• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Model Pemilihan Alternatif Strategi Promosi yang Tepat

STRATEGI BAURAN PROMOSI PRODUK MAHKOTA DEWA DI PT MAHKOTADEWA INDONESIA

7.2. Analisis Pemilihan Strategi yang Tepat

7.2.2. Analisis Model Pemilihan Alternatif Strategi Promosi yang Tepat

Alternatif strategi promosi yang tepat untuk dijalankan PT. MDI berdasarkan kendala dan pendukung yang ada. Faktor kendala adalah segala sesuatu yang datang dari dalam (internal) perusahaan ataupun ancaman dari pihak luar (eksternal) yang menyulitkan perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Faktor pendukung tersebut adalah perusahaan, produk, teknologi dan lembaga-lembaga pendukung. Sedangkan pendukung adalah segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam upaya pemilihan strategi promosi. Faktor

ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PROMOSI PRODUK MAHKOTA DEWA DI PT. MDI

Kendala Pendukung

SDM Dana Ifktr MU Psg SiR Produk Tekno

Jmlh Skill Upah LLP Prsh TPP Fslts Str Org RPjln Sifat Harga Fungsi Kmsan Brand Alt 3

Alt 2 Alt 4 Alt 5 Alt 1 PntD Awas Kpg Kpp Pta JrD Prm Mrk IjT SyP SQC TS Swt Pmt Tingkat 1 Fokus Tingkat 2 Dasar Pemilihan Tingkat 3 Kendala Dan Pendukung Tingkat 4 Sub Kendala dan Pendukung Tingkat 5 Alternatif Strategi

kendala antara lain: sumber daya manusia, dana, infrastruktur, mitra usaha, pesaing dan sistem regulasi.

Kendala dan pendukung tersebut dalam suatu sistem dianalisis dalam bentuk sebuah hierarki keputusan dengan lima tingkat. Dari hierarki tersebut dapat diketahui faktor pendukung dan faktor kendala yang paling mempengaruhi perusahaan dalam pemilihan strategi promosi, sedangkan pada tingkat 4, sub kendala dan sub pendukung yang paling mempengaruhi perusahaan. Kemudian pada tingkat 5 akan diperoleh alternatif strategi promosi yang paling tepat. Model hierarki keputusan pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk mahkota dewa PT. MDI dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Model hierarki keputusan pemilihan strategi promosi yang tepat untuk produk mahkota dewa PT. MDI.

Keterangan:

Tingkat 1= Fokus Analisis Pemilihan Strategi Promosi yang Tepat bagi PT. MDI

Tingkat 2 = Dasar Pemilihan Kendala : segala sesuatu baik yang datang dari dalam perusahaan atau ancaman dari luar perusahaan yang menghambat dan menyulitkan perusahaan dalam melakukan kegiatan promosi

Pendukung : segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam melakukan kegiatan promosinya. Tingkat 3 =

Kendala dan Pendukung

Kendala, terdiri dari: SDM = Sumber daya Manusia

Dana (finance) perusahaan yang tersedia untuk melakukan promosi Ifktr = Infrastruktur

Pta = Pemetaan (persyaratan) mitra usaha Psg = Pesaing

SiR = Sistem Regulasi (ijin) dikaitkan dengan target produksi Pendukung, terdiri dari:

Prsh = Perusahaan

Produk = keunggulan yang terdapat di dalam produk mahkota dewa

Tekno = Teknologi yang dimiliki perusahaan dalam hal processing serta peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan.

