya (Sumiyati, 2014: 113).

3. Pada bab VIII, Sub bab “Menghormati Guru”, terdapat nilai toleransi di dalamnya yaitu menghormati dan berbuat baik kepada guru. Kutipan materi :

Kita juga diperintahkan untuk senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada guru. Gurulah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Sebagai pendidik guru membentuk kita menjadi manusia yang beriman, mengerti baik dan buruk, berbudi pekerti luhur, dan menjadi orang yang bertanggungjawab,

tetapi, dalam ajaran Kristen, kamu diminta untuk bersikap baik dan memandang orang lain secara positif (Non-Serrano, 2016: 79).

2. Pada bab XI, Sub bab “ Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu solidaritas di tengah masyarakat. Kutipan materi:

Bentuk solidaritas ditengah - tengah masyarakat majemuk yang kamu wujudkan sebagai remaja yaitu ; menghargai teman dan orang lain meskipun mereka berbeda denganmu, menghargai para penganut agama lain dan semua aturan agamanya termasuk ibadah, berteman dengan semua orang tanpa memandang perbedaan yang ada, dapat bekerja sama dan menolong teman dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku, dan status sosial (Non-Serrano, 2016: 87).

baik kepada diri sendiri, masyarakat, bangsa maupun negara (Sumiyati, 2014: 115).

Setuju Dalam Perbedaan

1. Pada bab XI, Sub bab “Dakwah Nabi Muhammad di Madinah”, terdapat nilai toleransi yaitu Persaudaraan Sejati. Kutipan materi :

Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara orang muhajirin dengan

ansor. muhajirin adalah orang yang berhijrah, sedangkan ansor adalah orang yang menyambut kedatangan para kaum muhajirin di Madinah. Setiap orang ansor

mengakui orang muhajirin

sebagai saudaranya. Perlu diketahui juga bahwa di Madinah tidak hanya orang islam namun juga terdapat orang non muslim, agar terjadi hubungan yang harmonis antara keduanya, saling menghormati, toleransi dan menjaga lingkungan di Madinah maka harus ada kesepakatan bersama (Sumiyati, 2014: 162-163).

Setuju Dalam Perbedaan

1. Pada bab III, Sub bab “Arti Baptisan”, terdapat nilai toleransi yaitu keberagaman kebijakan dalam praktek ibadah. Kutipan materi :

Gereja mengakui dan melaksanakan baptisan bagi anak-anak, dari usia bayi dan baptisan dewasa. Akan tetapi ada juga beberapa gereja yang hanya mengakui baptisan orang dewasa. Dalam injil Lukas 18:16a, Matius 19:14a, Markus 10:14a, Yesus memarahi para murid-murid-Nya yang ingin menghalang-halangi anak-anak datang kepadanya (Non-Serrano, 2016: 21). 2. Pada bab III, Sub bab “Baptis

Percik atau Selam”, di dalamnya terdapat nilai toleransi yaitu keberagaman kebijakan dalam praktek ibadah. Kutipan materi :

Sejak beberapa waktu yang lalu, banyak terjadi perdebatan mengenai cara baptisan mana yang lebih Alkitabiah. Namun, Alkitab sendiri tidak memberikan

penekanan pada cara baptis tertentu. Alkitab lebih memberikan penekanan pada makna baptisan. Setiap gereja melakukan cara baptisan menurut tradisi dan aturan gereja masing-masing. Pada dasarnya yang terpenting bukan cara seseorang dibaptis melainkan makna baptisan itu sendiri (Non-Serrano, 2016: 23).

3. Pada bab XI, Sub bab “ Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu solidaritas dalam masyarakat majemuk. Kutipan materi :

Membersihkan rumah-rumah ibadah agama lain bersama teman-teman dari berbagai macam agama, mengunjungi panti jompo atau keluarga yang kurang mampu dari berbagai macam agama dan memberi bantuan sesuai kemampuan, mengunjungi rumah ibadah secara bergiliran dan beramah tamah dengan pimpinan rumah ibadah setempat (Non-Serrano, 2016: 88). 4. Pada bab XII, Sub bab “Peran

Hati Nurani”, terdapat nilai toleransi yaitu berfikir terbuka atas pendapat orang lain.

