• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Pemerintah Terhadap Peraturan Dalam Menetapkan Harga Tiket Pesawat Udara Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan Harga Tiket Pesawat Udara Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan

لام او Artinya: “Sesungguhnya Allahlah Zat Yang menetapkan harga, Yang menahan,

C. Analisis Peran Pemerintah Terhadap Peraturan Dalam Menetapkan Harga Tiket Pesawat Udara Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan Harga Tiket Pesawat Udara Mengenai Tarif Batas Atas Penerbangan

Domestik.

Pesawat udara semakin tahun semakin berkembang begitu pesat yang dapat menimbulkan persaingan juga begitu ketat dikarenakan semakin tahun semakin bertambahnya maskapai di Indonesia.

Semakin pesatnya perkembangan pesawat dapat menimbulkan kejadian kecurangan terhadap penentuan tarif juga semakin besar, hal ini dapat terjadi pada hari-hari besar, pemerintah juga membuat aturan-aturan mengenai tarif, khususnya tarif batas atas sebagaimana salah satu aturan tersebut yakni Keputusan Mentri nomor 26 tahun 2010, Mekanisme Formulasi Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negri. aturan ini intinya adalah melindungi penumpang pesawat udara/ konsumen mengenai tariff agar pihak maskapai yang ada di Indonesia ini tidak semena-mena dalam menetapkan harga tarif batas atas kelas ekonomi.

Aturan mengenai tarif menegnai tarif batas bawah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah menandatangani Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur kebijakan tarif batas bawah minimal 40 persen dari tarif batas atas. Menurut Jonan, harga tiket maskapai juga harus memperhitungkan aspek keselamatan penerbangan.

Tujuannya adalah kewajaran harga tiket tersebut bisa mempertahankan unsur keselamatan dengan baik, kata Jonan di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (6/1) malam.

Selain menata ketentuan tentang tarif, Kemenhub juga akan memperketat aturan izin angkutan udara. Prosedur perizinannya akan sampai tingkat menteri, dari yang sebelumnya hanya tingkat Direktur Jenderal Perhubungan Udara. "Izin usaha angkutan udara yang selama ini cukup Dirjen saja, nanti kemungkinan akan ditingkatkan ke menteri," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata di Kemenhub, Jakarta, Selasa.25

Aturan yang dibuat oleh pemerintah terlihat bahwa memang sudah baik dalam aturan mengenai penetapan tarif bahkan pemerintah mencabut izin rute terhadap pesawat yang melanggar, dan terlihat bahwa dapat menimbulkan ancaman kerugian bagi perusahaan pesawat penerbangan.

Dari beberapa aturan di atas terlihat bahwa pemerintah sudah antisipasi hal-hal yang menjadi kecurangan terhadap hatga apalagi mentri perhubungan yang baru membuat aturan tariff batas bawah dikarenakan kejadian air asia baru-baru ini. Akan tetapi peran pemerintah belum maksimal terlihat mengenai tarif batas atas.

25

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54ad0d3298c7a/menko-perekonomian--pemerintah-tidak-melarang-tiket-pesawat-murah, akses 19 februari 2015. Pukul 20.30 wib

97

Dalam prakteknya masih ada pelanggaran tarif batas atas, nah peran pemerintah sudah baik tapi kinerja dilapangan belum maksimal, dan yang diharapkan oleh pihak pemakai jasa penerbangan dalam hal ini penumpang dalam prakteknya juga harus teliti mengenai harga.

Apalagi pihak maskapai penerbangan mengenai pelayanan terhadap pembelian tiket membuat beberapa ragam dalam melayani, sekarang penumpang bisa dengan berbagai hal baik itu dari via online, via trevel-trevel maupun langsung ke bandara.

Kemajuan-kemajuan mengenai pesawat harus di imbangi dengan kemjuan-kemajuan hokum juga dalam mengatasi hal-hal yang dapat menimbulkan kecurangan, khususnya perhatian pemerintah dalam pengawasan praktek di hari-hari besar mengenai tarif batas atas yang menjulang tinggi sehingga menimbulkan penderita bagi penumpang khususnya kelas ekonomi.

Salah satu kecurangan tersebut Berdasarkan Keputusan Mentri nomor 26/2010, mengatur tarif batas atas Jakarta-Medan hanya Rp 1.847.000 di luar surcharge, tax, maupun airport tax. Saat mengecek ke website Garuda Indonesia pada tanggal yang sama dengan tiket kelas ekonomi, harga tiket yang tercantum Rp 2,3 juta. Berita ini terlihat berita online dari Koran waspada di share ke berita online khusus penerbangan Jakarta-medan dan medan-jakarta.26

26

http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_fuel_surcharge.pdf, menjelaskan mengenai biaya fuel surcher (avtur minyak dunia menyebabkan biaya tambahan), akses 20 februari 2015. Pukul 5.00 wib.