LLP = Lembaga-lembaga pendukung baik negeri maupun swasta Tingkat 4 =

Sub Kendala dan Pendukung

Sub kendala SDM, terdiri dari:

Jmlh = jumlah SDM yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi Skill = kemampuan atau kompetensi personel di lapangan

Upah = berkaitan dengan sistem pengupahan dan jumlah yang harus dikeluarkan untuk promosi. Sub kendala Dana, terdiri dari:

PntD = penetapan jumlah dana promosi

Awas = pengawasan (controlling) dana kegiatan promosi Sub kendala infrastruktur, terdiri dari:

Kpg = Kapasitas gudang perusahaan

Kpp = Kapasitas proses produksi yang dapat dilakukan perusahaan Sub kendala Mitra usaha, terdiri dari:

Pta = Pemetaan (persyaratan) mitra usaha perusahaan JrD = Jaringan distribusi produk mahkota dewa perusahaan Sub kendala Pesaing, terdiri dari:

Prm = Promosi pesaing yang dilakukan berbagai media promosi

Mrk = Merek-merek lain pesaing obat-obatan tradisional, terutama mahkota dewa Sub kendala sistem regulasi, terdiri dari:

IjT = masalah perijinan tempat

Syp = Kendala dalam persyaratan produk perusahaan Sub pendukung perusahaan, terdiri dari:

Fslts = Fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi Str Org = Struktur organisasi PT. MDI yang fleksibel dalam melakukan pekerjaan TPP = Target penjualan perusahaan berkaitan dengan anggaran promosi RPjln = Realisasi penjualan tahun sebelumnya

Sub pendukung produk, terdiri dari:

Sifat , produk mahkota dewa yang dapat dikonsumsi dan produk massa Harga, harga yang dapat dijangkau oleh semua segmen pasar Fungsi, produk mahkota dewa yang bersifat degeneratif Kmsan , kemasan produk yang menarik dan higienis

Brand, berkenaan dengan merek dan logo dari produk mahkota dewa Sub pendukung teknologi, terdiri dari:

SQC = Sistem Quality Control produksi perusahaan TS = Tools Support (peralatan atau perlengkapan pendukung) Sub pendukung lembaga-lembaga pendukung, terdiri dari: Pmt = Lembaga-lembaga pendukung pemerintah Swt = Lembaga-lembaga pendukung swasta Tingkat 5 = Alternatif Alternatif 1: tidak melakukan perubahan

Alternatif 2: menitikberatkan pada periklanan

Alternatif 3: menitikberatkan pada promosi penjualan kepada mitra usaha Alternatif 4: menitikberatkan pada pameran (humas) dan publisitas

Alternatif 5: menitik beratakan pada pemasaran langsung (direct selling) dan penjualan secara pribadi (personal selling)

7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal

Analisis pengolahan horizontal pada tingkat 2 menunjukkan bahwa faktor kendala yang dimiliki oleh PT. MDI lebih besar dibandingkan faktor pendukung. Kendala yang dimiliki oleh perusahaan dengan bobot sebesar 0,750, sedangkan pendukungnya sebesar 0,250. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kendala di perusahaan sangat mempengaruhi atau menghalangi perusahaan dalam pemilihan strategi promosi yang tepat yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Tabel 17. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 2 (Elemen Dasar Pemilihan)

Dasar Pemilihan Bobot Prioritas

Kendala 0.750 1

Pendukung 0.250 2

Rasio Inkonsistensi 0,0

Hasil pengolahan ini didapat dengan mengidentifikasi sejumlah kendala yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berasal dari pihak dalam (internal) maupun yang berasal dari luar (eksternal) perusahaan. Kendala tersebut antara lain sumberdaya manusia (SDM), infrastruktur, mitra usaha, pesaing, sistem regulasi dan dana. Namun perusahaan dapat mengoptimalkan pendukung yang ada seperti perusahaan, produk, teknologi, lembaga-lembaga pendukung, agar perusahaan dapat terus bersaing di pasaran.

Pada tingkat 3 terdapat kendala dan pendukung yang dimiliki perusahaan. Baik kendala maupun pendukung merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan alternatif strategi untuk produk mahkota dewa. Berdasarkan hasil analisis pengolahan horizontal pada tingkat ke 3 dapat diketahui bahwa kendala yang paling mempengaruhi adalah dana dengan bobot sebesar 0.321. Dana yang dimiliki PT. MDI terbatas untuk melakukan promosi, sehingga perusahaan tidak fleksibel menentukan kegiatan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan dalam industri obat-obatan tradisional (herbal). Sebagai perusahaan baru yang tergolong usaha kecil menengah (UKM), tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan promosi besar- besaran. Selain itu di dalam dana sendiri perusahaan juga mengalami kesulitan untuk menentukan jumlah dana promosi dan bagaimana pengawasan (controlling) dari dana promosi tersebut.