Kutipan materi :

Kamu perlu bersikap terbuka terhadap pikiran dan pendapat orang lain, tetapi amat penting untuk menunjukan pikiran dan pendapatmu sendiri. jika kalau kamu mampu melakukannya, maka kamu pun mampu untuk memilih yang benar, memutuskan yang benar (Non-Serrano, 2016: 93).

Saling Pengertian

1. Pada bab VIII, Sub bab “Mari Berempati” terdapat nilai toleransi yaitu bersikap empati. Kutipan materi :

Allah SWT menyuruh umat manusia untuk berempati terhadap sesamanya. Peduli dan membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah SWT sangat murka kepada orang-orang yang egois dan sombong (Sumiyati, 2014: 111).

2. Pada bab IX, Sub bab “Ketentuan Shalat Jum’at”, terdapat nilai toleransi yaitu menguatkan tali shilaturahim. Kutipan materi :

Kita semua bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya, misalnya jika kita

Saling Pengertian

1. Pada bab II, Sub bab “Pengampunan Allah”, terdapat nilai toleransi yaitu saling mengampuni dan berbuat baik kepada sesama. Kutipan materi :

Kristus telah mengampuni dan menyelamatkan kamu, kamu wajib mengampuni orang lain, juga mohon ampunan pada orang lain jika kamu bersalah. Bagaimana jika orang lain tidak mau mengampunimu? teruslah berdoa dan berbuat baik kepadanya, suatu saat hatinya akan luluh dan mengampunimu (Non-Serrano, 2016: 12).

2. Pada bab XI, Sub bab “Solidaritas dalam Masyarakat

melihat ada jamaah dilanda kesusahan hidup , kita bisa membantu mereka, atau jika ada yang jarang kemasjid karena sakit, kita bisa menjenguk mereka. Bahkan jika kita melihat ada yang bermaksiat kita bisa langsung menasehatinya. Dari sini umat islam bisa mewujudkan suatu sikap semangat tolong-menolong di dalam kebaikan dan taqwa sekaligus saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar

ma’ruf dan nahi mungkar

(Sumiyati, 2014: 129). 3. Pada bab X, Sub bab “Aku Bisa

Shalat Jama’ dan Qasar”, terdapat nilai toleransi yaitu Kemudahan dalam pelaksanaan praktik ibadah. Kutipan materi :

Allah memberikan berbagai kemudahan untuk Sholat ketika dalam situasi sulit kalau tidak bisa duduk, boleh dengan berbaring. Kalau waktunya sempit, sholat bisa digabung dan diringkas. Pada intinya semua kemudahan itu diberikan oleh Allah SWT agar umat islam tidak meninggalkan kewajiban shalat (Sumiyati, 2014: 148).

Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu saling peduli antar pemeluk agama lain. Kutipan materi :

Suatu hari suster ini ditangkap tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani seorang perempuan muslim disana. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan kekesusteran. Suatu kali terjadi pertempuran antara pemerintah Filipina dan MILF. Banyak orang dikalangan MILF yang tertangkap. Sang suster mendengar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera oleh MILF juga ikut tertangkap dan ditahan dimarkas militer. Suster memutuskan untuk dapat mengunjunginya. Setelah dari kunjungan sang suster bertekad untuk dapat melepaskan perempuan dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan (Non-Serrano, 2016: 84).

1. Pada bab IV, Sub bab “ Pembiasaan Shalat Berjamaah”, di dalamnya terdapat nilai toleransi yaitu mengutamakan kebersamaan (berjamaah). Kutipan materi :

Perbandingan pahala antara sholat sendirian dengan berjamaah, yaitu satu banding 27 derajat. Hal ini karena sholat berjamaah memiliki keutamaan, yaitu: yang pertama menjalin shilaturahim antar sesama, yang kedua mengajarkan hidup disiplin, saling cinta dan menghargai, yang ketiga menjaga persatuan, kesatuan, dan kebersamaan, yang keempat menahan dari kemauan sendiri (egois), yang kelima mengajarkan kepatuhan seorang muslim kepada para pimpinannya (Sumiyati, 2014: 52).