Akan tetapi dalam kasus ini pihak penumpang tidak mau repot dan perkembangannya hanya kecurangan yang terjadi, dan kasus-kasus mengenai tariff batas atas juga jarang terlihat mencuat kemedia karena memang ini rahasia perusahaan itu sendiri, dari kasusu ini peran pemerintahlah yang sangat dibutuhkan.

Saat ini yang terjadi peran pemerintah terlihat lebih focus mengenai keselamatan, kenyamanan dan gangguan terhadap penumpang yang dapat menimbulkan kecelakaan dan hukuman bagi maskapai ganti rugi yang diserahkan oleh warisnya, dan ini sudah terlihat baik dalam prakteknya.

Memang pada dasarnya kasus-kasus mengenai pesawat udara secara detailnya jarang terlihat mencuat kemedia-media karena memang rahasia pihak pesawat khususnya dalam pencitraan memang betul-betul dijaga pihak perusahaan.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan harga tiket pesawat udara khususnya terhadap tarif batas atas dalam praktiknya masih ada pesawat udara yang melanggar aturan yang ditetapkan pemerintah, khususnya pada contoh diatas untuk kelas ekonomi penerbangan domestic.

Perlu ditekankan lagi pengawasan pemerintah agar pihak maskapai tidak ada yang melakukan kecurangan yang dapat merugikan pemakai jasa penerbangan/ konsumen, walaupun laporan kasus secara khusus jarang terjadi dikarenakan penumpang yang belum begitu tahu mengenai aturan tarif,

mudah-99

mudahan hal yang terjadi pada kasus Jakarta-medan dengan berpedoman kepada kepurusan mentri perhubungan Nomor 26 tahun 2010 tidak terulang lagi, walaupun ada aturan baru mengenai tiket pada putusan mentri tahun 2014, akan tetapi putusan mentri sebelumnya menguatkan pada putusan mentri tahun sebelumnya, memang secara aturan-aturan yang dibuat pemerintah sudah semakin membaik akan tetapi kontrol pemerintah yang masih kurang dalam mengatsi tindakan-tindakan kecurangan terutama pemerintah harus mengkontrol penetapan harga tiket di hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru serta hari libur lainnya, karena disini kesempatan baik itu maskapai langsung, trevel-trevel maupun agen-agen portal lainnya melakukan kecurangan.

99

A. Kesimpulan

Dari beberapa pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan sekaligus sebagai jawaban atas beberapa perumusan masalahyang penulis berikan.

1. Peraturan harga tiket pesawat di Indonesia sudah diatur oleh pemerintah baik

itu tarif batas atas maupun tarif batas bawah, penjelasan tarif lebih khusus meneliti tarif batas atas, sebagaimana dijelaskan beberapa peraturan diantaranya:

a. Dalam Keputusan Kementrian Perhubungan No. KM 36/2005 tentang Tarif Referensi Untuk Penumpang Angkutan Udara, diatur bahwa biaya operasi rata-rata angkutan udara per-penumpang per-KM Rp.376,00,- atau Rp. 338.386,00,- per-jam per-penumpang. Angka itu memang sekisar referensi bagi pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh maskapai penerbangan tersebut menetapkan tarif rendah akan tetapi tanpa mengurangi biaya keselamatan.

b. Keputusan yang telah ditetapkan bahwa dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM : 2 tahun 2014 tentang berdasarkan biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara

100

niaga berjadwal dalam Negri menetapkan bahwa dalam beberapa pasal di bawah ini :

(1) Biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak dan dibebankan kepada penumpang.

(2) Biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibedakan berdasarkan atas biaya tambahan untuk angkutan udara yang menyangkut pesawat udara jenis jet dan propeller.

(3) Besarnya biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sama untuk semua kelompok pelayanan yang diberikan oleh badan usaha angkutan udara.

(4) Pemberlakuan biaya tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat sementara.

c. Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Dijelaskan dalam pasal 1 ayat (6) : Tarif batas atas adalah harga jasa tertinggi/maksimum yang diijinkan diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga ber-Jadwal, yang dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak pertambahan nilai, iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/ tambahan (surcharge).