Selain dana yang menjadi kendala perusahaan, juga SDM dengan bobot sebesar (0,184). Kendala SDM mendapat prioritas kedua dalam pemilihan, disebabkan tidak cukupnya SDM yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Hal ini sangat penting berkaitan dengan berapa banyak karyawan yang dibutuhkan perusahaan dan kemampuan dari karyawan tersebut untuk melakukan jenis pekerjaan (job description) yang telah dirumuskan dalam kegiatan promosi. Disamping itu sistem pengupahan (kompensasi) yang harus ditetapkan perusahaan bagi setiap karyawannya akan menjadi pertimbangan tertentu ketika perusahaan akan melakukan kegiatan promosi.

Prioritas kendala ketiga perusahaan yaitu mitra usaha dengan bobot sebesar 0,142. Kualifikasi (persyaratan) yang dilberlakukan perusahaan kepada mitra usahanya cukup ketat. Kualifikasi yang cukup ketat membuat mitra usaha akan kesulitan dan tidak mau bergabung dengan PT. MDI. Disatu sisi, kualifikasi ini sangat baik bagi adanya tanggungjawab dari mitra usaha untuk mempromosikan produk mahkota dewa, sehingga dapat terjalinnya hubungan yang baik antara perusahaan dan mitra usaha. Namun kendala proses distribusi produk juga menjadi suatu hal yang sulit bagi mitra usaha, dilihat pelayanan (service) yang harus diberikan kepada konsumen. Perusahaan juga perlu memikirkan sistem pemetaan yang tepat agar mitra usaha yang mau bekerjasama semakin banyak. Dengan semakin banyaknya mitra usaha, tentu akan berpengaruh baik bagi proses distribusi produk dan kerjasama mitra usaha. Hal yang menjadi kendala keempat bagi PT. MDI adalah sistem regulasi dengan bobot sebesar 0,139. Sistem regulasi yakni berkenaan dengan ijin yang harus dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan UU Obat Tradisional, kemudian peryaratan produk yang harus dipenuhi dikaitkan dengan target produksi. Produk-produk mahkota dewa harus memenuhi persyaratan dari lembaga yang

berwenang (dalam hal ini POM) agar memperoleh ijin dalam memproduksi dan memasarkan produk mahkota dewa. Persyaratan produk untuk bagian produksi juga menjadi kendala perusahaan dalam pemilihan strategi promosi yang tepat, dimana bagian produksi harus menyesuaikan persyaratan produk mahkota dewa yang sesuai ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku pada saat ini.

Prioritas selanjutnya yang menjadi kendala adalah pesaing dengan bobot sebesar 0,115, dapat menghalangi perusahaan untuk pemilihan strategi promosi. Hal ini disebabkan kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh para pesaing dan semakin beragamnya merek-merek obat-obatan tradisional yang beredar di pasaran akan menghalangi perusahaan menetapkan kegiatan promosi. Kegiatan-kegiatan promosi pesaing dan semakin beragamnya merek- merek obat-obatan tradisional (herbal) mendorong konsumen untuk beralih kepada produk pesaing. Dengan memperhatikan pesaing diharapkan PT. MDI melakukan antisipasi terhadap pesaing dengan melakukan promosi yang tepat, sehingga konsumen dari produk mahkota dewa tidak beralih kepada produk pesaing.