2. Pada bab XII, Sub bab “ Ali bin Abi Tholib Cerdas dan Sabar”, terdapat nilai toleransi yaitu berbuat baik kepada orang yang berperilaku jahat terhadap kita.

1. Pada bab VIII, Sub bab “Ciri -ciri Kerendahan Hati”, terdapat nilai toleransi yaitu rendah hati. Kutipan materi :

Rendah hati merupakan sikap yang ditunjukan melalui kesadaran bahwa manusia adalah makhluk fana dengan penuh keterbatasan, karena itu manusia sangat bergantung sepenuhnya pada Allah. Implikasinya adalah kita menuruti perintah-perintah serta tekun membaca Alkitab. Menghargai teman dan sesama (Non-Serrano, 2016: 59)

2. Pada bab IX, Sub bab “Membangun Sifat Solidaritas Sosial”, terdapat nilai toleransi yaitu Solidaritas terhadap teman. Kutipan materi :

Solidaritas harus dilandasi oleh sifat kasih dan penghargaan terhadap teman dan sahabat. Kita mewujudkan solidaritas pada teman dan sahabat berdasarkan kasih yang

Kutipan materi :

Dari sudut pasar kota Madinah, terdapat seorang pengemis Yahudi buta. Kerjanya membujuk orang-orang agar tidak mendekati Nabi Muhammad SAW dia menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang gila, pembohong, tukang sihir, ia berkata : “apabila kalian semua mendekatinya, maka kalian akan dipengaruhinya. ” Namun setiap pagi Nabi Muhammad SAW selalu mendatangi Yahudi itu dan memberinya makanan dan menyuapinya (Sumiyati, 2014: 179).

3. Pada bab XIII, Sub bab “Perilaku Ikhlas, Sabar dan Pemaaf (Perilaku Pemaaf dalam Kehidupan Sehari - hari)”, terdapat nilai toleransi yaitu berbuat baik kepada orang yang berperilaku jahat terhadap kita. Kutipan materi :

Suatu ketika Abu Jahal, paman Nabi Muhammad

tulus tanpa mengharapkan imbalan (Non-Serrano, 2016: 68)

3. Pada bab X, Sub bab “Belajar Dari Yesus”, terdapat nilai toleransi yaitu Solidaritas terhadap sesama. Kutipan materi :

Seluruh pekerjaan dan pelayanan Yesus dilandasi oleh cinta kasih dan solidaritas yang tulus pada manusia. Ia pun meminta umatnya melakukan hal yang sama (Non-Serrano, 2016: 73).

4. Pada bab X, Sub bab “ Solidaritas di Tengah Jamaat Kristen Pertama”, terdapat nilai toleransi yaitu mengasihi Tuhan dan sesama. Kutipan materi :

Yesus mengajarkan bahwa kasih Tuhan tidak terlepas dari kasih kepada sesama manusia demikian pula sebaliknya, kasih pada sesama tidak terlepas dari kasih Tuhan. orang yang

SAW. Menyewa seorang Yahudi untuk menyakiti Nabi. Lalu si Yahudi tadi pergi menuju lorong yang biasa dilewati Nabi untuk menuju Ka’bah. Disaat Nabi lewat, dia memanggil. Nabi pun menengok karena beliau tidak pernah mengecewakan siapapun yang memanggilnya. Disaat itulah Yahudi tadi meludahi wajah Rasulullah SAW. Nabi tidak sedikitpun marah atau menghardik Yahudi itu. Dan ketika sang Yahudi jatuh sakit Rasulullah SAW menjenguk orang Yahudi tersebut (Sumiyati, 2014: 197).

