r) Jenis-jenis sumberdaya ikan pelagis besar yang menjadi objek penelitian adalah ikan Tongkol, Tenggiri, dan Cakalang
5.11 Analisis Optimasi Dinamik Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Aspek pemanfaatan sumberdaya ikan dengan pendekatan model dinamik bersifat intertemporal, maka untuk menganalisanya aspek tersebut dijembatani dengan penggunaan discount rate. Tingkat discount rate yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 2,82%, 12,18%, dan 15%.
Tabel 35 Hasil Estimasi Optimasi Dinamik pada Berbagai Tingkat Discount Rate
Kelompok SDI δ = 2,82% δ= 12,18% δ = 15% Pelagis Kecil • x (ton) 6.289,08 5.876,45 5.749,81 • h (ton) 3.724,57 3.713,65 3.703,72 • E (trip) 2.010 2.145 2.186 • π (Rp juta) 742.749,60 180.843,76 146.008,46 Pelagis Besar • x (ton) 6.038,69 5.786,07 5.708,16 • h (ton) 5.928,03 5.918,94 5.911,93 • E (trip) 1.504 1.567 1.587 • π (Rp juta) 1.590.491,99 388.945,63 314.858,92 Demersal • x (ton) 2.595,23 2.461,57 2.420,55 • h (ton) 1.867,23 1.866,99 1.864,83 • E (trip) 1.749 1.844 1.873 • π (Rp juta) 548.062,86 141.244,23 114.212,49 Teri • x (ton) 752,73 726.72 718.80 • h (ton) 558,85 563,09 564,05 • E (trip) 537 560 567,13 • π (Rp juta) 50.412,12 12.324.88 9.976.11
Nilai discount rate ini kemudian digunakan untuk menghitung tingkat pemanfaatan optimal dinamik pada masing-masing kelompok sumberdya ikan pada penelitian ini. Hasil estimasi tingkat discount rate pada masing-masing sumberdaya ikan disajikan pada Tabel 35.
5.11.1 Hasil Optimasi Dinamik Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil
Pada Tabel 36 tampak perbandingan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil pada kondisi aktual dan pada kondisi optimal dinamik dengan tingkat
discount rate yang berbeda. Dilihat dari sisi tingkat volume produksi, maka tingkat volume produksi yang bisa diperoleh jika pemanfaan menggunakan pendekatan optimal dinamik akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat produksi pada pemanfaatan aktual. Dari sisi tingkat effort, maka effort
yang dilakukan jauh lebih sedikit dari tingkat effort aktual. Apalagi jika dilihat dari sisi rente ekonomi yang diperoleh, maka rente ekonomi pada kondisi pemanfaatan optimal dinamik sangat jauh lebih besar dari rente ekonomi pada kondisi aktual. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Balikpapan sudah terjadi overfishing baik biological overfishing maupun economical overfishing, sehingga upaya penangkapan (effort)
harus segera dikurangi karena sudah mengganggu kelestarian sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Balikpapan.
Tabel 36 Perbandingan Pemanfaatan Aktual dan Optimal Dinamik SDI Pelagis Kecil
Pengukuran
Pelagis Kecil
Aktual Optimal Dinamik
δ= 2,82% δ = 12,18% δ = 15%
Produksi (h) (ton) 1.565,25 3.724,57 3.713,65 3.703,72
Effort (E) (trip) 4.146 2.010 2.145 2.186
(π ) (Rp juta) 7.634,41 742.749,60 180.843,76 146.008,46
Sumber : data diolah
Pada pendekatan optimal dinamik, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 30 terlihat bahwa tingkat discount rate yang tinggi akan mendorong semakin lajunya tingkat effort, sebaliknya tingkat discount rate yang rendah akan
memperlambat laju tingkat effort. Pada Gambar 30 juga terlihat bahwa semakin tinggi tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin tinggi.
Gambar 30 Hubungan Tingkat Discount Rate dan Rente Ekonomi Optimal Dinamik SDIPelagis Kecil
5.11.2 Hasil Optimasi Dinamik Sumberdaya Ikan Pelagis Besar
Pada Tabel 37 tampak perbandingan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar pada kondisi aktual dan pada kondisi optimal dinamik. Dilihat dari sisi tingkat volume produksi, maka tingkat volume produksi yang bisa diperoleh jika pemanfaan menggunakan pendekatan optimal dinamik lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat produksi pada pemanfaatan aktual. Dari sisi tingkat
effort, maka tingkat effort optimal dinamik yang dilakukan jauh lebih sedikit dari tingkat effort aktual. Apabila dilihat dari sisi rente ekonomi, maka rente ekonomi yang diperoleh pada kondisi pemanfaatan optimal dinamik sangat jauh lebih besar dari rente ekonomi pada kondisi aktual. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di Perairan Balikpapan sudah terjadi
overfishing baik biological overfishing mau pun economical overfishing, sehingga upaya penangkapan (effort) untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan pelagis besar harus segera dikurangi karena sudah mengganggu kelestarian sumberdaya ikan pelagis besar di Perairan Balikpapan.