Kendala terakhir yang harus diperhatikan oleh PT. MDI adalah infrastruktur (0,92) yakni sistem logistik yang ada di perusahaan. Sistem logistik perusahaan berhubungan dengan kapasitas gudang dan kapasitas produksi. Untuk kapasitas gudang yang terbatas, tidak memungkinkan perusahaan menyimpan bahan baku, peralatan dan perlengkapan bahkan produk-produk mahkota dewa dalam yang jumlah besar. Selain itu dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai produksi yang sesuai dengan target pemasaran atau kebutuhan konsumen akan produk mahkota dewa juga akan menghambat PT. MDI untuk melakukan kegiatan promosinya.

Tabel 18. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 3 (Elemen Kendala dan Pendukung)

Dasar Pemilihan Elemen Bobot Prioritas RI

Sumber Daya Manusia 0,184 2

Infrastruktur 0,098 6 Pemetaan 0,142 3 Pesaing 0,115 5 Sistem regulasi 0,139 4 Kendala Dana 0,321 1 0,05 Perusahaan 0,319 1 Produk 0,243 3 Teknologi 0,157 4 Pendukung Lembaga-lembaga pendukung 0,281 2 0,04

Berdasarkan susunan bobot dan prioritas dari hasil pengolahan horizontal antar elemen tingkat 3 diperoleh faktor pendukung dari pemilihan strategi promosi di perusahaan adalah elemen perusahaan dengan bobot sebesar 0,319. Elemen perusahaan itu sendiri mendapat prioritas terbesar dibandingkan elemen pendukung lainnya, disebabkan di dalamnya terdapat sub elemen antara lain fasilitas, struktur organisasi, reinvestasi, target penjualan dan realisasi penjualan. Sub-sub elemen sangat membantu perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Sedangkan elemen-elemen lain berturut-turut seperti lembaga-lembaga pendukung (0,281), produk (0,243), dan teknologi (0,157).

Elemen lembaga-lembaga pendukung mendapatkan prioritas kedua bagi perusahaan dengan bobot sebesar 0,281, karena keberadaan dari lembaga- lembaga pendukung tersebut banyak sekali membantu perusahaan untuk mempromosikan produknya kepada masyarakat. Lembaga-lembaga pendukung yang berasal dari pemerintah mendukung perusahaan melalui undangan kepada pameran-pameran. Melalui pameran-pameran tersebut PT. MDI dapat mempromosikan produk mahkota dewa dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

Lembaga-lembaga pemerintah tersebut antara lain Deptan, Deperindag, HAKI dan lain-lain, sedangkan lembaga-lembaga pendukung yang berasal dari swasta mendukung perusahaan dalam pengembangan produk dan perusahaan.

Prioritas ketiga dari pendukung yang dimiliki perusahaan adalah produk dengan bobot sebesar (0,243). Produk mahkota dewa dari PT. MDI memiliki beberapa keunggulan antara lain sifat, harga, fungsi, kemasan dan merek (brand image). Keunggulan dari sifat produk mahkota dewa adalah produk yang dapat langsung dikonsumsi dan produk massa. Harga produk dari beberapa jenis produk mahkota dewa dapat dijangkau oleh semua segmen pasar. Kemudian dari segi fungsi produk mahkota dewa yang bersifat degeneratif yang berarti dapat menyembuhkan penyakit yang tidak datang berulang-ulang. Selain itu produk mahkota dewa tidak berdiri sendiri, namun didukung pula dengan produk mahkota dewa lainnya. Hal inilah yang membedakan produk mahkota dewa dengan produk jamu yang ada. Dari segi kemasan yang dimiliki oleh mahkota dewa bersifat menarik dan higienis dibandingkan dengan produk-produk mahkota dewa lain yang ada dipasaran. Pendukung yang terakhir adalah merek (brand image) dari produk mahkota dewa yang merek PT. MDI dan logo Ning Harmanto yang mudah diingat oleh konsumen.

Teknologi (0,157) menjadi prioritas terakhir dari perusahaan dalam mendukung pemilihan strategi promosi. Teknologi merupakan salah satu elemen penting yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing yang ada dalam industri obat-obatan tradisional (herbal). Dari segi kemampuan perusahaan dalam hal pengolahan (processing) belum dapat ditiru oleh pesaing-pesaing mahkota dewa. Hal ini didukung dari manajemen produksi yang baik dalam perancangan sistem dan pengawasan (controling) dari penerimaan bahan baku hingga pengolahan bahan jadi.