4. Pada bab VIII, Sub bab “Mari Renungkan”, terdapat nilai toleransi yaitu peduli terhadap sesama, menghormati orang tua dan guru. Kutipan materi:

Kita harus bersikap peduli, merasakan apa yang dirasakan teman kita. Kita wajib menghormati kedua orang tua kita yang telah

mengaku dirinya pengikut Yesus Kristus harus dapat membuktikan bahwa dia mampu menunjukan dan mewujudkan sifat kasihnya kepada Tuhan dan sesama Adapun syarat untuk dapat mewujudkan solidaritas sosial bagi sesama yaitu, dilakukan berdasarkan pada kesadaran dan ketulusan hati, dilakukan berdasarkan pengasihan dan sikap saling menghargai, hal tersebut dilakukan sebagai wujud iman (Non-Serrano, 2016: 75-76).

5. Pada bab XI, Sub bab “Masyarakat Indonesia yang Majemuk”, terdapat nilai toleransi yaitu menolong pemeluk agama lain. Kutipan materi :

Ketika pulang sekolah dengan teman-temanmu, dijalan ada seseorang kakek minta tolong pada kalian untuk dapat mengantarnya kemasjid terdekat, teman-temanmu tidak mau

membesarkan kita. Kita juga wajib menghormati guru-guru kita karena dari merekalah kita sekarang ini bisa membaca dan menulis (Sumiyati, 2014: 109).

5. Pada bab XIII, Sub bab “ Mari Renungkan”, di dalamnya terdapat nilai toleransi yaitu ikhlas, sabar, dan pemaaf. Kutipan materi :

Kuncinya terdapat pada keikhlasan hati, kesabaran jiwa, dan pribadi yang pemaaf. Allah SWT telah mengajarkan ketiga hal ini melalui ayat - ayatnya. Rasulullah SAW juga telah memberikan contoh yang nyata (Sumiyati, 2014: 187).

menolong karena kakek itu bukan orang kristen. Akhirnya kamu sendiri yang mengantar kakek itu karena semua temanmu meninggalkanmu (Non-Serrano, 2016: 82).

6. Pada bab XI, Sub bab “Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk”, di dalamya terdapat nilai toleransi yaitu peduli dan solider pada sesama. Kutipan materi :

Kita terpanggil untuk peduli dan solider pada sesama tanpa memandang perbedaan latar belakang. Hukum kasih sayang yang diajarkan Yesus harusnya menjadi pedoman hidup kita untuk dapat peduli, mengasihi, dan mampu menunjukan solidaritas kita kepada sesama tanpa memandang dari berbagai perbedaan suku, budaya, dan agama (Non-Serrano, 2016: 86).

Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk”, di dalamnya terdapat nilai toleransi yaitu solidaritas dalam masyarakat majemuk. Kutipan materi :

Membersihkan rumah-rumah ibadah agama lain bersama teman-teman dari berbagai macam agama, mengunjungi panti jompo atau keluarga yang kurang mampu dari berbagai macam agama dan memberi bantuan sesuai kemampuan, mengunjungi rumah ibadah secara bergiliran dan beramah tamah dengan pimpinan rumah ibadah setempat (Non-Serrano, 2016: 88).

Berdasarkan pemaparan tabel di atas, sebaran materi yang terkait dengan nilai-nilai toleransi antara buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas VII secara umum sama, mencakup kelima segi nilai toleransi yaitu, mengakui hak orang lain, menghormati keyakinan orang lain, setuju dalam

perbedaan, saling pengertian, kesadaran dan kejujuran, kedua buku mencakup kelima segi tersebut.

Dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII nilai toleransi terbanyak yaitu pada segi kesadaran dan kejujuran , segi yang paling sedikit terdapat pada segi mengakui hak setiap orang dan setuju dalam perbedaan. Segi kesadaran dan kejujuran mencakup lima poin yaitu, yang pertama Pada bab IV dengan tema “Indahnya Kebersamaan dengan Berjamaah”, yang kedua pada bab XII dengan tema “Al-Khulafau Ar-Rasyidun Penerus Perjuangan Nabi Muhammad SAW”, yang ketiga pada bab XIII dengan tema “Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar dan Pemaaf”, yang keempat pada bab VIII dengan tema “Berempati itu Mudah Menghormati itu Indah”, dan yang kelima yaitu pada bab XIII dengan tema “Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar dan Pemaaf” sama dengan nomer tiga namun berbeda sub bab. segi yang paling sedikit mengakui hak setiap orang dan setuju dalam perbedaan, segi mengakui hak setiap orang terdapat pada bab VI dengan tema “Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah”. Segi setuju dalam perbedaan terdapat pada bab XI dengan tema “Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan.

