Retribusi pasar di Kabupaten Lebak adalah salah satu retribusi yang memiliki peranan penting di Kabupaten Lebak, Realisasi penerimaan retribusi pasar di kabupaten Lebak dari tahun ke tahun selalu meningkat sumbangannya terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD).
Realisasi penerimaan retribusi pasar di Pasar Rangkasbitung dari tahun ketahun hampir selalu mencapai target yang telah ditetapkan. Setiap tahun penerimaan retribusi pasar di Pasar Rangkasbitung selalu masuk ke dalam tiga pasar yang memiliki realisasi penerimaan retribusi pasar yang paling besar di Kabupaten Lebak. Untuk tahun 2015 saja realisasi penerimaan retribusi pasar mencapai Rp1.989.947.000,00. Tetapi, apabila peneliti memproyeksikan besaran realisasi yang bisa didapatkan sebesar Rp2.089.990.000,00 sehingga terdapat
88 selisih sebesar Rp100.043.000,00 dengan realisasi penerimaan retribusi pasar diatas. Proyeksi realisasi penerimaan retribusi pasar sebagai berikut:
Tabel 4.24 Proyeksi penerimaan retribusi pasar menurut Peneliti Jenis pemungutan Jumlah
Penitipan kendaraan 1171 2.000 885.300.000 Sumber: Data proyeksi Peneliti, 2016.
Selisih didapatkan karena data yang bersumber dari kantor Pasar Rangkasbitung tidak memasukkan besaran realisasi penerimaan yang didapatkan dari salar lapak ( Pedagang kaki lima) padahal berdasarkan apa yang terjadi dilapangan pedagang kaki lima juga tetap dikenakan retribusi pasar yaitu sebesar Rp2500,00.
Untuk kasus penerimaan retribusi pasar di Pasar Rangkasbitung memiliki masalah yaitu untuk retribusi jasa usaha yang berupa hak akan pengelolaan lahan dan bangunan masih dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT. Bukit Kiara Lestari (BKL) karena pihak ketiga inilah yang berlaku sebagai pengelola pasar dan merupakan pihak yang melakukan pembangunan di Pasar Rangkasbitung, jadi Pasar Rangkasbitung ini tidak bisa dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah hingga tahun 2028.
Perjanjian ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebelumnya, hal ini mengakibatkan retribusi pasar dipasar rangkasbitung hanya berupa retribusi jasa umum yang meliputi salar dan penitipan kendaraan. Hal ini tentu bertentangan
89 dengan peraturan yang ada yaitu seharusnya pengelolaan retribusi yang merupakan potensi daerah harus dikelola oleh pemerintah daerah dan seharusnya tidak bisa diserahkan ke pihak ketiga, karena hal ini tentu akan merugikan daerah yang bersangkutan dan hanya menguntukan pihak ketiga yang terlibat.
Kesadaran membayar retribusi memberikan pengaruh positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar di Pasar Rangkasbitung, data didapatkan dari jawaban kuisioner yang diisi langsung oleh responden. Dari keadaan dilapangan responden memiliki tingkat kesadaran membayar retribusi pasar yang ditandai dengan pedagang sadar bahwa retribusi yang dikenakan memiliki dasar hukum yaitu peraturan daerah, pembayaran retribusi merupakan bentuk pengabdian pedagang terhadap daerah, serta dengan membayar retribusi pedagang telah turut berpartisipasi dalam pembangunan daerah, berlaku sebaliknya yaitu apabila pedagang tidak membayar retribusi maka akan berakibat pada kerugian daerah. Dengan sadarnya wajib retribusi maka akan mempengaruhi juga terhadap tingkat kemauan untuk membayar retribusi di pasar Rangkasbitung.
Berarti semakin tinggi tingkat kesadaran membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung maka akan semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang.
Kondisi sekitar retribusi memberikan pengaruh positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di pasar Rangkasbitung, ketika kondisi sekitar retribusinya baik ditunjukkan dengan para pedagang membayar retribusi pasar serta adanya sosialisasi tentang retribusi pasar kepada para pedagang, maka akan berpengaruh positif terhadap tingkat kemauan para
90 pedagang untuk membayar retribusi pasar. Berarti hal ini menunjukan ketika kondisi sekitar retribusi pasar semakin baik maka akan semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
Kepatuhan wajib retribusi tidak berpengaruh positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung. Jadi walaupun para pedagang membayar retribusi setiap hari dengan tarif yang telah ditentukan, serta membayar retribusi terutang dengan tepat waktu, Jadi ketika kepatuhan wajib retribusi semakin tinggi hal ini tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar, atau dapat dikatakan kepatuhan wajib retribusi bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
Manajemen pelayanan petugas pasar tidak berpengaruh terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar rangkasbitung.
Walaupun sikap petugas pasar baik dan memiliki kualitas yang telah sesuai Service Quality (SERVQUAL) yang telah ditetapkan, jadi ketika manajemen pelayanan petugas pasar semakin baik hal ini tidak memiliki pengaruh secara positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar, atau dapat dikatakan manajemen pelayanan petugas pasar bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
Efektivitas pemungutan retribusi pasar tidak berpengaruh positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
Ketika dalam pemungutan telah dilakukan rutin setiap hari dan telah ditetapkan sanksi terhadap pedagang yang melanggar seperti tidak membayar retribusi,
91 membayar retribusi tetapi tidak sesuai tarif yang telah ditentukan dan telat dalam melakukan pembayaran retribusi, jadi ketika efektivitas pemungutan retribusi pasar semakin baik hal ini tidak memiliki pengaruh secara positif terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar, atau dapat dikatakan efektivitas pemungutan retribusi pasar bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan membayar retribusi pasar wajib retribusi atau para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
92 BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi atau hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yaitu kesadaran membayar retribusi pasar, kondisi lingkunagn retribusi, tingkat kepatuhan wajib retribusi, manajemen pelayanan petugas pasar, efektivitas pemungutan retribusi pasar terhadap tingkat kemauan membayar retribusi pasar para pedagang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang pedagang yang berjualan di wilayah pasar rangkasbitung. Data yang diambil berdasarkan dari hasil kuesioner yang diisikan kepada para responden dan di analisa dengan menggunakan model analisis faktor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari pengujian yang dilakukan membuktikan bahwa kesadaran membayar retribusi dan kondisi sekitar retribusi memberikan pengaruh positif terhadap kemauan membayar retribusi pasar wajib retribusi atau para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
2. Dari pengujian yang dilakukan membuktikan bahwa kepatuhan wajib retribusi, manajemen pelayanan petugas pasar, dan efektivitas pemungutan retribusi tidak berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar retribusi pasar wajib retribusi atau para pedagang di Pasar Rangkasbitung.
93 B. Saran
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan:
1. Untuk pemerintah daerah diharapkan untuk memperbaiki perda yang sudah ada yang bersangkutan dengan retribusi pasar, baik itu sanksi atau reward terhadap objek retribusi sehingga dengan adanya perda ini maka tingkat kemauan membayar retribusi pasar akan semakin tinggi dengan diterapkannya sanksi dan reward dari pemerintah daerah tersebut.
2. Untuk petugas pasar diharapkan untuk terus meningkatkan kualitasnya kinerjanya baik dari segi sikap maupun dari segi manajemen pelayanannya.
3. Untuk pedagang diharapkan pedagang membayar retribusi pasar kepada petugas dinas pasar secara rutin dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
94 DAFTAR PUSTAKA