• Tidak ada hasil yang ditemukan

r) Jenis-jenis sumberdaya ikan pelagis besar yang menjadi objek penelitian adalah ikan Tongkol, Tenggiri, dan Cakalang

5.5 Hubungan Catch Per Unit Effort ( CPUE) dan Effort

Pada Gambar 6 terlihat bahwa hubungan antara CPUE dan effort

sumberdaya ikan pelagis kecil digambarkan dalam persamaan

592 , 4 0003 , 0 + − = x

y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep (α) sebesar

4,592 dan nilai slope (β) sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan (effort) akan menurunkan produktivitas hasil

tangkapan (CPUE). Kondisi ini mengindikasikan sumberdaya ikan pelagis kecil telah mengalami overfishing secara biologi (biological overfishing).

.

Gambar 6 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil Tahun 1995-2006

Dari Gambar 6 terlihat trendline untuk sumberdaya ikan pelagis kecil yang menggambarkan kondisi dimana semakin bertambah jumlah effort, maka CPUE

akan semakin berkurang. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

pendekatan model surplus produksi Schaefer dimana hMSY2/4β dan

β α/2

=

MSY

E , maka diperoleh besaran nilai tingkat produksi lestari (hMSY) ikan

pelagis kecil sebesar 17.556,75 ton per tahun dengan tingkat effort

)

(EMSY sebanyak 7.650 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan pelagis kecil berturut-turut sebesar 1.565 ton per tahun dan 4.146 trip per tahun. Hasil ini tidak mendukung keterangan sebelumnya, karena meningkatnya effort

ternyata tidak menurunkan tingkat peroduksi atau atau sumberdaya ikan pelagis kecil belum terindikasi overfishing.

Gambar 7 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Pelagis Besar Tahun 1995-2006

Hubungan antara CPUE dan effort untuk sumberdaya ikan pelagis besar dapat dilihat pada Gambar 7. Terlihat bahwa CPUE juga mengalami penurunan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah effort. Scatter pelagis besar membentuk linear line, semakin bertambah jumlah effort, maka CPUE akan semakin berkurang.

Pada Gambar 7 terlihat juga bahwa hubungan antara CPUE dan effort

sumberdaya ikan pelagis besar digambarkan dalam persamaan 3568 , 4 0004 , 0 + − = x

y , dari persamaan ini diperoleh nilai intersep (α) sebesar

4,3568 dan nilai slope (β ) sebesar -0,0004. Sama halnya dengan sumberdaya ikan pelagis kecil, dari persamaan tersebut di atas dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan (effort) terhadap sumberdaya ikan pelagis besar akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan (CPUE). Kondisi ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan pelagis besar telah mengalami

overfishing secara biologi (biological overfishing).

Dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari (hMSY) ikan pelagis besar sebesar 11.863,56 ton per tahun dengan tingkat effort (EMSY)sebanyak 5.446 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan pelagis besar berturut-turut

sebesar 3.159 ton per tahun dan 3.061 trip per tahun, lebih kecil dari tingkat

produksi mau pun effort lestari. Hasil ini tidak mendukung keterangan

sebelumnya, karena meningkatnya effort ternyata tidak menurunkan tingkat peroduksi atau atau sumberdaya ikan pelagis besar belum terindikasi overfishing.

Gambar 8 menunjukkan bahwa CPUE sumberdaya ikan demersal juga

mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya effort. Scatter sumberdaya

ikan demersal membentuk linear line, yang menunjukkan kecenderungan

penurunan dari nilai CPUE jika effort terus mengalami peningkatan. Dari Gambar 8 diketahui bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan teri digambarkan dalam persamaan y=−0,0001x+2,1714, dari persamaan ini diperoleh nilai intersep (α) sebesar 2,1714 dan nilai slope (β) sebesar -0,0001. Kondisi ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan (effort)

terhadap sumberdaya ikan demersal akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan (CPUE). Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan demersal telah mengalami overfishing secara biologi (biological overfishing).

Gambar 8 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Demersal Tahun 1995-2006

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari (hMSY) ikan demersal

sebesar 11.787,45 ton per tahun dengan tingkat effort (EMSY)sebanyak 10.857 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan demersal berturut-turut sebesar 1.068 ton per tahun dan 1.680 trip per tahun, lebih kecil dari produksi mau pun effort lestari. Hasil ini berbeda dengan keterangan sebelumnya, karena kecilnya jumlah produksi aktual yang diperoleh dibandingkan dengan produksi lestari tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh peningkatan effort aktual yang melebihi kapasitas effort lestari, atau sumberdaya ikan demersal belum terindikasi

overfishing.