2. Peraturan penetapan harga tiket pada maskapai Garuda Indonesia sebenarnya

sama halnya dengan maskapai-maskapai udara yang lainnya seperti lion, air asia dan lain sebagainya, baik itu mengenai tarif batas atas, tarif batas bawah maupun tanggung jawab maskapai dalam bidang keselamatan, layanan dan yang lainnya, yang membedakan Garuda dengan pesawat lain hanya

mengenai izin perusahaan dikarenakan Garuda Indonesia pemerintah ikut serta dalam mengembangkannya seperti BUMN, sedangkan peraturan yang lainnya sama dengan maskapai udara lainnya karena pemerintah membuat aturan untuk semua maskapai khususnya penerbangan dalam negri. sebagaimana aturan-aturan mengenai tarif batas atas penumpang dijelaskan dalam aturan keputusan Mentri Perhubungan nomor 26 tahun 2010 mekanisme formulasi perhitungan penetapan tarif batas atas sebagaimana sudah dijelaskan di atas, peraturan ini berlaku untuk semua maskapai udara di Indonesia penerbanagn domestik.

Prinsip-prinsip penetapan harga tiket pesawat udara di Indonesia oleh maskapai Garuda Indonesia memiliki keaneka ragaman, Garuda

Indonesia memiliki beberapa prinsip, Prinsip Efficient & Effective, Prinsip

Loyalty, Prinsip Customer Centricity, Prinsip Honesty Dan Opennes dan Prinsip Integrity, prinsip- prinsip ini pada intinya memfokuskan kepada pelayanan terhadap para konsumen dan menjaga kenyamanan kualitas produk mereka dan menjaga harkat dan martabat serta menghindari dari perbuatan tercela agar citra mereka tetap terjaga.

3. Menurut Hukum bahwasanya pihak maskapai Garuda Indonesia melanggar

peraturan pemerintah, sebagaimana pemerintah melarang praktik dalam menetapkan harga melebihi yang diatur oleh pemerintah, hal ini di jelaskan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas

102

Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Begitu juga peraturan-peraturan lainnya yang menerapkan aturan mengenai tarif batas atas.

Maskapai Garuda Indonesia dalam menetapkan harga untuk kelas ekonomi tarif batas atas ditemukan penetapan tarif melebihi batas atas, walaupun memang biaya avture atau bahan bakar pesawat udara tidak stabil yang menimbulkan ketidak stabilan laba, dan pertimbangan kualitas garuda juga dengan pelayanan dan kenyamanan pesawat garuda Indonesia memang lebih mahal daripada kelas ekonomy pesawat udara yang lainnuya, akan tetapi pemerintah mengkontrol hal tersebut, sehingga maskapai udara tidak boleh menentukan tarif batas atas melebihi apa yang ditetapkan pemerintah.

Melihat dari peraturan yang telah ditetapkan pemerintah memang membuat pihak pesawat udara di Indonesian seperti terlalu mencampuri sehingga seperti terjadi pembatasan keuntungan, akan tetapi tujuan pemerintah melindungi masyarakat yang menggunakan jasa penerbangan apalagi penerbangan nasional, walaupun peran pemerintah dalam praktiknya masih banyak yang perlu dibenahi dan perlu lebih jauh mengkontrol sehingga tidak terjadi kecurangan dalam menetapkan tarif.

B. Saran-saran

Sebagai penutup dari kesimpulan di atas penulis di sini akan memberikan saran-saran terkait dengan perbaikan mengenai tarif batas atas khususnya kelas ekonomi:

1. Agar Pemerintah melakukan evaluasi dan meningkatkan aturan-aturan mengenai tarif dan membuat aturan yang membuat efek jera bagi pelaku dalam menentukan harga baik pihak maskapai pesawat udara maupun travel-travel yang ada, sehingga tidak mengurangi hak yang seharusnya diterima konsumen.

2. Agar badan pengawas khususnya dalam bidang pengawasan tarif lebih

ditingkatkan lagi agar tidak terjadi pelanggaran hokum oleh pihak pesawat udara khususnya pada waktu hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, idul adha, hari natal, tahun baru dan hari libur sekolah, Karena pada waktu hari besar pemintaan semakin banyak sehingga pihak maskapai terkadang menggunakan kesempatan ini dalam melakukan kecurangan.

3. Agar para konsumen lebih berhati-hati dalam membeli tiket pesawat

udara agar tidak menimbulkan kerugian, karena tiket sebuah kontrak jadi lebih berhati-hati baik itu dalam pemesanan, jenis tiketnya, biaya tambahannya dan biaya lainnya.

4. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan, khususnya terhadap tinjauan hokum dalam menetapkan harga tiket pada maskapai yang ada di Indonesia khususnya di hari besar,

104