• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu pertama analisis statistik deskriptif yang didalamnya terdapat nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. Kedua pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Ketiga pengujian hipotesis yang terdiri

commit to user

lii

dari uji signifikansi nilai t, uji signifikansi nilai F, dan koefisien determinasi (Adjusted R-Square).

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows 16.0. Uji regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan keputusan pendanaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

A. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang menyajikan nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan standar deviasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan (TOBINS), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), dan keputusan pendanaan (KP). Berikut ini adalah hasil dari pengujian statististik deskriptif :

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean Stand. Dev

TOBINS 0,007 0,781 0,220 0,179

KM 0,001 0,600 0,097 0,128

KI 0,192 0,963 0,679 0,212

KP 0,056 1,033 0,825 0,238

Sumber : Hasil pengolahan data 40

commit to user

liii

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai perusahaan (TOBINS) yang diukur dengan Tobin’s Q memiliki rata-rata sebesar 0,220 dengan standar deviasi 0,179, nilai minimum sebesar 0,007, dan nilai maksimum 0,781. Kepemilikan manajerial (KM) mempunyai rata-rata 0,097 dengan standar deviasi 0,128, nilai minimum sebasar 0,001, dan nilai maksimum sebasar 0,600. Kepemilikan institusional (KI) mempunyai rata-rata sebesar 0,679 dengan standar deviasi 0,212, nilai minimum sebesar 0,192, dan nilai maksimum 0,963. Keputusan Pendanaan (KP) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,825 dengan standar deviasi 0,238 nilai minimum sebesar 0,056, dan nilai maksimum sebesar 1,033.

B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Dalam penelitian ini normalitas diuji dengan menggunakan metode One –

Sample Kolmogorov Smirnov (KS) yang hasilnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

commit to user

liv

One sample KS 0,513 0,955 Data berdistribusi normal

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh bahwa besarnya nilai

kolmogorov-smirnov adalah 0,513 dan nilai Asymp. Sig. (2 – tailed) sebesar

0,955. Nilai Asymp. Sig. (2 – tiled) tersebut lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006: 95). Dalam penelitian ini uji multikolinearitas menggunakan metode Variance

Inflation Factor (VIF) yang hasilnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

KP 0,769 1,301 Tidak terdapat multikolinearitas

KI 0,621 1,611 Tidak terdapat multikolinearitas

KM 0,767 1,304 Tidak terdapat multikolinearitas

Sumber : Hasil pengolahan data

Pada tabel 4.3 diatas nilai tolerance dari variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar 0,767, variabel kepemilikan institusional (KI) 0,621, dan variabel keputusan pendanaan (KP) sebesar 0,769. Nilai tersebut menunjukkan tidak

commit to user

lv

terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah 1,304 untuk variabel kepemilikan manajerial (KM), 1,611 untuk variabel kepemilikan institusional (KI), dan 1,301 untuk variabel keputusan pendanaan (KP). Nilai-nilai tersebut menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai Variance Inflation

Factor (VIF) lebih dari 10. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006: 99). Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW test). Hasil uji tersebut disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

DW test du 4-du Keterangan

Durbin Watson 2,218 1,654 2,346 Tidak terdapat autokorelasi

Sumber : Hasil pengolahan data

Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DW test sebesar 2,218. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 % (0,05), jumlah sampel (n) 36 dan jumlah

commit to user

lvi

variabel independen 3, sehingga dapat diketahui nilai du sebesar 1,654. Nilai DW test 2,218 lebih besar dari batas atas (du) 1,654 dan kurang dari 2,346 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif, atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006: 125). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan metode uji Glejser yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel

Terikat

Variabel Bebas

t hitung Sig Keterangan

absres1 KP 1,577 0,125 Tidak terjadi heteroskedastisitas

KI 0,761 0,452 Tidak terjadi heteroskedastisitas

KM -0,818 0,420 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Hasil pengolahan data

Hasil perhitungan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absres1. Hal tersebut terlihat dari probabilitas nilai signifikannya

commit to user

lvii

diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat regresi berganda

(multiple regretion) yang hasilnya disajikan pada tabel berikui ini :