Gambar 9 Hubungan antara CPUE dan Effort untuk Sumberdaya Ikan Teri Tahun 1995-2006

Gambar 9 memperlihatkan bahwa CPUE sumberdaya ikan teri mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya effort. Scatter sumberdaya ikan teri membentuk linear line, yang menunjukkan kecenderungan penurunan dari nilai

CPUE jika effort terus mengalami peningkatan. Dari Gambar 9 diketahui bahwa hubungan antara CPUE dan effort sumberdaya ikan teri digambarkan dalam persamaan y=−0,0005x+3,1005, dari persamaan ini diperoleh nilai intersep

(α) sebesar 3,1005 dan nilai slope (β) sebesar -0,0005. Kondisi ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan (effort) terhadap sumberdaya ikan teri akan menurunkan produktivitas hasil tangkapan (CPUE). Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan teri mengalami overfishing secara biologi (biological overfishing).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan model surplus produksi Schaefer diketahui bahwa tingkat produksi lestari (hMSY) ikan teri sebesar 4.806,55 ton per tahun dengan tingkat effort (EMSY)sebanyak 3.100 trip, sedangkan tingkat produksi dan effort aktual ikan teri berturut-turut sebesar 267,19 ton per tahun dan 1.640 trip per tahun, lebih kecil dari produksi mau pun

effort lestari. Hasil ini berbeda dengan keterangan sebelumnya, karena kecilnya jumlah produksi aktual yang diperoleh dibandingkan dengan produksi lestari tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh peningkatan effort aktual yang melebihi kapasitas effort lestari, atau sumberdaya ikan teri belum terindikasi overfishing.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa parameter biologi seperti r, q, dan K dalam model surplus produksi Schaefer telah tergantikan oleh nilai koefisien α dan β, sehingga informasi mengenai perubahan biologi yang terjadi tidak terakomodir dalam pemodelan. Konsekuensi dari masalah ini adalah biasnya hasil perhitungan dengan teori dan kenyataan yang ada, sebagaimana yang terjadi pada kasus sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri pada penelitian ini.

5.6Estimasi Parameter Biologi

Ada beberapa model estimasi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi parameter biologi, yaitu model estimasi yang dikembangkan oleh Walter-Hilborn (1976), dan Clark,Yoshimoto dan Pooley (1992). Pada penelitian ini, model estimasi yang digunakan adalah model estimasi yang dikembangkan oleh Clark, Yoshimoto dan Pooley (1992) atau yang lebih dikenal dengan istilah model estimasi CYP. Penggunaan model estimasi in karena nilai R square dari model estimasi CYP untuk semua kelompok sumberdaya ikan dalam penelitian ini lebih besar jika dibandingkan dengan model estimasi Walter-Hilborn (WH), seperti terlihat pada Tabel 20. Menurut Pindyck RS and DL Rubinfeld (1998), nilai determinasi atau R square lazim digunakan untuk mengukur goodnes of fit dari model regresi dan untuk membandingkan tingkat validitas hasil regresi terhadap

variabel independen dalam model, dimana semakin besar nilai R square

Tabel 20 Nilai R square Estimasi CYP dan WH

Sumberdaya Ikan R square CYP R square WH

Pelagis Kecil 0,67 0,08

Pelagis Besar 0,58 0,22

Demersal 0,55 0,25

Teri 0,57 0,18

Sumber : data diolah

Parameter biologi yang akan diestimasi meliputi daya dukung lingkungan

(K), koefisien daya tangkap (q), dan tingkat pertumbuhan intrinsik (r). Dengan meregresikan tangkap per unit input (upaya), yang disimbolkan dengan U pada periode t+1, dan dengan U pada periode t, serta penjumlahan input pada periode t

dan t+1 akan diperoleh nilai koefisien r, q, dan K secara terpisah (Fauzi A 2005). Pada Tabel 21 disajikan hasil regresi dari masing-masing sumberdaya

perikanan dengan menggunakan model estimasi CYP. Data yang digunakan

sebagai dasar melakukan regresi dapat dilihat pada Lampiran 5a-8b.