Tabel 19. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 4 (Elemen Sub Kendala dan Sub Pendukung)

Elemen Sub Elemen Bobot Prioritas RI

Jumlah 0,240 2

Kompetensi 0,550 1

SDM

Sistem Pengupahan 0,210 3

0,02

Penentuan jumlah dana 0,833 1

Dana Pengawasan dana 0,167 2 0,0 Kapasitas gudang 0,167 2 Infrastruktur Kapasitas produksi 0,833 1 0,0 Kualifikasi (persyaratan) 0,750 1 Mitra Usaha

Pemetaan (jalur distribusi) 0,250 2

0,0

Promosi pesaing 0,333 2

Pesaing

Semakin beragamnya merek 0,667 1

0,0 Perijinan tempat 0,667 1 Sistem regulasi Persyaratan produk 0,333 2 0,0 Fasilitas 0,354 1 Struktur Organisasi 0,150 4 Reinvestasi 0,162 3 Target Penjualan 0,190 2 Perusahaan Realisasi Penjualan 0,143 5 0,02 Sifat 0,174 4 Harga 0,193 3 Fungsi 0,264 1 Kemasan 0,168 5 Produk

Merek (brand image) 0,201 2

0,04

Sistem quality control 0,833 1

Teknologi

Tools support 0,167 2

0,0

Lembaga pemerintah 0,833 1

Lembaga-lembaga

pendukung Lembaga swasta 0,167 2

0,0

Hasi pengolahan antar elemen pada tingkat 4 yaitu sub elemen kendala menunjukkan prioritas pada kompetensi SDM dari perusahaan dengan bobot sebesar 0,550. Hal ini disebabkan kompetensi SDM dari PT. MDI dirasakan masih kurang. Oleh sebab itu perusahaan kesulitan dalam menentukan kegiatan promosi yang sesuai dengan kompetensi SDM yang mereka miliki. Kendala dalam kompetensi SDM dapat minimalisasi dengan pelatihan yang telah dilakukan perusahaan atau dengan mengirimkan karyawan untuk pelatihan. Sub kendala kedua yang menjadi prioritas perusahaan adalah jumlah SDM (0,240). Dengan terbatasnya jumlah SDM yang tersedia di perusahaan, maka perusahaan kekurangan personel untuk melakukan kegiatan promosi. Kendala

terbatasnya jumlah SDM dipengaruhi oleh juga faktor dana yang dimiliki perusahaan. Sedangkan untuk prioritas terakhir adalah sistem pengupahan dengan bobot 0,210. Sistem pengupahan akan menyulitkan perusahaan ketika mereka melakukan kegiatan promosi yaitu seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk personel lapangan pada saat kegiatan promosi berlangsung. Sub kendala penentuan jumlah dana merupakan bobot terbesar dalam elemen kendala dana dengan bobot sebesar 0,833. Penentuan jumlah dana merupakan hal penting yang harus dihadapi perusahaan agar dapat mencapai tujuan promosinya. Apabila penentuan dana promosi dapat dilakukan dengan baik, maka tujuan promosi perusahaan dapat tercapai. Selain itu penentuan dari jumlah dana promosi juga tergantung dari metode yang digunakan oleh perusahaan. Oleh sebab itu sub kendala penentuan jumlah dana promosi lebih diprioritaskan dibanding dengan pengawasan (controlling) dana promosi dengan bobot hanya 0,167.

Gambar 17. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 3 (Elemen Kendala)

Infrastruktur merupakan elemen kendala dari upaya pemilihan strategi promosi yang terdiri dari kapasitas gudang dan kapasitas produksi. Sub elemen kendala kapasitas produksi mendapat prioritas lebih tinggi dengan bobot 0,833 dibandingkan sub elemen kendala kapasitas gudang (0,167). Hal ini didorong

0.098 0.321 0.184 0.142 0.115 0.139 SDM Infrastruktur pemetaan pesaing sistem regulasi dana

dengan adanya target dari bagian pemasaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen akan permintaan akan produk mahkota dewa. Oleh sebab itu kendala kapasitas produksi perusahaan mendapat prioritas kendala yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas gudang.