Tabel 37 Perbandingan Pemanfaatan Aktual dan Optimal Dinamik SDI Pelagis Besar
Pengukuran
Pelagis Besar
Aktual Optimal Dinamik
δ= 2,82% δ = 12,18% δ = 15%
Produksi (h) (ton) 3.159,03 5.928,03 5.918,94 5.911,93
Effort (E) (trip) 3.061 1.504 1.567 1.587
(π ) (Rp juta) 21.154,51 1.590.491,99 388.945,63 314.858,92
Sumber : data diolah
Gambar 31 Hubungan Tingkat Discount Rate dan Rente Ekonomi Optimal Dinamik SDI Pelagis Besar
Pada sumberdaya ikan pelagis besar sebagaimana terlihat pada Gambar 34, terlihat bahwa tingkat discount rate yang tinggi akan mendorong semakin lajunya tingkat effort, sebaliknya tingkat discount rate yang rendah akan memperlambat laju tingkat effort. Pada Gambar 25 juga dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin tinggi.
5.11.3 Hasil Optimasi Dinamik Sumberdaya Ikan Demersal
Pada Tabel 38 tampak perbandingan pemanfaatan sumberdaya ikan demersal pada kondisi aktual dan pada kondisi optimal dinamik. Dilihat dari sisi tingkat volume produksi, maka tingkat volume produksi yang bisa diperoleh jika
pemanfaan menggunakan pendekatan optimal dinamik akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat produksi pada pemanfaatan aktual. Apabila dilihat dari sisi rente ekonomi yang diperoleh, rente ekonomi pada kondisi pemanfaatan optimal dinamik sangat jauh lebih besar dari rente ekonomi pada kondisi aktual. Dari sisi tingkat effort, maka effort aktual yang dilakukan berada di atas atau telah
melewati tingkat effort optimal, sehingga upaya penangkapan untuk
mengeksploitasi sumberdaya ikan demersal harus segera dikurangi karena sudah mengganggu kelestarian sumberdaya ikan demersal di Perairan Balikpapan.
Tabel 38 Perbandingan Pemanfaatan Aktual dan Optimal Dinamik SDI Demersal
Pengukuran
Demersal
Aktual Optimal Dinamik
δ= 2,82% δ = 12,18% δ = 15%
Produksi (h) (ton) 1.115,03 1.867,23 1.866,99 1.864,83
Effort (E) (trip) 3.211 1.749 1.844 1.873
(π ) (Rp juta) 7.378,47 548.062,86 141.244,23 114.212,49
Sumber : data diolah
Gambar 32 Hubungan Tingkat Discount Rate dan Rente Ekonomi Optimal Dinamik SDI Demersal
Pada kasus sumberdaya ikan demersal seperti yang tampak pada Gambar 35, tingkat discount rate yang tinggi akan mendorong semakin lajunya tingkat
tingkat effort. Dari Gambar 32 juga dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat
discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah tingkat discount rate, maka rente ekonomi yag diperoleh akan semakin tinggi.
5.11.4 Hasil Optimasi Dinamik Sumberdaya Ikan Teri
Sama halnya dengan sumberdaya ikan sebelumnya, Dari Tabel 39 tampak perbandingan pemanfaatan sumberdaya ikan teri pada kondisi aktual dan pada kondisi optimal dinamik. Dilihat dari sisi tingkat volume produksi, maka tingkat volume produksi yang bisa diperoleh jika pemanfaan menggunakan pendekatan optimal dinamik akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat produksi pada pemanfaatan aktual. Apabila dilihat dari sisi rente ekonomi yang diperoleh, rente ekonomi pada kondisi pemanfaatan optimal dinamik sangat jauh lebih besar dari rente ekonomi pada kondisi aktual. Dari sisi tingkat effort, maka effort aktual yang dilakukan berada di atas atau telah melewati tingkat effort optimal, sehingga upaya penangkapan untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan teri harus segera dikurangi karena sudah mengganggu kelestarian sumberdaya ikan teri di Perairan Balikpapan.
Tabel 39 Perbandingan Pemanfaatan Aktual dan Optimal Dinamik SDI Teri
Pengukuran
Teri
Aktual Optimal Dinamik
δ= 2,82% δ = 12,18% δ = 15%
Produksi (h) (ton) 267,19 558,85 563,09 564,05
Effort (E) (trip) 1.640 537 560 567,13
(π ) (Rp juta) 58,11 50.412,12 12.324,88 9.976,11
Sumber : data diolah
Gambar 33 tampak bahwa tingkat discount rate yang tinggi akan
mendorong semakin lajunya tingkat effort, sebaliknya tingkat discount rate yang rendah akan memperlambat laju tingkat effort. Dari Gambar 33 juga dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah tingkat discount rate, maka rente ekonomi yag diperoleh akan semakin tinggi.
Gambar 33 Hubungan Tingkat Discount Rate dan Rente Ekonomi Optimal Dinamik SDI Teri
Dari hasil analisis dengan beberapa tingkat discount rate di atas, pada masing-masing sumberdaya ikan tampak bahwa semakin tinggi tingkat discount
rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya, semakin rendah tingkat discount rate, maka rente ekonomi yang diperoleh akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fauzi A (2004); Clark CW (1976) bahwa apabila nilai discount rate sangat tinggi dan mendekati tak hingga, maka net price atau rente sumberdaya akan sama dengan nol, hal ini identik dengan pengelolaan sumberdaya perikanan dalam kondisi akses terbuka
(open access). Sebaliknya, jika nilai discount rate sama dengan nol, maka rente sumberdaya akan semakin besar, hal ini identik dengan maksimasi rente sumberdaya dalam kondisi MEY.