Tabel 21 Hasil Regresi Sumberdaya Perikanan dengan Model CYP

Sumberdaya Parameter

Coefficients Standard Error t Stat F R2

Ikan Regresi Pelagis β0 0,972976684 0,8409296 1,15702517 8,13 0,67 Kecil β1 0,250889006 0,4826524 0,51981305 β2 -9,21E-05 9,92E-05 -0,9288047 Pelagis β0 1,4696578 0,5481237 2,68125194 5,62 0,58 Besar β1 0,007895195 0,3172288 0,02488801 β2 -0,000164478 6,16E-05 -2,6680141 β0 0,622941194 0,5130107 1,21428499 5,03 0,55 Demersal β1 0,150699472 0,4159306 0,3623188 β2 -0,000118315 7,99E-05 -1,4817224 β0 -0,621791503 0,350436 -1,774338 5,29 0,57 Teri β1 -0,106040338 0,354237 -0,299348 β2 -0,000141949 6,21E-05 -2,286111

Sumber : Hasil analisis

Model Ordinary Least Squares (OLS) dari Tabel 20 untuk masing-masing sumberdaya ikan adalah sebagai berikut :

Ypk = 0,972976684 + 0,250889006 Ut - 9,21312E-05 Et

Ypb = 1,4696578 + 0,007895195 Ut - 0,000164478 Et (0,548123725) (0,317228784) (6,16481E-05) R2 0,58 Ydm = 0,622941194 + 0,150699472 Ut - 0,000118315 Et (0,5130107) (0,415930587) (7,985E-05) R2 0,55 Ytr = -0,621791503 - 0,106040338 Ut - 0,000141949 Et R2 0,57 (0,350436) (0,354237) (2,286111) dimana, Yt = ln(Ut+t)

Ut+1 = produksi per unit upaya (CPUE) pada waktu t+1 Ut = produksi per unit upaya pada waktu t

Et = tingkat upaya pada waktu t

Dari data yang terdapat pada Tabel 21, terlihat bahwa besaran nilai R2 dari sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri secara berturut-turut adalah 0,67; 0,58; 0,55, 0,57, hal ini mengindikasikan bahwa variabel

independent dalam persamaan memiliki pengaruh dan keterkaitan yang kuat terhadap variabel dependent. Begitu pula dengan besaran nilai F-test, nilai Fhitung

untuk sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, dan demersal secara berturut-turut adalah 8,13; 5,62; 5,03; 5,29, sedangkan nilai Ftabel(2,8)0,05=4,26, maka

hitung

F >Ftabel, hal ini mengandung pengertian bahwa persamaan regresi untuk sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan teri tersebut di atas bisa digunakan untuk melakukan prediksi dan estimasi. Data pada Tabel 21 kemudian diolah untuk mendapatkan besaran nilai dari parameter biologi masing-masing sumberdaya ikan. Hasil perhitungan dari parameter biologi dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Hasil Estimasi Parameter Biologi

Sumberdaya Ikan

Parameter Biologi

r

(ton per tahun)

q

(ton per trip)

K

(ton per tahun)

Pelagis Kecil 1,20 0,0003 12.440,32

Pelagis Besar 1,97 0,001 12.044,85

Demersal 1,48 0,0004 5.062,96

Teri 1,68 0,0013 1.346,54

Berdasarkan data yang diperoleh sebagaimana yang disajikan pada Tabel 22, koefisien pertumbuhan alami (r) sumberdaya ikan pelagis kecil sebesar 1,20 yang berarti sumberdaya ikan pelagis kecil akan tumbuh secara alami tanpa ada gangguan dari gejala alam mau pun kegiatan manusia dengan koefisien sebesar 1,20 ton per tahun. Koefisien alat tangkap (q) sebesar 0,0003, mengindikasikan bahwa setiap peningkatan satuan upaya penangkapan akan berpengaruh sebesar 0,0003 ton per trip terhadap hasil tangkapan sumberdaya ikan pelagis kecil. Daya dukung lingkungan (K) sebesar 12.440,32, ini menunjukkan bahwa lingkungan mendukung produksi sumberdaya ikan pelagis kecil sebesar 12.440,32 ton per tahun dari aspek biologinya, diantaranya kelimpahan makanan, pertumbuhan populasi dan ukuran ikan. Begitu pula yang terjadi dengan sumberdaya ikan pelagis besar, demersal dan teri.

Dokumen terkait