Sedangkan dalam buku ajar Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas VII nilai toleransi yang terbanyak yaitu pada segi kesadaran dan kejujuran. Segi yang paling sedikit yaitu mengakui hak setiap orang, menghormati keyakinan orang lain dan saling pengertian.

Segi kesadaran dan kejujuran terdapat tujuh poin, yang pertama pada bab VIII dengan tema “Kerendahan Hati”, yang kedua pada bab IX dengan tema “Solider terhadap Teman dan Sahabat”, yang ketiga pada bab X dengan tema “Membangun Solidaritas Sosial: Belajar dari Ajaran Yesus Kristus”, yang keempat pada bab X dengan tema “Membangun Solidaritas Sosial: Belajar dari Ajaran Yesus Kristus” namun berbeda Sub bab dengan yang ketiga, yang kelima pada bab XI dengan tema “Membangun Solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk”, yang keenam pada bab XI dengan tema sama dengan yang keenam namun Sub babnya berbeda, yang ketujuh pada bab dan Sub bab yang sama dengan yang keenam namun halamannya berbeda.

Segi mengakui hak setiap orang terdiri dari dua pion, yang pertama pada bab I dengan tema “Indahnya Mengampuni”, yang kedua pada bab XI dengan tema “Membangun Solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk”. Segi menghormati keyakinan orang lain terdiri dari dua poin, yang pertama pada bab XI dengan tema “Membangun Solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk”, yang kedua pada bab yang sama namun sub babnya berbeda. Segi saling pengertian terdiri dari dua poin, yang pertama pada bab II dengan tema “Karya Pengampunan Allah dan Tuhan Yesus Kristus”, yang kedua pada bab XI dengan tema “Membangun Solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk”.

Pemaparan materi pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti lebih mudah dipahami jika dibandingkan dengan pemaparan materi

pada buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, bahasa yang digunakan dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mudah untuk dipahami dan tidak bertele-tele, sehingga analisis nilai toleransi lebih mudah ditemukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti jika dibandingkan dalam buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

2. Analisis Nilai Toleransi dalam Buku Ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VIII

Tabel 4.2 Nilai Toleransi dalam Buku Ajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas VIII

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Mengakui Hak Setiap Orang 1. Pada bab IX, Sub bab

“Pemerintah Daulah Abbasiyah”, terdapat nilai toleransi yaitu keadilan dan jiwa sosial. Kutipan materi :

Harun Ar-Rasyid adalah seorang khalifah yang adil dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan layanan kesehatan, dia mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masa pemerintahanya terdapat paling tidak sekitar 800

Mengakui Hak Setiap Orang 1. Pada bab VII, Sub bab “ Yesus

Dekat dengan Mereka yang Dilecehkan”, terdapat nilai toleransi yaitu tidak menghakimi sesorang.

Kutipan materi :

Yesus mengetahui pasti sisi kelam kehidupan perempuan itu, namun ia tidak menghakiminya. Ia tidak menjauhkan dirinya dari perempuan itu (Julia Suleeman Chandra, Jense Belandina Non-Serrano dan Stephen Suleeman, 2014: 51).

orang dokter (Muhammad Ahsan dan Sumyati, 2014: 170).

2. Pada bab IX, Sub bab “Pemerintah Daulah Abbasiyah”, terdapat nilai toleransi yaitu kesetaraan dalam peran pemerintahan. Kutipan materi :

Al-Mu’tasim, merupakan khalifah berikutnya (833-842 M), memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemeritahan. Keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa daulah Umayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan perubahan pada sistem ketentaraan (Muhammad Ahsan dan Sumyati, 2014: 171).

2. Pada bab VII, Sub bab “Yesus Dekat dengan Mereka yang Dilecehkan”, terdapat nilai toleransi yaitu menerima kondisi orang lain. Kutipan materi :

Setiap orang membutuhkan

Dokumen terkait