Sub elemen kendala dari kualifikasi (persyaratan) mitra usaha mendapat bobot terbesar yaitu 0,750, sedangkan untuk pemetaan (jalur distribusi) hanya sebesar 0,250. Kualifikasi (persyaratan) mitra usaha mendapat bobot terbesar disebabkan keinginan perusahaan sendiri untuk memiliki hubungan baik dengan konsumen. Perusahaan mengharapkan mitra usaha tidak hanya sekedar menjual produk-produk mahkota dewa, namun juga sebagai konsultan bagi para penderita penyakit. Selain itu perusahaan juga menginginkan agar memiliki hubungan yang baik dengan mitra-mitra usahanya. Oleh sebab itulah perusahaan lebih memprioritaskan kualifikasi (persyaratan) mitra usaha dibandingkan dengan pemetaan (jalur distribusi).

Semakin beragamnya merek-merek produk tradisional terutama produk mahkota dewa merupakan sub kendala terbesar yang menghalangi upaya perusahaan untuk memilih strategi promosi. Bobot bagi sub kendala tersebut adalah 0,667, sedangkan sub kendala promosi pesaing hanya 0,333. Dengan semakin beragamnya merek-merek produk kesehatan tradisional akan mendorong konsumen dari produk mahkota dewa perusahaan akan beralih kepada produk-produk kesehatan tradisional yang lain. Hal ini akan mengancam posisi perusahaan di pasaran obat-obatan tradisional.

Sub kendala perijinan tempat mendapat bobot sebesar 0,667, sedangkan sub kendala persyaratan produk 0,333. Perusahaan lebih memprioritaskan sub kendala perijinan tempat disebabkan usaha-usaha kegiatan promosi perusahaan terkadang kesulitan untuk memperoleh perijinan tempat. Hal ini disebabkan baik ketentuan yang berlaku maupun tarif yang ditetapkan untuk melakukan promosi

di tempat yang bersangkutan. Sedangkan pada sub kendala persyaratan produk dianggap kurang berpengaruh bagi perusahaan, disebabkan sejumlah penelitian dan pengembangan produk perusahaan yang telah mendapat ijin untuk layak dikonsumsi oleh pemerintah.

Dari elemen pendukung perusahaan, sub elemen fasilitas menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,354. Fasilitas di perusahaan menjadi pendukung perusahaan dalam memilih kegiatan promosi, disebabkan tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk kegiatan promosi seperti komputer, kendaraan dan lain-lain. Kemudian sub elemen lain adalah target penjualan perusahaan (0,190). Target penjualan akan terkait dengan anggaran yang tersedia bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Semakin besar target penjualan, maka semakin besar dana yang tersedia untuk promosi, demikian juga sebaliknya.

Gambar 18. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar Elemen pada Tingkat 3 (Elemen Pendukung)

Prioritas ketiga sub elemen pendukung adalah reinvestasi. Reinvestasi ini berkenaan dengan kesediaan pemilik (owner) dalam memberikan modal untuk kegiatan promosi. Semakin besar pemilik (owner) untuk memberikan dukungan modal, maka semakin besar kesempatan untuk memilih kombinasi kegiatan promosi untuk PT. MDI. Struktur organisasi menjadi prioritas perusahaan yang

0.281 0.157 0.243 0.319 perusahaan produk teknologi lembaga-lembaga pendukung

keempat dengan bobot sebesar 0,150. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan adanya kerjasama yang fleksibel masing-masing personel perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan memungkinkan PT. MDI untuk menyusun suatu strategi promosi.