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Koefisien Regresi Sig. t Keterangan

Konstanta 0,085 0,657 KM -0,716 0,005 Signifikan KI 0,013 0,937 Tidak signifikan KP 0,237 0,072 Tidak signifikan Adjusted R2 0,227 Sig F 0,010

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 4.6 diatas, diperoleh persamaan sebagai berikut :

TOBINS = 0,085 – 0,716 KM Keterangan :

TOBINS : Nilai Perusahaan KM : Kepemilikan Manajerial

commit to user

lviii

Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat di interpretasikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (TOBINS) yaitu sebagai berikut :

a) Konstanta sebesar 0,085 menyatakan jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata nilai perusahaan sebesar 0,085.

b) Kepemilikan manajerial (KM) memiliki koefisien negatif sebesar 0,716. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien nilai regresi lainnya tetap maka perubahan kepemilikan perusahaan 1% akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,716%.

Pengujian hipotesis terdiri dari uji signifikansi nilai t, uji signifikansi nilai F, dan koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Penjelasan dari hasil pengujian pada tabel 4.6 adalah sebagai berikut :

1. Uji Signifikansi Nilai t

a. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Berdasarkan tabel 4.6 variabel kepemilikan manajerial (KM) mempunyai koefisien regresi negatif sebesar 0,716 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05, berarti kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada saat kepemilikan manajerial (KM) naik maka nilai perusahaan akan turun sebesar 0,716 dan sebaliknya apabila kepemilikan manajerial turun maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,716 satuan. Sehingga hipoteis pertama (H1) berhasil diterima.

b. Pengujian hipotesis kedua (H2)

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa variabel kepemilikan institusional (KI) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,937 > 0,05, berarti kepemilikan

commit to user

lix

institusional (KI) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis kedua (H2) tidak berhasil diterima.

c. Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Berdasarkan tabel 4.6 variabel keputusan pendanaan (KP) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,072 < 0,05, berarti keputusan pendanaan (KP) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis kedua (H3) tidak berhasil diterima.

2. Uji Signifikansi Nilai F

Dari tabel 4.6 dapat dilihat dan diperoleh bahwa nilai signifikansi F sebesar 0,010 < 0,05, berarti kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), dan keputusan pendanaan (KP), secara serentak atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,227 menunjukkan bahwa 23 % variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), dan keputusan pendanaan (KP), sedangkan sisanya sebesar 77 % dijelaskan variabel lain diluar model penelitian ini.

D. Pembahasan

Pengujian alat statistik berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik, dimana terdapat empat pengujian asumsi klasik yaitu pengujian

commit to user

lx

normalitas, multikoleniaritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil ke empat pengujian asumsi klasik tersebut telah lolos uji. Pada uji normalitas yang menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2 – tailed) lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Pada uji autokorelasi yang menggunakan Durbin Watson (DW test) tidak ada masalah dan pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif atau tidak terdapat autokorelasi. Pengujian multikoleniaritas juga menunjukkan hasil yang baik bahwa tidak terdapat multikoleniaritas, dimana nilai

Tolerance > 0,1 dan nilai Variance Inflation Factors (VIF) < 10. Begitu juga dengan

pengujian heteroskedastisitas yang telah lolos uji dengan hasil tidak terdapat heteroskedastisitas, hal tersebut dapat dilihat dari probabilitas yang nilai signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05).

Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan hasil kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dari ke tiga variabel independen hanya satu variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan tetapi mempunyai arah yang negatif.

Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah negatif. Hasil penelitian tersebut menyatakan dengan adanya kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan, semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan semakin rendah. Penjelasan yang dapat diberikan adalah dengan adanya kepemilikan manajerial yang besar (semakin besar) sehingga melebihi jumlah saham yang dimiliki para pemegang saham besar seperti investor institusi, maka investor institusi tidak dapat menjalankan fungsi monitoring terhadap manajemen secara efektif, dimana jumlah pemegang saham

commit to user

lxi

besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan, sehingga manajemen akan dapat bertindak semaunya sendiri dan melakukan keteledoran serta tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik dan pada akhirnya dapat menurunkan nilai perusahaan. Hal tersebut berlawanan dengan hipotesis bahwa dengan meningkatnya kepemilikan manajerial dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun hasil ini mendukung penelitian Sillagan dan Machfoedz (2006) serta Herawaty (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ping dan Hsien (2009), Wahyudi dan Pawestri (2006), serta Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menyatakan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis dimana kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusi tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (nilai perusahaan). Pemegang saham institusi yang mempunyai fungsi pengawasan

(monitoring) terhadap kinerja manajemen kadang kala melakukan pengawasan

yang luput terhadap tindakan manajer. Manajer dapat melakukan suatu tindakan diluar pengawasan dari pemegang saham institusi (Haruman, 2007). Kemungkinan yang lain bahwa investor institusi setelah mendapatkan informasi untuk keperluan dirinya sendiri dan setelah mendapat keuntungan dari perusahaan mereka

commit to user

lxii

meninggalkan pertanggungjawaban dalam fungsi pengawasan (monitoring) (Ping dan Hsien 2009). Oleh karena itu kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006), Haruman (2007), dan Ping (2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007), Herawaty (2008), serta Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana dengan adanya keputusan pendanaan yang optimal maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penjelasan yang dapat diberikan adalah nilai perusahaan tidak dapat dipengaruhi oleh strategi pendanaan, dengan kata lain nilai perusahaan bergantung pada bagaimana bisnis itu dijalankan dan tidak bergantung pada bagaimana uang atau dana tersebut di peroleh, apabila bisnis tersebut dijalankan dengan baik tanpa memperhatikan bagaimana uang atau dana diperoleh maka nilai perusahaan dapat meningkat karena adanya strategi pengelolaan bisnis yang baik bukan karena adanya strategi memperoleh uang atau dana. Meskipun perusahaan dapat dengan mudah memperoleh sumber pendanaan tetapi tidak dapat menjalankan bisnisnya dengan baik, maka tetap saja nilai perusahaan tidak dapat meningkat. Kemungkinan yang lain pihak pemilik perusahaan dan pihak pengelola perusahaan bisa saja melakukan kesalahan atau keteledoran dalam pemilihan strategi

commit to user

lxiii

pendanaan atau sumber pendanaan untuk perusahaannya, sehingga keputusan pendanaan belum mampu menjadi mekanisme yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan hasil tersebut juga tidak sama dengan hasil penelitian Haruman (2007) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 36 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 sampai 2009, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

commit to user

lxiv

1. Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun mempunyai arah negatif, artinya pada saat kepemilikan manajerial naik maka nilai perusahaan akan turun dan sebaliknya pada saat kepemilikan manajerial turun maka akan menaikkan nilai perusahaan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis tetapi arahnya berlawanan dengan hipotesis.

2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan akan mempengaruhi nilai perusahaan

B. Keterbatasan

Penelitian ini tidak luput dari berbagai macam keterbatasan. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

1. Struktur kepemilikan yang digunakan hanya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional saja dan tidak menggunakan kepemilikan publik (masyarakat).

2. Mekanisme keputusan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pendanaan dan belum menggunakan keputusan investasi.

commit to user

lxv

3. Periode penelitian yang dilakukan relatif pendek hanya selama 3 tahun yaitu tahun 2007, 2008, dan 2009.

4. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan sebanyak 12 perusahaan saja dengan firm year sebanyak 36 perusahaan, sehingga cukup kecil bila dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu.

C. Saran

Beberapa Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah mekanisme struktur kepemilikan

atau menggunakan mekanisme struktur kepemilikan yang berbeda dengan penelitian ini, seperti misalnya kepemilikan publik (masyarakat).

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari satu mekanisme keputusan keuangan yaitu seperti misalnya menggunakan keputusan pendanaan dan keputusan investasi.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang berbeda dengan penelitian ini yaitu dengan menambah periode pengamatan atau menggunakan jenis industri yang lain.

commit to user

lxvi

Dokumen terkait