Sub elemen terakhir pendukung perusahaan adalah realisasi penjualan (0,143). Realisasi penjualan di perusahaan cukup penting dalam menyusun strategi promosi, disebabkan apabila perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan sebelumnya, maka kepercayaan perusahaan untuk melakukan promosi akan semakin besar. Realisasi penjualan ini juga terkait dengan anggaran yang akan perusahaan sediakan untuk promosi. Apabila perusahaan mampu mencapai target penjualan, maka anggaran yang perusahaan untuk kegiatan promosi akan semakin besar pula.

Sub elemen produk terdiri dari sifat, harga, fungsi, kemasan, dan merek. Hasil pengolahan antar sub elemen pendukung produk maka prioritas terdapat pada fungsi produk mahkota dewa itu sendiri dengan bobot sebesar 0,264. Kemudian prioritas selanjutnya berturut-turut adalah merek (brand image) (0,201), harga (0,193), sifat (0,174) dan kemasan (0,168). Sub elemen fungsi produk menjadi prioritas pertama disebabkan produk mahkota dewa sendiri memiliki keunikan tersendiri dibandingkan obat herbal yang lain. Produk mahkota dewa yang berfungsi degeneratif merupakan keunggulan dari produk mahkota dewa. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung PT. MDI untuk melakukan promosi kepada masyarakat. Merek dari produk mahkota dewa merupakan prioritas kedua dari sub pendukung produk. Merek dari produk mahkota dewa sendiri adalah ”Mahkota Dewa” dan logo ”Ning Harmanto”. Harapan perusahaan melalui merek ini dapat membantu konsumen dalam mengingat dan mengenali produk mahkota dewa.

Prioritas ketiga yaitu harga merupakan langkah promosi perusahaan dengan menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh semua segmen pasar. Bobot 0,174 pada sifat menunjukkan bahwa produk mahkota dapat dikonsumsi oleh konsumen secara luas, asalkan menggunakan dosis yang tepat sesuai anjuran yang tertera atau bimbingan konselor (dokter pembimbing). Sifat dari produk mahkota dewa yang tidak tunggal, namun juga didampingi dengan produk mahkota dewa yang lain. Kemudian kemasan merupakan prioritas terakhir bagi perusahaan dalam pemilihan strategi promosi. Kemasan produk mahkota dewa sendiri lebih baik dibandingkan para pesaingnya.

Sistem quality control mendapat prioritas pertama dengan bobot 0,833, sedangkan tools support hanya sebesar 0,167. Sistem quality control yang telah ditetapkan perusahaan dalam proses produksi sudah cukup baik. Dengan sistem tersebut akan menghasilkan produk dengan mutu (kualitas) yang baik, sehingga merupakan pendukung perusahaan dalam upaya pemilihan strategi promosi di perusahaan. Produk yang dihasilkan dengan mutu (kualitas) yang baik akan disukai oleh konsumen.

Lembaga-lembaga pendukung perusahaan terdiri dari lembaga pendukung pemerintah dan lembaga swasta. Lembaga pemerintah mendapat bobot sebesar 0,833, sedangkan lembaga pendukung swasta hanya sebesar 0,167. Lembaga pemerintah mendapat bobot prioritas yang terbesar dibandingkan dengan lembaga swasta, disebabkan perusahaan banyak mendapat dukungan dalam penelitian dan pengembangan produk dari lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah juga banyak membantu perusahaan dalam mensosialisasikan produk mahkota dewa kepada masyarakat dengan mengajak perusahaan untuk mengikuti pameran-pameran yang dilaksanakannya agar perusahaan dapat mempromosikan produk mahkota dewa kepada masyarakat.

Pemilihan alternatif strategi yang dipilih perusahaan didasarkan pada susunan bobot prioritas hasil pengolahan horizontal antar elemen tingkat 5 (elemen alternatif strategi promosi). Alternatif strategi promosi tersebut antara lain: alternatif 1; tidak melakukan perubahan, alternatif 2; menitikberatkan pada periklanan, alternatif 3; menitikberatkan pada promosi penjualan kepada mitra usaha, alternatif 4; menitikberatkan pada pameran (humas) dan publisitas,